Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

kategori stres berat kelompok usia 20 tahun memiliki angka terbesar, yaitu 4 orang 50,0. Jika dilihat dari segi angkatan responden, angkatan 2013 paling banyak yang tidak mengalami stres dibandingkan angkatan lain, yaitu 21 orang mahasiswa angkatan 2013 38,9. Untuk stres ringan paling banyak dialami oleh angkatan 2012, yaitu 6 orang mahasiswa angkatan 2012 54,5. Untuk stres sedang paling banyak dialami oleh angkatan 2011 dan 2012, yaitu 4 orang mahasiswa angkatan 2011 44,4 dan 4 orang mahasiswa angkatan 2012 44,4. Dan untuk stres berat paling banyak dialami oleh angkatan 2011, yaitu 4 orang mahasiwa angkatan 2011 50,0.

5.2. Pembahasan

Berdasarkan Fisher’s Exact Test yang telah dilakukan dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa tidak temukan hubungan antara frekuensi olahraga dengan tingkat stres. Hal ini berbeda dengan beberapa penelitian yang mengatakan bahwa olahraga memiliki efek langsung terhadap tingkat stres seseorang seperti penelitian yang dilakukan oleh Dr. P. B. Rokade pada tahun 2011 yang dilakukan kepada olahragawan mengatakan bahwa pengeluaran hormon endorfin saat berolahraga dapat membantu menurunkan tingkat stres. Penelitian yang dilakukan oleh Chanudda Nabkasorn pada tahun 2005 terhadap wanita dengan gejala depresi juga mengatakan bahwa olahraga yang rutin dapat memperbaiki keadaan depresi dan meningkatkan mood. Selain itu penelitian oleh Yael Netz pada tahun 2012 terhadap lansia mengatakan bahwa olahraga rutin memiliki dampak yang signifikan terhadap keadaan umum lansia baik dari segi kesehatan jasmani maupun rohani. Beberapa penyebab perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian- penelitian sebelumnya kemungkinan karena perbedaan sampel yang diteliti, metode penelitian yang digunakan, faktor penentu lain dan perbedaan respon masing-masing individu terhadap stresor yang diterimanya. Sampel dengan gejala depresi terbukti merespon olahraga sebagai metode perbaikan stres Universitas Sumatera Utara lebih baik daripada sampel tanpa gejala depresi. Penelitian yang bersifat cohort dengan jumlah populasi yang lebih besar memungkinkan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dibandingkan penelitian yang bersifat cross sectional. Jika dilihat dari jenis kelamin, berdasarkan tabel 5.3 pada umumnya laki- laki lebih aktif berolahraga dibandingkan perempuan yang kurang aktif berolahraga namun pada tabel 5.4 dapat dilihat perempuan lebih banyak mengalami stres berat daripada laki-laki sedangkan laki-laki lebih banyak mengalami stres sedang daripada perempuan. Sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat membuktikan apakah faktor jenis kelamin mempengaruhi tingkat stres seseorang, namun jenis kelamin mempengaruhi bagaimana tingkah laku individu bereaksi terhadap stres. Penelitian yang dilakukan oleh Siren Haugland, Bente Wold dan Torbjoern Torsheim pada tahun 2003 kepada remaja laki-laki dan perempuan mengatakan bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi kemampuan seseorang mengatasi stres. Dalam penelitian yang sama juga mengatakan bahwa kegiatan pengalih perhatian seperti olahraga dan hobi lainnya merupakan faktor penentu yang lebih berpengaruh terhadap penanggulangan stres. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian melihat angka yang menunjukkan laki-laki lebih aktif berolahraga dan memiliki angka kejadian stres berat yang lebih kecil daripada perempuan yang kurang aktif berolahraga. Jika dilihat dari segi usia, usia responden pada penelitian ini adalah 18-22 tahun. Usia dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi bagaimana seseorang mengatasi stres. Dalam hal ini pengalaman hidup dan lingkungan sekitar merupakan faktor yang erat hubungannya dengan usia, seperti bagaimana remaja masih dalam lingkungan sekolah sedangkan orang dewasa sudah dalam lingkungan kerja. Dalam penelitian ini mayoritas dari responden yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tidak mengalami stres. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai aspek seperti latar belakang pendidikan, hobi, kemampuan bersosialiasi, dan kemampuan setiap individu untuk mengatasi stres CMHA, 2009. Oleh karena itu hasil Universitas Sumatera Utara penelitian dapat menunjukkan hasil yang berbeda bila dilakukan kepada kelompok populasi yang lainnya. Penelitian oleh Peter Hassmen, Natalie Koivula dan Antti Uutela pada tahun 2000 menunjukan bahwa remaja dan dewasa muda baik laki-laki maupun perempuan lebih sedikit yang rutin berolahraga dibandingkan orang dewasa. Peneliti dalam penelitian tersebut memprediksi bahwa hal ini lebih dipengaruhi oleh faktor usia dibandingkan waktu luang yang tersedia. Remaja dan dewasa muda pada umumnya memiliki waktu luang yang lebih banyak daripada orang dewasa yang bekerja, namun banyak remaja dan dewasa muda yang tidak memprioritaskan olahraga sebagai kegiatan untuk mengisi waktu luang dibandingkan orang dewasa yang sudah lebih berpengalaman. Hal ini sesuai dengan hasil yang menunjukan bahwa mahasiswa usia 18-22 tahun pada umumnya kurang aktif berolahraga. Beberapa penelitian yang dilakukan pada mahasiswa kedokteran di Pakistan menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki banyak cara untuk mengatasi stres. Pada peringkat pertama, mereka lebih memilih menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman mereka untuk mengatasi stres. Pada peringkat kedua, mereka memilih untuk tidur atau beristirahat. Pada peringkat ketiga, mereka memilih untuk mendengarkan musik sebagai cara untuk menenangkan pikiran. Olahraga berada pada peringat keempat sebagai pilihan mahasiswa untuk mengatasi stres Shaikh et al., 2004. Jika dilihat dari segi angkatan, pada tabel 5.4 dapat dilihat pada hasil penelitian bahwa mahasiswa angkatan 2011 memiliki tingkat stres tertinggi diikuti oleh mahasiswa angkatan 2012 kemudian mahasiswa angkatan 2013. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di India pada kalangan mahasiswa yang mengatakan bahwa kegiatan akademik seperti kelas, tugas, ujian dan lain-lain merupakan salah satu stresor yang memiliki dampak besar terhadap tingkat stres seorang mahasiswa Waghachavare et al., 2013. Mahasiswa angkatan 2011 memiliki tingkat stres tertinggi dapat dihubungkan dengan kegiatan akademik yang sedang dan akan dihadapi seperti KTI dan ujian. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan: 1. Tidak ada hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013 p 0,05. 2. Mayoritas mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013 kurang aktif berolahraga. 3. Mayoritas mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013 tidak mengalami stres.

6.2. Saran

1. Merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan metode penelitian lain atau meneliti kelompok populasi lain untuk hasil yang lebih akurat. 2. Merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat stres dan tidak hanya diukur dari segi kebiasaan berolahraga. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Olahraga Dan Aktivitas Harian Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011, 2012 Dan 2013

0 3 96

Hubungan Olahraga Dan Aktivitas Harian Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011, 2012 Dan 2013

0 0 12

Hubungan Olahraga Dan Aktivitas Harian Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011, 2012 Dan 2013

0 0 2

Hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013

0 1 12

Hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013

0 0 2

Hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013

1 1 4

Hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013

0 0 9

Hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013

0 1 4

Hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013

1 1 16

Hubungan Frekuensi Olahraga dengan Tingkat Dismenore pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2011 dan 2012

0 2 18