Teknik Pengumpulan Data Hasil penelitian

Uji reliabilitas telah dilakukan pada 30 orang sesuai dengan Riwidikdo 2008 pada pasien diabetes melitus rawat jalan di rumah sakit Pirngadi Medan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan analisis Cronbach Alpha α menggunakan program SPSS Statistical Package for Social Sciences versi 16.00. Nilai α yang diperoleh adalah 0.935. Instrumen dikatakan reliabil jika memberikan nilai α diantara 0,7 - 0,95 Tavakol Dennick, 2011.

4.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di Poli Klinik Penyakit Dalam rumah sakit Pirngadi Medan. Metode pengumpulan data yang dilakukan terhadap responden dengan menggunakan kuisioner. Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti memperoleh surat izin pelaksanaan penelitian dari Fakultas Keperawatan USU dan Rumah Sakit Pirngadi Medan. Pada saat pengumpulan data peneliti menjelaskan waktu, tujuan, manfaat, dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada calon responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani lembar persetujuan. Responden yang bersedia diberi lembar kuesioner dan diberikan waktu lebih kurang 15 menit dan diberi kesempatan bertanya apabila ada pernyataan yang tidak atau kurang dipahami.

4.7 Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, data segera dianalisa melalui beberapa tahap. Pertama, peneliti melakukan editing atau memeriksa kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi. Selanjutnya data diberi kode coding untuk mempermudah tabulasi dan analisa data yang telah dikumpulkan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Universitas Sumatera Utara Microsoft excel dan SPSS Statistical Package for Social Sciences versi 16.00 untuk mengetahui data demografi dan status AHS pasien DM. Data demografi dan AHS akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil penelitian

Pada Bab ini akan di uraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai aktivitas hidup sehari-hari pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Pirngadi Medan. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 15 April sampai 15 Juni 2013, dengan jumlah responden sebanyak 118 orang. Responden dalam penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus yang melakukan rawat jalan di Poli Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Pirngadi Medan. 5.1.1 Karakteristik Responden Pada hasil penelitian akan diuraikan tentang gambaran data demografi 118 responden yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan lama menderita diabetes mellitus. Selain data demografi, diuraikan juga aktivitas hidup sehari-hari pasien diabetes mellitus di Poli Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Pirngadi Medan. Tabel 5.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden paruh baya dengan usia antara 39-60 tahun 64.4 , dengan jenis kelamin sebagian besar responden adalah wanita 69 . Latarbelakang pendidikan responden mayoritas adalah Perguruan tinggi 38 . Responden sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga 27 , dan lama menderita Diabetes melitus terbanyak selama 1 – 5 tahun 39 . Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden di Poli Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Pirngadi Medan n = 118. No. Karakteristik Responden Frekuensi Responden Persentase 1. Usia a. 39 – 60 b. 61 - 81 76 42 64.4 35.6 2. Jenis Kelamin a. Wanita b. Pria 81 37 69 31 3. Pendidikan Terakhir a. Tidak Sekolah b. SD c. SMP d. SMA e. Perguruan Tinggi 6 15 13 39 45 5 13 11 33 38 4. Pekerjaan a. PNSABRI b. Swasta c. Wiraswasta d. Pensiunan e. Ibu Rumah Tangga f. Mahasiswa g. Dll 24 9 16 27 32 20 8 14 23 27 Universitas Sumatera Utara - 10 8 4. Lama Menderita a. 1 – 5 tahun b. 6 – 10 tahun c. 11 – 15 tahun d. 16 – 20 tahun e. 21 – 25 tahun f. 26 – 30 tahun 46 44 15 6 5 2 39 37 13 5 4 2 5.1.2 Aktivitas Hidup Sehari-hari Pasien Diabetes Melitus Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Poli Klinik Endokrin Rumah Sakit Pirngadi Medan mengenai aktivitas hidup sehari-hari pasien diabetes melitus diketahui bahwa lebih dari setengah pasien mengalami gangguan ringan yaitu sebanyak 76,3 dengan skor 1 – 30, gangguan sedang sebanyak 23.7 responden dengan skor 31 - 60 dan tidak ada pasien yang memiliki aktivitas hidup sehari-hari baik dan berat. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Aktivitas Hidup Sehari-hari Pasien Diabetes Melitus di Poli Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Pirngadi Medan n = 118. No. Aktivitas Hidup Sehari-hari Skor Frekuensi Persentase 1. Baik 2. Ringan 1-30 90 76.3 Universitas Sumatera Utara 3. Sedang 31-60 28 23.7 4. Berat 61-90 Tabel 5.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden mengalami gangguan aktivitas hidup sehari-hari dasar ringan sebanyak 84 responden 71, diikuti dengan gangguan aktivitas hidup sehari-hari dasar sedang sebanyak 32 responden 27, 1 orang 1 responden mengalami gangguan aktivitas hidup sehari-hari kategori berat dan 1 orang 1 responden mengalami gangguan aktivitas hidup sehari-hari kategori baik. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Aktivitas Hidup Sehari-hari Dasar Pasien Diabetes Melitus di Poli Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Pirngadi Medan n = 118. No. Aktivitas Hidup Sehari-hari Skor Frekuensi Persentase 1. Baik 1 1 2. Ringan 1-12 84 71 3. Sedang 13-24 32 27 4. Berat 25-36 1 1 Tabel 5.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden mengalami gangguan aktivitas hidup sehari-hari instrumental ringan sebanyak 94 responden 80, diikuti dengan gangguan aktivitas hidup sehari-hari instrumental sedang sebanyak 23 responden 19, 1 orang 0.8 responden mengalami gangguan aktivitas Universitas Sumatera Utara hidup sehari-hari kategori berat dan tidak terdapat responden dengan yang tidak mengalami gangguan aktivitas hidup sehari-hari. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Aktivitas Hidup Sehari-hari Pasien Diabetes Melitus Instrumental di Poli Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Pirngadi Medan n = 118. No. Aktivitas Hidup Sehari-hari Skor Frekuensi Persentase 1. Baik 2. Ringan 1-18 94 80 3. Sedang 19-36 23 19 4. Berat 37-54 1 1 Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Pirngadi Medan diperoleh data lampiran distribusi frekuensi aktivitas hidup sehari-hari pasien diabetes melitus. Dilihat dari AHS dasar mandi 59,3 responden menyatakan mampu mandi tanpa bantuan orang lain. AHS dasar eliminasi dan toilet hygiene 68,6 responden menyatakan mampu mengontrol keinginan untuk buang air kecil atau buang air besar, namun harus segera ke kamar mandi ketika merasakan keinginan untuk buang air. Selanjutnya, 71,2 responden mampu menggunakan alat-alat untuk membersihkan diri setelah buang air kecil atau besar. Sebanyak 72 responden mampu memakai pakaian tanpa bantuan orang lain berdasarkan AHS dasar berpakaian, untuk AHS dasar makan 61,9 responden mempu mengunyah dan menelan makanan secara bergantian. Selanjutnya, AHS dasar perawatan personal hygiene menunjukkan 53,4 mampu Universitas Sumatera Utara menggunakan perlengkapan seperti pisau cukur, pinset atau lotion, 63,6 mampu mencuci rambut tanpa bantuan orang lain, namun 54,2 mengalami kelambatan dalam melakukan perawatan kuku kaki dan tangan, 67,8 responden mampu menyikat gigi tanpa bantuan orang lain. Data AHS dasar aktivitas seksual menunjukkan 36.4 responden tidak lagi melakukan aktivitas seksual bersama pasangan. Data AHS dasar mobilitas fungsional menunjukkan 53,4 responden mampu berpindah dari satu tempat ketempat lain tanpa bantuan, sedangkan 34,7 responden mengalami kelambatan dalam memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain. 93,2 responden mampu mengirimkan informasi kepada orang lain berdasarkan AHS instrumental manajemen komunikasi dan 86,4 responden mampu memahami informasi yang mereka terima. Data AHS instrumental akses komunitas menunjukkan 48,3 responden mampu menggunakan alat trasnportasi seperti angkot, bus, ojek, becak, taksi atau alat transportasi lain. Untuk AHS instrumental manajemen dan penataan rumah diketahui bahwa 28.8 responden mampu memelihara barang pribadi, rumah tangga dan lingkungan sekitar seperti rumah, halaman, kebun, alat-alat rumah tangga dan kendaraan. Dilihat dari AHS instrumental manajemen pemeliharaan dan kesehatan diperoleh data 37,3 responden mampu berolahraga namun dengan frekuensi kurang dari 3 kali seminggu, selanjutnya 47,5 responden mampu mengurangi sikap yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit seperti makan makanan sepat saji, indomie, merokok atau minum-minuman keras dan 94.9 responden mampu mengingat kapan harus minum obat. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan AHS instrumental menyiapkan makanan 67,8 responden mampu menyiapkan makanan mengambil piring atau gelas dan memasukkan makanan atau minuman kedalamnya, 37.3 selalu makan dengan porsi seimbang sedangkan 37,3 sering makan dengan porsi seimbang, dan 67.8 responden mampu mencuci alat yang digunakan setelah makan. untuk AHS instrumental kegiatan keagamaan 77,1 responden mampu melakukan ibadah secara mandiri dan 74.6 ikut dalam acara keagamaan seperti ceramah atau acara di gereja. Berdasarkan AHS instrumental pemeliharaan keselamatan dan emergensi 73.7 responden mampu melakukan tatacara pencegahan untuk menciptakan lingkungan yang aman seperti mengunci pintu atau mematikan kompor dan 29.7 tidak mampu melakukan pertolongan pertama untuk mengurangi ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan misalnya jika terjadi kebakaran. Selanjutnya, 93.2 responden mampu memilih barang yang ingin dibeli dan 89 mampu memberikan dan menerima kembalian dengan jumlah yang tepat.

5.2 Pembahasan