commit to user
47
BAB II DESKRIPSI WILAYAH
A. Gambaran Umum
1. Kota Surakarta
Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan “Kota Solo” secara umum memang dataran rendah dan berada diantara pertemuan
Sungai Pepe, Sungar Anyar, Sungai Jenes yang kesemuanya bermuara di Sungai Bengawan Solo, yang mempunyai ketinggian kurang lebih
92 meter di atas permukaan air laut dan terletak antara 110°45’15”- 110°45’35” Bujur Timur, 70°36’00”-70°56’00” Lintang Selatan. Kota
Surakarta terletak di Propinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Tengah bagian selatan dan merupakan daerah perhubungan antara propinsi Jawa
Tengah – Jawa Timur dan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan keadaan mobilitas masyarakat yang tinggi.
Berbicara tentang letak daerah Surakarta, sebenarnya kota ini sangat strategis. Hal ini dikarenakan kota Surakarta sendiri
merupakan jalur utama transportasi ke beberapa kota besar di Pulau Jawa. Kota – kota tersebut antara lain adalah Semarang, Yogyakarta
commit to user
48 dan Surabaya. Karena kota Surakarta yang strategis maka
perkembangan kota ini memicu kegiatan ekonomi di berbagai sudut kota kecil disekitar wilayahnya antara lain Boyolali, Klaten, Sragen,
Sukoharjo, Karanganyar dan Wonogiri. Kotamadya Surakarta dibatasi oleh :
a. Sebelah
Utara berbatasan
dengan Kabupaten
Karanganyar dan Kabupaten Boyolali b.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karangnanyar
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo
dan Kabupaten Karanganyar Dengan 51 Kelurahan, 595 RW dan 2.669 RT yang bergabung
dalam 5 Kecamatan yaitu : Kecamatan Banjarsari 33 dari luas wilayah secara keseluruhan, Kecamatan Jebres 29, Kecamatan
Laweyan 20, Kecamatan Pasar Kliwon 11 dan Kecamatan Serengan 7. Kelima Kecamatan dan 51 Kelurahan tersebut adalah :
a. Kecamatan Laweyan : Pajang, Laweyan, Bumi, Panularan,
Penumping, Sriwedari, Purwosari, Sondakan, Kerten, Jajar dan Karangasem.
commit to user
49 b.
Kecamatan Serengan : Danukusuman, Serengan, Tipes, Kratonan, Jayengan dan Kemlayan
c. Kecamatan Pasar Kliwon : Joyontakan, Semanggi, Pasar
Kliwon, Gajahan, Baluwarti, Kampung Baru, KedungLumbu, Sangkrah, dan Kauman.
d. Kecamatan Jebres : Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan,
Sudiroprajan, Gandekan, Kampung Sewu, Pucang Sawit, Jagalan, Purwodiningratan, Tegalharjo, Jebres, Mojosongo.
e. Kecamatan Banjarsari : Kadipiro, Nusukan, Gilingan,
Stabelan, Kestalan,
Keprabon, Timuran,
Ketelan, Punggawan,
Mangkubumen, Manahan,
Sumber dan
Banyuanyar. Untuk lebih jelasnya perhatikan table dibawah ini :
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Surakarta
No Kecamatan
Luas Wilayah km2
1 Laweyan
8,64 2
Serengan 3,19
3 Pasar Kliwon
4,82 4
Jebres 12,58
5 Banjarsari
14,81 TOTAL
44,04
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta
commit to user
50 Data kependudukan menurut catatan Surakarta dalam angka tahun
2007 adalah ; berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2007 penduduk kota Surakarta mencapai 515.372 jiwa, dengan kepadatan
penduduk rata-rata 12.827 jiwakm2. dari luasan wilayah kota Surakarta yang hanya 44,04 km2 menunjukkan bahwa kota ini merupakan kota yang
padat penduduk. Untuk dibidang kesehatan, kota Surakarta nampaknya sudah
mengalami peningkatan. Derajad kesehatan penduduk merupakan salah satu indikator kualitas SDM. Indikator utama derajad kesehatan penduduk
adalah angka harapan hidup, angka kematian bayi lahir AKB dan angka kematian ibu melahirkan AKI. Angka rata-rata harapan hidup 65 tahun
bagi pria dan 67 tahun bagi wanita. Angka kematian bayi lahir AKB 5,42 per seribu kelahiran dan angka kematian ibu melahirkan AKI 0,43 per
seribu kelahiran. Selain itu status gizi baik telah mencapai 91,8 . Meningkatnya angka harapan hidup serta rendahnya AKB dan AKI
tersebut mencerminkan keberhasilan program kesehatan dan gizi daerah. Kondisi ini sangat kondusif bagi kelangsungan pembangunan pada era
otonomi daerah. 2.
Kecamatan Jebres Secara umum, Kecamatan Jebres berada di pinggiran Kota
Surakarta tepatnya di daerah paling timur. Kecamatan ini mempunyai
commit to user
51 luas wilayah 29 dari total keseluruhan luas wilayah kota surakarta.
Kecamatan Jebres ini berjarak sekitar 5 Km dari pusat Kota Surakarta. Salah satu kelurahan di kecamatan Jebres adalah Kelurahan
Mojosongo, dan di kelurahan inilah penelitian ini dilakukan. 3.
Profil Kelurahan Mojosongo a.
Kondisi Geografis i.
Letak Daerah Kelurahan Mojosongo Kelurahan Mojosongo berada di ketinggian 80-130
dpl diatas permukaan air laut dengan letak geografis 100 BT-111 BT. Kelurahan ini beriklim tropis dengan
temperature kurang lebih 26,8° C. karena kelurahan Mojosongo merupakan daerah perkotaan, maka lahan
pertaniannya tidak ada. Kelurahan ini merupakan daerah jasa dan perdagangan serta membudayakan peran dan
fungsi hukum. ii.
Batas Daerah Kelurahan Mojosongo Kelurahan Mojosongo merupakan salah satu
kelurahan yang berada di Kecamatan Jebres. Dengan batas- batas wilayahnya sebagai berikut :
Ø Sebelah Utara : Kelurahan Plesungan Kecamatan
Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar
commit to user
52 Ø
Sebelah Timur : Kelurahan Plesungan Kecamatan Gondangrejo, Kabeupaten Karanganyar
Ø Sebelah Selatan : Kelurahan Jebres dan Kelurahan
Tegalharjo Ø
Sebelah Barat : Kelurahan Nusukan dan Kelurahan Kadipiro
b. Kondisi Demografis
i. Jumlah Penduduk
Di Kelurahan Mojosongo terdapat sebanyak 11.145 kepala
keluarga dengan
jumlah penduduk
secara keseluruhan sebanyak 45.080 jiwa. Jumlah penduduk laki-
laki sebanyak 22.447 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 22.633 jiwa. Dapat dilihat bahwa antara jumlah
penduduk laki-laki dan perempuan selisihnya hanya sedikit, yaitu hanya sebesar 186 jiwa. Bisa dikatakan jumlah
penduduk antara laki-laki dan perempuan di Kelurahan Mojosongo hampir seimbang.
ii. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk di Kelurahan Mojosongo terdiri dari kelompok menurut umur dan jenis kelamin,
mata pencaharian, banyaknya pemeluk agama, dan
commit to user
53 berdasarkan tingkat pendidikan.
Dalam tabel komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin, disitu terlihat bahwa
jumlah antara penduduk laki-laki dan perempuan selisihnya hanya sedikit yaitu sebanyak 186 orang. Bisa dikatakan
antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan hampir seimbang. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel-tabel
dibawah ini :
Tabel 2.2 Penduduk Dalam Kelompok umur dan Jenis Kelamin
Kel. Umur Laki-Laki
Perempuan Jumlah
0-4 4,938
5,010 9,948
5-9 2,049
2,191 4,240
10-14 1,860
1,917 3,777
15-19 1,901
2,010 3,911
20-24 1,815
2,165 3,980
25-29 2,417
2,392 4,809
30-39 2,566
2,549 5,115
40-49 1,818
1,945 3763
50-59 1,711
1,539 3,250
60- 1,372
915 2,287
Jumlah 22,447
22,633 45,080
Sumber : Data Demografi Kelurahan Mojosongo, 2010
commit to user
54 Mata pencaharian merupakan faktor penentu tingkat
kemakmuran masyarakat karena dari mata pencaharian itulah, seseorang mendapatkan pengahasilan untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya. Besar kecilnya pendapatan seseorang juga akan mempengaruhi seseorang untuk dapat menjangkau berbagai layanan
yang ada, termasuk layanan kesehatan seperti puskesmas maupun rumah sakit yang ada di daerah tersebut. Komposisi penduduk
kelurahan Mojosongo menurut mata pencaharian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 2.3 Mata Pencaharian
bagi umur 10 tahun keatas No
Pekerjaan Jumlah
1 Petani Sendiri
84 2
Buruh Tani 3
Nelayan 4
Pengusaha 351
5 Buruh Industri
4,889 6
Buruh Bangunan 7,499
7 Pedagang
677 8
Pengangkutan 357
9 PNSABRI
4,497 10
Pensiunan 1,072
11 Lain-lain
11,430
Jumlah 30,856
Sumber : Data Demografi Kelurahan Mojosongo, 2010
commit to user
55 Pendidikan merupakan indikator kualitas sumber daya
manusia suatu daerah, kemungkinan juga akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam bermasyarakat termasuk dalam perilaku
kesehatan. Tingkat
pendidikan juga
mempengaruhi tingkat
kesejahteraan masyarakat. Komposisi penduduk kelurahan Mojosongo menurut tingkat pendidikan dapat dilihat dalah tabel dibawah ini :
Tabel 2.5 Penduduk Menurut Pendidikan
bagi umur 5 tahun keatas No
Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Tamat akdPT
2,512 2
Tamat SLTA 4,746
3 Tamat SLTP
5,720 4
Tamat SD 5,345
5 Tidak Tamat SD
5954 6
Belum Tamat SD 4,872
7 Tidak Sekolah
5,937
Jumlah 35,086
Sumber : Data Demografi Kelurahan Mojosongo, 2010
c. Sarana Prasarana
Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, maka
diberbagai daerah didirikan lembaga pendidikan baik formal maupun non formal.
commit to user
56 Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan
oleh sekolah negeri maupun swasta secara teratur, bertingkat dan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. Sedangkan pendidikan
non formal adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh badan-badan maupun swasta secara teratur dalam waktu yang relative singkat yang
lebih menekankan kepada kecakapan dan ketrampilan tertentu, tetapi tidak mengikuti peraturan-peraturan ketat seperti pendidikan formal.
Sarana pendidikan di kelurahan Mojosongo dapat dilihat dalam table dibawah ini :
Tabel 2.6 Sarana Pendidikan
No Tingkatan
Jumlah
1 TK
22 2
SD 17
3 SLTP Umum
1 4
SLTP Kejuruan -
5 SLTA Umum
1 6
SLTA Kejuruan 1
7 AkdmPT
1 8
Kursus-kursus 2
9 Madrasah
-
Jumlah 45
Sumber : Data Demografi Kelurahan Mojosongo, 2010
commit to user
57 Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan
salah satu factor yang menentukan kualitas sumber daya manusia untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Oleh
karena itu, kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya.
Untuk menunjang itu semua maka pemerintah menyediakan sarana kesehatan disetiap daerah agar dapat di akses oleh seluruh masyarakat.
Sarana kesehatan dikelurahan Mojosongo dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 2.7 Sarana Kesehatan
N0 Sarana
Jumlah
1 Rumah Sakit
1 2
RS Bersalin 1
3 BKIAPos KesehatanKlinik
1 4
Puskesmas 3
5 Dokter
23 6
Perawat 35
7 Bidan
14 8
Dukun Bayi 1
9 Jamban
157 10
Posyandu Balita 43
11 Posyandu Lansia
22
Jumlah 304
Sumber : Data Demografi Kelurahan Mojosongo, 2010
commit to user
58
B. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Promosi Kesehatan Kota Surakarta