xxxi
2. Tinjauan tentang Bunga Bank Interest Bank a. Pengertian Bunga Bank Interest Bank
Bagi seorang muslim, sumber nilai dan sumber hukum islam adalah Al-Quran dan Sunnah Nabi atau hadist nabi. Konsekuensinya,
apapun nilai yang dibutuhkan dalam analisis dan perilaku ekonomi harus bersandar pada kedua sumber nilai hukum islam tersebut. Hal ini tercermin
dari pandangan Islam mengenai bunga bank. Uniknya, dikalangan ulama dan cendekiawan Islam bunga bank
masih terjadi polemik apakah bunga bank sama dengan riba. Riba menurut bahasa arab berarti tambahan, peningkatan, ekspansi atau pertumbuhan.
Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan premium sebagai syarat yang harus dibayarkan oleh peminjam kepada
pihak yang memberi pinjaman selain pinjaman pokoknya. Sedangkan bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang
diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga bank juga dapat diartikan
sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah yang memiliki simpanan dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank nasabah yang
memperoleh pinjaman Antonio Syafi’i, 2002: 110.
xxxii
b. Macam-macam Bunga Bank Interest Bank
Berdasarkan pengertian bunga bank di atas, bunga bank dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1 Bunga Simpanan
Yaitu bunga bank yang diberikan kepada nasabahnya, dalam hal ini bunga bank sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang
menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga
tabungan dan bunga deposito.
2 Bunga Pinjaman
Yaitu bunga bank yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai
contoh bunga kredit. Kedua macam bunga bank ini yaitu bunga simpanan dan bunga
pinjaman merupakan suatu komponen utama dalam faktor biaya dan pendapatan bagi bank konvensional. Dalam hal ini bunga simpanan
merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Baik
bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga
simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian pula sebaliknya Antonio Syafi’i, 2002: 112.
xxxiii Menurut Abdul Sami’ Al-Mishri, 2006: 200-201 sebagian
ekonom mengatakan, bahwa bunga bank merupakan titik temu antara permintaan dan penawaran modal, hal ini dilontarkan pada abad 19-20.
Misalnya, ada orang memiliki uang 1000 dollar, ia berkeinginan untuk mengembangkan hartanya, maka ia akan mencari lahan investasi yang
menguntungkan bagi dirinya. Jika terdapat dua pilihan investasi, misalnya investasi bisnis pertanian menawarkan return sebesar 3, disisi lain
deposito di perbankan menawarkan return 3,5, tentunya preferensi akan jatuh dalam sektor perbankan.
Jika permintaan modal investasi tinggi, maka bunga bank akan relatif naik, namun jika banyak dana yang membutuhkan untuk
diinvestasikan, maka bunga bank akan mengalami penurunan. Hal ini adalah sebuah kebohongan, dan pernyataan ini dikatakan oleh 99 ekonom saat
ini. Penyimpanan Saving tidak akan pernah bertemu dengan
konsumsi, seseorang melakukan saving, terkadang tidak dipengaruhi tingkat suku bunga bank 3 atau 3,5. Seseorang menabung karena mungkin
kebutuhan konsumsinya terbatas, sedangkan masa depan masih terasa jauh, maka ia perlu menabung. Seorang karyawan mempunyai gaji 100 dollar, ia
juga memiliki anak banyak, maka ditabunglah 10-20 dollar untuk masa depan sang anak.
Terkadang uang yang kita miliki tidak kita depositokan dengan harapan mendapatkan bunga bank tertentu, tapi mungkin kita investasikan
untuk membeli rumah atau gedung-gedung yang dapat disewakan. Jadi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seseoramg melakukan saving,
bukan hanya sekedar unsur bunga bank yang ditawarkan.
xxxiv
3. Tinjuan tentang Riba a. Pengertian Riba