29
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan desain deskriptif yang menggunakan pendekatan cross sectional dimana
penelitian ini dilakukan untuk menggambarkanmendeskripsikan tentang peran petugas kesehatan dan pengawas menelan obat PMO dalam pengobatan TB paru
dengan strategi DOTS Directly Observed Treatment, Shortcourse chemotherapy di wilayah kerja dinas kesehatan Kota Langsa, dengan melakukan pengukuran atau
pengamatan pada saat bersamaan sekali waktu.
4.2. Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah penderita TB Paru yang sedang dalam program pengobatan TB Paru di Seluruh Puskesmas yang berada dalam wilayah
kerja Dinas Kesehatan Kota Langsa, yaitu; 1 Puskesmas Langsa Kota sebanyak 15 orang, 2 Puskesmas Langsa Barat sebanyak 16 orang, 3 Puskesmas Langsa
Lama sebanyak 5 orang, 4 Puskesmas Langsa Baro sebanyak 12 orang dan 5 Puskesmas Langsa Timur sebanyak 3 orang. Data yang diperoleh dari wasor TB
Paru Dinas Kesehatan Kota Langsa pada bulan Desember 2015 jumlah penderita TB Paru yang sedang aktif berobat ke masing
– masing Puskesmas adalah sebanyak 51 orang penderita.
4.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang jumlahnya di tetapkan berdasarkan populasi yang dapat mewakili populasi untuk dijadikan sumber
informasi. Penetapan jumlah sampel pada penelitian ini berdasarkan jumlah pasien TB paru yang masih aktif menjalani pengobatan dengan strategi DOTS, baik pasien
lama maupun pasien baru. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total
Universitas Sumatera Utara
30 sampling yaitu mengambil seluruh populasi. Responden dalam penelitian ini adalah
seluruh penderita TB Paru yang sedang berobat pada Puskesmas di Kota Langsa adalah sebanyak 51 orang penderita.
4.3. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di seluruh Puskesmas dalam wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Langsa, sesuai dengan distribusi responden yaitu: 1 Puskesmas
Langsa Kota, 2 Puskesmas Langsa Barat, 3 Puskesmas Langsa Lama, 4 Puskesmas Langsa Baro dan 5 Puskesmas Langsa Timur. Penelitian akan
dilakukan pada bulan Desember 2015 - Januari 2016.
4.4. Pertimbangan Etik
Peneliti dalam melakukan penelitian dengan memperhatikan pertimbangan - pertimbangan etika penelitian, antara lain: 1 pelaksanaan penelitian dilakukan oleh
peneliti setelah mendapat izin atau rekomendasi dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin dari Dinas Kesehatan Kota Langsa, 2 seluruh responden
diberi lembar persetujuan, yang ditanda tangani sebagai bukti kesediaannya menjadi responden informed consent, 3 sebelum menyerahkan lembar persetujuan, peneliti
terlebih dahulu menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden, 4 anonymity, peneliti tidak mencantumkan nama pada lembar kuesioner dan hanya memberikan
inisial dan kode saja, dan 5 confidentiality, semua informasi yang diberikan oleh responden dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, data-data yang tidak terpakai disimpan
oleh peneliti.
4.5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang sudah dibahas di tinjauan
pustaka Kemenkes RI, 2011. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pertama adalah data demografi responden termasuk nomor responden, umur, jenis
kelamin, pendidikan terkahir, pekerjaan, hubungan responden dengan PMO dan lama pengobatan yang sudah dijalani. Bagian kedua yaitu peran petugas kesehatan
Universitas Sumatera Utara
31 dalam pengobatan TB paru dengan strategi DOTS yang meliputi beberapa tugas
pokok dan fungsi petugas TB paru yaitu menemukan penderita TB paru pada pertanyaan nomor 1 sd 5, memberikan pengobatan pertanyaan nomor 6 sd 15,
penanganan logistik pertanyaan nomor 16 sd 18 dan menjaga mutu pelayanan untuk kepuasan pasien pertanyaan nomor 19 sd 20.
Kemudian dichotomy pilihan jawaban adalah “ya” atau “tidak”, jika
jawaban “ya” diberi nilai 1 dan jika jawaban “tidak” diberi nilai 0. Selanjutnya nilai – nilai tersebut dijumlahkan dengan total nilai minimal 0 dan maksimal 20. Dari
hasil tersebut, kemudian di kategorikan dalam 3 kategori, yaitu terlaksana penuh, terlaksana sebagian, dan tidak terlaksana. Cara pengkategorian dilakukan
menggunakan rumus panjang kelas:
=
= 6,67 = 7. Berdasarkan panjang kelas yang didapat yaitu 7, maka pengkategorian hasil ukur
peran petugas kesehatan adalah; terlaksana penuh jika nilai yang didapat 15 sd 20, terlaksana sebagian nilai yang didapat 8 sd 14, dan tidak terlaksana jika nilai
yang didapat 0 sd 7. Bagian ketiga dari kuisioner adalah peran pengawas menelan obat PMO
dalam pengobatan TB paru dengan strategi DOTS, meliputi peran sebagai pengawas menelan obat tercakup dalam pertanyaan nomor 1 sd 4, mencatat minum
obat dan keluhan yang dialami penderita tercakup dalam pertanyaan nomor 5 sd 6, memotivasi pasien minum obat secara teratur tercakup dalam pertanyaan nomor 7
sd 9 dan menemani penderita mengontrol ulang ke puskesmas pertanyaan nomor 10.
Selanjutnya dichotomy pilihan jawaban juga “ya” atau “tidak”, jika jawaban
“ya” diberi nilai 1 dan jika jawaban “tidak” diberi nilai 0. Kemudian nilai – nilai tersebut dijumlahkan dengan total nilai minimal 0 dan maksimal 10. Dari hasil
tersebut, selanjutnya juga di kategorikan dalam 3 kategori, yaitu terlaksana penuh, terlaksana sebagian dan tidak terlaksana. Cara pengkategorian juga dilakukan
menggunakan rumus panjang kelas:
Universitas Sumatera Utara
32 =
= 3,33 = 3. Berdasarkan panjang kelas yang didapat yaitu 3, maka pengkategorian hasil ukur
peran pengawas menelan obat PMO adalah; terlaksana penuh jika nilai yang didapat 7 sd 10, terlaksana sebagian nilai yang didapat 4 sd 6, dan tidak terlaksana
jika nilai yang didapat 0 sd 3.
4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas