Selulosa Hemiselulosa Lignin Zat Ekstraktif

2.2 Komponen Kimia Kayu

Kayu tersusun atas beberapa komponen yaitu diantaranya selulosa, lignin, hemiselulosa dan zat-zat lain abu. Senyawa-senyawa yang dapat dikeluarkan sangat memengaruhi hasil pulp. Haygreen., 1986

2.2.1 Selulosa

Jelas bahwa pemanfaatan selulosa secara tradisional yang terpenting, yang merupakan setengah dari zat penyusun kayu, adalah sebagai bahan baku untuk produksi kertas. Dalam berbagai bentuk pulp, selulosa mewakili bahan baku untuk produksi berbagai tipe kertas dan karton, dan juga menghasilkan produk-produk selulosa yang dimodifikasi. Hohnholz,J.H., 1988 Selulosa merupakan komponen kayu yang terbesar, yang dalam kayu lunak dan kayu keras jumlahnya mencapai hampir setengahnya. Selulosa merupakan polimer linear dengan berat molekul tinggi yang tersusun seluruhnya atas β-D-glukosa. Karena sifat-sifat kimia dan fisiknya maupun struktur supramolekulnya maka ia dapat memenuhi fungsinya sebagai komponen struktur utama dinding sel tumbuhan. Fengel,D. 1995 Gambar 2.2.1 Struktur selulosa Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Hemiselulosa

Jumlah hemiselulosa dari berat kering kayu biasanya antara 20 dan 30 . Komposisi dan struktur hemiselulos dalam kayu lunak secara khas berbeda dari kayu keras. Perbedaan-perbedaan yang besar juga terdapat dalam kandungan dan komposisi hemiselulosa antara batang, cabang, akar, dan kulit kayu. Seperti halnya selulosa kebanyakan hemiselulosa berfungsi sebagai bahan pendukung dalam dinding sel. Sjostrom,E., 1995 Gambar 2.2.2 Unit dasar penyusun hemiselulosa

2.2.3 Lignin

Lignin adalah komponen makromolekul dinding sel ketiga. Lignin tersusun dari satu-satuan fenilpropan yang satu sama lain dikelilingi berbagai jenis zat pengikat. Pesentase rata-ratanya dalam kayu lunak adalah antara 25-35 dan dalam kayu keras antara 20-30 . Perbedaan structural yang terpenting dari lignin kayu lunak dan lignin kayu keras, adalah bahwa lignin kayu keras mempunyai kandungan metoxil yang lebih tinggi. Hohnholz,J.H., 1988 Universitas Sumatera Utara CH 2 OH CH CH OCH 3 OH Gambar 2.2.3. Struktur dasar lignin

2.2.4 Zat Ekstraktif

Kandungan dan komposisi ekstraktif berubah-ubah di anatara spesies kayu. Tetapi juga terdapat variasi yang tergantung pada tapak geografi dan musim. Pada sisi lain, komposisi ekstraktif dapat digunakan untuk determinasi kayu-kayu tertentu yang sukar dibedakan secara anatomi. Komposisi ekstraktif dapat berubah selama pengeringan kayu, terutama senyawa-senyawa tak jenuh, lemak dan asam lemak terdegradasi. Fakta ini penting untuk produksi pulp karena ekstraktif tertentu dalam kayu segar mungkin menyebabkan noda kuning gangguan getah atau penguningan pulp. Ekstraktif dapat juga mempengaruhi kekuatan pulp, perekatan dan pengerjaan akhir kayu maupun sifat-sifat pengeringan. Fengel,D., 1995

2.2.5 Abu