4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting fungsinya bagi kehidupan umat manusia dan mahkluk hidup lainnya. Air yang dibutuhkan
manusia meliputi air layak pakai yang bersih dan sehat untuk keperluan memasak, mencuci, dan mandi serta air yang layak konsumsi untuk keperluan minum. Air
juga dapat berperan sebagai media penularan penyakit Rumondor, 2014. Air mungkin saja terlihat jernih, tidak berbau, dan tidak berasa, tetapi tidak
aman untuk diminum. Air yang baik dan aman untuk diminum ialah air yang bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit dan zat kimia yang merusak
kesehatan. Pencemaran air oleh mikroorganisme atau zat-zat kimia berarti air tersebut mengalami polusi dan tidak dapat diminum Pelczar,1988.
Tubuh manusia sebagian terdiri dari air, kira-kira 60-70 dari berat badannya. Untuk kelangsungan hidupnya, tubuh manusia membutuhkan air yang
jumlahnya antara lain tergantung berat badan. Untuk orang dewasa kira-kira memerlukan air 2.200 gram setiap harinya. Kegunaan air bagi tubuh masnuisa
antara lain untuk: proses pencernaan, metabolisme, mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh, dan menjaga jangan sampai
tubuh kekeringan. Apabila tubuh kehilangan banyak air, maka akan mengakibatkan kematian Sutrisno, 2004.
Dalam perhatian kita tentang kemurnian air, penting untuk disadari bahwa air dapat mengandung bahan kimia yang beracun atau organisme patogen tetapi
masih jernih dan cemerlang. Dalam keadaan seperti itu, air dikatakan sebagai air
Universitas Sumatera Utara
5
terkontaminasi. Sedangkan air layak untuk diminum bebas dari yang dikatakan berbahaya baru bisa dikatakan sebagai air minum Wheeler., V, 1989.
2.2 Air Minum
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air
minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif. Parameter wajib penentuan kualitas air minum secara
mikrobiologi adalah total bakteri Coliform dan Escherichia coliRumondor, 2014.
Air minum dapat diartikan sebagai air yang bebas dari mikroba yang berbahaya dan ketidakmurnian secara kimiawi. Air minum harus lebih bersih dan
jernih, tidak berwarna dan tidak berbau serta tidak mengandung bahan tersuspensi. Apabila air mengandung zat-zat organik, maka dapat dipastikan air
tersebut mengandung mikroba. Jenis dan jumlah mikroba dalam air tergantung dari lingkungannya. Air yang tercemar oleh kotoran hewanmanusia
dimungkinkan juga tercemar oleh bakteri-bakteri patogen yang berasal dari saluran pencernaan, misalnya Salmonella, Vibrio, EPEC, Shigella, dan
Clostridium perfringens Nurwantoro, 1997.
2.2.1 Syarat-syarat Air Minum
Pada umumnya ditentukan pada beberapa standar yaitu kondisi negara masing-masing, perkembangan ilmu pengetahuan, dan perkembangan teknologi.
Dari segi kualitas Air minum harus memenuhi : a
Syarat Fisik, meliputi air tak boleh berwarna, tak berasa, tak berbau, suhu air hendaknya dibawah sela udara, dan harus jernih. Syarat-syarat
Universitas Sumatera Utara
6
kekeruhan dan warna harus dipenuhi oleh setiap jenis air minum di mana dilakukan penyaringan dalam pengolahannya.
b Syarat kimia, yaitu air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat
mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas telah ditentukan.
c Syarat bakteriologik, yaitu air minum tidak boleh mengandung bakteri-
bakteri penyakit patogen sama sekali dan tak boleh mengandung bakteri- bakteri golongan Coli melebihi batas-batas yang telah ditentukannya yaitu
1 Coli100mL air. Bakteri patogen yang mungkin ada di dalam air antara lain bakteri tipsum, vibrio colerae, bakteri dysentriae, entamoeba
bystolotica dan bakteri enteritis penyakit perut. Air yang mengandung Coli dianggap telah terkontaminasi berhubungan dengan kotoran
manusia. Dengan demikian dalam pemeriksaan bakteriologik, tidak langsung diperiksa apakah air itu mengandung bakteri patogen, tetapi
diperiksa dengan indikator golongan Coli Sutrisno, 2004. Tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau
tanda yang dapat diamati melalui : 1.
Adanya perubahan suhu air, 2.
Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen, 3.
Adanya perubahan warna, bau dan rasa air, 4.
Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut, 5.
Adanya mikroorganisme 6.
Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
7
Adanya tanda atau perubahan seperti tersebut di atas menunjukkan bahwa air telah tercemar Wardana,. W, 1995.
2.3 Sumber Air 2.3.1 Air Permukaaan
Air permukaan yang mengalir di permukaan bumi akan membentuk air permukaan. Air ini umumnya mendapat pengotoran selama pengalirannya.
Pengotoran tersebut misalnya oleh lupur, batang-batang kayu, daun0daun, kotoran industri dan lain sebagainya. Dengan adanya pengotoran ini menyebabkan
kualitas air permukaan menjadi berbeda-beda. Pengotoran ini dapat secara fisik, kimia dan bakteriologi biologi. Setelah mengalami pengotoran, pada suatu saat
air permukaan akan mengalami pembersihan. Secara umum air permukaan dibagi menjadi air sungai dan air rawa atau danau. Air sungai pada umunya mempunyai
derajat pengotoran yang tinggi sekali. Dalam penggunaannya sebagai air munum harus melalui proses yang panjang. Sedangkan air danau kebanyakan berwanra
yang disebabkan oleh zat-zat organik yang telah membusuk. Untuk pengambilan air rawa sebaiknya pada kedalaman yang tengah agar endapan Fe dan Mn tidak
terbawa, demikian juga dengan alga dan lumut yang ada dipermukaan Waluyo, 2009.
2.3.2 Air Tanah
Air tanah secara umum terbagi menjadi : -
Air tanah dangkal
Air tanah dangkal terjadi akibat proses penyerapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian juga dengan sebagai bakteri, sehingga air
Universitas Sumatera Utara
8
tanah dangkal terlihat jernih tetapi banyak mengandung zat-zat kimia garam- garam terlarut karena melalui lapisan.
- Air Tanah Dalam
Air tanah dalam terdapat pada lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam lebih sulit daripada air tanah dangkal. Suatu lapisan rapat air
biasanya didapatkan air tanah dangkal. Suatu lapis rapat air biasanya didapatkan pada kedalaman 100-300 meter. Bila tekanan air tanah dalam besar, maka air
dapat menyembur keluar dan dalam keadaan ini dinamakan air artesis. Pada
umumnya kualitas air tahan dalam lebih baik daripada air tanah dangkal.
- Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari air tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh
musim dan memiliki kualitas yang sama dengan air tanah dalam. Berdasarkan munculnya ke permukaan tanah dibagi menjadi 1. Rembesan, dimana air keluar
dari lereng-lereng, 2. Umbul, dimana air ke luar ke permukaan pada suatu daratan.
2.3.3 Air AtmosfirAir Hujan
Air atmosfir dalam keadaan murni, sangat bersih, tetapi sering terjadi pengotoran karena industri, debu dan lain sebagainya. Oleh karena itu, untuk
menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih
banyak mengandung kotoran. Air hujan bersifat agresif terutama terhadap pipa- pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini mempercepat terjadinya
karatan korosi.
Universitas Sumatera Utara
9
2.3.4 Air Laut
Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung berbagai garam, misalnyan NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut lebih kurang 3. Oleh karena
itu, air laut tanpa diolah terlebih dahulu tidak memenuhi syarat untuk air minum Waluyo, 2009.
2.4 Sumber Pencemaran Air
Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjandi dua yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak
langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga, dan sebagainya. Sumber tak langsung ialah kontaminan
yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan. Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga dan petanian.
Tanah dan air tanah mengandung sisa dari aktivitas pertanian misalnya, pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktivitas manusia, yaitu
pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam Sumantri, 2010. Air merupakan substrat yang paling parah akibat pencemaran. Berbagai
sumber pencemaran air berasal dari : a
Sumber domestik rumah tangga, perkampungan, kota, pasar, jalan dan sebagainya.
b Sumber non domestik pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan serta
sumber-sumber lainnya. Banyak memasuki badan air, secara langsung ataupu tidak langsung
pencemar tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas air, baik untuk keperluan air minum, air industri ataupun keperluan lainnya. Berbagai cara dan usaha telah
Universitas Sumatera Utara
10
banyak dilakukan agar kehaidran pencemaran terhadap air dapat dihindari, dikurangi atau minimal dapat dikendalikan. Akibat semakin tingginya kadar
buangan dosmetik memasuki badan air di negara yang sedang berkembang, maka tidak mengehrankan kalau berbagai jenis penyakit secara epidemik ataupun
endemik berjangkit dan merupakan masalah rutin di mana-mana Suriawiria, 1996.
Air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat harus memenuhi standar yang ditetapkan dan harus ada jaminan bahwa air yang dikonsumsi aman untuk
kesehatab. Karena cukup banyak hal yang dapat menyebabkan bahaya bagi kesehatan pada air tersebut, misalnya pencemaran. Banyak persoalan yang muncul
dalam perlindungan air baku, air bersih, dan air minum; antara lain pemeliharaan, sistem distribusi, perlakuan terhadap air bahan baku, pengawasan, pelatihan tugas
dan pendidikan bagi konsumen. Sumber air harus dilingdungi dari manusia Waluyo, 2009.
Kontaminan yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga kategori: kimiawi, fisik, dan hayati. Kontaminan-kontaminan tertentu dalam setiap kategori
ini dapat mempunyai pengeruh nyata terhadap kualitas air. Karena mempunyai potensi untuk berlaku sebagai pembawa mikroorganisme patogenik, air dapat
membehayakan kesehatan dan kehidupan Pelczar, 1988.
2.5 Bakteri