6. Gedung-gedung
Kebisingan di dalam gedung berasal dari plumbing, boilers, generator, air conditioners dan fans. Kebisingandi luar gedung
berasal dari emergency vechicles, traffic dan refuse collection. 7.
Produk-produk konsumen Kebisingan dapat bersumber dari peralatan rumah tangga seperti
vacuum cleaner dan peralatan halaman seperti mesin pemotong rumput dan penyapu salju.
2.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebisingan
Kebisingan merupakan suara yang tidak diinginkan oleh para pendengar. Menurut WHO yang dikutip oleh Tandauly 2014, adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya kebisingan antara lain: 1.
Intensitas, intensitas bunyi yang dapat didengar telinga manusia berbanding langsung dengan logaritma kuadrat tekanan akustik yang
dihasilkan getaran yang rentang yang dapat didengar. 2.
Frekuensi, frekuensi yang dapat didengar oleh telinga manusia terletak antara 16-20000 Hertz. Frekuensi bicara terdapat antara 250-4000
Hertz. 3.
Durasi, efek bising yang merugikan sebanding dengan lamanya paparan dan berhubungan dengan jumlah total energi yang mencapai
telinga dalam. 4.
Sifat, mengacu pada distribusi energi bunyi terhadap waktu stabil, berfluktuasi, intermiten. Bising impulsive satulebih lonjakan energi
bunyi dengan durasi kurang dari 1 detik sangat berbahaya.
Universitas Sumatera Utara
2.3.5 Prosedur Pengukuran Tingkat Kebisingan
Menurut Public Health Home 2013, ada beberapa prosedur pengukuran tingkat kebisingan yaitu sebagai berikut:
1. Tingkat kebisingan sinambung setara Equivalent Contimuous Noise
Level adalah tingkat kebisingan terus menerus dalam ukuran dBA, berisi energi yang sama dengan energi kebisingan terputus-putus
dalam satu periode atau interval waktu pengukuran. 2.
Tingkat kebisingan yang dianjurkan dan maksimum yang diperbolehkan adalah rata-rata nilai modus dari tingkat kebisingan
pada siang, petang dan malam hari. 3.
Tingkat ambien kebisingan Background noise level atau tingkat latar belakang kebisingan adalah rata-rata tingkat suara minimum dalam
keadaan tanpa gangguan kebisingan pada tempat dan saat pengukuran dilakukan.
Suara atau bunyi memiliki intensitas yang berbeda, contohnya jika kita berteriak suara kita lebih kuat daripada berbisik, sehingga teriakan itu memiliki
energi lebih besar untuk mencapai jarak yang lebih jauh. Unit untuk mengukur intensitas bunyi adalah desibeldB. Skala desibel merupakan skala yang bersifat
logaritmik. Penambahan tingkat desibel berarti kebisingan yang cukup besar. Kebisingan bisa mengganggu karena frekuensi dan volumenya. Sebagai
contoh, suara berfrekuensi tinggi lebih mengganggu dari suara berfrekuensi rendah. Untuk menentukan tingkat bahaya dari kebisingan, maka perlu dilakukan
monitoring dengan bantuan alat: 1.
Noise Level Meter dan Noise Analyzer untuk mengidentifikasi paparan
2. Peralatan audiometric, untuk mengetes secara periodik selama
paparan dan untuk menganalisis dampak paparan pada pekerja.Public Health Home, 2013
Ada beberapa macam peralatan pengukuran kebisingan, antara lain sound survey meter, sound level meter, octave band analyzer, narrow band analyzer,
dan lain-lain. Untuk permasalahan bising kebanyakan sound level meter dan octave band analyzer sudah cukup banyak memberikan informasi.
Universitas Sumatera Utara
1. Sound Level Meter SLM
Adalah instrumen dasar yang digunakan dalam pengukuran kebisingan. SLM terdiri atas mikropon dan sebuah sirkuit elektronik
termasuk attenuator, 3 jaringan perespon frekuensi, skala indikator dan amplifier. Tiga jaringan tersebut distandarisasi sesuai standar
SLM. Tujuannya adalah untuk memberikan pendekatan yang terbaik dalam pengukuran tingkat kebisingan total. Respon manusia terhadap
suara bermacam-macam sesuai dengan frekuensi dan intensitasnya. Telinga kurang sensitif terhadap frekuensi lemah maupun tinggi pada
intensitas yang rendah. Pada tingkat kebisingan yang tinggi, ada perbedaan respon manusia terhadap berbagai frekuensi. Tiga
pembobotan tersebut berfungsi untuk mengkompensasi perbedaan respon manusia.
2. Octave Band Analyzer OBA
Saat bunyi yang diukur bersifat komplek, terdiri atas tone yang berbeda-beda, oktaf yang berbeda-beda, maka nilai yang dihasilkan di
SLM tetap berupa nilai tunggal. Hal ini tentu saja tidak representatif. Untuk kondisi pengukuran yang rumit berdasarkan frekuensi, maka
alat yang digunakan adalah OBA. Pengukuran dapat dilakukan dalam satu oktaf dengan satu OBA. Untuk pengukuran lebih dari satu oktaf,
dapat digunakan OBA dengan tipe lain. Oktaf standar yang ada adalah 37,5
– 75, 75-150, 300-600,600-1200, 1200-2400, 2400-4800, dan 4800-9600 Hz. Public Health Home, 2013
2.3.6 Standar Kebisingan