4. Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau
penelitian penulisnyareporter. 5.
Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendikiawan, sarjana, ahli, atau pejabat mengenai suatu
hal, peristiwa, dan sebagainya.
2.2.5 Konten Lokal Local Content
Nilai berita news value yang sama bisa saja diterapkan baik oleh lembaga penyiaran publik maupun lembaga penyiaran swasta. Namun satu hal yang
menjadi keunggulan dari sistem penyiaran publik Indonesia yang sudah memiliki jaringan di setiap daerah adalah konten lokal dalam siarannya. Konten lokal
adalah segala sesuatu yang bermuatan sumber pengetahuan atau informasi yang asli dihasilkan oleh instansi, perusahaan atau daerah sampai dengan negara yang
dapat dijadikan sumber pembelajaran dalam bentuk karya cetak maupun karya rekam.
Konten lokal merupakan aspek penting dan perlu mendapat perhatian oleh penyelenggara televisi. Setiap lembaga penyiaran publik memiliki tugas utama
untuk melayani kebutuhan masyarakat dengan memberikan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, cerdas dan mendidik. Selain itu lembaga penyiaran publik
menjadi perekat sosial serta melestarikan budaya bangsa dan mempersatukan bangsa melalui siarannya di seluruh wilayah Indonesia.
Pengelola program media penyiaran daerah dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memproduksi acara dengan setting berdasarkan
kebutuhan daerah setempat. Acara tersebut dapat berguna untuk agar pemerintah kota atau kabupaten bisa menyampaikan berbagai gagasan atau informasi
pembangunan, progress report program pemerintah daerah serta mendiskusikan berbagai masalah sosial. Acara tersebut biasanya disukai oleh masyarakat
setempat karena menyangkut daerah mereka. Dengan demikian, media penyiaran daerah menjadi sebuah jembatan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah
serta medium yang mampu menstimulasi dukungan masyarakat pada setiap
Universitas Sumatera Utara
kegiatan pemerintah. Selain itu, media penyiaran bisa menjadikan dirinya sebagai lembaga kontrol sosial yang efektif Morissan, 2010: 289.
Konten lokal diatur oleh Undang – Undang Nomor 32 tahun 2002, tentang penyiaran pada pasal 36: “Isi siaran dari jasa penyiaran televisi yang
diselenggarakan oleh lembaga penyiaran swasta dan lembaga penyiaran publik, wajib memuat sekurang – kurangnya 60 mata acara yang berasal dari dalam
negeri.” Selain itu konten lokal juga diatur oleh Komisi Penyiaran Indonesia KPI dalam Pedoman Perilaku Penyiaran P3 dan Standar Program Siaran SPS.
Dalam jurnal RISALAH tahun 2015 ada beberapa hal mengenai konten lokal dalam penyiaran menurut Bhattacharjee 2001 sebagai berikut:
a. Bertujuan untuk mendukung pluralism
Aturan konten lokal yang dijadikan sebagai alat kontrol pemerintah yang justru melemahkan keberagaman adalah tidak sah, apalagi bila dirancang
untuk kepentingan media milik negara atau milik swasta yang cenderung membela pemerintah, juga untuk menjauhkan media asing yang kritis
terhadap pemerintah dan pengusaha elit tertentu. b.
Diterapkan melalui hukum yang layak Aturan konten lokal harus diatur dalam regulasi sebagai bagian aturan
penyiaran. Regulator penyiaran pun harus adil dan bebas kepentingan dalam melakukan pengawasan dan menegakkan peraturan.
c. Realistis dan praktis, disesuaikan dengan sektor penyiaran tertentu dan
adanya kebutuhan khusus Kriteria-kriteria secara khusus bisa diterapkan sesuai dengan jenis-jenis
media penyiaran misalnya televisi dan radio; atau jenis program seperti drama, film, dokumenter, program pendidikan, program anak dan musik;
atau menyesuaikan jenis produksi misalnya sendiri atau produksi independen.
d. Diimplementasikan secara progresif
Penerapan atauran konten lokal dilakukan secara bertahap dan meningkat untuk memberi waktu bagi media penyiaran menyesuaikan diri dengan
aturan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.2.6 Teori Stimulus-Organism-Respons