Produktivitas Kerja Karyawan Penyadap Karet di PTPN II Kebun Limau Mungkur

Tabel 5.6. Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Premi Premi Jumlah Persentase Rp 100.000 5 14,285 Rp 100.000-200.000 13 37,142 Rp 200.000 17 48,57 Total 35 100 Sumber: Lampiran 1, 2015 Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat pada tabel di atas bahwa sebagian besar karyawan penyadap karet memiliki premi di atas Rp 200.000 48,57 .

5.7. Produktivitas Kerja Karyawan Penyadap Karet di PTPN II Kebun Limau Mungkur

Produktivitas kerja karyawan penyadap karet dalam penelitian ini adalah perbandingan antara hasil yang dicapai yaitu hasil sadapan lateks dengan curahan waktu yang digunakan HKP dalam 1 bulan. Karyawan penyadap karet di Kebun Limau Mungkur mulai bekerja pada pukul 06.00 sd 13.00 WIB. Hasil sadapan ditampung di dalam mangkuk yang bervolume 500 cc. Pada pukul 09.00 sd 10.00 karyawan penyadap mulai beristirahat sambil menunggu hasil sadapan penuh pada mangkuk. Setelah itu hasil sadapan dipindahkan ke dalam tongdrum dan dibawa ke pabrik untuk langsung diolah. Penyadapan karet dilakukan di 3 ancak, yaitu ancak A, B dan C. Penyadapan ini dilakukan dengan sistem rotasi, misalnya penyadapan dilakukan di ancak A dan keesokkan harinya ke ancak B lalu ke ancak C dan kembali lagi ke ancak A dan seterusnya. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7. Produktivitas Kerja Karyawan Penyadap Karet di PTPN II Kebun Limau Mungkur Tahun 2015 Bulan Produksi Kg HKP Produktivitas KgHKP Januari 21607 23,875 905,01 Februari 21428 22,475 953,41 Maret 12748 25,80 494,10 April 8334 22,70 367,13 Mei 10802 21,40 504,76 Juni 15579 20,425 762,74 Juli 16140 20,225 798,02 Agustus 27778 23,15 1199,91 Total 134416 180.05 5985,08 Rata – Rata 16802 22,45 748,13 Sumber: Lampiran 4, 2015 Tabel di atas memperlihatkan produktivitas kerja sebesar 748,13 Kg HKPbulan. Kategori hasil produktivitas kerja karyawan penyadap ini masih tergolong rendah dibandingkan dengan standard perusahaan sebesar 760,30 KgHKPbulan. Hasil produktivitas kerja tergolong rendah dikarenakan banyaknya ketidakhadiran atau absennya penyadap karet serta cuaca yang tidak menentu yang dapat mempengaruhi jadwal penyadapan. 5.8. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan Penyadap Karet di PTPN II Kebun Limau Mungkur Hasil penelitian terhadap 35 sampel penyadap karet memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan penyadap karet di PTPN II Kebun Limau Mungkur. Produktivitas kerja karyawan penyadap karet dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu umur X1, tingkat pendidikan X2, jumlah tanggungan X3, pengalaman bekerja X4, upah X5 dan premi X6. Untuk menguji pengaruhnya dapat menggunakan analisis Regresi Linier Berganda dengan Universitas Sumatera Utara metode Ordinary Least Square OLS atau metode kuadrat terkecil yang menggunakan alat bantu SPSS 16.0 baik secara serempak maupun secara parsial. Namun sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik, yakni untuk mengetahui sejauh mana model estimasi produktivitas kerja penyadap mempunyai sifat-sifat yang tidak biasa, efisien dan konsisten hingga diperoleh model regresi terbaik. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas dapat dilihat dari Grafik Histogram residualnya atau Grafik Normal P-P Plot hasil pengolahan dengan SPSS seperti berikut : Gambar 5.1. Grafik Histogram Produktivitas kerja Karyawan Penyadap Karet Berdasarkan Grafik Histogram di atas dapat dilihat bahwa rata-rata residual sama dengan nol. Grafik Histogram menunjukkan kurva yang simetris dimana pola kurva tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Hal ini berarti bahwa rata-rata residual model terdistribusi dengan normal. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilihat dari Grafik Normal P-P Plot berikut ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.2. Grafik Normal P-P Plot Produktivitas Kerja Karyawan Penyadap Karet Berdasarkan tampilan Grafik Normal P-P Plot di atas terlihat bahwa titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data model terdistribusi dengan normal.

b. Uji Multikolinieritas