2. 1. 2. Distribusi Klasifikasi Mikroorganisme Penyebab Infeksi Nosokomial 2. 1. 3. Distribusi Jenis Infeksi Nosokomial

Eksistensi Acinetobacter baumannii terkait dengan banyaknya jumlah mikroorganisme, bersifat resisten, multi drug resistance organism, dan faktor higenitas dari pasien, petugas kesehatan maupun lingkungan sekitarnya. Proses infeksi pada Acinetobacter baumannii diinisiasi dengan adhesi bakteri ke sel pada host, dilanjutkan dengan multiplikasi, kolonisasi dan infeksi. Adhesi sel pada host dimediasi oleh molekul adhesin sebagai faktor virulensi. Adhesin biasanya ditemukan dalam bentuk protein hemaglutinin yang terikat pada permukaan sel pada host. 31

5. 2. 1. 2. Distribusi Klasifikasi Mikroorganisme Penyebab Infeksi Nosokomial

Dari 64 sampel penelitian didapatkan klasifikasi mikroorganisme penyebab infeksi nosokomial paling banyak merupakan gram negatif sebesar 81,3 diikuti dengan gram positif sebesar 18,3. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Chelazzi, et al tahun 2015 dengan total sampel 46 ditemukan penyebab terbanyak infeksi nosokomial adalah bakteri gram negatif sebesar 65,2 diikuti dengan gram positif sebesar 34,8. 32 Menurut Anton, et al pada tahun 2011 ditemukan penyebab terbanyak infeksi nosokomial adalah bakteri gram negatif sebesar 70 diikuti dengan bakteri gram positif sebesar 30. 33 Bakteri gram negatif mempunyai tingkat resistensi tinggi. Gen pembawa resistensi bakteri berada pada plasmid, transposon, dan kromosom. Plasmid maupun transposon merupakan komponen ekstra-kromosom dan berfungsi sebagai pembawa gen resistensi pada bakteri gram positif dan negatif. Transposon pada sel bakteri dapat melompat hop pada kromosom atau plasmid pada bakteri yang sama atau berbeda. Transposon tidak dapat replikasi sendiri, tetapi harus pada replikon seperti kromosom dan plasmid. Kromosom yang telah ditempel oleh transposon terjadi sekuens insersi akan berperan pada mekanisme resistensi apabila bakteri tersebut membelah diri. Adanya plasmid dan transposon memungkinkan terjadinya isolat yang multiresisten. 34 Resistensi bakteri tidak hanya terjadi terhadap antibiotik yang diberikan, tetapi juga terhadap antibiotik lain disebut sebagai multidrug resistance. 35 Universitas Sumatera Utara

5. 2. 1. 3. Distribusi Jenis Infeksi Nosokomial

Dari 58 sampel penelitian didapatkan jenis infeksi nosokomial yang paling banyak adalah ISK sebesar 51,7 diikuti dengan VAP sebesar 27,6, kemudian IADPdan IDO yang masing-masing sebesar 10,3. Berbeda dengan hasil penelitian Dasgupta, et al pada tahun 2015 dengan total sampel 29 orang ditemukan bahwa jenis infeksi nosokomial yang paling banyak ditemukan adalah VAP sebesar 62,07 diikuti ISK sebesar 27,59. 29 Menurut Anton, et al pada tahun 2011 didapatkan bahwa VAP memiliki persentase tertinggi sebanyak 47 diikuti dengan ISK sebanyak 45. 33 Kejadian ISK bisa didapat dari penggunaan kateter yang terlalu lama, masalah urologi, DM, malnutrisi, kadar kreatinin 2mgdL, posisi tabung drainase yang tidak tepat, dan terapi antimikroba. 36 Escherichia coli adalah salah satu bakteri penyebab ISK terbanyak. Bakteri dapat berkoloni di usus dan melekat di mukosa usus maupun sel uroepithel. Melekatnya bakteri ini menstimulasi proses radang dengan mengaktivasi sitokin seperti Interleukin 1, 6, dan 8. Sitokin ini menstimulasi produksi intercellular adhesion molecule ICAM dan menarik polimorfonuklear sel ke tempatnya dan leukosit memulai reaksi radang dan menyebabkan kerusakan ginjal. 8

5. 2. 1. 4. Distribusi Asal Spesimen Infeksi Nosokomial