Analisis Kekuatan Pasangan Bibliografi(Bibliographic Coupling) Pada Jurnal Online Hyle-International Journal For Philosophy Of Chemistry Tahun Terbit 1999-2005

(1)

ANALISIS KEKUATAN PASANGAN BIBLIOGRAFI (BIBLIOGRAPHIC COUPLING) PADA JURNAL ONLINE

HYLE-INTERNATIONAL JOURNAL FOR PHILOSOPHY OF CHEMISTRY TAHUN TERBIT 1999-2005

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang studi Perpustakaan dan Informasi

OLEH :

SORI TUA SIREGAR 030709012

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Siregar, Sori Tua. 2007. Analisis Kekuatan Pasangan Bibliografi (Bibliographic Coupling) pada HYLE-International Journal for Philosophy Of Chemistry Tahun Terbit 1999-2005.

Dalam menghasilkan suatu karya ilmiah tidak terlepas dari keharusan menggunakan bahan pustaka sebagai referensi. Bahan pustaka ini dipakai sebagai sandaran ilmiah untuk mendukung uraian penulisan. Kebiasaan menyitir atau mengutip pendapat atau teori tersebut memberikan konsekuensi adanya hubungan antara dokumen yang disitir dengan dokumen yang menyitir. Berangkat dari hal terdebut telah dikembangkan berbagai metode analisis dalam bibliometrika yang didasarkan pada hubungan diantara dokumen yang disitir dengan dokumen yang menyitir. Kemudian metode tersebut dikenal dengan pasangan bibliografi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah judul dan daftar pustaka artikel yang dicetak dari internet. Digunakan teknik total sampling setelah dilakukan analisis terhadap 74 artikel sebagai populasi dan didapat sampel sebanyak 47 artikel. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program MS.Office dan MS. Excel. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : memasangkan masing-masing artikel dengan membuat tabulasinya, membuat daftar artikel bersama-sama dengan referensinya, membuat matrik untuk memasangkan dokumen, menghitung kekuatan pasangan bibliografi dan melakukan interpretasi data.

Hasil penelitian menunjukkan frekuensi kekuatan pasangan bibliografi pada HYLE yang paling tinggi nilainya adalah tahun 2004 ayitu 27 (2,40%). Frekuensi kekuatan pasangan bibliografi yang paling rendah adalah pada tahun 2005 yaitu 2 (0,20%). Frekuensi kekuatan pasangan bibliografi pada HYLE tahun 1999 yaitu 13 (1,20%), frekuensi kekuatan pasangan bibliografi pada HYLE tahun 2000 yaitu 9 (0,83%), frekuensi kekuatan pasangan bibliografi pada HYLE tahun 2001 yaitu 6 (0,64%), frekuensi kekuatan pasangan bibliografi pada HYLE tahun 2002 yaitu 4 (0,37%) dan frekuensi kekuatan pasangan bibliografi pada HYLE tahun 2003 yaitu 8 (0,74%). Oleh sebab itu, penulis menyimpulkan bahwa frekuensi kekuatan pasangan artikel yang memiliki kekuatan pasangan bibliogarfi lebih rendah (6,47%) dibandingkan dengan frekuensi kekuatan pasangan artikel yang tidak memiliki kekuatan pasangan bibliografi (93,52%). Artinya penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada HYLE tidak semua menyitir karya-karya yang terbit sebelumnya.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Masalah Penelitian ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 5

2.1 Pengertian Bibliometrika... 5

2.2 Pengertian Pasangan Bibliografi (Bibliographic Coupling)... 6

2.3 Pengumpulan Data Pasangan Bibliografi (Bibliographic Coupling) ... 8

2.3.1 Prosedur Pengumpulan Data Pasangan Bibliografi (Bibliographic Coupling) ... 8

2.3.2 Kendala Dalam Pengumpulan Data Pasangan Bibliografi (Bibliographic Coupling) ... 9

2.4 Manfaat Analisis Pasangan Bibliografi (Bibliographic Coupling) 10 2.4.1 Pengindeksan (Indexing)... 10

2.4.2 Penelusuran Informasi (Searching of Information) ... 10

BAB III METODE PENELITIAN... 12

3.1 Metode Penelitian ... 12


(4)

3.3 Populasi dan Sampel ... 13

3.3.1 Populasi ... 13

3.3.2 Sampel ... 14

3.4 Instrumen Penelitian ... 15

3.5 Teknik Analisis Data ... 15

3.6 Penyajian Data... 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

4.1 Deskripsi Data ... 18

4.2 Pasangan Bibliografi Pada HYLE Tahun Terbit 1999-2005, volume 5-11 ... 18

4.3 Matrik Pasangan Bibliografi pada HYLE tahun terbit 1999-2005 Volume 5-11 ... 19

4.4 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE Tahun Terbit 1999-2005 Volume 5-11 ... 47

4.4.1 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE Tahun Terbit 1999 Volume 5 ... 47

4.4.2 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE Tahun Terbit 2000 Volume 6 ... 48

4.4.3 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE Tahun Terbit 2001 Volume 7 ... 49

4.4.4 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE Tahun Terbit 2002 Volume 8 ... 50

4.4.5 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE Tahun Terbit 2003 Volume 9 ... 50

4.4.6 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE Tahun Terbit 2004 Volume 10 ... 51

4.4.7 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE Tahun Terbit 2005 Volume 11 ... 53

4.5 Analisis Data ... 53


(5)

BABV KESIMPULAN ... 57

5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Saran ... 58


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Populasi Penelitian... 13 Tabel 2 Sampel Penelitian... 14 Tabel 3 Contoh Tabel Kekuatan Pasangan Bibliografi ... 16 Tabel 4 Contoh Tabel Rekapitulasi Kekuatan Pasangan Bibliografi

... 17 Tabel 5 Jumlah Pasangan Artikel Yang Memiliki Kekuatan

Pasangan Bibliografi ... 18 Tabel 6 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE

Tahun Terbit 1999 Volume 5... 47 Tabel 7 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE

Tahun Terbit 2000 Volume 6... 48 Tabel 8 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE

Tahun Terbit 2001 Volume 7... 49 Tabel 9 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE

Tahun Terbit 2002 Volume 8... 50 Tabel 10 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE

Tahun Terbit 2003 Volume 9... 51 Tabel 11 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE

Tahun Terbit 2004 Volume 10... 52 Tabel 12 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE

Tahun Terbit 2005 Volume 11

... 53 Tabel 13 Rekapitulasi Kekuatan Pasangan Bibliografi pada HYLE


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Ilustrasi Pasangan Bibliografi... 7 Gambar 2 Contoh Pemasangan Bibliografi dengan Matriks Gambar

... 17 Gambar 3 Matrik Pasangan Artikel A1 dan Artikel A32 ...

Gambar 4 Matrik Pasangan Artikel A1 dan A34... Gambar 5 Matrik Pasangan Artikel A2 dan A34... Gambar 6 Matrik .Pasangan Artikel A3 dan A8... Gambar 7 Matrik Pasangan Artikel A3 dan A32... Gambar 8 Matrik Pasangan Artikel A3 dan A33... Gambar 9 Matrik Pasangan Artikel A3 dan A34... Gambar 10 Matrik Pasangan Artikel A4 dan A7... Gambar 11 Matrik Pasangan Artikel A4 dan A35... Gambar 12 Matrik Pasangan Artikel A5 dan A8... Gambar 13 Matrik Pasangan Artikel A5 dan A11... Gambar 14 Matrik Pasangan Artikel A6 dan A26... Gambar 15 Matrik Pasangan Artikel A8 dan A12... Gambar 16 Matrik Pasangan Artikel A8 dan A25... Gambar 17 Matrik Pasangan Artikel A8 dan A38... Gambar 18 Matrik Pasangan Artikel A9 dan A38... Gambar 19 Matrik Pasangan Artikel A10 dan A32... Gambar 20 Matrik Pasangan Artikel A10 dan A46... Gambar 21 Matrik Pasangan Artikel A12 dan A38... Gambar 22 Matrik Pasangan Artikel A15 dan A16... Gambar 23 Matrik Pasangan Artikel A16 dan A26... Gambar 24 Matrik Pasangan Artikel A12 dan A38... Gambar 25 Matrik Pasangan Artikel A15 dan A16... Gambar 26 Matrik Pasangan Artikel A16 dan A26... Gambar 27 Matrik Pasangan Artikel A16 dan A30... Gambar 28 Matrik Pasangan Artikel A17 dan A18... Gambar 29 Matrik Pasangan Artikel A17 dan A36...


(8)

Gambar 30 Matrik Pasangan Artikel A18 dan A47... Gambar 31 Matrik Pasangan Artikel A21 dan A39... Gambar 32 Matrik Pasangan Artikel A22 dan A40... Gambar 33 Matrik Pasangan Artikel A23 dan A30... Gambar 34 Matrik Pasangan Artikel A24 dan A26... Gambar 35 Matrik Pasangan Artikel A25 dan A39... Gambar 36 Matrik Pasangan Artikel A26 dan A30... Gambar 37 Matrik Pasangan Artikel A27 dan A29... Gambar 38 Matrik Pasangan Artikel A27 dan A31... Gambar 39 Matrik Pasangan Artikel A29 dan A31... Gambar 40 Matrik Pasangan Artikel A30 dan A31... Gambar 41 Matrik Pasangan Artikel A32 dan A34... Gambar 42 Matrik Pasangan Artikel A32 dan A46... Gambar 43 Matrik Pasangan Artikel A36 dan A37... Gambar 44 Matrik Pasangan Artikel A36 dan A38... Gambar 45 Matrik Pasangan Artikel A36 dan A39... Gambar 46 Matrik Pasangan Artikel A36 dan A40... Gambar 47 Matrik Pasangan Artikel A36 dan A42... Gambar 48 Matrik Pasangan Artikel A36 dan A43... Gambar 49 Matrik Pasangan Artikel A36 dan A44... Gambar 50 Matrik Pasangan Artikel A37 dan A38... Gambar 51 Matrik Pasangan Artikel A37 dan A39... Gambar 52 Matrik Pasangan Artikel A37 dan A40... Gambar 53 Matrik Pasangan Artikel A37 dan A42... Gambar 54 Matrik Pasangan Artikel A37 dan A43... Gambar 55 Matrik Pasangan Artikel A37 dan A44... Gambar 56 Matrik Pasangan Artikel A38 dan A39... Gambar 57 Matrik Pasangan Artikel A38 dan A40... Gambar 58 Matrik Pasangan Artikel A38 dan A42... Gambar 59 Matrik Pasangan Artikel A38 dan A42... Gambar 60 Matrik Pasangan Artikel A38 dan A43... Gambar 61 Matrik Pasangan Artikel A38 dan A44...


(9)

Gambar 62 Matrik Pasangan Artikel A39 dan A41... Gambar 63 Matrik Pasangan Artikel A39 dan A42... Gambar 64 Matrik Pasangan Artikel A39 dan A43... Gambar 65 Matrik Pasangan Artikel A39 dan A44... Gambar 66 Matrik Pasangan Artikel A41 dan A43... Gambar 67 Matrik Pasangan Artikel A41 dan A44... Gambar 68 Matrik Pasangan Artikel A42 dan A43... Gambar 69 Matrik Pasangan Artikel A42 dan A44... Gambar 70. Matrik Pasangan Artikel A42 dan A47... Gambar 71 Matrik Pasangan Artikel A43 dan A44... Gambar 72 Matrik Pasangan Artikel A45 dan A46... Gambar 73 Grafik Kekuatan Pasangan Bibliografi ...


(10)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Judul Artikel


(11)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juli 2007


(12)

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : ANALISIS KEKUATAN PASANGAN BIBLIOGRAFI (BIBLIOGRAPHIC COUPLING) PADA JURNAL ONLINE HYLE-INTERNATIONAL JOURNAL FOR PHILOSOPHY OF CHEMISTRY TAHUN TERBIT 1999-2005

Oleh : Sori Tua Siregar

NIM : 030709012

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Ketua : Drs. Jonner Hasugian, M.Si

Tanda Tangan : ___________________________

Tanggal : ____________________________

FAKULTAS SASTRA

Dekan : Drs. Syaifuddin, MA. Ph.D

Tanda Tangan : ___________________________


(13)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : ANALISIS KEKUATAN PASANGAN BIBLIOGRAFI (BIBLIOGRAPHIC COUPLING) PADA JURNAL ONLINE HYLE-INTERNATIONAL JOURNAL FOR PHILOSOPHY OF CHEMISTRY TAHUN TERBIT 1999-2005

Oleh : Sori Tua Siregar

NIM : 030709012

Pembimbing I : Ishak, SS. M.Hum

Tanda Tangan : ___________________________

Tanggal : ____________________________

Pembimbing II : Himma Dewina, M.Hum

Tanda Tangan : ___________________________


(14)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, dengan terselesaikannya skripsi yang berjudul “Analisis Kekuatan Pasangan Bibliografi (Bibliographic Coupling) Pada Jurnal Online Hyle-International Journal For Philosophy Of Chemistry Tahun Terbit 1999-2005”. Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis untuk menyelasaikan pendidikan pada Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga menyadari bahwa sepenuhnya kesemua ini tidak akan berarti apa-apa tanpa bantuan dan dukungan dari keluarga yang tiada henti-hentinya memberikan limpahan kasih sayangnya pada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua saya Yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan moral maupun materil kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Berkat keduanya pulalah penulis dapat merampungkan jenjang studi setahap demi setahap sampai saat ini.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Ishak, SS. M.Hum, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak

memberikan bantuan, bimbingan, dan arahan serta waktu dalam penulisan skripsi ini

2. Ibu Himma Dewina, M.Hum, selaku pembimbing II yang telah memberikan

dorongan dan pengarahan dan masukan kepada penulis

3. Bapak Drs. Syaifuddin, M.Si, selaku dekan Fakultas Sastra Universitas

sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si selaku ketua Program Studi Perpustakaan S-I sekaligus dosen wali yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis guna menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, selaku sekretaris, dan seluruh staf pengajar Departemen Studi perpustakaan dan informasi yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.

6. Seluruh staf pustakawan di perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.


(15)

7. Kepada kakak dan abangku Nelda, bang Surya, adikku Iman dan Alfi. 8. Buat sahabat-sahabatku Andi, Neti, Dira, Imel, Reka, Adi, Sendi, Yuzel,

Yuri, dan semua anak stambuk 03 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu (gak cukup lembarannya). Terima kasih telah menjadi sahabat yang gak akan terlupakan seumur hidup penulis..

Semoga semua yang telah mereka berikan baik berupa bimbingan, bantuan, maupun pengorbanan dalam rangka menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini dapat imbalan berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak sangan penulis harapkan demi perbaikan menuju kesempurnaan penelitian berkelanjutan dengan topik yang sama

Medan Agustus 2007

Penulis

Sori Tua Siregar NIM 030709012


(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam menghasilkan suatu karya ilmiah seperti jurnal atau majalah ilmiah, kertas karya, skripsi maupun tesis dan disertasi, tidak akan pernah dapat dilakukan tanpa adanya keharusan bahkan wajib untuk menggunakan bahan pustaka sebagai rujukan atau referensi. Bahan pustaka dapat menjadi rujukan sebagai landasan dalam mendukung uraian penelitian. Kegiatan tersebut sama dengan mengutip atau menyitir dokumen lain dengan subjek yang sama terhadap dokumen yang disitir atau dikutip. Dengan adanya subjek yang sama, berarti hal tersebut memberikan pengertian adanya kedekatan hubungan antara dokumen yang disitir (cited document) dan dokumen yang menyitir (citing document).

Berangkat dari uraian fenomena tersebut telah dikembangkan berbagai metode dalam tinjauan bibliometrika yang didasari dari hubungan antara dokumen yang disitir (cited document) dengan dokumen yang menyitir (citing document). Metode tersebut antara lain adalah analisis sitasi yang didasarkan pada perhitungan sitasi langsung (direct citation counting), pasangan bibliografi (bibliographic coupling) dan ko-sitasi (co-citation). Metode dalam tinjauan bibliometrika yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mengenai kekuatan pasangan bibliografi (strength of bibliographic coupling).

Konsep pasangan bibliografi dikembangkan oleh Kessler (1963 : 1) yang menyatakan, “The existence of the phenomenon and argued for its usefullness as an indicator of subject relatedness”. Dari pernyataan Kessler tersebut dapat diartikan bahwa eksistensi fenomena dan membuktikan kegunaannya sebagai suatu indikator dari subjek yang berhubungan. Kessler (1963 : 1) dalam Mustangimah (2002 : 1) juga menambahkan bahwa, “Pasangan bibliografi adalah satu dokumen yang disitir secara bersama-sama oleh dua dokumen yang akan dirilis kemudian”. Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa jika ada dua dokumen yang menyitir paling sedikit satu dokumen yang sama maka secara tinjauan bibliometrika bahwa kedua dokumen tersebut terpasang secara bibliografi. Secara praktis hal ini dapat dilihat pada referensi atau daftar pustaka yang terdapat di bagian belakang kedua dokumen yang menyitir. Apabila


(17)

pada referensi kedua dokumen tersebut ditemukan minimal satu referensi atau daftar pustaka yang sama maka dikatakan bahwa kedua dokumen tersebut terpasang secara bibliografi.

Banyaknya dokumen yang disitir secara bersama-sama mengakibatkan tingginya hubungan kedekatan antarpengarang. Hal ini juga menunjukkan bahwa pemikiran atau subjek keilmuwan yang mereka geluti tidak jauh berbeda. Penjelasan ini merupakan gambaran umum dari pasangan bibliografi (bibliographic coupling).

Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cenderung semakin pesat bahkan semakin terdorong untuk terus membutuhkan informasi agar menjadi salah satu kebutuhan yang paling utama. Dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi merupakan bentuk kontribusi dan faktor yang terpenting. Informasi setiap detik, menit, jam hari bahkan tiap waktu akan dibutuhkan. Informasi mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi dikemas dalam berbagai bentuk, seperti jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah merupakan salah satu bentuk sumber daya informasi yang tersedia dalam bentuk jurnal cetak maupun jurnal elektronik, misalnya HYLE-International Journal For Philosophy Of Chemistry. HYLE merupakan jurnal internasional yang disajikan untuk semua aspek filosofis ilmu kimia.

Artikel yang disajikan oleh HYLE-International Journal For Philosophy Of Chemistry berisi tentang ilmu filsafat mengenai asal-muasal, metodologi, dasar-dasar, dan masalah ilmu kimia yang berhubungan dengan teknologi, ilmu lain dan bidang ilmu yang tidak ilmiah, estetika, etika, masalah lingkungan dalam bidang ilmu kimia dan juga filosofi yang sesuai dengan fase sejarah, sosiologi, linguistik dan pendidikan ilmu kimia. Artikel yang terdapat pada HYLE-International Journal For Philosophy Of Chemistry dihasilkan oleh beberapa peneliti atau laboran.

Sesuai dengan kebiasaan penelitian, maka penulis sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu menelusur literatur atau dokumen agar penelitian tidak duplikasi atau tumpang tindih dengan penelitian yang telah ada sebelumnya. Hal ini dilakukan juga dengan landasan pikiran bahwa ilmu pengetahuan merupakan kumulasi dari ilmu pengetahuan sebelumnya. Sesuai dengan etika penelitian, maka penulis wajib mencantumkan semua literatur yang telah digunakannya untuk penelitian atau penulisan dalam sebuah daftar pustaka atau referensi. Dalam menyusun daftar kepustakaan ini penulis menyebutkan semua karya pengarang lain yang telah digunakan. Akan tetapi,


(18)

dalam penggunaan karya orang lain sering terjadi adanya dua objek penelitian yang berbeda dengan subjek yang sama menggunakan suatu karya yang sama untuk dijadikan sebagai rujukan. Hal seperti ini juga terdapat pada artikel yang disajikan HYLE-International Journal For Philosophy Of Chemistry. Di antara penulis artikel pada HYLE kemungkinan besar ada yang mengutip atau menyitir dokumen yang sama. Keadaan yang demikian menyebabkan artikel-artikel pada HYLE-International Journal For Philosophy Of Chemistry terdapat hubungan pasangan bibliografi (bibliographic coupling).

Dari uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Kekuatan Pasangan Bibliografi (Bibliographic Coupling)

Pada Jurnal Online HYLE- International Journal For Philosophy Of Chemistry Tahun Terbit 1999-2005”. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang

tersedia dalam bentuk jurnal ilmiah HYLE- International Journal For Philosophy Of Chemistry tahun terbit 1999-2005.

1.2 Masalah Penelitian

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kekuatan pasangan

bibliografi (bibliographic coupling) pada artikel yang terdapat dalam HYLE- International Journal For Philosophy Of Chemistry tahun terbit 1999-2005?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kekuatan pasangan

bibliografi (bibliographic coupling) pada artikel yang terdapat dalam HYLE- International Journal For Philosophy Of Chemistry tahun terbit 1999-2005.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat, bagi :

1. Penulis, agar mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan

wawasannya yang diterapkan melalui tinjauan bibliometrika, yaitu pasangan bibliografi (bibliographic coupling) terhadap artikel terbitan HYLE.


(19)

2. Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi, agar dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran baik secara teoritis maupun praktis.

3. Pembaca, agar dapat menambah wawasan tentang kajian bibliometrika

khususnya tentang pasangan bibliografi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan kajian bibliometrika, khususnya membahas tentang kekuatan pasangan bibliografi. Subjek penelitian ini adalah artikel yang terdapat pada HYLE- International Journal For Philosophy Of Chemistry tahun terbit 1999-2005. Data dari artikel tersebut diperoleh dengan cara browsing dan diakses secara online melalui situs www.hyle.org.


(20)

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Bibliometrika

Penelitian ini merupakan bidang kajian bibliometrika. Pritchard dalam Nicholas dan Ritchie (1978 : 1) menyatakan istilah bibliometrika dalam definisi yang luas, yaitu :

The defenition and purpose of bibliometrics is to shed light on the process of written communication and of the nature and course of development of a discipline (is so far as this displayed through written communication) by means of counting and analyzing the various facats of written communication.

Dari pernyataan di atas dapat diartikan bahwa untuk memberikan keterangan dalam proses komunikasi tertulis pada dasarnya dan tentu saja pengembangan suatu disiplin (sejauh ini dapat dipaparkan melalui komunikasi tertulis) dengan memakai perhitungan dan analisis berbagai fase komunikasi tertulis.

Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan sebelumnya Pritchard (1969 : 349) memperkenalkan istilah bibliometrika adalah aplikasi metode statistik dan matematika terhadap informasi terekam. Dalam definisi Pritchard tersebut, metode matematika dan statistika dapat diterapkan dalam segala bentuk media komunikasi yang telah direkam dalam arti luas, baik cetak maupun elektronik. Sementara itu Sulistyo-Basuki (1990 : 16) menyatakan bahwa :

Dalam bibliometrika yang dikaji adalah informasi terekam, khususnya dalam bentuk grafis, dengan demikian objeknya mungkin buku, majalah, laporan penelitian, disertasi dan sebagainya. Namun sampai saat ini, kajian bibliometrika lebih banyak ditujukan kepada majalah ilmiah karena dianggap menduduki peran terpenting dalam komunikasi ilmiah.

Dari pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa kajian bibliometrika adalah fokus pada informasi terekam. Akan tetapi, dalam kajian bibliometrika tersebut lebih diutamakan kepada majalah ilmiah karena majalah tersebut dianggap informasi terekam yang paling utama dan populer dalam berkomunikasi secara ilmiah. Oleh sebab itu, dari uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa bibliometrika merupakan penggunaan metode statistika dan matematika yang mengkaji mengenai informasi terekam yang bersifat ilmiah yang digunakan dalam proses komunikasi ilmiah. Komunikasi ilmiah adalah


(21)

sebagai proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak ke pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan bersifat ilmiah. Informasi ilmiah yang disajikan baik dalam bentuk tercetak maupun elektronik disebut dengan komunikasi ilmiah. Salah satu media dalam komunikasi ilmiah tersebut adalah jurnal ilmiah yang terdiri dari beberapa artikel penelitian.

Manfaat analisis bibliometrika bagi perpustakaan, menurut Ishak (2005 : 18) adalah :

a. Mengidentifikasi majalah inti dalam berbagai disiplin ilmu

b. Identifikasi arah dan gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan pada

berbagai disiplin ilmu

c. Menduga keluasan literatur sekunder d. Mengenali pemakai berbagai subjek

e. Mengenali kepengarangan dan arah gejalanya pada dokumen berbagai subjek f. Mengukur manfaat jasa SDI ad-hoc dan retrospektif

g. Meramalkan arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang dan mendatang h. Mengatur arus masuk informasi dan komunikasi

i. Mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah

j. Meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau seluruh disiplin ilmu

2.2 Pengertian Pasangan Bibliografi (Bibliographic Coupling)

Penelitian yang dilakukan ini adalah untuk membahas kajian bibliometrika mengenai pasangan bibliografi (bibliographic coupling). Borgman dan Furner (2003 : 1) menyatakan bahwa :

Bibliographic coupling is when two documents each have citation to one or more of two same documents. That is, they cite the same documents and may therefore deal with simillar subject matter. The strength of coupling between the citing documents depends the percentage of the total number of citation in common. It is related to cocitation analysisis.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pasangan bibliografi terjadi ketika dua dokumen masing-masing telah menyitir satu atau lebih terhadap dua dokumen yang sama. Hal ini berarti, mereka telah menyitir dokumen yang sama dan disepakati adanya subjek masalah yang diteliti adalah sama. Apabila ditemukan dua dokumen mengutip sumber yang sama, maka tidak saja terdapat hubungan antara kedua dokumen yang menyitir dan dokumen yang disitir, tetapi juga ada hubungan antara kedua dokumen


(22)

yang menyitir karena memanfaatkan bibliografi atau daftar pustaka dalam dokumen. Kekuatan pasangan diantara dokumen yang menyitir dapat dibuat dalam persentase.

Dari definisi yang telah dipaparkan di atas dapat dinyatakan bahwa kekuatan pasangan bibliografi ditentukan oleh banyaknya jumlah dokumen yang disitir atau dikutip secara bersama-sama. Semakin banyak jumlah dokumen yang disitir atau dikutip secara bersama-sama oleh dua dokumen, maka kekuatan pasangan kedua dokumen tersebut akan semakin tinggi pula. Agar dapat dimengerti lebih lanjut mengenai pengertian pasangan bibliografi, di bawah ini terdapat ilustrasi pada matriks seperti berikut:

A B C D E F G

1 2

Gambar 1. Ilustrasi pasangan bibliografi

Dari ilustrasi tersebut dapat diperhatikan bahwa dokumen 1 dan dokumen 2 merupakan dokumen yang menyitir atau mengutip yang dijadikan sebagai objek pengamatan. Sementara itu bahan referensi yang dikutip terdiri dari A, B, C, D, E, F, dan G. Ilustrasi tersebut kelihatan bahwa terdapat beberapa referensi yang tidak dikutip secara bersama-sama oleh kedua dokumen. Namun terdapat pula beberapa referensi yang dikutip atau disitir secara bersama-sama oleh kedua dokumen. Hal ini terlihat di mana Dokumen 1 menyitir referensi A, B, D, E, F, G. Sedangkan Dokumen 2 menyitir atau mengutip referensi B, C, D, F, G. Dari referensi yang dikutip oleh Dokumen 1 dan Dokumen 2 diperoleh empat referensi yang sama, yaitu referensi B, D, F, G. Oleh sebab itu, dapat dinyatakan bahwa referensi B, D, F, G merupakan pasangan bibliografi dan Dokumen 1 dan Dokumen 2 juga dinyatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi yang terdapat antara Dokumen 1 dan Dokumen 2 adalah


(23)

empat, hal ini diketahui dari empat dokumen yang disitir atau dikutip secara bersama-sama, yaitu refererensi B, D, f dan G.

2.3 Pengumpulan Data Pasangan Bibliografi (Bibliographic Coupling)

Dalam melakukan pengumpulan data pasangan bibliografi terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan. Selain itu juga terdapat kendala-kendala dalam proses pengumpulan data.

2.3.1Prosedur Pengumpulan Data Pasangan Bibliografi (Bibliographic Coupling)

Prosedur dalam pengumpulan data pasangan bibliografi dilakukan untuk menghindari kekeliruan terhadap data yang akan diperoleh. Selain itu, agar data yang akan diperoleh dapat dilakukan dalam waktu yang lebih efisien dan seefektif mungkin.

Menurut Mustangimah (2002 : 3), prosedur pengumpulan data bibliografi dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

a. Menentukan koleksi uji, yaitu koleksi dokumen dalam suatu subjek atau

topik tertentu yang akan diamati.

b. Mengumpulkan data bibliografi dokumen yang disitir, yaitu data bibliografi dokumen yang terdaftar dalam daftar pustaka (referensi).

c. Memasangkan setiap dokumen dalam koleksi uji satu sama lain.

d. Memeriksa data bibliografi dokumen yang disitir pada setiap pasangan

dokumen.

e. Menghitung banyaknya dokumen yang disitir secara bersama-sama oleh

pasangan dokumen.

Melalui prosedur yang telah diuraikan tersebut, dapat dinyatakan bahwa melakukan pengumpulan data pasangan bibliografi, prosedur yang sesuai dan harus dilakukan adalah sesuai dengan prosedur yang telah diuraikan di atas. Hal ini disebabkan, dengan melihat uraian prosedur pengumpulan data tersebut, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan waktu yang lebih efisien dan efektif.


(24)

2.3.2 Kendala Dalam Pengumpulan Data Pasangan Bibbliografi (Bibliographic Coupling)

Kegiatan pengumpulan data mengenai pasangan bibliografi lazimnya berkaitan dengan kegiatan penelusuran dokumen dengan subjek tertentu. Kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penelusuran secara manual dan penelusuran

secara online. Penelusuran secara manual merupakan kegiatan penelusuran atau

pencarian dokumen langsung pada fisiknya. Sedangkan penelusuran secara online adalah penelusuran atau pencarian dokumen secara menggunakan bantuan komputer melalui penggunaan basis data tertentu disebut dengan dokumen elektronik.

Ada beberapa kendala yang dialami ketika melakukan pengumpulan data pasangan bibliografi, yaitu :

Pengumpulan data secara manual mempunyai beberapa kendala antara lain :

a. Koleksi dokumen dalam suatu subjek tertentu sering kali tidak lengkap. b. Keberadaan dokumen yang “terserak” di berbagai tempat.

c. Pencantuman data dalam daftar pustaka sering kali tidak lengkap. d. Cara penulisan daftar pustaka bervariasi.

Adapun kendala yang dihadapi dalam pengumpulan data secara online antara lain :

a. Keterbatasan cakupan basis data bibliografi dalam suatu subjek tertentu.

b. Keterbatasan cakupan basis data sitasi dalam suatu subjek tertentu,

misalnya Social Science Citation Index (SSCI).

c. Permasalahan teknis yang muncul dalam data mining dari basis data. Hal ini disebabkan antara lain, oleh adanya kesalahan atau variasi ejaan dan penggunaan format yang tidak standard, yang biasanya terjadi dalam penulisan judul jurnal, singkatan judul jurnal, tahun, volume, nomor, dan lain-lain (Mustangimah, 2002 :3).

Dari uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa, baik pengumpulan data secara manual maupun online tidak ada bedanya. Hal ini dikarenakan antara pengumpulan data secara manual maupun online masing-masing memiliki kendala dalam pengumpulan data. Akan tetapi, kendala yang dihadapi dalam melakukan pengumpulan data secara manual lebih besar jika dibandingkan dengan pengumpulan data yang dilakukan secara online. Satu hal yang perlu diketahui dari uraian tersebut bahwa terdapat kendala-kendala dalam melakukan pengumpulan data pasangan bibliografi terutama yang berkaitan dengan penelusuran informasi.


(25)

2.4 Manfaat Analisis Pasangan Bibliografi (Bibliographic Coupling)

Analisis pasangan bibliografi memberikan beberapa manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu pengindeksan (indexing) dan penelusuran informasi (searching of information).

2.4.1 Pengindeksan (Indexing)

Menurut Rowley dalam Hasugian (2006 : 4), “Representasi dapat berupa abstrak dan indeks”. Dalam pernyataan tersebut, abstrak dan indeks dapat menjadi representasi suatu dokumen. Seperti yang dikemukakan oleh Hasugian (2006 : 4), “Indeks adalah representasi dokumen yang bertujuan untuk menemukan kembali dokumen-dokumen yang telah tersimpan dan diorganisir melalui proses pengindeksan”.

Pengindeksan yang bertujuan untuk merepresentasikan informasi yang terkandung dalam dokumen biasanya didasarkan pada karakteristik dokumen itu sendiri. Namun adanya fenomena pasangan bibliografi dan kositasi yang memberikan indikasi adanya keterhubungan antara suatu dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir atau sitasi memberikan alternatif lain dalam proses pengindeksan, yaitu pengindeksan sitasi (citation index).

Menurut Garfield (1979) dalam Mustangimah (2002 : 5) pengindeksan sitasi mempunyai tiga karakteristik yang khas, yaitu :

a. Memberikan kategorisasi dokumen secara tepat dan terperinci.

b. Dapat diungkapkan secara eksplisit adanya keterhubungan intelektual

antara literatur yang lama dengan yang baru.

c. Dapat mengungkapkan secara eksplisit hubungan di antara

kejadian-kejadian yang baru yang membangun terbentuknya disiplin atau spesialisasi.

2.4.2 Penelusuran Informasi (Searching of Information)

Dalam melakukan penelusuran informasi hal yang paling utama adalah memasukkan kata kunci (keyword). Menurut Livonen (1995 : 173), “Tidak mungkin menjabarkan konsep pencarian tanpa istilah pencarian”. Dari pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa proses penelusuran informasi sangat bergantung pada istilah penelusuran yang digunakan. Lazimnya pemilihan istilah yang akan digunakan dalam penelusuran informasi dapat dilakukan dengan menganalisis kebutuhan informasi yang


(26)

diinginkan, sehingga menghasilkan suatu konsep. Setelah itu, konsep tersebut diubah ke dalam bentuk indeks.

Indeks merupakan titik akses menghubungkan dokumen dengan pencari informasi. Metode penelusuran yang populer adalah penelusuran dengan menggunakan deskriptor atau kata kunci. Akan tetapi, dengan disediakannya indeks sitasi memungkinkan pengguna untuk melakukan penelusuran dengan menggunakan penelusuran berdasarkan sitasi (citation searching). Penelusuran berdasarkan sitasi merupakan upaya yang logis untuk menemukan dokumen yang relevan karena adanya keterhubungan subjek antara suatu dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir. Oleh karena itu, untuk meningkatkan efektivitas penelusuran beberapa peneliti merekomendasikan untuk menggabungkan penelusuran berdasarkan deskriptor dan penelusuran berdasarkan sitasi.


(27)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian memegang peranan penting dalam rangka memberikan dasar pemikiran pengambilan keputusan tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dalam suatu penelitian.

Menurut Azwar (2005 : 1) mengenai metode penelitian adalah :

Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu pemecahan atau solusi langsung bagi permasalahan yang dihadapi, karena penelitian merupakan bagian saja dari usaha pemecahan masalah yang lebih besar. Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dari jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Azwar tersebut, maka penulis menetapkan bahwa penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dan metode yang digunakan juga metode deskriptif. Selanjutnya menurut Azwar (2005 : 6) menyatakan bahwa, “Metode deskriptif ialah melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan”. Adapun tujuan metode deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta serta karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang-bidang tertentu. Data yang dikumpulkan semata-mata hanya bersifat deskriptif.

3.2 Unit Analisis

Menurut Arikunto (2002 : 121), “Yang dimaksud dengan unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian”. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa yang dapat diklasifikasikan sebagai subjek penelitian dapat berupa benda atau manusia. Oleh sebab itu, unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh artikel yang termuat dalam HYLE-International Journal for Philosophy of Chemistry tahun terbit 1999-2005, terdiri dari tiga volume dan enam


(28)

nomor. Jurnal ini tersedia dalam bentuk elektronik dan dapat diakses secara online melalui situs www.hyle.org.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1998 : 34). Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa populasi adalah totalitas semua kasus atau kejadian/hal (Kartono, 1996 : 130).

Dalam kegiatan penelitian untuk menjangkau keseluruhan dari objek tersebut tidak mungkin dilakukan, untuk mengatasinya diperlukan teknik sampling, yaitu suatu prosedur untuk mendapatkan dan mengumpulkan karakteristik yang berada di dalam populasi meskipun data itu tidak diambil secara keseluruhan melainkan hanya sebagian saja.

Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa total artikel dari HYLE-International Journal for Philosophy of Chemistry tahun terbit 1999-2005 adalah 74 artikel dengan jumlah referensi 1813 dengan perincian seperti terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Populasi Penelitian

No Tahun Volume Jumlah Artikel Referensi Jumlah

Vol.5 No.1 3 145

1 1999

Vol.5 No.2 4 72

Vol 6 No.1 5 100

2 2000

Vol.6 No.2 4 160

Vol.7 No.1 3 44

3 2001

Vol.7 No.2 6 46

Vol.8 No.1 3 80

4 2002

Vol.8 No.2 2 50

Vol.9 No.1 11 263

5 2003

Vol.9 No.2 7 251

Vol.10 No.1 8 89

6 2004

Vol.10 No.2 11 233

Vol.11 No.1 6 148

7 2005

Vol.11 No.2 5 132


(29)

3.3.2 Sampel

Penentuan besar sampel didasarkan pada pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (1996 : 120), yaitu :

Jumlah subjek dari populasi dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari : a) kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana; b)sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian karena apabila pemilihan sampel dilakukan dengan tidak benar maka akan menghasilkan temuan yang kurang memenuhi sasaran. Azwar (2003 : 79) mengatakan bahwa, “Apakah suatu sampel merupakan representasi yang baik bagi populasinya sangat tergantung pada sejauh mana karakteristik sampel itu sama dengan karakteristik populasinya”.

Mengingat populasi penelitian ini tidak terlalu besar yaitu hanya berjumlah 74 artikel atau sebanyak 1788 referensi sehingga penulis menetapkan seluruh populasi menjadi sampel dalam penelitian. Dengan demikian penulis menggunakan teknik pengambilan sampel, total sampling. Dengan ketentuan bahwa yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh artikel yang memiliki referensi dan penanggung jawab (responsibility). Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 47 artikel atau sebanyak 1813 referensi. Seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Sampel Penelitian

No Tahun Volume Jumlah

Artikel

Jumlah Referensi

Vol.5 No.1 3 145

1 1999

Vol.5 No.2 4 72

Vol 6 No.1 2 100

2 2000

Vol.6 No.2 4 160

Vol.7 No.1 3 44

3 2001

Vol.7 No.2 4 46

Vol.8 No.1 3 80

4 2002

Vol.8 No.2 1 50

Vol.9 No.1 7 259

5 2003

Vol.9 No.2 3 251

Vol.10 No.1 4 89

6 2004

Vol.10 No.2 4 233

Vol.11 No.1 2 148

7 2005

Vol.11 No.2 3 132


(30)

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik dokumentasi. “Dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan dan sebagainya” (Arikunto, 1998 : 148).

Sementara itu teknik pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara browsing melalui situs

www.hyle.org

b. Mengumpulkan artikel-artikel yang termuat dalam HYLE-International

Journal for Philosophy of Chemistry tahun terbit 1999-2005, lengkap setiap volume dan nomornya.

c. Mencari referensi setiap artikel yang termuat pada HYLE-International

Journal for Philosophy of Chemistry tahun terbit 1999-2005.

d. Data yang diperoleh kemudian di-download dan ditampilkan dalam bentuk dokumen.

e. Alat (instrumen) pengumpulan data yang digunakan adalah media elektronik yaitu internet, karena jurnal yang dipilih adalah jurnal online atau jurnal elektronik.

3.5 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul selanjutnya diorganisir. Kemudian dilakukan pemrosesan pasangan bibliografi dengan cara sebagai berikut.

a. Seluruh referensi digabungkan kemudian disusun berdasarkan abjad.

Membuat kode setiap dokumen yang disitir (referensi) dan dokumen yang menyitir. Dokumen yang menyitir dikenal dengan A1, A2, dan seterusnya. Sedangkan dokumen yang disitir atau referensi dikenal dengan kode A1-Z1, A2-Z2, dan seterusnya.

b. Memasangkan masing-masing artikel. Pemasangan artikel dapat dilakukan

dengan contoh sebagai berikut : A1 dengan A2, referensi A1 dan referensi A2 dipasangkan. Untuk melihat ada tidaknya referensi yang sama, maka penulis menggunakan program Ms. Excel tersebut, penulis melakukan pengurutan


(31)

referensi berdasarkan abjad pada setiap artikel. Sehingga akan kelihatan referensi yang disitir secara bersama.

c. Membuat matriks untuk memasangkan dokumen.

d. Menghitung kekuatan pasangan bibliografi.

̇ Melakukan penghitungan kekuatan pasangan artikel yang memiliki

kekuatan pasangan bibliografi per volume jurnal.

̇ Melakukan penghitungan kekuatan pasangan artikel yang memiliki

kekuatan pasangan bibliografi per tahun.

̇ Melakukan penghitungan kekuatan pasangan artikel yang tidak memiliki

kekuatan pasangan bibliografi per volume jurnal.

̇ Melakukan penghitungan kekuatan pasangan artikel yang tidak memiliki

kekuatan pasangan bibliografi per tahun. e. Melakukan interpretasi data

3.6 Penyajian Data

Penyajian data digunakan dengan menggunakan tabel yang telah dibuat sedemikian rupa, sebagai berikut.

Tabel 3. Contoh Tabel Kekuatan Pasangan Bibliografi Kekuatan

Pasangan Bibliografi

No Uraian

1 2 3 0

Total Pasangan Artikel

1 Vol x No y Artikel 1

Artikel 2

2 Vol x No y Artikel 1

Artikel 2


(32)

Tabel 4. Contoh Tabel Rekapitulasi Kekuatan Pasangan Bibliografi

Uraian Kekuatan Pasangan Bibliografi

Total Pasangan

Artikel No

Thn. Vol

Pasangan Artikel yang Memiliki

Kekuatan Pasangan Bibliografi

%

Pasangan Artikel yang tidak

Memiliki Kekuatan Pasangan Bibliografi

%

1 2

Total

A15

A4 A6

Gambar 2. Contoh Pemasangan Bibliografi dengan Matriks Gambar Keterangan :

A4 : Artikel 4 (Dokumen yang menyitir)

A6 : Artikel 6 (Dokumen yang Menyitir)


(33)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data

Data artikel pada HYLE yang telah terkumpul dengan menggunakan teknik dokumentasi sesuai dengan langkah-langkah yang telah dikemukakan pada bab 3 halaman 15. Selanjutnya akan dideskripsikan secara berurut berdasarkan tahun penerbitan yaitu mulai dari taun 1999 hingga tahun 2005 dan lengkap setiap volume.

4.2 Pasangan Bibliografi Pada HYLE Tahun Terbit 1999-2005, volume 5-11

Pasangan bibliografi pada HYLE tahun 1999-2005 dan volume 5-11 dengan melakukan pemasangan masing-masing artikel. Seluruh artikel yang akan dipasangkan dapat dilihat pada lampiran 1 dan untuk lebih jelas dapat terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Jumlah Pasangan Artikel Yang Memiliki Kekuatan Pasangan Bibliografi

No Besar Kekuatan Pasangan

Bibliografi Pasangan Artikel

Persentase Pasangan Artikel yang Berkekuatan Pasangan Bibliografi

1 0 1011 93,70

2 1 49 4,44

3 2 9 0,83

4 3 7 0,19

5 4 2 0,18

6 5 1 0,09

7 6 1 0,09

8 8 1 0,09

Jumlah 1081 99,61

Dari hasil pemasangan seluruh artikel yang terdapat pada lampiran 1 dapat diketahui sebanyak 1081 pasangan artikel. Dari 1081 pasangan artikel, diperoleh 49 pasangan artikel yang memiliki kekuatan pasangan bibliografi 1 (4,44%), 9 pasangan artikel yang memiliki kekuatan pasangan bibliografi 2 (0,83%), 7 pasangan artikel yang memiliki kekuatan pasangan bibliografi 3 (0,19%), 2 pasangan artikel yang memiliki kekuatan pasangan bibliografi 4 (0,18%), 1 pasangan artikel yang memiliki kekuatan pasangan bibliografi 5 (0,09%), 1 pasangan artikel yang memiliki kekuatan pasangan


(34)

bibliografi 6 (0,09%), 1 pasangan artikel yang memiliki kekuatan pasangan bibliografi 8 (0,09%) dan 1011 pasangan artikel yang tidak memiliki kekuatan pasangan bibliografi (93,70%).

4.3 Matrik Pasangan Bibliografi pada HYLE tahun terbit 1999-2005, Volume 5-11

Gambar Matrik 3. Pasangan Artikel A1 dan Artikel A32

Dokumen A1 dan dokumen A32 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A1 dan dokumen A32 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu T2. Dokumen A1 dan dokumen A32 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A1 dan dokumen A32 adalah 1.

A1 A32

A1 A34

T2 T2

Gambar Matrik 4. Pasangan Artikel A1 dan A34

Dokumen A1 dan dokumen A34 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A1 dan dokumen A34 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu T2. Dokumen A1 dan dokumen A34 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A1 dan dokumen A34adalah 1.


(35)

A34 A2

N1

Gambar Matrik 5. Pasangan Artikel A2 dan A34

Dokumen A2 dan dokumen A34 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A2 dan dokumen A34 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu N1. Dokumen A2 dan dokumen A34 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A2 dan dokumen A34adalah 1.

A8 A3

J3

Gambar Matrik 6. Pasangan Artikel A3 dan A8

Dokumen A3 dan dokumen A8 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A3 dan dokumen A8 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu J3. Dokumen A3 dan dokumen A8 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A3 dan dokumen A8 adalah 1.

T2

A3 A32


(36)

Dokumen A3 dan dokumen A32 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A3 dan dokumen A32 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu T2. Dokumen A3 dan dokumen A32 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A3 dan dokumen A32 adalah 1.

J3

Gambar Matrik 8. Pasangan Artikel A3 dan A33

Dokumen A3 dan dokumen A33 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A3 dan dokumen A33 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu J3. Dokumen A3 dan dokumen A33 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A3 dan dokumen A33 adalah 1.

A3 A33

O1 A2 R2 T2 C3

E1

A1 D3

A3 A34

Gambar Matrik 9. Pasangan Artikel A3 dan A34

Dokumen A3 dan dokumen A34 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A3 dan dokumen A34 terdapat 8 referensi yang sama yaitu A1, E1, O1, A2, R2, T2, C3 dan D3. Dokumen A3 dan dokumen A34 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A3 dan dokumen A34 adalah 8.


(37)

A7 A4

E3

Gambar Matrik 10. Pasangan Artikel A4dan A7

Dokumen A4 dan dokumen A7 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A4 dan dokumen A7 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu E3. Dokumen A4 dan dokumen A7 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A4 dan dokumen A7 adalah 1.

A35 A4

E2

Gambar Matrik 11. Pasangan Artikel A4 dan A35

Dokumen A4 dan dokumen A35 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A4 dan dokumen A35 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu E2. Dokumen A4 dan dokumen A35 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A4 dan dokumen A35 adalah 1.

B2

A5 A8


(38)

Dokumen A5 dan dokumen A8 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A5 dan dokumen A8 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu B2. Dokumen A5 dan dokumen A8 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A5 dan dokumen A8 adalah 1.

D1

Gambar Matrik 13. Pasangan Artikel A5 dan A11

Dokumen A5 dan dokumen A11 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A5 dan dokumen A11 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu D1. Dokumen A5 dan dokumen A11 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A5 dan dokumen A11 adalah 1.

A5 A11

B2 C2

A6 A26

Gambar Matrik 14. Pasangan Artikel A6 dan A26

Dokumen A6 dan dokumen A26 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A6 dan dokumen A26 terdapat dua referensi yang sama yaitu B2 dan C2. Dokumen A6 dan dokumen A26 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A3 dan dokumen A32 adalah 2.


(39)

A34 A7

T1

Gambar Matrik 15. Pasangan Artikel A7 dan A34

Dokumen A7 dan dokumen A34 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A7 dan dokumen A34 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu T1. Dokumen A7 dan dokumen A34 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A7 dan dokumen A34 adalah 1.

A12 A8

Q1

Gambar Matrik 16. Pasangan Artikel A8 dan A12

Dokumen A8 dan dokumen A12 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A8 dan dokumen A12 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu Q1. Dokumen A8 dan dokumen A12 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A8 dan dokumen A12 adalah 1.

Z1

A8 A25


(40)

Dokumen A8 dan dokumen A25 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A8 dan dokumen A25 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu Z1. Dokumen A8 dan dokumen A25 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A8 dan dokumen A25 adalah 1.

Q1

Gambar Matrik 18. Pasangan Artikel A8 dan A38

Dokumen A8 dan dokumen A38 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A8 dan dokumen A38 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu Q1. Dokumen A8 dan dokumen A38 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A5 dan dokumen A8 adalah 1.

A8 A38

A9 A23

X1

Gambar Matrik 19. Pasangan Artikel A9 dan A23

Dokumen A9 dan dokumen A23 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A9 dan dokumen A23 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu X1. Dokumen A9 dan dokumen A23 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A9 dan dokumen A23 adalah 1.


(41)

A34 A9

X1

Gambar Matrik 20. Pasangan Artikel A9 dan A34

Dokumen A9 dan dokumen A34 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A9 dan dokumen A34 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu X1. Dokumen A9 dan dokumen A34 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A9 dan dokumen A34 adalah 1.

A38 A9

M1

Gambar Matrik 21. Pasangan Artikel A9 dan A38

Dokumen A9 dan dokumen A38 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A9 dan dokumen A38 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu M1. Dokumen A9 dan dokumen A38 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A9 dan dokumen A38 adalah 1.

A10 A32

F3


(42)

Dokumen A10 dan dokumen A32 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A10 dan dokumen A32 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu F3. Dokumen A10 dan dokumen A32 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A10 dan dokumen A32 adalah 1.

Gambar Matrik 23. Pasangan Artikel A10 dan A46

Dokumen A10 dan dokumen A46 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A10 dan dokumen A46 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu F3. Dokumen A10 dan dokumen A46 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A10 dan dokumen A46 adalah 1.

A10 A46

A12 A38

Q1 F3

Gambar Matrik 24. Pasangan Artikel A12 dan A38

Dokumen A12 dan dokumen A38 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A12 dan dokumen A38 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu Q1. Dokumen A12 dan dokumen A38 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A12 dan dokumen A38 adalah 1.


(43)

A16 A15

J2

Gambar Matrik 25. Pasangan Artikel A15 dan A16

Dokumen A15 dan dokumen A16 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A15 dan dokumen A16 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu J2. Dokumen A15 dan dokumen A16 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A55 dan dokumen A16 adalah 1.

A26 A16

S2

Gambar Matrik 26. Pasangan Artikel A16 dan A26

Dokumen A16 dan dokumen A26 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A16 dan dokumen A26 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu S2. Dokumen A16 dan dokumen A26 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A16 dan dokumen A26 adalah 1.

H2

A16 A30


(44)

Dokumen A16 dan dokumen A30 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A16 dan dokumen A30 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu H2. Dokumen A16 dan dokumen A30 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A16 dan dokumen A30 adalah 1.

Gambar Matrik 28. Pasangan Artikel A17 dan A18

Dokumen A17 dan dokumen A18 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A17 dan dokumen A18 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu V1. Dokumen A17 dan dokumen A18 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A17 dan dokumen A18 adalah 1.

A17 A18

A17 A36

F2 V1

Gambar Matrik 29. Pasangan Artikel A17 dan A36

Dokumen A17 dan dokumen A36 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A17 dan dokumen A36 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu F2. Dokumen A17 dan dokumen A36 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A17 dan dokumen A36 adalah 1.


(45)

A46 A17

V1

Gambar Matrik 30. Pasangan Artikel A17 dan A46

Dokumen A17 dan dokumen A46 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A17 dan dokumen A46 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu V1. Dokumen A17 dan dokumen A46 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A17 dan dokumen A46 adalah 1.

A47 A18

V1

Gambar Matrik 31. Pasangan Artikel A18 dan A47

Dokumen A18 dan dokumen A47 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A18 dan dokumen A47 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu V1. Dokumen A18 dan dokumen A47 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A18 dan dokumen A47 adalah 1.

D2

A21 A39


(46)

Dokumen A21 dan dokumen A39 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A21 dan dokumen A39hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu D2. Dokumen A21 dan dokumen A39 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A21 dan dokumen A39 adalah 1.

Gambar Matrik 33. Pasangan Artikel A22 dan A40

Dokumen A22 dan dokumen A40 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A22 dan dokumen A40 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu F1. Dokumen A22 dan dokumen A40 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A22 dan dokumen A40 adalah 1.

A22 A40

A23 A30

Y1 F1

Gambar Matrik 34. Pasangan Artikel A23 dan A30

Dokumen A23 dan dokumen A30 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A23 dan dokumen A30 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu Y1. Dokumen A23 dan dokumen A30 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A23 dan dokumen A30 adalah 1.


(47)

A26 A24

S1

Gambar Matrik 35. Pasangan Artikel A24 dan A26

Dokumen A24 dan dokumen A26 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A24 dan dokumen A26 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu S1. Dokumen A24 dan dokumen A26 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A24 dan dokumen A26 adalah 1.

A39 A25

Z1

Gambar Matrik 36. Pasangan Artikel A25 dan A39

Dokumen A25 dan dokumen A39 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A25 dan dokumen A39 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu Z1. Dokumen A25 dan dokumen A39 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A25 dan dokumen A39 adalah 1.

Y1

A26 A30


(48)

Dokumen A26 dan dokumen A30 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A26 dan dokumen A30 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu Y1. Dokumen A26 dan dokumen A30 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A26 dan dokumen A30 adalah 1.

Gambar Matrik 38. Pasangan Artikel A27 dan A29

Dokumen A27 dan dokumen A29 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A27 dan dokumen A29 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu R1. Dokumen A27 dan dokumen A29 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A27 dan dokumen A29 adalah 1.

A27 A29

A27 A31

R1 R1

Gambar Matrik 39. Pasangan Artikel A27 dan A31

Dokumen A27 dan dokumen A31 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A27 dan dokumen A31 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu R1. Dokumen A27 dan dokumen A31 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A27 dan dokumen A31 adalah 1.


(49)

A31 A29

C1

Gambar Matrik 40. Pasangan Artikel A29 dan A31

Dokumen A29 dan dokumen A31 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A29 dan dokumen A31 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu C1. Dokumen A29 dan dokumen A31 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A29 dan dokumen A31 adalah 1.

A31 A30

R1

Gambar Matrik 41. Pasangan Artikel A30 dan A31

Dokumen A30 dan dokumen A31 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A30 dan dokumen A31 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu R1. Dokumen A30 dan dokumen A31 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A30 dan dokumen A31 adalah 1.

T2

A32 A34


(50)

Dokumen A32 dan dokumen A34 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A32 dan dokumen A34 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu T2. Dokumen A32 dan dokumen A34 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A32 dan dokumen A34 adalah 1.

Gambar Matrik 43. Pasangan Artikel A32 dan A46

Dokumen A32 dan dokumen A46 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A32 dan dokumen A46 terdapat dua referensi yang sama yaitu Q2 dan F3. Dokumen A32 dan dokumen A46 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A32 dan dokumen A46 adalah 2.

Q2

A32 A46

I1 X2 Z2

H1

F3

A36 A37

Gambar Matrik 44. Pasangan Artikel A36 dan A37

Dokumen A36 dan dokumen A37 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A36 dan dokumen A37 terdapat 4 referensi yang sama yaitu H1, I1, X2 dan Z2. Dokumen A36 dan dokumen A37 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A36 dan dokumen A32 adalah 4.


(51)

J1

A36

H1 I1

B1 H3

A38

Gambar Matrik 45. Pasangan Artikel A36 dan A38

Dokumen A36 dan dokumen A38 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A36 dan dokumen A38 terdapat 5 referensi yang sama yaitu B1, J1, H1, I1 dan H3. Dokumen A36 dan dokumen A38 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A36 dan dokumen A38 adalah 5.

A39 A36

H1

Gambar Matrik 46. Pasangan Artikel A36 dan A39

Dokumen A36 dan dokumen A39 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A36 dan dokumen A39 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu H1. Dokumen A36 dan dokumen A39 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A36 dan dokumen A39 adalah 1.

I1

A36 A40


(52)

Dokumen A36 dan dokumen A40 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A36 dan dokumen A40 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu I1. Dokumen A36 dan dokumen A40 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A36 dan dokumen A40 adalah 1.

Gambar Matrik 48. Pasangan Artikel A36 dan A42

Dokumen A36 dan dokumen A42 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A36 dan dokumen A42 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu H1. Dokumen A36 dan dokumen A42 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A36 dan dokumen A42 adalah 1.

A36 A42

A3 H3

H1

H1

A36 A43

Gambar Matrik 49. Pasangan Artikel A36 dan A43

Dokumen A36 dan dokumen A43 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A36 dan dokumen A43 terdapat 3 referensi yang sama yaitu H1, A3 dan H3. Dokumen A36 dan dokumen A43 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A36 dan dokumen A43 adalah 3.


(53)

A3 H3 H1

A36 A44

Gambar Matrik 50. Pasangan Artikel A36 dan A44

Dokumen A36 dan dokumen A44 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A36 dan dokumen A44 terdapat 3 referensi yang sama yaitu H1, A3 dan H3. Dokumen A36 dan dokumen A44 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A36 dan dokumen A44 adalah 3.

H1 I1

A37 A38

Gambar Matrik 51. Pasangan Artikel A37 dan A38

Dokumen A37 dan dokumen A38 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A37 dan dokumen A38 terdapat dua referensi yang sama yaitu H1 dan I1. Dokumen A37 dan dokumen A38 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A37 dan dokumen A38 adalah 2.

H1

A37

A3

A39


(54)

Dokumen A37 dan dokumen A39 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A37 dan dokumen A39 terdapat dua referensi yang sama yaitu H1 dan A3. Dokumen A37 dan dokumen A39 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A37 dan dokumen A39 adalah 2.

Gambar Matrik 53. Pasangan Artikel A37 dan A40

Dokumen A37 dan dokumen A40 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A37 dan dokumen A40 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu I1. Dokumen A37 dan dokumen A40 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A37 dan dokumen A40 adalah 1.

A37 A40

A37 A42

H1 I1

Gambar Matrik 54. Pasangan Artikel A37 dan A42

Dokumen A37 dan dokumen A42 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A37 dan dokumen A42 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu H1. Dokumen A37 dan dokumen A42dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A37 dan dokumen A42 adalah 1.


(55)

Z2 A3 H1

A37 A43

Gambar Matrik 55. Pasangan Artikel A37 dan A43

Dokumen A37 dan dokumen A43 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A37 dan dokumen A43 terdapat 3 referensi yang sama yaitu H1, Z2 dan A3. Dokumen A37 dan dokumen A43 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A37 dan dokumen A43 adalah 3.

A3 C3

H1

A37 A44

Gambar Matrik 56. Pasangan Artikel A37 dan A44

Dokumen A37 dan dokumen A44 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A37 dan dokumen A44 terdapat 3 referensi yang sama yaitu H1, A3 dan C3. Dokumen A37 dan dokumen A44 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A37 dan dokumen A44 adalah 3.


(56)

P2 K2 M2 H1

A38 A39

Gambar Matrik 57. Pasangan Artikel A38 dan A39

Dokumen A38 dan dokumen A39 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A38 dan dokumen A39 terdapat 4 referensi yang sama yaitu H1, P2, K2 dan M2. Dokumen A38 dan dokumen A39 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A38 dan dokumen A39 adalah 4.

A40 A38

I1

Gambar Matrik 58. Pasangan Artikel A38 dan A40

Dokumen A38 dan dokumen A40 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A38 dan dokumen A40 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu I1. Dokumen A38 dan dokumen A40 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A38 dan dokumen A40 adalah 1.

H1

A38

I3

A42


(57)

Dokumen A38 dan dokumen A42 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A38 dan dokumen A42 terdapat dua referensi yang sama yaitu H1 dan I3. Dokumen A38 dan dokumen A42 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A38 dan dokumen A42 adalah 2.

Gambar Matrik 60. Pasangan Artikel A38 dan A43

Dokumen A38 dan dokumen A43 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A38 dan dokumen A43 terdapat dua referensi yang sama yaitu H1 dan H3. Dokumen A38 dan dokumen A43 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A38 dan dokumen A43 adalah 2.

H1

A38 A43

H1 H3

H3

A38 A44

Gambar Matrik 61. Pasangan Artikel A38 dan A44

Dokumen A38 dan dokumen A44 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A38 dan dokumen A44 terdapat dua referensi yang sama yaitu H1 dan H3. Dokumen A38 dan dokumen A44 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A38 dan dokumen A44 adalah 2.


(58)

A41 A39

L2

Gambar Matrik 62. Pasangan Artikel A39 dan A41

Dokumen A39 dan dokumen A41 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A39 dan dokumen A41 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu L2. Dokumen A39 dan dokumen A41 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A39 dan dokumen A41 adalah 1.

A42 A39

H1

Gambar Matrik 63. Pasangan Artikel A39 dan A42

Dokumen A39 dan dokumen A42 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A39 dan dokumen A42 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu H1. Dokumen A39 dan dokumen A42 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A39 dan dokumen A42 adalah 1.

L2

A39

A3 H1

A43


(59)

Dokumen A39 dan dokumen A43 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A39 dan dokumen A43 terdapat 3 referensi yang sama yaitu H1, L2 dan A3. Dokumen A39 dan dokumen A43 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A39 dan dokumen A43 adalah 3.

L2 A3

H1

A39 A44

Gambar Matrik 65. Pasangan Artikel A39 dan A44

Dokumen A39 dan dokumen A44 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A39 dan dokumen A44 terdapat 3 referensi yang sama yaitu H1, L2 dan A3. Dokumen A39 dan dokumen A44 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A39 dan dokumen A44 adalah 3.

A41 A43

L2

Gambar Matrik 66. Pasangan Artikel A41 dan A43

Dokumen A41 dan dokumen A43 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A41 dan dokumen A43 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu L2. Dokumen A41 dan dokumen A43 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A41dan dokumen A43 adalah 1.


(60)

A44 A41

L2

Gambar Matrik 67. Pasangan Artikel A41 dan A44

Dokumen A41 dan dokumen A44merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A41 dan dokumen A44 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu L2. Dokumen A41 dan dokumen A44 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A41dan dokumen A44adalah 1.

H1 P1

A42 A43

Gambar Matrik 68. Pasangan Artikel A42 dan A43

Dokumen A42 dan dokumen A43 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A42 dan dokumen A43 terdapat dua referensi yang sama yaitu H1 dan P1. Dokumen A42 dan dokumen A43 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A42dan dokumen A43 adalah 2.

H1

A42

H3

A44


(61)

Dokumen A42 dan dokumen A44 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A42 dan dokumen A44 terdapat dua referensi yang sama yaitu H1 dan H3. Dokumen A42 dan dokumen A44 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A42 dan dokumen A44 adalah 2.

W2

A42 A47

Gambar Matrik 70. Pasangan Artikel A42 dan A47

Dokumen A42 dan dokumen A47 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A42 dan dokumen A47 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu W2. Dokumen A42 dan dokumen A47 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A42 dan dokumen A47 adalah 1.

H1 L2 A3 H3

A43 A44

Gambar Matrik 71. Pasangan Artikel A43 dan A44

Dokumen A43 dan dokumen A44 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A43 dan dokumen A44 terdapat 4 referensi yang sama yaitu H1, L2, A3 dan H3. Dokumen A43 dan dokumen A44 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A43 dan dokumen A44 adalah 4.


(62)

P2

A45 A46

Gambar Matrik 72. Pasangan Artikel A45 dan A46

Dokumen A45 dan dokumen A46 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dari referensi yang dimiliki dokumen A45 dan dokumen A46 hanya terdapat satu referensi yang sama yaitu P2. Dokumen A45 dan dokumen A46 dikatakan terpasang secara bibliografi. Adapun kekuatan pasangan bibliografi antara dokumen A45 dan dokumen A46 adalah 1.

4.4 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE Tahun Terbit 1999-2005 Volume 5-11

4.4.1 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE Tahun Terbit 1999 Volume 5

Kekuatan pasangan bibliografi pada HYLE tahun 1999 volume 5 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE Tahun Terbit 1999 Volume 5 Kekuatan Pasangan Bibliografi

No Uraian

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Total pasangan

artikel

1 Vol. 5

No. 1 Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3 44 44 40 2 1 3 1 46 45 44

Sub Total 128 6 1 135

2 Vol. 5

No.2 Artikel 4 Artikel 5 Artikel 6 Artikel 7 41 40 40 39 2 2 1 1 43 42 41 40

160 5 1 166

Total 288 11 1 1 301

Berdasarkan tabel 3 di atas tergambar bahwa untuk volume 5 tahun 1999 diperoleh 301 pasangan artikel. Kekuatan pasangan bibliografi bernilai 1 dihasilkan oleh 11 pasangan artikel yaitu artikel 1 sebanyak 2, artikel 2 sebanyak 1, artikel 3 sebanyak 3, artikel 4 sebanyak 2, artikel 5 sebanyak 2 dan artikel 7 sebanyak 1.


(63)

Kemudian kekuatan pasangan bibliografi bernilai 8 dihasilkan oleh 1 pasang artikel yaitu artikel 3 sebanyak 1. Untuk yang tidak memiliki kekuatan pasangan bibliografi diperoleh sebanyak 288 pasangan artikel. Berdasarkan uraian tersebut ternyata pada volume 5 tahun 1999 dari 7 artikel terdapat 13 pasangan artikel yang memiliki kekuatan pasangan bibliografi. Selain itu diperoleh juga bahwa frekuensi pasangan artikel yang memiliki kekuatan pasangan bibliografi yang paling tinggi adalah terdapat pada volume 5 nomor 1 yaitu sebanyak 7 pasangan artikel. Sedangkan pada volume 5 nomor 2 diperoleh 6 pasangan artikel yang memiliki kekuatan pasangan bibliografi.

4.4.2 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE Tahun Terbit 2000 Volume 6

Kekuatan pasangan bibliografi pada HYLE tahun 2000 volume 6 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE Tahun Terbit 2000 Volume 6 Kekuatan Pasangan Bibliografi

No Uraian

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Total pasangan

artikel

1 Vol. 6

No. 1 Artikel 8 Artikel 9 36 35 3 3 39 38

Sub Total 71 6 77

2 Vol. 6

No.2 Artikel 10 Artikel 11 Artikel 12 Artikel 13 35 36 34 34 2 1 37 36 35 34

139 3 142

Total 210 9 219

Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dinyatakan bahwa untuk volume 6 tahun 2000 diperoleh 219 pasangan artikel. Kekuatan pasangan bibliografi bernilai 1 dihasilkan oleh 9 pasangan artikel yaitu artikel 8 sebanyak 3, artikel 9 sebanyak 3, artikel 10 sebnayak 2 dan artikel 12 sebanyak 1. Sedangkan untuk yang tidak mempunyai kekutan pasangan bibliografi diperoleh sebanyak 210 pasangan artikel.

Dari uraian tersebut, ternyata pada volume 6 tahun 2000 dari 6 artikel, terdapat 4 artikel yang memiliki kekuatan pasangan bibliografi yaitu artikel 8, artikel 9, artikel 10 dan artikel 12. Sementara itu 2 artikel yang tidak memiliki kekuatan pasangan bibliografi, yaiut artikel 11 dan artikel 13. Selain itu diperoleh juga bahwa frekuensi


(64)

pasangan artikel yang memiliki kekuatan pasangan bibliografi yang paling tinggi adalah terdapat pada volume 6 nomor 1 yaitu sebanyak 6 pasangan artikel. Sedangkan pada volume 6 nomor 2 diperoleh 3 pasangan artikel yang memiliki kekuatan pasangan bibliografi.

4.4.3 Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE Tahun Terbit 2001 Volume 7

Kekuatan pasangan bibliografi pada HYLE tahun 2001 volume 7dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 8. Kekuatan Pasangan Bibliografi Pada HYLE Tahun Terbit 2001 Volume 7 Kekuatan Pasangan Bibliografi

No Uraian

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Total pasangan

artikel

1 Vol. 7

No. 1 Artikel 14 Artikel 15 Artikel 16 33 31 29 1 2

33 32 31

Sub Total 93 3 96

2 Vol. 7

No.2 Artikel 17 Artikel 18 Artikel 19 Artikel 20 27 28 28 27 3 1 30 29 28 27

110 4 114

Total 203 7 210

Berdasarkan tabel 5 tersebut dapat digambarkan bahwa untuk volume 7 tahun 2001 diperoleh 210 pasangan artikel. Kekuatan pasangan bibliografi bernilai 1 dihasilkan oleh 7 pasangan artikel yaitu artikel 15 sebanyak 1, artikel 16 sebanyak 2, artikel 17 sebanyak 3 dan artikel 18 sebanyak 1. Sedangkan untuk yang tidak memiliki kekuatan pasangan bibliografi sebanyak 204 pasangan artikel.

Dari uraian di atas, ternyata pada volume 7 tahun 2001 dari 7 artikel, terdapat 4 artikel yang memiliki kekuatan pasangan bibliografi yaitu artikel 15, artikel 16, artikel 17 dan artikel 18. Sedangkan 3 artikel tidak memiliki kekuatan pasangan bibliografi, yaitu artikel 14, artikel 19 dan artikel 20. Selain itu diperoleh juga bahwa frekuensi pasangan artikel yang memiliki kekuatan pasangan bibliografi yang paling tinggi adalah terdapat pada volume 7 nomor 2 yaitu sebanyak 4 pasangan artikel. Sedangkan pada volume 7 nomor 1 diperoleh 3 pasangan artikel yang memiliki kekuatan pasangan bibliografi.


(1)

Incommensurability at Work?" (pp. 83-98) Cyrus C.M. Mody (Chemical Heritage Foundation):

"Small, but Determined: Technological Determinism in Nanoscience" (pp. 99-128)

José López (University of Ottawa):

"Bridging the Gaps: Science Fiction in Nanotechnology" (pp. 129-152)

Martin Meyer & Osmo Kuusi (University of Sussex, VATT Helsinki):

"Nanotechnology: Generalizations in an

Interdisciplinary Field of Science and Technology" (pp. 153-168)

Essay Review

Pierre Laszlo (University of Liège):

"Is There Life After Partington?" (pp. 169-178) Book Reviews

Shawn B. Allin (Spring Hill College):

Joseph E. Earley (ed.): "Chemical Explanation: Characteristics Development, Autonomy", New York, 2003 (pp. 179-181)

Vladimír Karpenko (University of Prague):

William R. Newman & Lawrence M. Principe: "Alchemy Tried in the Fire: Starkey, Boyle, and the Fate of Helmontian Chymistry", Chicago, 2002 (pp. 181-184)

Call for Participants

Philip Ball: "The Molecular Sculpture Project" (pp. 185-188) Bibliography

Joachim Schummer: "Studies on Nanoscience and Nanotechnology"


(2)

Alexei Grinbaum & Jean-Pierre Dupuy (Ecole Polytechnique, France): "Living with Uncertainty: Toward the Ongoing Normative Assessment of Nanotechnology"

Sven Ove Hansson (Royal Institute of Technology, Schweden): "Great Uncertainty about Small Things"

Jochen Hennig (Humboldt University Berlin, Germany):

"Changes in the Design of Scanning Tunneling Microscopic Images from 1980 to 1990"

Joachim Schummer (University of Darmstadt, Germany): "'Societal and Ethical Implications of Nanotechnology': Meanings, Interest Groups, and Social Dynamics"

Christopher Toumey (University of South Carolina, USA): "Anticipating Public Reactions to Nanotechnology"


(3)

INTERNATIONAL JOURNAL FOR PHILOSOPHY OF CHEMISTRY ISSN 1433-5158

Volume 11, Number 1, April 2005

Home Board Issues Latest Index Search Reviews Bibliography Biographies Order About E-mail List Guidelines Conferences Reports Journals Links Statistics Courses Contact

Open Navigation Bars

If you like to receive the complete Volume 11 in print, please use our Order and Subscription Form

Table of Contents

Special Issue: Nanotech Challenges, Part 2 Edited by Davis Baird & Joachim Schummer

Jointly published with TECHNE

Editorial (pp. 3-4)

Bruce V. Lewenstein (Cornell University):

"What Counts as a 'Social and Ethical Issue' in Nanotechnology?" (pp. 5-18)

Christopher J. Preston (University of Montana): "The Promise and Threat of Nanotechnology: Can Environmental Ethics Guide US?" (pp. 19-44) Louis Laurent & Jean-Claude Petit (Commissariat à l'Energie Atomique):

"Nanosciences and its Convergence with other Technologies: New Golden Age or Apocalypse?" (pp. 45-76)


(4)

Joseph C. Pitt (Virginia Tech):

Davis Baird: "Thing Knowledge: A Philosophy of Scientific Instruments", Berkeley, 2004 (pp. 97-99)

Acknowledgment of Referees

The Corresponding Part 2 of "Nanotech Challenges" in Techne

Alfred Nordmann (Technical University of Darmstadt):

"Noumenal Technology: Reflections on the Incredible Tininess of Nano"

Joseph C. Pitt (Virginia Tech): "When is an Image Not an Image?"

Arne Hessenbruch (Massachusetts Institute of Technology): "Beyond Truth: Pleasure of Nanofutures"

Marc J. de Vries (Delft University of Technology): "Analyzing the Complexity of Nanotechnology"

Copyright © 2005 by HYLE

INTERNATIONAL JOURNAL FOR PHILOSOPHY OF CHEMISTRY ISSN 1433-5158


(5)

Volume 11, Number 2, November 2005

Home Board Issues Latest Index Search Reviews Bibliography Biographies Order About E-mail List Guidelines Conferences Reports Journals Links Statistics Courses Contact

Open Navigation Bars

If you like to receive the complete Volume 11 in print, please use our Order and Subscription Form

Table of Contents Articles

Valentin N. Ostrovsky (St Petersburg State University): "Towards a Philosophy of Approximations in the ‘Exact’ Sciences" (pp. 101-126)

Eric R. Scerri (University of California, Los Angeles): "Some Aspects of the Metaphysics of Chemistry and the Nature of the Elements" (pp. 127-145)

Claus Jacob & Adam Walters (University of Saabrücken & University of Exeter):

"Risk and Responsibility in Chemical Research: The Case of Agent Orange" (pp. 147-166)

Book Reviews

Bernadette Bensaude-Vincent (University of Paris X): Marco Beretta (ed.), "Lavoisier in Perspective", München 2005 (pp. 167-168)

Giovanni Villani (University of Pisa):

Luigi Cerruti: "Bella e potente: La chimica del novecento fra scienza e società", Roma 2003 (pp. 169-171)


(6)