Hasil Belajar Ranah Kognitif

dalam yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis meliputi kondisi fisiologis dan kondisi pancaindra. Sedangkan faktor psikologis antara lain minat, kecerdasan, bakat, motivasi serta kemampuan kognitif. Kualitas hasil pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil danberkualitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar 75 peserta didik terlibat secra aktif, baik fisik, mental, maupun social dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan prilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidaknya sebagian besar 75. Lebih lanjut, proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan, masyarakat dan pembangunan Mulyasa, 2008: 218. Menurut Arikunto 2008: 253 beberapa tes yang dilakukan guru untuk menilai keberhasilan siswa, diantaranya: uji blok, ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai yang digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar jawaban soal ulangan dan karya atau benda. Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih lanjut. Menurut Sudijono 2001: 73-74 tes hasil belajar, yang sering dikenal dengan istilah tes pencapaian achievment test, yakni tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar. Tes hasil belajar atau tes prestasi belajar dapat didefinisikan sebagai cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang dapat ditempuh dalam rangka pengukuran dan hasil belajar, yang berbentuk tugas dan serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan atau soal-soal yang harus dijawab, atau perintah-perintah yang harus dikerjakan sehingga berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan pengukuran itu dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi belajar. Tes hasil belajar yang dapat dilakukan dengan tes tertulis berupa pretest dan postest. Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pretest. Pretest ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, pretest memegang pranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran. Fungsi pretest antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut : 1 Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan pretest maka pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal yang harus mereka jawab kerjakan. 2 Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini daoat dilakukan dengan membandingkan hasil pretest dan postest. 3 Untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki peserta didik mengenain bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran. 4 Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai peserta didik, dan tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus Mulyasa, 2008: 217. Sedangkan pada pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan postest. Sama halnya dengan pretest, postest juga memiliki banyak kegunaan, terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran. Fungsi postest menurut Mulyasa 2008: 218-219 antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut: 1 Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi dasar yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandinghkan hasil pretest dan postest. 2 Untuk mengetahui kompetensi dasar dan tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dasar dan tujuan yang belum dikuasainya. Sehubungan dengan kompetensi dasar dan tujuan yang belum dikuasai ini, apabila sebagian besar belum menguasainya maka perlu dilakukan pembelajaran kembali remedial teaching. 3 Untik mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan modul kesulitan belajar. 4 Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap komponen-komponen pembelajaran modul dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian.

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada semester Genap Tahun Pelajaran 20142015, yaitu pada bulan Maret bertempat di SMP Pengudi Luhur Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP Pengudi Luhur Bandar Lampung tahun ajaran 20142015. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII C yang berjumlah 21 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VII A yang berjumlah 21 siswa sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dipilih dengan teknik purposive sampling, dapat dilihat pada Gambar 2 Sukardi, 2008: 64.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimental semu quasi eksperiment dengan desain pretest-postest kelompok non ekuivalen. Baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model PBL, sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan metode diskusi. Hasil pretest dan postest pada kedua kelompok subjek kemudian dibandingkan. Kemudian setelah selesai pembelajaran berlangsung, siswa diberikakan tugas paper untuk mengetahui kterampilan berkomunikasi tertulis siswa Struktur desain penelitian ini sebagai berikut: Keterangan : I = Kelas eksperimen II = Kelas kontrol O 1 = Pretest O 2 = Postest O 3 = Paper X = Perlakuan menggunakan model PBL C = Perlakuan menggunakan metode diskusi Gambar 2. Desain pretest-postest kelompok non ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah tahap tersebut sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah sebagai berikut: a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan observasi ke SMP Pengudi Luhur Bandar Lampung, tempat diadakannya penelitian. Kelompok Pretest Perlakuan Postest Paper I O1 X O2 O3 II O1 C O2 O3 b. Mengadakan observasi dan wawancara di SMP Pengudi Luhur Bandar Lampung untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang menjadi subjek penelitian. c. Melakukan sampling untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, dan Lembar Kerja Siswa untuk setiap pertemuan. e. Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretest, postest, dan paper yang berisikan tanggapankomentar, solusi, dan kesimpulan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran PBL untuk kelas eksperimen dan metode diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut. 2.1 Kelas Eksperimen Pembelajaran dengan model pembelajaran PBL a. Kegiatan Awal 1. Siswa mengerjakan pretest dalam bentuk uraian untuk materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan. 2. Apersepsi: a Pertemuan 1 : Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar sungai yang kotor dan banyak sampah menumpuk. Kemudian guru memberikan pertanyaan “Apakah dampak yang ditimbulkan dari pemandangan yang terlihat pada gambar? Apakah yang kalian lakukan jika hal tersebut terjadi disekitar kalian? ” b Pertemuan 2 : Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar orang-orang yang sedang melakukan penanaman pohon. Kemudian guru memberikan pertanyaan. “Apakah manfaat dari penanaman pohon tersebut ?” 3. Motivasi : a Pertemuan 1 : Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran lingkungan sehingga kita dapat berusaha untuk menjaga lingkungan di sekitar kita. b Pertemuan 2 : Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi kerusakan lingkungan

b. Kegiatan Inti

1. Siswa duduk dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat orang yang memiliki kemampuan dan jenis kelamin berbeda heterogen

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN

0 7 63

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN OLEH SISWA PADA MATERI PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung S

2 16 51

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM TULISAN ARGUMENTATIF SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Ekperimen pada Siswa Kelas VII SMP Satya Dharma

2 29 64

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TERTULIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Pengudi Luhur, B

3 59 72

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 14 Bandar Lampung T.P 2014/2015)

0 7 59

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TERTULIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Nusantara

1 14 73

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POSTER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Neg

0 28 68

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA MATERI POKOK PENGARUH KEPADATAN POPULASI MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Jati Agung Semester Genap TP. 2014/2015)

3 20 65

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TERTULIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Kartika II-2 Bandar Lampung Sem

0 7 60

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Padjajaran Bandar Lampun

12 104 63