Semiotika Roland Barthes Tinjauan Tentang Semiotika

dari sebuah sitem tanda yang lebih lengkap dan memiliki makna yang berbeda ketimbang semula. E 2 = E 1 R 1 C 1 R 2 C 2 Dengan begitu, primary sign adalah denotatif sedangkan secondary sign adalah satu dari semiotik konotatif. Konsep konotatif inilah yang menjadi kunci penting dari model semiotika Roland Barthes. Lewat model ini Barthes menjelaskan bahwa signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier ekpresi dan signified conten didalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Itulah yang disebut denotasi atau makna paling nyata dari tanda sign. Dengan kata lain denotasi merupakan kata yang memiliki arti sesuai dengan apa yang ada dalam kamus bahasa Indonesia, yang dapat merupakan makna sesungguhnya dari apa yang tertulis atau terlihat. Konotasi adalah istilah untuk menunjukan signifikasi tahap kedua. 1 Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi disamping makna dasar yang umum. GAMBAR 2.1 Peta Tanda Roland Barthes 1 Indiawan Seto, semiotika komunikasi aplikasi praktis bagi penelitian dan skripsi komunikasi, h.21. Konotasi mempunyai makna yang subjektif atau paling tidak intersubjektif. Dengan kata lain denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan makna konotasi adalah bagaimana cara menggambarkanya. Konotasi bekerja dalam tingkat subjektif sehingga kehadiranya tidak disadari. Pembaca mudah sekali membaca makna konotatif sebagai makna denotatif. Karna itu, salah satu tujuan analisis semiotik adalah untuk menyediakan metode analisis dan kerangka berpikir dalam mengatasi terjadinya salah baca misreading atau salah dalam mengartikan suatu tanda. Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos myth. Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Mitos adalah perkembangan dari konotasi. Mitos merupakan sitem simiologis, yakni sistem tanda tanda yang dimaknai manusia, pemaknaanya bersifat arbitrer sehingga terbuka untuk berbagai kemungkinan. 1 Mitos merupakan konotasi yang terbentuk oleh kekuatan mayoritas yang memberikan konotasi tertentu dalam jangka waktu yang lama. Pengertian mitos pada umumnya tidaklah menunjuk pada mitologi dalam pengertian sehari-hari seperti halnya cerita - cerita tradisional melainkan sebuah cara pemaknaan. satu mitos timbul untuk sementara waktu dan tenggelam untuk waktu yang lain karena digantikan oleh berbagai mitos lain. Mitos menjadi pegangan atas tanda-tanda yang hadir dan menciptakan fungsinya sebagai penanda pada tingkatan yang lain. 1 Benny H. Hoed, Semiotik dinamika social budaya, h. 79.

B. Representasi Islam

1. Pengertian Representasi

Representasi adalah konsep yang mempunyai beberapa pengertian. Ia adalah proses sosi al dari ‘representing’. Representasi menunjuk baik pada proses maupun produk dari pemaknaan suatu tanda. Representasi juga bisa berati proses perubahan konsep-konsep ideologi yang abstrak dalam bentuk-bentuk yang konkrit. Menurut Stuart Hall, representasi adalah salah satu praktek penting yang memproduksi suatu kebudayaan menyangkut ‘pengalaman berbagi’. Seseorang dikatakan berasal dari kebudayaan yang sama jika manusia- manusia yang ada disitu membagi pengalaman yang sama, membagi kode- kode kebudayaan yang sama bebicara dalam ‘bahasa’ yang sama, dan saling berbagi konsep-konsep yang sama. Repsentasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan tanda gambar, bunyi, dan lain-lain untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret, atau memproduksi sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu. 1 Representasi berati menggunakan bahasa untuk menyatakan sesuatu secara bermakna, atau mempresentasikan kepada orang lain. Representasi dapat berwujud gamb ar, kata, sekuen, cerita yang ‘mewakili’ ide, emosi, fakta, dan sebagainya. Representasi bergantung pada tanda dan citra yang sudah ada dan dipahami secara kultural, dalam pembelajaran bahasa dan penandaan yang bermacam-macam atau sitem tekstual secara timbal balik. Hal ini mewakili fungsi tanda ‘mewakili’ yang kita tahu dan mempelajari 1 1 Marcel Danesi, pesan, tanda dan makna Yogyakarta: jalasutra, 2010, h. .24. realitas. Representasi bekerja pada hubungan tanda dan makna. Konsep representasi sendiri bisa berubah-ubah, selalu ada pemaknaan baru. Representasi berubah-ubah akibat makna yang juga berubah-ubah. Setiap waktu terjadi proses negosiasi dalam pemaknaan. Representasi bukanlah suatu kegiatan atau proses statis tapi merupakan proses dinamis yang terus berkembang seiring dengan kemampuan intelektual dan kebutuhan para pengguna tanda yaitu manusia sendiri yang juga terus bergerak dan berubah. Representasi merupakan suatu proses usaha konstruksi. Karena pandangan-pandangan baru yang menghasilkan pemaknaan baru, juga merupakan hasil pertumbahan konstruksi. Ini menjadi proses penandaan praktik yang membuat suatu hal bermakna sesuatu. 1

2. Islam

Islam adalah agama dalam pengertian, agama yang ajaran-ajaranya diwahyukan kepada masyarakat manusia melalui nabi Muhammad SAW sebagai Rassul. 2 Islam pada hakekatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari aspek kehidupan manusia sumber dari jaran- ajaran yang mengambil berbagai aspek yaitu al-quran dan hadist. Nama Islam berasal dari kata Salam yang terutama berarti “damai” dan juga berarti “menyerahkan diri”. Tertuang dalam ayat berikut :                1 Indiawan seto, semiotika komunikasi aplikasi praktis bagi penelitian dan skripsi komunikasi , h. 123. 2 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari berbagai Aspek, Jakarta: Universitas, 1985 , cet Ke-5, h. 24.