Kerangka Pemikiran KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dihubungkan dengan mengemukakan kerangka pemikiran yang dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian yaitu sebagai berikut : P aul Peter dan Jerry C. Olson 2000:254 Isliko dan Rahayu 2008 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

2.1 Hipotesis Menurut Sugiyono dalam buku penelitian Bisnis 2008 : 221 menyatakan

bahwa: “Hipotesis diartikan sebagai juawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.” Lokasi X1 :  Akses  Lalu lintas  Tempat parker  Lingkungan Tjiptono : 2000 Faktor situasional X2 :  Lingkungan social  Perspektif waktu  Keadaan terdahulu Isliko dan Rahayu dalam Roslow dan Nicholls : 2000 Keputusan Membeli Y :  Pengenalan masalah  Pencarian informasi  Evakuasi alternative  Keputusan pembelian  Perilaku pascapembelian Kolter : 2001 Hipotesis : Ada pengaruh lokasi dan faktor situasional terhadap keputusan pembelian baik secara parsial maupun simultan. 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Cineplex 21 group adalah jaringan bioskop terbesar di Indonesia, dan merupakan pelopor jaringan Cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop ini tersebar di beberapa kota besar di seluruh Nusantara dan sebagian besar di antaranya terletak di dalam pusat perbelanjaan, dengan film-film Hollywood dan Indonesia sebagai menu utama, dan didukung oleh teknologi tata suara Dolby Digital dan THX. Pada awalnya 21 Group berada di bawah naungan PT.Suptan Film yang didirikan pada tahun 1978, namun pada perkembangan berikutnya mengalami beberapa kali perubahan nama hingga yang terakhir dengan nama PT.SubentraNusantara Jaya. Pada tahun 1978 berdiri bioskop yang pertama di Jakarta dengan nama bioskop Studio 21 yang berlokasi di Jl.M.H.thamrin kav.21 Jakarta Pusat. Dari bioskop yang pertama tersebut, Cineplex 21 group terus menambah cabang- cabangnya sehingga menjadi jaringan bioskop terbanyak yang tersebar diseluruh Nusantara. Sebelum Cinema XXI berdiri, Cinema 21 menguasai keseluruhan pangsa pasar penonton bioskop Indonesiadengan memberlakukan harga tiket bervariasi dan jenis film yang diputar, sesuai dengan lokasi dan target yang dituju. Setelah Cinema XXI berdiri, perlahan Cinema 21 berubah menjadi jaringan bioskop kelas dua, dengan sebagian besar film yang diputar merupakan