Analisis Customer Experience dan Lifestyle Model Terhadap Keputusan Menonton Film (Survei terhadap member Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung).
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Master Manajemen
Oleh:
DWI DINA RAHMA VITRY 1101644
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
==================================================================
Analisis
Customer Experience
dan
Lifestyle
Model
Terhadap Keputusan
Menonton Film
(Survei terhadap member Bioskop
BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung)
Oleh
Dwi Dina Rahma Vitry S.AB UNPAR Bandung, 2010
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Manajemen (M.M) pada Magister Manajemen Bisnis
© Dwi Dina Rahma Vitry 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
Tesis ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Hj. Ratih Hurriyati, MP Dr. Vanessa Gaffar SE. Ak., MBA NIP:1968.0228.1993.01.2001 NIP:1974.0307.2002.12.2001
Mengetahui, Ketua Program Studi Magister Manajemen Bisnis
Dr. Hj. Ratih Hurriyati, MP NIP.1968.0228.1993.01.2001
Tanggung Jawab Yuridis Ada pada Penulis
Dwi Dina Rahma Vitry NIM. 1101644
(4)
(5)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv
ABSTRAK
Dwi Dina Rahma Vitry (1101644), “Analisis Customer Experience dan Lifestyle
Model Terhadap Keputusan Menonton Film (Survei terhadap member
Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung)”. Di bawah bimbingan Dr. Hj. Ratih Hurriyati, M.P dan Dr. Vanessa Gaffar SE. Ak., MBA.
Penonton adalah pelaku utama pembuat keputusan untuk menonton di bioskop dalam industri hiburan. Namun beberapa tahun terakhir terjadi penurunan pertumbuhan jumlah penonton bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung. Hal ini terjadi karena lambatnya laju pertumbuhan jumlah penonton setiap bulannya dan sebagai bioskop yang memiliki konsep beyonds experience, dimensi customer experience BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung kurang baik. Melalui upaya penilaian customer
experience diharapkan BlitzMegaplex dapat mengevaluasi dimensi customer experience
dan memahami lifestyle model penonton pada saat ini.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) gambaran customer
experience BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung (2) gambaran lifestyle model
penonton bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung (3) gambaran keputusan menonton bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung(4) besarnya pengaruh
customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton di Bioskop
BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung.
Objek dari penelitian ini adalah penonton bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung. Metode penelitiannya menggunakan deskriptif dan verifikatif. Sumber data yang dipergunakan adalah primer dan sekunder. Populasi dari penelitian ini adalah member bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung sebanyak 943.164 orang dan diambil sampel penelitian sejumlah 165 orang menggunakan Simple Random Sampling dan Probability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang penulis pilih. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, kuesioner. Untuk mengukur besarnya pengaruh customer experience dan lifestyle model digunakan teknik analisis Regresi Linear Berganda.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa analisis customer experience cukup tinggi.
Lifestyle model cukup tinggi, dan keputusan menonton cukup tinggi. Customer experience memiliki pengaruh positif terhadap keputusan menonton di bioskop
BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung. Lifestyle model memiliki pengaruh positif terhadap keputusan menonton di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung. Berdasarkan hasil penelitian, maka perlu diadakannya usaha untuk meningkatkan kualitas
customer experience dan memahami lifestyle model anak muda sebagai target pasar
secara terus menerus, sehingga penonton memutuskan untuk tetap menonton di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung.
(6)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v
ABSTRACT
Dwi Dina Rahma Vitry (1101644), “Analysis of customer Experience and Lifestyle Model toward decision for watching movie. (Survey toward member of BlitzMegaplex Cinema at Paris Van Java Bandung) Supervise by Dr. Hj. Ratih
Hurriyati, M.P and Dr. Vanessa Gaffar SE. Ak., MBA
Moviegoer is the principal for making decision to watching movie at Cinema in Entertainment industry. However, recent years the growing of BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung moviegoers’ number is decline. This matter happen because of the slow growth of moviegoer each month and as beyond experience concept of Cinema, the dimension of BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung is not good enough. Through customer experience efforts of assessment BlitzMegaplex expected to evaluate the dimension of customer experience and understand the lifestyle of moviegoer at this point.
The purpose of this study is to find out: (1) Description of customer experience of BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung (2) Description of Lifestyle of moviegoer BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung (3) Description of moviegoer decision for watching movie BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung (4) The influence of customer experience and model of lifestyle (lifestyle) to decision regarding watching movie in Cinema BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung.
The object of this study is the moviegoer of BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung. This research uses descriptive and verification method. Primer and Secondary data source is used in this research. 943.164 population was taken and 165 people used Simple Random Sampling. And Probability Sampling is the technique of sample taken that chosen by writer. The technique of data collection conducted through interview, observation, and questionnaire. For measure the influence of customer experience and lifestyle used
multiple linear regression analysis technique
The result of the study shows that the analysis of customer experience is quite high. The Lifestyle model is quite high too, and the decision for watching movie is quite high too. The influence of customer experience toward decision for watching movie at Blitz Megaplex Cinema at Paris Van Java Bandung is positive. The influence of Lifestyle Model toward decision for watching movie at Blitz Megaplex Cinema at Paris Van Java Bandung is positive. Based on the study result, need to make an effort to increase dimension of customer experience and understand the lifestyle of teenager as the continuous target, so that the moviegoer can decide to stay watching at BlitzMegaplex Cinema at Paris Van Java Bandung.
(7)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v
(8)
x
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12
D
DAAFFTTAARRIISSII
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR HAK CIPTA ... SURAT PERNYATAAN ... ABSTRAK ...
i ii iii iv
ABSTRACT ………. v
KATA PENGANTAR ... vi
UCAPAN TERIMAKASIH ……….. vii
DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... viii ix DAFTAR GAMBAR ... x
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 10
1.3 Tujuan dan kegunaan penelitian ... 9
1.3.1 Tujuan penelitian ... 10
1.3.2 kegunaan penelitian ... 11
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Pemasaran... 12
2.1.1.1 Pemasaran Tradisional ... 13
2.1.1.2 Pemasaran Konvensional ... 15
2.1.1.3 Pemasaran Modern ... 17
2.1.1.4 Pemasaran Pengalaman ... 18
2.1.2 Customer Experience ... 23
(9)
xi
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12
2.1.2.2 Tahapan Pembentukan Experience Konsumen ... 25
2.1.2.3 Dimensi Customer Experience ... 28
2.1.3 Perilaku Konsumen ... 30
2.1.3.1 Faktor-faktor yang memperngaruhi Perilaku Konsumen... 31
2.1.3.2 Konsep Gaya Hidup (lifestyle) ... 34
2.1.3.3 Dimensi Gaya Hidup (lifestyle) Menggunakan Metode AIO dan Demographics ... 36
2.1.4 Keputusan Pembelian ... 39
2.1.4.1 Proses Keputusan Pembelian ... 40
2.1.4.2 Keputusan Pembelian ... 45
2.2 Kerangka pemikiran ... 47
2.3 Paradigma Penelitian ... 58
2.4 Hipotesis penelitian ... 59
BAB III Objek dan Hasil Penelitian 3.1 Subjek penelitian ... 60
3.2 Metode penelitian ... 60
3.2.1 Desain dan jenis penelitian ... 60
3.2.2 Operasional variabel ... 62
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 74
3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 75
3.4.1 Populasi ... 75
3.4.2 Sampel ... 76
3.4.3 Teknik Sampling ... 79
3.5 Teknik dan alat pengumpulan data ... 79
3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 80
3.5.1.1 Uji Validitas ... 80
(10)
xii
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12
3.6 Teknik analisis data ... 88
3.6.1 Analisis deskriptif ... 88
3.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 89
3.6.2.1 Uji Hipotesis ... 89
BAB IV Pembahasan dan Hasil Penelitian 4.1 Profil Bioskop BlitzMegaplex ... 92
4.1.1 Sejarah dan Gambaran Bioskop BlitzMegaplex ... 92
4.1.2 Profil Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung ... 93
4.1.3 Visi dan Misi Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung ... 94
4.1.4 Manajemen BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung ... 94
4.1.5 Unit Bisnis Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung ... 95
4.1.6 Keunikan Bioskop BlitzMegaplex ... 95
4.1.7 Jadwal Tayang Film di Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung ... 98
4.2 Karakteristik Penonton yang menonton di Bioskop BlitzMegaplex ... 99
4.2.1 Keterkaitan antara karakteristik penonton di Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung ... 99
4.2.1.1 Keterkaitan antara jenis kelamin penonton dan usia penonton ... 99
4.2.1.2 Keterkaitan antara jenis kelamin penonton dan pekerjaan penonton ... 100
4.2.1.3 Keterkaitan antara jenis kelamin penonton berdasarkan penghasilan dan uang saku ... 101
4.3 Tanggapan responden terhadap variabel customer experience dan dimensi customer experience ... 102
4.3.1 Analisis Customer Experience ... 102
4.3.2 Pelaksanaan dimensi – dimensi Customer Experience ... 103
(11)
xiii
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12
4.3.2.2 Competence ... 104
4.3.2.3 Customer Recognition ... 106
4.3.2.4 Helpfulness ... 107
4.3.2.5 Personalization... 108
4.3.2.6 Problem Solving ... 110
4.3.2.7 Promise Fulfillment ... 111
4.3.2.8 Value for time ... 112
4.3.2.9 Rekapitulasi Indikator Customer Experience ... 113
4.4 Tanggapan responden terhadap variabel model gaya hidup (lifestyle) dan dimensi-dimensi model gaya hidup (lifestyle) ... 115
4.4.1 Model Gaya Hidup (lifestyle) ... 115
4.4.2 Pelaksanaan dimensi-dimensi model gaya hidup (lifestyle) ... 116
4.4.2.1 Activities ... 116
4.4.2.2 Interests ... 117
4.4.2.3 Opinions ... 119
4.4.2.4 Demographic ... 120
4.4.2.5 Rekapitulasi Indikator Model Gaya Hidup (lifestyle) ... 122
4.5 Tanggapan responden terhadap variabel keputusan menonton di Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung ... 123
4.5.1 Keputusan menonton ... 123
4.5.2 Pelaksanaan dimensi-dimensi keputusan menonton ... 123
4.5.2.1 Pilihan produk ... 123
4.5.2.2 Pilihan Merk ... 125
4.5.2.3 Pilihan Dealer ... 126
4.5.2.4 Jumlah Pembelian ... 127
4.5.2.5 Waktu Pembelian ... 129
4.5.2.6 Metode Pembayaran ... 130
(12)
xiv
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12
4.6 Pengujian hipotesis dan analisis data ... 133 4.6.1 Analisis Customer Experience dan Model Gaya Hidup
(lifestyle) terhadap Keputusan Menonton di Bioskop
BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung ... 133 4.6.2 Pengujian Hipotesis Pengaruh Customer Experience
terhadap Keputusan Menonton di Bioskop BlitzMegaplex
Paris Van Java Bandung ... 135 4.6.3 Pengujian Hipotesis Pengaruh Model Gaya Hidup
(lifestyle) terhadap Keputusan Menonton di Bioskop
BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung ... 136 4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 138
BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi
5.1 Kesimpulan ... 141 5.2 Rekomendasi ... 142
(13)
xv
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12
DAFTAR TABEL No
Tabel
Judul Hal
1.1 Daftar Jumlah Penonton Bioskop BlitzMegaplex PVJ Bandung
1
1.2 Daftar Bioskop Besar di Indonesia 4 1.3 Daftar Bioskop di Kota Bandung 4 1.4 Daftar Harga Tiket Bioskop BlitzMegaplex
Paris Van Java Bandung
8 1.5 Daftar Harga Tiket Jaringan 21cineplex Kota
Bandung
8 2.1 Defenisi Customer Experience Menurut Beberapa Ahli 24 2.2 Dimensi Customer Experience Menurut Beberapa Ahli 28 2.3 Definisi Lifestyle 34 2.4 Dimensi - dimensi Lifestyle 39 3.1 Operasionalisasi Variabel 62 3.2 Jenis dan Sumber Data 75 3.3 Penyebaran Sample Proposional 78 3.4 Koefisien Korelasi 81 3.5 Hasil Pengujian Validitas Analisis Customer
Experience
81 3.6 Hasil Pengujian Validitas Model Gaya Hidup
(lifestyle)
83 3.7 Hasil PengujianValiditas Keputusan Menonton 85 3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas 87 3.9 Ringkasan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 87 4.1 Jadwal Tayang Film di Bioskop BlitzMegaplex PVJ
Bandung
98 4.2 Keterkaitan antara pengahsilan dan uang saku 100
4.3 Keterkaitan antara jenis kelamin dan pekerjaan 101
4.4 Keterkaitan antara jenis kelamin dan penghasilan
101
4.5 Accessibility 103
4.6 Competence 104
4.7 Customer Recognition 106
4.8 Helpfulness 107
4.9 Personalization 109
4.10 Problem Solving 110
4.11 Promise Fulfillment 111
(14)
xvi
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12
4.13 Rekapitulasi Indikator Customer Experience 114
4.14 Activities 116
4.15 Interests 118
4.16 Opinions 119
4.17 Demographics 120
4.18 Rekapitulasi Indikator Model Gaya Hidup (lifestyle)
122 4.19 Pilihan Produk 124
4.20 Pilihan Merk 125
4.21 Pilihan Dealer 126
4.22 Jumlah Pembelian 128 4.23 Waktu Pembelian 129
4.24 Metode Pembayaran 130
4.25 Rekapitulasi Indikator Keputusan Pembelian 131 4.26 Statistik Deskriptif Perhitungan Rata-rata dan Standar
Deviasi Customer Experience (X1) dan Gaya Hidup (Lifestyle) (X2) terhadap Keputusan Menonton di Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung
133
4.27 Matriks Korelasi antara Analsis Customer Experience (X1) dan Model Gaya Hidup (lifestyle) (X2) terhadap Keputusan Menonton di Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung
134
4.28 Model Summary 134
4.29 Standar Koefisiensi t hitung dan Tingkat Signifikasnsi antara Analisis Customer Experience (X1) dan Model Gaya Hidup (lifestyle) (X2) terhadap Keputusan Menonton di Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung
135
4.30 Standar Koefisiensi t hitung dan Tingkat Signifikasnsi antara Analisis Customer Experience (X1) dan Model Gaya Hidup (lifestyle) (X2) terhadap Keputusan Menonton di Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung
(15)
xvii
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12
DAFTAR GAMBAR No
Gambar
Judul Hal
2.1 Characteristics of Tradisional Marketing 13 2.2 Tahapan Proses Pembentukan Experience Konsumen 26 2.3 B2C Customer Life Cycle 27 2.4 Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen 40 2.5 Kumpulan Suksesif yang Terlibat Dalam Pengambilan
Keputusan Pembelian
41 2.6 Langkah – langkah Antara Evaluasi Alternatif dan
Keputusan Pembelian
43
2.7 Model of Consumer Behavior 45
2.8 Kerangka Pemikiran Analisis Customer Experience dan Model Gaya Hidup (lifestyle) Terhadap Keputusan Menonton Di Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung
56 2.9 Gambar 2.9 Paradigma Penelitian
Analisis Customer Experience dan Model Gaya Hidup (Lifestyle) Terhadap Keputusan Menonton Di Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung
(16)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian adalah pada keputusan menonton di Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung, yaitu terjadinya fluktuasi jumlah penonton dan lambatnya pertumbuhan jumlah penonton yang menonton di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung, sedangkan BlitzMegaplex adalah seuah bioskop mewah, exclusive target utama anak muda yang senang dengan hal-hal baru. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini semakin pesat, persaingan yang semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi pelaku usaha tersebut agar dapat memenangkan persaingan, mempertahankan pasar yang dimiliki dan merebut pasar yang sudah ada. Setiap pelaku bisnis dituntut untuk mempunyai kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi, serta mampu memenuhi dan menanggapi setiap tuntutan pelanggan yang terus berubah. Industri jasa merupakan industri yang menjual pelayanan kepada konsumennya, salah satunya yaitu industri jasa hiburan (entertainment). Pada tahun pertama pembukaan Bisokop BlitzMegaplex di Paris Van Java Bandung pada 16 oktober 2007, Blitz menjaring konsumen mencapai 1000.000 penonton (TEMPO.CO), namun pada tahun 2008 terjadi penurunan jumlah penonton Blitz menjaring konsumen sebanyak 514.960 penonton. Pada tahun 2009 jumlah penonton BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung 566.456 penonton, laju kenaikkan jumlah penontonnya tidak begitu signifikan. Pada tabel 1.1 dibawah ini diperoleh informasi jumlah penonton yang menonton di Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung.
Tabel 1.1
Daftar Jumlah Penonton Bioskop BlitzMegaplex PVJ Bandung
No Tahun Jumlah Penonton
1. 2008 514.960
2. 2009 566.456
(17)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. 2011 658.411
5. 2012 753.952
Sumber: Blitzmegaplex dan diolah pribadi
Perkembangan industri hiburan (entertainment) nasional maupun global telah menyebabkan persaingan dalam memperebutkan pangsa pasar seperti sekarang ini. Perusahaan tidak hanya bisa mengandalkan produk dan jasa yang berkualitas, harga yang bersaing serta jumlah outlet yang banyak, tetapi didukung juga oleh upaya-upaya penting dalam menyampaikan nilai-nilai produk atau jasa yang dihasilkan.
Industri hiburan di Perkotaan pada saat ini menjadi kebutuhan yang semakin dicari dan penting bagi masyarakat di dalamnya. Begitu juga dengan kota Bandung, dengan keletihan yang didapat setelah beraktivitas dan suasana macet yang melingkupi ruas-ruas jalan kota Bandung, setiap individu membutuhkan tempat diluar rutinitas dan diluar rumahnya untuk melepas lelah dan mencari hiburan untuk kesenangannya semata atau sekedar untuk menambah pengalamannya sebagai konsekuensi gaya kehidupan masa kini yang penuh dengan kesibukan tiada henti, terutama bagi kaum urban khususnya. Industri hiburan merupakan industri jasa yang menyediakan banyak pengalaman untuk dicoba oleh konsumen. Salah satu industri hiburan yang menyediakan hal itu adalah industri perfilman, khususnya yang akan dibahas adalah bioskop. Bioskop adalah tempat untuk menonton pertunjukan film dengan menggunakan layar lebar. Hampir semua orang memiliki kegemaran menonton film di bioskop, dengan kelebihannya menyediakan film dalam format yang lebih menarik, teknologi yang memuaskan telinga dan mata penonton, serta suasana yang lebih mendukung daripada menonton di rumah menggunakan dvd player. Antusias konsumen menonton film di bioskop sangat tepat dijadikan salah satu faktor yang mempengaruhi bioskop menjadi lahan yang menjanjikan bagi para pebisnis yang ingin terjun dalam industri hiburan tersebut.
Melihat perkembangannya, sejak awal abad ke-20 film telah menjadi media hiburan masyarakat, terutama di perkotaan. Film dipertunjukkan di sebuah
(18)
3
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gedung yang disebut bioskop, sebagaimana pentas teater di pertunjukkan di panggung teater. Pada dekade awal 1900-an, bioskop dengan sebutan nickelodeon tumbuh subur di Amerika Serikat (nickelodeon sendiri berasal dari kata “nickle” yang merujuk pada ongkos yang dibayar penonton untuk menonton film yakni lima sen atau satu nickle dan “odeon” yang berarti gedung kecil pertunjukkan dalam bahasa Latin). Sejak saat itu, pertunjukkan film telah menjadi saluran pelarian alias “eskapisme” dari masyarakat yang sudah lelah bekerja. Secara sederhana bisa dijelaskan, masyarakat perkotaan yang tumbuh oleh revolusi industri memerlukan hiburan di saat senggang. Berdasarkan hal tersebut, film mengambil peran itu. Film yang dimaksud tentu saja jenis film hiburan. Film sebagai pelarian dari kepenatan hidup juga bisa diartikan kalau film seringkali menjual mimpi. Saat menonton film, orang diharap lupa pada kesusahan hidup yang tengah dialami.
Industri hiburan di era globalisasi ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kebutuhan masyarakat akan hiburan sebagai sarana relaksasi semakin meningkat, dengan menonton film sebagai salah satu pilihannya. Berdasarkan data yang tersedia, sejak tahun 2004 jumlah pengunjung bioskop di wilayah Asia mengalami peningkatan yang cukup signifikan, termasuk di Indonesia, saat ini jumlah bioskop di Indonesia berdasarkan informasi dari sumber pada awal tahun 2012 sebanyak 172, dengan 676 layar dan jumlah penonton tahun mencapai 50 juta orang (sumber: www.bisnis.com).
Pesatnya perkembangan perfilman global dan nasional telah diimbangi dengan pertumbuhan dan persaingan di sektor Bioskop. Saat ini telah banyak hadir bioskop di Indonesia, baik berskala global maupun nasional, hal lain yang mendukung adalah perkembangan informasi, internet, selebriti, novel terkenal, kemajuan teknologi film, teknologi sound system, majalah resensi film dan lain-lain, semuanya itu telah menambah peluang bisnis untuk dicermati. Dengan demikian suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri hiburan khususnya bioskop haruslah memiliki strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang baik
(19)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk menghadapi persaingan, untuk bertahan (survive) atau sebagai pemimpin pasar (market leader) di bidangnya .
Pada tabel 1.2 berikut ini akan diperoleh informasi beberapa bioskop besar yang ada di Indonesia.
Tabel 1.2
Daftar Bioskop Besar di Indonesia
No Nama Bioskop
1. BlitzMegaplex 2. Cinema XXI 3. Cinema 21 4. The Premiere 5. IMAX
6. PT. Multiplex Media (MPX) 7. Surya M2
Sumber : www.wikipedia.co.id
Industri jasa hiburan di Bandung sudah tergolong maju, begitu juga dengan bioskop-bioskop yang ada. Pada saat ini kota Bandung memiliki jaringan bioskop ternama di Indonesia. Kebangkitan bioskop di Bandung dimulai sejak tahun 2003an seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian masyarakat ditambah dengan makin maraknya indistri film Indonesia. Jaringan bioskop 21 cineplex memiliki pasar terbesar (hampi 90%, menurut GPBSI). Setelah sekian lama jaringan bioskop 21 cineplex merasakan nikmatnya bisnis bioskop tanpa pesaing berarti di Bandung, baru pada akhir tahun 2006 jaringan 21 cineplex menghadapi pesaing dengan hadirnya BlitzMegaplex di Paris Van Java.
Pada tabel 1.3 dibawah ini akan diperoleh informasi mengenai daftar bioskop yang ada di kota Bandung.
Tabel 1.3
Daftar Bioskop di Kota Bandung
Nama Bioskop
No. Blitzmegaplex No. 21cineplex
1. BlitzMegaplex Paris Van Java 1. Braga City Walk XXI 2. BTC XXI
3. BSM XXI 4. Ciwalk XXI
(20)
5
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6 Galaxy 21 King’s 7. Empire XXI BIP 8. The Premiere Ciwalk
Sumber : Observasi September 2013
Persaingan inilah yang membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam merancang strategi pemasaran nya. Salah satu cara agar dapat merebut pangsa pasar adalah dengan memperoleh pelanggan sebanyak banyaknya. Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan. Berbagai strategi dilakukan oleh pengelola bioskop untuk menarik konsumen serta untuk menghadapi persaingan yang dialami oleh pengelola bioskop, yaitu persaingan terhadap VCD, DVD, Televisi yang hadir sebagai produk subtitusi bioskop di Indonesia, serta persaingan terhadap pesaing langsung.
Makin kedepan, terlihat bahwa produk antar perusahaan menjadi sama satu dengan yang lainnya sehingga tersedianya berbagai pilihan bagi konsumen, maka diperlukan suatu pendekatan yang lebih jitu untuk menarik konsumen agar dapat mengkonsumsi produk perusahaan. Berdasarkan hal tersebut kemudian muncul suatu teori pemasaran baru yang membuat konsumen merasakan pengalaman bersama produk, dan inilah yang sebenarnya dibutuhkan disaat sekarang ini. Kemudian seiring dengan perkembangan marketing yang makin mutakhir, ditemukan pergeseran dari marketing intelektual ke era emosional yang bermuara pada teori marketing baru yaitu Experiential Marketing.
Pada saat ini Experiential Marketing adalah sebuah pendekatan dalam pemasaran yang menjawab keinginan konsumen atas jasa yang digunakan pada saat ini.pendekatan ini telah dilakukan sejak jaman dulu hingga sekarang oleh para pemasar. Pendekatan ini dinilai sangat efektif karena sejalan dengan perkembangan jaman dan teknologi, para pemasar lebih menekankan diferensiasi produk untuk membedakan produknya dengan produk kompetitor. Bernd H. Schmitt (1999). Menyatakan bahwa dalam pendekatan Experiential Marketing ini, pemasar menawarkan produk atau jasanya dengan merangsang unsur-unsur emosi konsumen yang menghasilkan berbagai pengalaman bagi konsumen. Dengan
(21)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adanya experiential marketing, pelanggan akan mampu membedakan produk dan jasa yang satu dengan lainnya karena mereka dapat merasakan dan memperoleh pengalaman secara langsung
Berbicara mengenai industri hiburan bioskop di kota Bandung sudah tersimpan dalam benak konsumen suatu merek yang sudah lama di Bandung bahkan di dalam negeri, yaitu 21Cineplex. 21Cineplex menjadi pemain utama di industri ini dan tampak memonopoli pasar dengan banyaknya teater-teater 21 di dalam kota dan sebagai importir dan distributor film Hollywood di Indonesia. Namun, bukan 21Cineplex yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini. Peneliti tertarik untuk meneliti pemain baru dalam pasar yang menggelitik 21Cineplex sampai ia harus menurunkan harga tiketnya sebagai strategi serangan balasan. Perusahaan baru yang akan diteliti adalah BlitzMegaplex dibawah nama PT. Graha Layar Prima. BlitzMegaplex sebagai salah satu jaringan bioskop di Indonesia, tidak berhenti untuk terus berinovasi dalam memberikan ragam layanan yang terbaik bagi konsumen bioskop tanah air, sekaligus dalam bersaing dengan penguasa jaringan bioskop di Indonesia yaitu grup 21Cineplex
Menonton film di bioskop dan cinema saat ini telah menjadi sebuah
lifestyle atau gaya hidup bagi masyarakat metropolis dan urban yang
membutuhkan hiburan. Seiring dengan perkembangannya, tingkat keinginan dan kepuasan penonton semakin tinggi, penonton menginginkan sesuatu yang berbeda pada saat menikmati jasa hiburan bioskop. Berbagai strategi yang ditujukan oleh pengelola bisokop untuk menarik konsumen, serta beragamnya alternatif pilihan merek dan tempat menonton bioskop tentunya akan menguntungkan bagi konsumen itu sendiri. Keuntungan bagi mereka adalah efisiensi dari segi biaya, waktu, tenaga, kemudahan aksesibilitas, peningkatan kepuasan seiring peningkatan layanan dan sebagainya. Dengan beragamnya karakteristik konsumen, tentunya konsumen dengan level yang berbeda memiliki preferensi, perilaku dan gaya hidup yang berbeda pula dalam memilih bioskop apa dan dimana mereka ingin menonton. Bagi konsumen kelas atas yang lebih mementingkan layanan dan pengalaman yang diberikan pada saat menonton akan
(22)
7
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lebih memilih menonton pada merek bioskop yang memberikan nilai tambah tertinggi bagi mereka. Sebaliknya, bagi konsumen kelas menengah kebawah mereka cenderung akan memilih untuk menonton bioskop yang memberikan pengorbanan terkecil.
BlitzMegaplex menjawab keinginan konsumen pada saat ini untuk merasakan experience pada saat menonton atau pada saat menikmati produk dan jasa yang diberikan. Dengan slogan”BeyondMovies” BlitzMegaplex menawarkan jasa dan juga produk. Di BlitzMegaplex pengunjung tak sekedar disuguhi tontonan film namun juga memadukan beragam hiburan dalam satu kompleks. Ada lounge lengkap dengan live music sebagai tempat berkumpul, ngobrol, atau
hangout, biliard, dan arena permainan lain seperti x box, indoor dan oudoor kafe
yang menyediakan makanan dan minuman, digital beat store yang menyediakan koleksi lagu-lagu yang disimpan di komputer di gerai tersebut yang bisa dibeli lagunya oleh konsumen, party room, meeting room, dan merchandise store. BlitzMegaplex di Paris van Java Bandung memiliki pool area, sementara di gerai lain tersedia karaoke room serta gameroom. bangku yang disediakan adalah bangku ergonomis yang mengikuti pola menonton bioskop di luar negeri yang didesain oleh Mercedes. Dengan konsep seperti tersebut diatas, Blitz mencoba mengajak konsumen untuk merasakan pengalaman lebih dari menonton film di tiap gerainya. Blitz mencoba memberitahukan kepada masyarakat, mengajarkan kepada masyarakat, bagaimana cara menonton yang benar dengan segala situasi lingkungan fisik yang ada di BlitzMegaplex PVJ Bandung, dengan film-film yang bukan hanya film-film Hollywood, dan dengan segala fasilitas hiburan lainnya yang tersedia. Dalam pemutaran filmnya, BlitzMegaplex menggunakan proyektor digital, memiliki stadium seating, state-of-the art audio system, dan wall-to-wall
screen. Tenaga penjualan Blitz dikerahkan untuk memberikan pelayanan yang
paling ramah dan memuaskan bagi konsumennya, sehingga setiap pelanggan yang mengunjungi Blitz akan mengingat, merasa nyaman, dan familiar akan keramahan pelayanan yang diusung oleh BlitzMegaplex. BlitzMegaplex juga memberikan alternatif mudah untuk melakukan transaksi dengan menggunakan teknologi
(23)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terbaru melalui sms, call center, situs BlitzMegaplex (www.blitzmegaplex.com) dan Blitz Card Machine. Di BlitzMegaplex PVJ Bandung juga diadakan nonton bola bareng AFC CUP, EURO 2012, menonton acara konser musik seperti yang diadakan bulan Juni 2013 yang lalu, BlitzMegaplex mengadakan acara Mubang yaitu konser musik yang berasal dari Korea. Semua ini dilakukan BlitzMegaplex agar konsumennya merasakan pengalaman hiburan yang tak terlupakan. Blitz memposisikan dirinya sebagai cinema pertama yang menawarkan pilihan-pilihan dan membuat konsumennya merasa sangat nyaman. Harga tiket film yang dijual di BlitzMegaplex sangat terjangkau untuk semua kalangan. Tabel 1.4 dibawah ini menunjukkan informasi harga tiket pada bioskop Blitzmegaplex.
Tabel 1.4
Daftar Harga Tiket Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung
KATEGORI HARI PRICE
Regular
Monday - Thursday Rp. 30.000,-
Friday Rp. 40.000,-
Saturday – Sunday / Public Holiday Rp. 50.000,-
3 D
Monday - Thursday Rp. 35.000,-
Friday Rp. 45.000,-
Saturday – Sunday / Public Holiday Rp. 55.000,-
Hindi Movie
Monday - Thursday Rp. 40.000,-
Friday Rp. 50.000,-
Saturday – Sunday / Public Holiday Rp. 60.000,-
Local
Monday - Thursday Rp. 25.000,-
Friday Rp. 35.000,-
Saturday – Sunday / Public Holiday Rp. 45.000,- Sumber : www.blitzmegaplex.com
Harga tiket bioskop BlitzMegaplex tidak berbeda jauh dengan pesaingnya yaitu 21cineplex. Pada table 1.5 dibawah ini memberikan informasi harga tiket bioskop 21cineplex yang ada dikota Bandung.
Tabel 1.5
Daftar Harga Tiket Jaringan Bioskop 21cineplex Kota Bandung
BIOSKOP HARI PRICE
Braga City Walk XXI
Monday - Thursday Rp. 25.000,-
Friday Rp. 30.000,-
Saturday – Sunday / Public Holiday Rp. 30.000,- Monday - Thursday Rp. 25.000,-
(24)
9
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BTC XXI Friday Rp. 30.000,-
Saturday – Sunday / Public Holiday Rp. 30.000,-
TSM XXI
Monday - Thursday Rp. 35.000,-
Friday Rp. 40.000,-
Saturday – Sunday / Public Holiday Rp. 50.000,-
TSM XXI 3D
Monday - Thursday Rp. 35.000,-
Friday Rp. 40.000,-
Saturday – Sunday / Public Holiday Rp. 50.000,-
CIWALK XXI
Monday - Thursday Rp. 30.000,-
Friday Rp. 40.000,-
Saturday – Sunday / Public Holiday Rp. 50.000,-
CIWALK XXI 3D
Monday - Thursday Rp. 35.000,-
Friday Rp. 40.000,-
Saturday – Sunday / Public Holiday Rp. 50.000,-
Festival City Link XXI
Monday - Thursday Rp. 30.000,-
Friday Rp. 35.000,-
Saturday – Sunday / Public Holiday Rp. 40.000,-
Festival City Link XXI 3D
Monday - Thursday Rp. 35.000,-
Friday Rp. 40.000,-
Saturday – Sunday / Public Holiday Rp. 50.000,-
Empire XXI BIP
Monday - Thursday Rp. 30.000,-
Friday Rp. 35.000,-
Saturday – Sunday / Public Holiday Rp. 40.000,-
Galaxy 21 Kings
Monday - Thursday Rp. 15.000,-
Friday Rp. 20.000,-
Saturday – Sunday / Public Holiday Rp. 20.000,-
The Premiere Ciwalk
Monday - Thursday Rp. 50.000,-
Friday Rp. 75.000,-
Saturday – Sunday / Public Holiday Rp. 100.000,- Perkembangan industri hiburan yang semakin meningkat di kota Bandung menggambarkan bahwa hiburan menjadi kebutuhan yang semakin dicari dan penting bagi masyarakat di dalamnya. Konsumen atau penonton memiliki peran penting dalam menentukan produk-produk dan jasa-jasa mana yang akan sukses ataupun tidak. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti customer
experience bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung, karena
BlitzMegaplex memiliki konep one stop entertainment experience dan model gaya hidup (lifestyle) sesuai dengan konsep beyond movies, sehingga mengetahui gambaran keputusan penonton untuk menonton di BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung. Berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan analisis terhadap customer
(25)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
experience, model gaya hidup (lifestyle) serta keputusan menonton di bioskop
BlitzMegplex Paris Van Java Bandung. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Analisis Customer Experience dan Lifestyle Model Terhadap Keputusan Menonton Film” (survei terhadap member Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung).
1.2 Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang penelitian sebagaimana telah dipaparkan dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran customer experience penonton bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung?
2. Bagaimana gambaran lifestyle model penonton yang menonton di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung?
3. Bagaimana gambaran keputusan menonton penonton bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung?
4. Seberapa besar pengaruh customer experience terhadap keputusan untuk menonton di bioskop BlitzMegaplex Paris Van java Bandung?
5. Seberapa besar pengaruh lifestyle model terhadap keputusan untuk menonton di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran customer experience penonton yang menonton di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung.
2. Untuk mengetahui lifestyle model penonton yang menonton di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung.
(26)
11
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Untuk mengetahui gambaran keputusan menonton penonton bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung.
4. Untuk menguji dan menganalisis besarnya pengaruh analisis customer
experience terhadap keputusan menonton di bioskop BlitzMegaplex Paris
Van Java Bandung.
5. Untuk menguji dan menganalisis besarnya pengaruh lifestyle model terhadap keputusan menonton di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung.
1.3.2 Kegunaan Penelitian 1.3.2.1 Teoritis
Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu manajemen, khususnya manajemen pemasaran yang berkaitan dengan perilaku konsumen, customer
experience, lifestyle model dan keputusan menonton di bioskop BlitzMegaplex
sebagai bidang industri jasa hiburan.
1.3.2.2 Praktis
Hasil penelitian ini bisa menjadi masukan bagi manajemen bioskop BlitzMegaplex untuk memperbaiki kinerja dan menyusun strategi yang lebih baik, memperoleh infomasi tentang lifestyle model konsumen yang menonton, sehingga jumlah konsumen untuk menonton di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java khususnya meningkat.
(27)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
60
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian
Berdasarkan unit observasi yang dijadikan unit analisis dari penelitian ini adalah individu, subjek penelitian adalah penonton yang pernah menonton di Bioskop Blitzmegaplex Paris Van Java Bandung. Objek penelitian ini terdiri dari dua variabel independent (X) dan variable dependent (Y). Yang menjadi variabel
dependent (terikat) adalah kepututsan menonton di Blitzmegaplex Paris Van Java
Bandung dan variabel independent (bebas) adalah customer experience (X1) dan
lifestyle model (X2). Adapun cakupan customer experience adalah : accessibility, competence, customer recognition, helpfulness, personalization, problem solving, promise fulfillment, value for time. Lifestyle model melalui : activities (aktivitas), interests (minat), opinions (opini) dan demographisc. Untuk variabel dependent
adalah keputusan untuk menonton yang dibentuk melalui : pilihan produk, pilihan merk, pilihan dealer, jumlah pembelian, waktu pembelian, metode pembayaan.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain dan Jenis Penelitian
Seorang peneliti harus terlebih dahulu menentukan metode apa yang seharusnya digunakan, karena dengan penggunaan metode penulis akan memperoleh gambaran permasalahan, sehingga tujuan penelitian akan tercapai dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Menurut Kerlinger (2004:483) dan Nasution (2003:23), mengatakan bahwa desain penelitian atau rancang bangun penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa, tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian. Menurut Nasution (2003:25) menyebutkan beberapa desain penelitian diantaranya ialah desain survey, studi kasus, dan eksperimen.
(28)
61
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
Penelitian bidang manajemen bisnis pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif dan Verifikatif. Menurut Consuelo ( Husein Umar, 2003:23) menyatakan bahwa :
Metode deskriptif adalah untuk membantu dalam hal membandingkan dan menguraikan data-data yang telah ditentukan atau diperoleh adalah dengan menggunakan metode survey yang dilakukan dengan cara mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.
Sedangkan, menurut Sugiyono (2008:11)“penelitian verifikatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain survei dengan metode survei eksplanasi (explanatory survey). Metode explanatory
survey merupakan metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun
kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari sampel dari populasi tersebut, sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan antar variabel. Sedangkan dalam jurnal menurut Sanapiah Faisal (2007:18) mengemukakan penelitian eksplanasi yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk menemukan dan mengembangkan teori, sehingga hasil dan produk penelitiannya dapat menjelaskan kenapa atau mengapa (variabel anteseden apa saja yang mempengaruhi) terjadinya suatu gejala sosial.
Objek telaahan penelitian survey eksplanasi (explanatory survey) adalah untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel, untuk mengetahui apakah sesuatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya, atau apakah sesuatu variabel disebabkan atau dipengaruhi ataukah tidak oleh variabel lainnya.
Penggunaan metode survei eksplanasi disini, melalui pengamatan untuk memperoleh penjelasan antara tiga variabel yaitu variabel analisis customer
(29)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
pengaruh diantara ketiga variabel tersebut dan sejauhmana ketiga variabel tersebut saling mempengaruhi satu sama lain.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Pokok masalah yang diteliti bersumber pada tiga hal yaitu: customer
experience, lifestyle model sebagai variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab variabel lain atau variabel bebas (variabel x) dan keputusan untuk menonton (variabel y) sebagai variabel dependen atau terikat di Bioskop Blitzmegaplex Paris Van Java Bandung, secara lengkap operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Variabel Konsep Variabel Konsep Empiris
Indikator Ukuran Skala
Customer experience (X1)
Penjelmaan sebuah brand yang mana
melingkupi semua interaksi antara organisasi dan pelanggan. Lemke et al (2013:14)
Accesibility Tingkat kemudahan akses pembelian tiket film secara
online (online ticketing) di
(30)
63
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung.
Tingkat kemudahan akses pembelian tiket melalui
blitzcard machine di
bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung.
Interval
Competence Tingkat pengetahuan karyawan terhadap
pekerjaannya di bioskop
Blitzmegaplex PVJ Bandung.
Tingkat kecepatan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya di bioskop
Blitzmegaplex
Interval
(31)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
PVJ Bandung.
Customer recognition
Tingkat pengakuan karyawan terhadap keberadaan pelanggan yang menonton di bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung.
Tingkat keramahan karyawan terhadap penonton bioskop Blitzmegplex PVJ Bandung.
Interval
Interval
Helpfulness Tingkat kemudahan meminta
bantuan tentang informasi film yang
ditayangkan di
(32)
65
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
Tingkat kemudahan meminta bantuan dalam mencari tempat duduk di bioskop Blitzmegaplex Pvj Bandung.
Interval
Personalization Tingkat penyapaan karyawan secara individual kepada penonton bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
Tingkat pelayanan karyawan
Interval
(33)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
secara individual kepada penonton bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung.
Problem solving Tingkat kesiapan karyawan dalam menangani keluhan penonton yng menonton dibioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung.
Tingkat kecepatan karyawan dalam menangani keluhan penonton bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung.
Interval
(34)
67
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
Tingkat kemudahan dalam pencarian solusi atas keluhan dan komplain penonton bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung.
Interval
Promise fulfillment
Tingkat kesesuaian waktu penayangan film dibioskop Bitzmegaplex PVJ Bandung
Tingkat kesesuaian pelayanan dengan janji yang diberikan oleh bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung.
Interval
(35)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
Value for time Tingkat kecepatan dalam
pembelian tiket secara online maupun offline di bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
Tingkat kecepatan pelayanan pada saat pembelian makanan dan minuman dibioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
Interval
Interval
Gaya Hidup (lifestyle)
X2
Analisis perilaku individu yang diwujudkan dalam bentuk aktivitas, minat, dan
(36)
69
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
pandangan individu untuk mengaktualisasika n kepribadiannya karena pengaruh interaksi dengan lingkungannya. Solomon (2011-264)
Activities Tingkat waktu luang yang digunakan untuk
menyalurkan hobi menonton di bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
Tingkat waktu luang yang digunakan untuk menonton di bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung pada saat liburan.
(37)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
interest Tingkat daya tarik variasi film yang
ditayangkan di bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
Tingkat daya tarik terhadap desain interior bioskop Blitzmegplex PVJ Bandung
Tingkat daya tarik terhadap kenyamanan bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
Interval
Interval
Interval
opinion Tingkat pendapat menonton di bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
Tingkat
Interval
(38)
71
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
demographic
pendapat menonton di Blitzmegaplex PVJ Bandung karena keluarga, teman dan ke
Tingkat kesesuaian konsep
blitzmegpalex dengan target pasar
Tingkat kesesuaian konsep bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung dengan gaya hidup anak muda muda
Tingkat kesesuaian harga tiket dengan pendapatan Tingkat kesesuaina
Interval
Interval
(39)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
harga tiket dengam pendapatan penonton bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
Keputusan Pembelian
(Y)
Tahapan dimana konsumen membentuk preferensi antar merk dalam beberapa pilihan dan juga
membentuk minat beli.
Kotler dan Keller (2012:192)
Pilihan Produk Tingkat kualitas produk yang dimiliki oleh Bioskop
Tingkat ketertarikkan terhadap variasi film yang ditayangkan di Bioskop.
Interval
Interval
Pilihan merk Tingkat kesesuaian merek bioskop Blitzmegaplex dengan
(40)
73
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
karakteristik dan kepribadian anda
Tingkat kepercyaan terhadap merek bioskop
Blitzmegaplex PVJ Bandung
Interval
Pilihan dealer Tingkat kestrategisan lokasi bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
Tingkat kemudahan akses bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
Interval
Interval
Jumlah Pembelian
Jumlah
pembelian tiket film pada saat menonton di bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
Frekuensi menonton
Interval
(41)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
dibioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
waktu pembelian
Tingkat kebutuhan menonton bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
Menonton di bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung pada saat peluncuran/pro mosi.
Interval
Interval
Metode pembayaran
Tingkat keragaman metode
pembayaran di bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
Tingkat kemudahan pembayaran di bioskop Blitzmegaplex
Interval
(42)
75
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
3.3 Jenis dan Sumber Data
Menurut Ridwan (2010:106), mengatakan bahwa data adalah bahan mentah yang perlu diolah, sehingga menghasilkan informasi atau keterangan baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Menurut Sugiyono (2005:129), pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau media lain. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari hasil penelitian secara empirik melalui penyebaran kuesioner kepada penonton pemegang kartu Blitzcard (member) Blitzmegaplex Paris Van Java Bandung dan untuk data sekunder dilakukan dengan wawancara kepada pihak manajemen bioskop Blitzmegaplex Paris Van Java Bandung, serta menggunakan studi-studi terdahulu mengenai bioskop Blitzmegaplex. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis data yang dipakai dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Jenis dan Sumber Data
No Data Penelitian Jenis Data Sumber Data
1. Profil bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
Sekunder www.blitzmegaplex.com Bltzmegaplex PVJ Bandung
2. Jumlah penonton bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
Sekunder Blitzmegaplex PVJ Bandung
3. Daftar bioskop besar di Indonesia
Sekunder www.wikipedia.org 4. Daftar bioskop di kota
Bandung
Sekunder Diolah pribadi
5. Daftar harga tiket Primer www.blitzmegaplex.com PVJ Bandung
(43)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
bisoksop Blitzmegaplex PVJ Bandung
6. Tanggapan penonton tentang customer experience
Primer Penonton bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
7. Tanggapan penonton mengenai gaya hidup (lifestyle)
Primer Pelanggan bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
8. Tanggapan penonton terhadap keputusan untuk menonton di bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
Primer Pelanggan bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung
3.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2009:61), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pendapat lebih spesifik dikemukakan dalam jurnal oleh Husein Umar ( 2003: 136), “Populasi dapat diartikan sebagai kumpulan elemen yang mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan yang jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya. Populasi sasaran adalah populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Adapun populasi dari penelitian ini merupakan member Bioskop Blitzmegaplex Paris Van Java berjumlah 943.164 orang.
3.4.2 Sampel
Menurut pendapat Sugiyono (2009:62) mengatakan bahwa sampel adalah bagian populasi yang mempunyai cirri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
(44)
77
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi iti. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili)”.
Dalam menentukan jumlah sample digunakan pengambilan sample dengan menggunakan simple random sampling dari Harun Al Rasyid (1994:44). Penelitian ini bersifat sosial, oleh karena itu taraf kesalahan ditetapkan sebesar 5%. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Sedangkan n0 dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : N : Populasi
n : Banyaknya sample yang diambil dari seluruh unit S : Simpangan baku
δ : Bound of error yang bisa ditolerir atau dukehendaki sebesar 5%
Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung besarnya sample dari jumlah populasi yang ada yaitu sebagai berikut:
a. Distribusi skor berbentuk kurva distribusi b. Jumlah item pertanyaan = 39
c. Nilai tertinggi skor responden = 39 x 5= 195 d. Nilai terendah skor responden = 39 x 1= 39
e. Rentang = nilai tertinggi – nilai terendah = 195 – 39 = 156
f. S = Simpangan baku untuk variabel yang diteliti dalam populasi (populasi
(45)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
S = (0,21)(156) = 32,76
Diperoleh S = (0,21), berdasarkan pengamatan dari jawaban responden yang berbentuk uniform.
g. Dengan derajat kepercayaan = 95% dimana α = 5%
(lihat tabel Z, yaitu tabel normal baku akan diperoleh nilai 1,96)
Adapun perhitungan sample yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan mencari nilai n0 lebih dahulu, yaitu:
N = 943.164
δ = 5%
Z = 1,96 S = 32,76
n0 =
n0 = 164,86 n0 = 165
Nilai n0 yaitu sebesar 165 setelah itu kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari nilai n untuk mendapkan jumlah sample yang akan diteliti.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka sample minimal dari penelitian ini ditetapkan dengan α = 0,05 maka diperoleh ukuran sample (n)
(46)
79
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
minimal sebesar 165. Teknik ukuran sampel secara proporsional dengan strata populasi (proportional to size) menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
n1 : ukuran sampel tiap stratum N1 : ukuran populasi tiap stratum N : ukuran populasi
n : ukuran sampel
Tabel 3.3
Penyebaran Sample Proposional
Tahun Perhitungan Sample Proposional
2008 27
2009 30
2010 33
2011 36
2012 39
Total 165
Sumber : Hasil Pengolahan data Oktober 2013
3.4.3 Teknik Sampling
Data yang telah diperoleh dari responden sebagai populasi penelitian akan diambil sampelnya berdasarkan teknik probability sampling. Menurut Sugiyono (2009:63) mengatakan bahwa probability sampling adalah teknik pengambilan
(47)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota populasi) untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Menunjukkan responden sebagai anggota sampel dilakukan secara acak untuk setiap peringkat, sehingga memenuhi jumlah sampel yang ditentukan.
3.5. Teknik dan alat pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang dapat memberikan keterangan data-data yang diperlukan, dalam hal ini adalah manajemen Blitzmegaplex Paris Van Java Bandung. Observasi yaitu dilakukan dengan mengamati langsung objek yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yaitu penonton yang pernah menonton di bioskop Blitzmegaplex dan pemegang Blitzcard Blitzmegaplex Paris Van Java Bandung.
2. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data primer yang dilakukan dengan menyebarkan suatu daftar pernyataan yang cukup terperinci dan lengkap tentang objek yang diteliti (customer experience) dan lifestyle model terhadap keputusan menonton di bioskop Blitzmegaplex Paris Van Java Bandung.
3.5.1 Uji Validitas dan Realibilitas
Pada suatu penelitian, data merupakan hal yang paling penting, karena data merupakan gambaran dari variabel yang diteliti serta berfungsi membentuk hipotesis. Benar tidaknya data akan sangat menentukan mutu hasil penelitian. Kebenaran data dapat dilihat dari instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.
(48)
81
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product
for Service Solutions) 21.0 for IBM.
3.5.1.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuesioner yang disebar,menurut Kusnendi (2008:94), mengatakan validitas menunjukkan kemampuan instrument penelitian mengukur dengan tepat atau benar apa yang hendak di ukur Dalam uji validitas digunakan metode koefisien Korelasi Product
Moment Pearson dengan rumus:
2 2
2
2
n XY X Y
r
n X X n Y Y
(Suharsimi Arikunto, 2006:274) Keterangan:
r = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden
Untuk mengadakan interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Suharsimi Arikunto (2002:245) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.4 Koefisien Korelasi
Besarnya Nilai Interprestasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Tinggi Cukup Sedang
(49)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Rendah Sangat rendah Sumber : Suharsimi Arikunto (2002:245)
Sedangkan pengujian keberartian koefisien korelasi (y) dilakukan dengan taraf signifikasi 5%. Rumus uji t yang digunkan sebagai berikut:
Keputusan pengujian validitas item instrumen, adalah sebagai berikut: a. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel . b. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung < rtabel
Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya terukur. Dari penelitian ini yang akan diuji adalah validitas dari instrumen customer experience sebagai variabel X1, instrument lifestyle model sebagai variabel X2 dan instrumen keputusan menonton sebagai variabel Y. Jumlah pertanyaan untuk Variabel X1 adalah 17 dan seluruh item tersebut valid, jumlah pertanyaan untuk variabel X2 adalah 10 dan satu variabel tidak valid, sedangkan untuk item pertanyaan. Variabel Y berjumlah 12 item.
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Validitas Analisis Customer Experience
No.
Pernyataan rhitung rtabel Ket.
Customer Experience 1. Accesibility
1. Akses pembelian tiket film secara online (online ticketing)
mudah dilakukan 0,652 0,374 Valid 2 Akses pembelian tiket film melalui blitzcard machine mudah
dilakukan 0,857 0,374 Valid
2. Competence
3 Karyawan bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung memiliki
(50)
83
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
No.
Pernyataan rhitung rtabel Ket.
Customer Experience
4 Karyawan bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung melayani
penonton dengan cepat 0,749 0,374 Valid
3. Customer Recognition
5 Karyawan bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung memberikan
sambutan kepada penonton pada saat masuk bioskop 0,726 0,374 Valid 6 Karyawan bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung memberikan
pelayanan yang ramah 0,766 0,374 Valid
4. Helpfulness
7 Karyawan bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung membantu
memberikan informasi film yang ditayangkan 0,780 0,374 Valid 8. Karyawan bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung membantu
dalam mencari tempat duduk penonton didalam ruangan
auditorium 0,768 0,374 Valid
5. Personalization
9. Karyawan Blitzmegaplex PVJ Bandung menyapa anda secara
individual 0,821 0,374 Valid 10. Karyawan Biltzmegaplex PVJ Bandung melayani anda secara
individual ketika memesan makanan dan minuman 0,728 0,374 Valid
6. Problem Solving
11. Karyawan Blitzmegaplex PVJ Bandung siap menangani
keluhan anda 0,793 0,374 Valid 12. Karyawan Blitzmegaplex PVJ Bandung menangani keluhan
anda dengan cepat 0,640 0,374 Valid 13. Karyawan Blitzmegaplex PVJ Bandung memberikan solusi
atas keluhan anda 0,780 0,374 Valid
7. Promise Fulifillment
14. Pemutaran film di bioskop Blitzmegaplex PVJ Bandung tepat
waktu 0,768 0,374 Valid 15. Pelayanan yang diberikan bioskop Blitzmegaplex PVJ
Bandung sesuai dengan yang dijanjikan 0,821 0,374 Valid
8. Value for Time
16. Pelayanan tiket film secara online dan offline di bioskop
Blitzmegaplex PVJ Bandung cepat 0,728 0,374 Valid 17. Pelayanan pada saat pembelian makanan dan minuman di
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisa deskriptif dan verifikatif, dengan menggunakan analisis regeresi linear berganda antara Analisis Customer Experience dan Model Gaya Hidup (lifestyle) Terhadap Keputusan Menonton Film maka berdasarkan penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisis customer experience, yang terdiri dari accesibility, competence, customer recognition, helpfulness, personalization, problem solving, promise fulfillment dan value for time memiliki penilaian cukup tinggi dari penonton bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung. Artinya dimensi customer experience di bioskop BlitzMegaplex PVJ Bandung sebagai bioskop yang memiliki konsep beyonds and experience mendapat penilaian cukup baik. Dari kedelapan indikator customer experience tersebut, yang memperoleh skor tertinggi adalah customer recognition, sedangkan memperoleh skor terendah adalah accesibility.
2. Lifestyle Model sesuai dengan dengan data penelitian yaitu memiliki penilaian cukup tinggi dari penonton bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung. Berdasarkan Indikator activities, interests, opinions dan demographic indikator yang memperoleh skor tertinggi adalah demographics dan yang memperoleh skor terendah adalah opinions.
3. Keputusan menonton di Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung memiliki penilaian cukup tinggi dari penonton yang menonton, artinya pilihan produk, pilihan penjualan, pilihan merk, jumlah pembelian, waktu pembelian
(2)
142
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
dan metode pembayaran telah berjalan cukup sesuai. Indikator yang memperoleh skor tertinggi adalah metode pembayaran dan yang memperoleh skor terendah adalah pilihan produk.
4. Customer Experience yang terdiri dari accesibility, competence, customer recognition, helpfulness, personalization, problem solving, promise fulfillment dan value for time memiliki pengaruh positif terhadap keputusan menonton film. Artinya semakin tinggi customer experience bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung, maka semakin tinggi tingkat keputusan penonton untuk menonton film di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java. Customer recognition memperoleh skor paling tinggi dalam meningkatkan keputusan menonton film di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung, sedangkan yang memperoleh skor terendah dalam meningkatkan keputusan menonton film di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung adalah accesibility. 5. Model gaya hidup (lifestyle) memiliki pengaruh positif terhadap keputusan
menonton film di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung. Artinya semakin tinggi gaya hidup (lifestyle) penonton untuk menonton film di bioskop, maka semakin tinggi tingkat keputusan penonton untuk menonton di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung. Demographics memperoleh skor paling tinggi dalam mempengaruhi keputusan menonton di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung dan skor terendah adalah opinions. 5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai analisis customer experience dan model gaya hidup (lifestyle) terhadap keputusan menonton di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung sebagai berikut:
1. Customer experience merupakan salah satu dimensi yang digunakan oleh perusahaan untuk memahami bagaimana penjelmaan sebuah brand yang
(3)
melingkupi semua interaksi antara perusahaan dengan pelanggan atau konsumen. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa accesibility yaitu akses penonton untuk membeli atau memperoleh tiket menonton film secara secara online dan offline memiliki tanggapan yang paling rendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Untuk mempermudah akses pembelian tiket menonton film di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung, manajemen BlitzMegaplex sebaiknya memperbaiki website agar akses pembelian tiket film online aksesnya mudah dan cepat. Untuk pembelian tiket film melalui blitzcard machine, sebaiknya BlitzMegaplex memperbaiki dan menambah jumlah blitzcard machine, sehingga akses pembelian tiket menjadi lancar.
2. Gaya hidup (lifestyle) merupakan faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan hasil penelitian opinions memiliki tanggapan yang paling rendah dibandingkan dengan dimensi lainnya. Opini penonton adalah konsep diri serta persepsi penonton terhadap aktivitas menonton dan produk yang dijual oleh bioskop dalam. Untuk memahami opini atau persepsi penonton agar menjadi lebih baik, sebaiknya manajemen BlitzMegaplex Paris Van Java mengetahui nilai-nilai, sikap, kebiasaan dan isu-isu yang berkembang dalam diri penonton khususnya anak muda saat ini, mengikuti perkembangan yang menjadi trend dan topik aktual dikalangan anak muda yang berhubungan dengan hobi atau kebiasaan menonton mereka. Sehingga Manajemen BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung mengetahui dan memahami kebutuhan penonton, terutama anak muda yang menjadi target pasar BlitzMegaplex.
3. Keputusan pembelian merupakan proses psikologis dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan. Upaya untuk meningkatkan keputusan menonton di
(4)
144
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12
bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung sangat penting, namun ada beberapa hal didalamnya yang harus diperbaiki. Seperti pada dimensi pilihan produk, sebaiknya bioskop BlitzMegaplex lebih mengutamakan penjualan film-film yang benar-benar laku dipasaran dan mengikuti selera penonton pada umumnya. Menambah variasi produk berupa fasilitas arena bermain untuk anak, karena banyak pasangan muda yang sering membawa anak mereka untuk menonton di bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung. Untuk meningkatkan keputusan menonton, BlitzMegaplex harus lebih gencar mengadakan promosi seperti media elektronik, melalui televisi dan papan iklan atau banner ditempat-tempat yang strategis sehingga meningkatkan jumlah pembelian.
4. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk lebih menggali tentang customer experience dan lifestyle model dari berbagai faktor lainnya agar menghasilkan penemuan-penemuan baru yang lebih bermanfaat untuk menambah referensi dan literatur dimasa yang akan datang serta penelitian yang meneliti variabel lain yang mempengaruhi keputusan pembelian seperti produk, pelayanan harga, distribusi, komunikasi, pengalaman dan lain sebagainya.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Ali Hasan, (2009). Marketing. Yogyakarta: Media Pressindo
Alma, Buchari.(2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta
Arikunto,Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Bina Aksara
Engel, James F., et al., (1995) Perilaku Konsumen. Jilid 1. Edisi keenam. Tanggerang: Binarupa Aksara Publisher
Kasali, Rhenald, (2005). Membidik Pasar Indonesia Segmenting Targeting Positioning. Jakarta: PT. Gramedia
Kotler & Amstrong. (2012). Principle Of Marketing. England: Pearson Kotler and Keller. (2012). Marketing Management 14e.
Kusnendi. (2008). Model-Model Persamaan Struktural. Bandung: CV. Alfabeta Michael R. Solomon (2011). Customer Behavior 9th , New Jersey: Prenyice Hall Riduan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: CV. Alfabeta Schmitt, Bernard H. (1999). Experiential Marketing “ How get customers to sense, feel, think, act and relate to your company and brands. New York: The Free Press
Schmitt & Wheeler, J. (2002). Managing the customer experience: Turning customers into advocates: Pearson Education
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta Sugiyono. (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV.Alfabeta Sumber Jurnal
Brook, Ian. (2006). 5 Steps to Creating a Great Customer Experience [online] Available: www.ianbrooks.com/useful-ideas/articles_whitepapers/5-steps.pdf
(6)
Dwi Dina Rahma Vitry, 2014
Analisis customer experience dan lifestyle model terhadap keputusan menonton film (survei terhadap member bioskop blitzmegaplex paris van java Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wenwei Tang dan Zheng Tongtong. (2009). An Empirical Research on Influencing Factors of Customer Experience of Retail Industri Aiming to Improve Satisfaction: Taking Supermarket as an example. 846-847
Verhoef Peter C., et al., (2009). Customer Experience Creation: Determinants, Dynamics and Management Strategies. 31-34
Deluxe for Business. (2009 March). Creating a great Customer Experience [online]Available:www.deluxe.com/shopdeluxe/9027_customes%20experience. pdf
Dr. Fred Lemke, Prof. Hugh Wilson and Prof. Moira Clark. (2011). What makes a great customer experience. Cranfiel University School of Management
Anthoni Suwono, (2011) Jurnal Customer Experience dan Kaitannya dengan Loyalitas Konsumen Hoka-Hoka Bento: Perspektif B2C. Program Magister Manajemen Universitas Indonesia
Sylvia. (2009). Jurnal Pengaruh Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Konsumen, vol 6 No.1:92-100
Widiastuti Yulia. (2009). Praktek Gaya Hidup (aktifitas, minat, motivasi) Rasional Konsumen dalam Mengambil Keputusan Membeli Merk Handphone Nokia Kawasan Surabaya. Sekolah Tinggi Manajemen Labora. Vol.2851. No.0561.Edisi Desember
Dewi Panca Maria Ulfa Sumber Internet
Experiential Marketing Forum Blog www.bisnis.com
www.blitzmegaplex.com Tempo.co
www.google.co.id www.wikipedia.com