Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Keputihan di SMU Negeri 16 Medan

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI

TENTANG KEPUTIHAN DI SMU

NEGERI 16 MEDAN

JULIANTI SITOMPUL

095102074

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DI SMU NEGERI 16 MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam pustaka.

Medan, Juni 2010 Yang Menyatakan,


(3)

i

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Keputihan di SMU Negeri 16 Medan Viii + 37 hal + 5 tabel + 9 lampiran

Abstrak

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere yang artinya tumbuh kembang untuk mencapai kematangan. Leukorea (keputihan) dikatakan normal bila tanpa gejala dan tanda lain yang menunjukan kemungkinan adanya kelainan. Vagina yang normal selalu berada dalam kondisi lembab dan permukaannya basah oleh cairan/lendir. Dalam keadaan biasa, cairan tidak sampai keluar namun belum tentu bersifat patologis. Sumber cairan ini dapat berasal dari sekresi

vulva cairan vagina, sekret serviks, sekresi uterus, atau sekresi tuba fallopi yang

dipengaruhi fungsi ovarium. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak berjumlah 325 siswa dengan pendekatan cross

sectional, dengan pengambilan sampel dilakukan cara stratified random sampling. Dari

hasil penelitian diperoleh sumber informasi tentang keputihan dari orang tua sebanyak 113 (62,8), Dari hasil pengetahuan remaja putri tentang keputihan yang menjawab benar terdapat pada nomor 1 sebanyak 179 (99,4%) dan yang menjawab salah terdapat pada nomor 5 sebanyak 149 (82,8%), distribusi frekuensi pengetahuan tentang keputihan yaitu yang menjawab baik sebanyak 138 orang (76,7%), hasil sikap remaja putri tentang keputihan yang paling banyak menjawab sangat setuju (SS) terhadap sikap remaja puteri tentang keputihan terdapat pernyataan ke-4 dalam hal keputihan yang berlebihan perlu dilakukan kebersihan daerah kemaluan dengan jumlah 101 (56,1), dan paling sedikit menjawab sangat tidak setuju (STS) terhadap sikap remaja puteri tentang keputihan terdapat pada pernyataan ke-2 dan 4 dengan jumlah 0, distribusi frekuensi tentang keputihan yang menjawab sikap positif sebanyak 132 orang (73,3%), Dari hasil penelitian diharapkan agar dapat melakukan penelitian ini ditempat lain dengan jumlah sampel yang lebih banyak, dan pada peneliti lanjut diharapkan dapat menggunakan desain korelasi yang dapat menjelaskan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang keputihan.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Remaja Putri, Keputihan Daftar pustaka 20 (2001-2009)


(4)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul ’’Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Keputihan di SMU Negeri 16 Medan”.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini peneliti banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, Mkes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

2. dr. Murniati Manik, M.Sc. Sp.KK. selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Riza Rivany,Sp.O.G, selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan masukan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini..

4. Seluruh Dosen, Staf, dan Pegawai Administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Zulmaini, selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk melakukan penelitian di SMU Negeri 16 Medan.

6. Kepada orangtua tercinta yang telah memberikan kasih sayang, dorongan moril maupun material, serta doa kepada peneliti untuk menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.


(5)

7. Semua pihak yang mendukung, membantu, dan mendoakan peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Peneliti menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun susunan bahasanya. Untuk itu peneliti mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi peneliti khususnya. Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2010 Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEM ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I : PENDAHULUHAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Penelitian ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 5

B. Sikap ... 7

C. Remaja Putri ... 8

1. Pengertian ... 8

2. Klasifikasi Remaja ... 9

D. Leukorea (Keputihan) ... 9

BAB III : KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 18

B. Defenisi Operasional ... 19

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel ... 21

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23


(7)

iv

E. Instrumen Penelitian ... 24

F. Validitas dan Reabilitas……… 26

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 27

H. Analisis Data ... 28

BAB V : PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 29

B. Pembahasan ... 34

1. Karakteristik Responden ... 34

2. Pengetahuan Responden tentang Keputihan ... 35

3. Sikap Responden tentang Keputihan ... 25

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 36


(8)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Remaja Putri di SMU

Negeri 16 Medan... 29

Tabel 5.2 Hasil Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Keputihan di SMU Negeri

16 Medan………... 30

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri tentang Keputihan di SMU

Negeri 16 Medan………...32 Tabel 5.4 Sikap Remaja Putri tentang Keputihan di SMU Negeri 16 Medan...32

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri tentang Keputihan di SMU Negeri


(9)

vii

DAFTAR SKEMA


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir Persetujuan Penelitian (Informed Consent) 2. Kuesioner Penelitian

3. Uji Validitas : Content Validity Index 4. Master Data

5. Surat izin Penelitian dari D-IV Bidan Pendidik 6. Surat Pernyataan Editor Bahasa Indonesia

7. Surat Balasan Penelitian dari Pemerintah Kota Medan Dinas Pendidikan 8. Surat Selesai melakukan penelitian


(11)

i

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Keputihan di SMU Negeri 16 Medan Viii + 37 hal + 5 tabel + 9 lampiran

Abstrak

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere yang artinya tumbuh kembang untuk mencapai kematangan. Leukorea (keputihan) dikatakan normal bila tanpa gejala dan tanda lain yang menunjukan kemungkinan adanya kelainan. Vagina yang normal selalu berada dalam kondisi lembab dan permukaannya basah oleh cairan/lendir. Dalam keadaan biasa, cairan tidak sampai keluar namun belum tentu bersifat patologis. Sumber cairan ini dapat berasal dari sekresi

vulva cairan vagina, sekret serviks, sekresi uterus, atau sekresi tuba fallopi yang

dipengaruhi fungsi ovarium. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak berjumlah 325 siswa dengan pendekatan cross

sectional, dengan pengambilan sampel dilakukan cara stratified random sampling. Dari

hasil penelitian diperoleh sumber informasi tentang keputihan dari orang tua sebanyak 113 (62,8), Dari hasil pengetahuan remaja putri tentang keputihan yang menjawab benar terdapat pada nomor 1 sebanyak 179 (99,4%) dan yang menjawab salah terdapat pada nomor 5 sebanyak 149 (82,8%), distribusi frekuensi pengetahuan tentang keputihan yaitu yang menjawab baik sebanyak 138 orang (76,7%), hasil sikap remaja putri tentang keputihan yang paling banyak menjawab sangat setuju (SS) terhadap sikap remaja puteri tentang keputihan terdapat pernyataan ke-4 dalam hal keputihan yang berlebihan perlu dilakukan kebersihan daerah kemaluan dengan jumlah 101 (56,1), dan paling sedikit menjawab sangat tidak setuju (STS) terhadap sikap remaja puteri tentang keputihan terdapat pada pernyataan ke-2 dan 4 dengan jumlah 0, distribusi frekuensi tentang keputihan yang menjawab sikap positif sebanyak 132 orang (73,3%), Dari hasil penelitian diharapkan agar dapat melakukan penelitian ini ditempat lain dengan jumlah sampel yang lebih banyak, dan pada peneliti lanjut diharapkan dapat menggunakan desain korelasi yang dapat menjelaskan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang keputihan.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Remaja Putri, Keputihan Daftar pustaka 20 (2001-2009)


(12)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin

adolescere yang artinya tumbuh kembang untuk mencapai kematangan. Fase remaja

merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi (Yusuf, 2007). Masa pubertas, menggambarkan dampak perubahan fisik dan pengalaman emosional mendalam. Pada saat yang sama, perubahaan sosial melainkan peran utama dalam masa remaja (Masland, 2006).

Masa remaja, usia diantara masa kanak-kanak dan dewasa yang secara biologis yaitu antara umur 10 sampai 19 tahun (Jones, 2005). Masa remaja meliputi remaja awal : 12-15 tahun, remaja madya : 15-18 tahun dan remaja akhir : 19-20 tahun.

Menurut hasil sensus jumlah remaja di Indonesia adalah 147.338.075 jiwa atau 18,5% dari seluruh penduduk di Indonesia (Sarwono, 2008). Untuk mencapai kematangan, remaja memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dlam menentukan arah kehidupannya (Yusuf, 2007).

Kegiatan seksual menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi. Leukorea (keputihan) menjadi salah satu tanda atau gejala adanya kelainan pada organ wanita. Kelainan tersebut dapat berupa infeksi, polip leher rahim, keganasan serta benda asing. Pada dasarnya, infeksi tersebut dapat berupa infeksi non-Penyakit Hubungan Seksual (PHS) dan infeksi Penyakit Hubungan Seksual (Kasdu, 2005).


(13)

Faktor-faktor yang memicu berkembangnya PHS antara lain karena pengetahuan yang rendah, apalagi remaja yang secara biologis servik-nya belum matang. Karena berada dalam masa peralihan, maka pada remaja sering ditemukan masalah-masalah yang berkaitan erat dengan tumbuh kembang tubuhnya. Terutama dalam hal ini adalah organ reproduksi yang memberi dampak besar terhadap kehidupan remaja di masa datang. Terlebih pada remja putri yang memang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa dengan bentuk dan fungsi tubuh yang sangat istimewah dan juga sangat rentan terhadap gangguan dari luar, dalam hal ini Infeksi pada Saluran Reproduksi (ISR) dengan gejala yang umum adalah keputihan.

Manuaba dalam bukunya memaparkan bahwa keputihan merupakan manifestasi klinik dari berbagi macam infeksi. Reaksi kejiwaan ini bermanifestasi sebagai ras kecemasan yang berlebihan, minder bahkan membatasi kegiatan sosialnya (Sianturi, 2004). Ditambah lagi remaja putri pada umumnya malu untuk menceritakan masalah yang berkaitan organ kelamin apalagi untuk memeriksakannya (Depkes RI, 2001).

Untuk itulah sangat penting bagi remaja putrid untuk mendapat pengetahuan yang memadai kesehatan reproduksi khususnya keputihan agar mereka tahu bagai mana seharusnya mereka bersikap ketika menghadapi keputihan yang nantinya akan berpengaruh terhadap keputihan yang dialaminya, apakah berperilaku sehat atau tidak sehat (Depkes RI, 2002).

Berdasarkan penjelasan diatas tersebut, peneliti mendapat gambaran mengenai pengetahuan dan sikap yang tidak sehat oleh remaja putri terhadap organ reproduksinya ketika menghadapi keputihan. Dan setelah peneliti berkonsultasi dengan pihak sekolah yaitu SMU Negeri 16 Medan menyatakan bahwa di sekolah ini belum pernah diadakan


(14)

penelitian tentang topik ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian disekolah tersebut.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat merumuskan masalah penelitian ini yaitu : Bagaimana Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Keputihan di SMU Negeri 16 Medan.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Keputihan di SMU Negeri 16 Medan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan remaja putri tentang keputihan (leukorea) b. Untuk mengetahui distribusi sikap remaja putri tentang keputihan (leukorea)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Remaja

Untuk menambah pengetahuan remaja tentang keputihan 2. Bagi Kesehatan

Sebagai masukan terhadap petugas kesehatan agar dapat memberikan pelayanan dan konseling yang terbaik khususnya tentang keputihan pada remaja putri.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. PENEGTAHUAN

Menurut Locke pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segalal isinya termasuk manusia dan kehidupannya. Penegtahuan mencakup penalaran, penjelasan dan pemahaman manusia tentang segala sesuatu, juga mencakup praktek atau kemampuan teknis dalam memecahkan berbagai persoalan hidup yang belum dilakukan secara sistematis dan metodis.

Locke mengunggkapkan bahwa pengetahuan manusia bersal dari pengalaman manusia, konsep, atau ide. Ide ini diperoleh dari pancaindera yang ditangkap melalui penciuman, penglihatan, perabaan dan semacamnya (Kepraf dan Michael, 2001).

Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam masyarakat :

1. Sosial ekonomi, lingkungan sosial akan sangat mendukung tingginya pengetahuan

seseorang terhadap suatu objek sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan. Dengan ekonomi yang baik tingkat pendidikan akan lebih tinggi sehingga kemungkinan akan tinggi.

2. Kultur (budaya, agama), kultur sangat berpengaruhi terhadap tingkat pengetahuan

seseorang karena informasi yang baru akan disaring apakah sesuai dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.

3. Pendidikan, semakin tinggi pendidikan maka seseorang akan mudah menerima hal-hal

yang baru dan mudah menyesuaikan diri dengan hal-hal baru tersebut. Menurut Bintaryanto (2002) status pendidikan mungkin mempengaruhi kesempatan memperoleh informasi mengenai pengelolahan penyakit, maka seseorang yang berpendidikan tinggi


(16)

cendrung lebih mudah mengadopsi hal-hal yang dirasa baru tetapi tidak menutup kemungkinan pendidikan rendah punya pengetahuan dan sikap yang lebih baik.

4. Pengalaman, berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, dengan pendidikan yang

tinggi maka pengalamannya akan semakin luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalamannya akan semakin banyak.

Informasi yang diberikan untuk meninggkatkan tingkat pengetahuan seseorang yang kemudian akan menjadi dasar bagi orang tersebut melakukan sesuatu hal dalam kehidupannya untuk berbagi tujuan (Cholimah, 2002). Bloom yang dikutip oleh Ngatimin (1992), mengemukakan bahwa untuk mengukur pengetahuan seseorang secara terinci terbagi atas 6 tingkatan yaitu :

a. Tahu (know)

Bila seseorang hanya mampu menjelaskan (explain) secara garis besar apa yang telah dipelajarinya, umpamanya istilah-istilah.

b. Memahami (comprehension)

Seseorang berada pada tingkat pengetahuan dasar. Ide dapat menerangkan kembali secara mendasar ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya.

c. Aplikasi (application)

Telah ada kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajarinya dari satu situasi lainnya.

d. Analisa (analysis)

Kemampuan lebih meningkatkan lagi, ia telah mampu untuk menerangkan bagian-bagian yang menyusun suatu bentuk pengetahuan tertentu dan menganalisis satu sama lainnya.


(17)

e. Sintesis (synthesis)

Sudah mampu untuk menyusun kembali kebentuk semula maupun kebentuk lainnya.

f. Evaluasi (evaluation)

Merupakan tingkat pengetahuan yang tinggi, telah ada kemampuan untuk mengetahui secara menyeluruh semua bahan yang telah dipelajarinya.

B. SIKAP

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap simulasi suatu objek (Notoadmojo, 2003). Menurut Allport 1954 menjelaskan bahwa sikap memiliki 3 komponen pokok yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan ) ide dan konsep terhadap suatu objek 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek 3. Kecendrungan untuk bertindak (Trend of behave)

Sikap ini terdiri dari berbagai tingktan : a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan konsep terhadap suatu objek

b. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apa bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga

c. Menghargai (Valving)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingakat tiga


(18)

d. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi (Notoadmojo, 2003).

Sikap remaja berdasarkan pengetahuan tentang keputihan (leukorea), diharapkan remaja dapat menghadapi masa transisi dengan perilaku yang sehat dan bertanggung jawab sehingga mencapai kesehatan yang optimal dan siap menjalankan perannya meneruskan generasi berikutnya.

C. Remaja Putri 1. Pengertian

Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khas dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja.

2. Klasifikasi Remaja

Masa remaja dapat dikelompokkan menjadi :

a. Masa Praremaja (Remaja awal)

Dikatakan remaja awal adalah 12-15 tahun. Masa ini berlangsung hanya dalam waktu singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada si remaja sehingga sering kali disebut dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, pesimistik, dan sebagainya.

b. Masa Remaja (Remaja Madya)

Dikatakan remaja madya adalah 16-18 tahun. Pada masa ini mulai tumbuh dalam arti remaja dorongan untuk hidup kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami, dan menolongnya, teman yang turut merasakan suka dukanya. Pada masa ini, sebagai masa


(19)

ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang dapat bernilai, pantas dijunjung dan dipuja-puja sehingga masa ini masa merindu dan ini merupakan gejala remaja.

c. Masa Remaja Akhir

Dikatakan remaja akhir adalah 19-22 tahun, Masa ini merupakan masa menemukan pendirian hidup dan selanjutnya masuk kedalam masa dewasa.

(Yusuf, 2007).

D. Leukorea (Keputihan)

Leukorea (Flour Albus, White discharge, keputihan) adalah keluarnya cairan dari alat atau organ reproduksi melalui vagina (Wishnuwarhani, 2008). Hal itu mungkin disebabkan oleh infeksi (Santoso, 2007).

Leukorea (keputihan) merupakan gejala keluarnya cairan dari vagina selain darah

haid. Cairan yang keluar tersebut harus dibedakan antara cairan/lendir normal dan cairan/lendir tidak normal (Kasdu, 2005). Dalam keadaan biasa, cairan tidak sampai keluar namun belum tentu bersifat patologis. Sumber cairan ini dapat berasal dari sekresi vulva cairan vagina, sekret serviks, sekresi uterus, atau sekresi tuba fallopi yang dipengaruhi fungsi ovarium (Mansjoer, 2000).

Leukorea (keputihan) merupakan manisfestasi klinis berbagai infeksi keganasan

atau tumor jinak reproduksi. Keluhan leukorea (keputihan) pada wanita harus dianggap serius karena akibatnya sangat kompleks dan banyak (Manuaba, 2008).

Leukorea (keputihan) dibedakan menjadi dua macam yaitu leukorea normal dan

leukorea tidak normal yang disebabkan oleh penyakit : 1. Leukorea (keputihan) Normal

Leukorea (keputihan) dikatakan normal bila tanpa gejala dan tanda lain yang menunjukan kemungkinan adanya kelainan. Vagina yang normal selalu berada dalam


(20)

kondisi lembab dan permukaannya basah oleh cairan/lendir. Sekret diproduksi oleh kelenjar pada leher rahim (serviks), dinding vagina dan kelenjar bartholin dibibir kemaluan, menyatu dengan sel-sel dinding vagina yang lepas serta bakteri normal didalam vagina, bersifat asam dan berperan penting dalam menjamin fungsi yang optimal.

Sifatnya dapat berubah sesuai dengan perubahan hormone yang terjadi dalam siklus haid. Pada masa pertengahan haid, dengan pengaruh hormon esterogen, sekret yang dikeluarkan tipis, bening dan elastis. Setelah ovulasi (pelepasan sel telur) pada pertengahan siklus haid, lendir yang diproduksi dengan pengaruh hormon progesteron berubah karekternya menjadi lendir yang kental, keruh seperti jelly. Leukorea normal umumnya terjadi pada :

a. Bayi baru lahir hingga berusia kira-kira 10 hari. Hal ini terjadi Karena pengaruh hormon esterogen dan progesteron.

b. Masa sekitar menarche atau pertama kalinya haid datang. Keadaan ini ditunjang oleh hormone esterogen.

c. Seorang wanita yang mengalami kegairahan seksual. Hal ini berkaitan dengan

kesiapan vagina untuk menerima penetrasi pada senggama.

d. Masa disekitar ovulasi karena produksi kelenjar-kelenjar mulut rahim.

e. Kehamilan yang mengakibatkan meningkatnya suplai darah kedaerah vagina

dan mulut rahim, serta penebalan dan melunaknya selaput lendir vagina. f. Akseptor kontrasepsi pil dan akseptor IUD.

g. Pengeluaran lendir yang bertambah pada wanita yang sedang menderita


(21)

2. Leukorea (keputihan) Tidak normal

Leukorea (keputihan) tidak normal adalah keputihan yang disebabakan oleh satu penyakit terpenting diantaranya adalah infeksi berasal dari vagina, vulva,lehar rahim maupun adneksa. Leukorea (keputihan) tidak normal mengadung lebih banyak limfosit, berwarna agak kekuningan hingga hijau lebih kental dan berbau. Gejala lainnya bergantung pada kuman penyebab. Beberapa jenis infeksi yang menyebabkan leukorea antara lain :

a. Bateri Vaginosis (BV) adalah penyebab tersering (40-50% kasus terinfeksi

vagina ), tetapi sering tanpa gejala. Penyebabanya adalah perubahan keseimbangan flora normal vagina atau peningkatan pH vagina. Flora normal vagina adalah bakteri dari genus lactobacillus. Berganti-ganti pasangan seksual, merokok, dan sering menyemprot vagina dengan air mempermudah terjadinya BV. Pada wanita yang tidak hamil, BV meningkatkan resiko penyakit radang panggul, infeksi post operatif dan penyebaran HIV.

b. Vulvovaginal Candidiasis (VC) disebabkan oleh jamur candida species, 80-90%

oleh candida albicans dan 15% oleh candida glabiata angka kejadiannya hampir sekitar 20-25% dari kasus infeksi vagina. Agar dapat bertahan hidup, candida

species memerlukan jaringan yang mengandung esterogen karena VC sering

terjadi setelah menarche.

c. Trichomoniasis (TM) disebabkan oleh trichomoniasis vaginalis. Angka

kejadiannya sekitar 5-20% dari kasus infeksi vagina, 50% penderita tanpa gejala. Sisanya, timbul gejala berupa keputihan yang berwarna kekuningan hingga kehijauan berbusa, berbauk “apek”, nyeri saat melakukan hubungan seksual, iritasi vulvovagina dan kandung-kandung disertai nyeri saat kencing.


(22)

saluran reproduksi bagaian atas, gangguan perkembangan janin dan mempermudah penurunan HIV.

d. Atrophic Vaginitis (AV) merupakan penyebab tersering iritasi vagina pada

wanita di masa klimakterium. Pada masa ini terjadi penurunan kadar hormon kadar estrogen dan peningkatan hormon dan gonadotropin yang menyebabkan sel epitel vagina mengalami atropi. Kejadian ini mempermudah terjadi innfeksi sekunder pada vagina.

e. Chalamydia Trathomatis (CT) merupakan bakteri doligat intraseluler, bakteri

hanya bisa tumbuh di dalam sel inang yang masih hidup. Bakteri ini hanya menyerang sel epitel kelumnar pada endoservila, uretra, endometrium, tuba

fallopi dan rektum. Sekitar 70% wanita terinfeksi CT tanpa gejala sehingga sulit

menegakkan diagnosa infeksi ini.

f. Gonorrhoe (Gh) disebabkan oleh bakteri diplococcus gram negative, neisseria gonorrhoe. Keluhan hampir sama dengan infeksi CT, bedanya kuman ini juga

menginfeksi faring pada 10% kasus sekitar 15% dari ifneksi serviks akibat menginfeksi gonorrhoe yang tidak diobati akan berkembang menjadi radang panggul.

Selain infeksi leukorea (keputihan) tidak normal disebabkan oleh : 1. Benda asing

Tidak jarang ada pasien yang datang dengan keputihan setelah diperiksa alat kelaminnya ternyata mengandung benda asing. Benda asing yang dimaksud seperti biji-bijian (pada anak-anak) maupun sisa-sisa kondom (pada perempuan dewasa).


(23)

2. Kanker

Gejala keputiha yang sukar sembuh dengan pengobatan biasa (antibiotik dan anti jamur) yang telah dilakukan oleh dokter, perlu dipikirkan akan kemungkinan penyebabnya adalah sesuatu keganasan seperti kanker lehar rahim.

3. Kelainan alat kelamin

Pada keadaan tertentu bisa terjadi secara abnormal lubang (saluran) yang menghubungkan vagina dengan kandung kemih ataupun rectum. Bisa juga hal ini terjadi akibat cidera persalinan operasi pengangkatan rahim, radiasi pada kanker organ reproduksi, atau akibat kanker itu sendiri.

4. Masa menopause (berhentinya haid)

Pada masa menopause, sel-sel vagina mengalami hambatan dalam pematangan sel akibat tidak adanya hormon pemacu, esterogen (menjadi atrofi). Vagina menjadi kering, sering timbul rasa gatal karena tipisnya sel, sehingga mudah luka dan timbul infeksi penyerta.

5. Penyebab lain

a. Psikologi : kelelahan yang sangat b. Tidak diketahui (Alimtaslim, 2008). 6. Gejala klinis

Adapun gejala klinis leukorea (keputihan) a. Gatal, berbau, dan berbuih

b. Bergumpal, campur darah c. Rasa panas saat buang air kecil


(24)

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan : a. Pemeriksaan darah lengkap

b. Sitologi vagina

c. Kultur sekret vagina

d. Radiologi untuk pemeriksaan pelviks e. Ultrasonografi abdomen

f. Pemeriksaan pH vagina g. Pap smear (Manuaba, 2008)

7. Pencegahan

Untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindak pencegahan sekaligus mencegah berulangnya keputihan yaitu dengan :

a. Kebersihan daerah kemaluan harus diperhatikan

b. Dalam keadaan haid jika menggunakan pembalut, pakailah celana dalam yang pas

sehingga pembalut tidak tergeser dari belakang kedepan

c. Hati-hati menggunakan kloset duduk umum yang basah

d. Jangan menggunakan handuk bersama

e. Gunakan pakaian dalam dari bahan katun

f. Hindari penggunaan celana panjang yang ketat dan tebal seperti jeans terus menerus

karena dapat menganggu sirkulasi peredaran darah sehingga menimbulkan sekret yang berlebihan.

g. BAB yang tidak setiap hari juga merangsang sekresi lendir karena adanya massa berupa kotoran disalurkan poros usus yang ada dibelakang vagina


(25)

8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dilakukan sesuai tergantung penyebabnya. Bila disebabkan oleh

trichomoniasis diberikan metronidazole peroral dan supp vaginal. Bila disebabkan oleh candida albicans diberikan nystatin/diflucat per oral dan mycostatin supp vagina. Bila

disebabkan oleh gonorrhoe, kondiloma diberikan antibiotik, trikodazole dan

tincphodophilli (Manuaba, 2008).

E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Remaja

1. Sumber informasi

a. Keluarga atau orang tua diharapkan mampu memberikan pengalaman kepada anak

dalam berbagai bidang kehidaupan sehingga anak memiliki informasi yang banyak. Cara-cara yang digunakan dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk merealisasikan ide-idenya, menghargai ide tersebut dan memuaskan dorongan keingintahuan anak.

b. Sekolah

Sekolah adalah lembaga formal yang diberikan tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan anak termasuk perkembangan berpikir anak (Ali.M, 2009).

c. Media msa

Media masa baik cetak maupun elektronika merupakan alat yang paling banyak memberikan informasi kepada masyarakat.

Media masa terdiri dari :

1. Media cetak, sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan antara lain : a. Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku, tulisan,


(26)

b. Leafleat adalah dalam bentuk kalimat maupun gambaran

c. Flyer seperti leafleat dalam bentuk lipatan

d. Flif chart (lembar balik)

e. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar

f. Poster adalah bentuk media cetak yang berisi pesan/informasi kesehatan

g. Photo yang menggunakan informasi kesehatan

2. Media elektronik yaitu televisi, internet, radio, slide, video. 3. Media papan (Bill board)

Papan yang dipasang di tempat umum diisi pesan atau informasi kesehatan. 2. Lingkungan

Telah banyak fasilitas kesehatan lingkungan yang dibangun oleh instasi baik pemerintah maupun swasta dan lembaga swadaya masyaraka (LSM).

Banyak pula proyek saran sanitasi lingkungan dibangun untuk masyarakat misalnya :

jamban keluarga, jamban umum, sarana mandi, cuci, kakus (MCK), tempat sampah dan sebagainya. Namun, karena perilaku masyarakat, sarana atau fasilitas sanitasi tersebut, kurang baik dimanfaatkan dan dipelihara sebagaimana mestinya.

3. Umur

Umur adalah lamanya seseorang hidup mulai tahun lahir sampai dengan ulang tahunnya yang terakhir yang dinyatakan dalam tahun. Umur dapat mempengaruhi pengetahuan dan pola pikir seseorang (Notoadmodjo, 2003).


(27)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Peneliti akan meneliti tentang Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Keputihan ( leukorea) di SMU Negeri 16 Medan. Hal ini dapat dilihat dari kerangka konsep penelitian dibawah ini :

Keputihan Pengetahuan


(28)

B. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi

operasional

Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala

1. Pengetahuan Segala sesuatu

yang diketahui oleh ibu remaja putri yang meliputi: - Pengertian

keputihan - Perbedaan keputihan normal dan tidak normal

- Penyebab

keputihan - Gejala klinis

keputihan

Kuesioner Dengan

menghitung jawaban responden pada kuesioner (Angket)

1. Baik : jika responden menjawab dengan benar pertanyaan 14-20 dari jumlah pertanyaan 2. Cukup : jika responden menjawab dengan benar pertanyaan 8-13 dari jumlah pertanyaan 3. Kurang : jika responden menjawab dengan benar pertanyaan 0-7


(29)

dari jumlah pertanyaan

2. Sikap - Sikap remaja

putri tentang keputihan

Kuesioner Dengan

menghitung jawaban responden pada kuesioner (Angket)

1. Positif : Bila responden memiliki jumlah kategori > 15 %

2. Negatif : Bila responden memiliki jumlah kategori < 15 %


(30)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan berdasarkan tujuan yang akan dicapai adalah desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Keputihan di SMU Negeri 16 Medan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja puteri yang ada di SMU Negeri 16 Medan yang berjumlah 325 siswa.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi siswa SMU Negeri 16

Medan yang diperoleh melalui rumus di bawah ini (Notoatmodjo, 2002).

n =

) ² (

1 N d

N + n = ²) 05 , 0 ( 325 1 325 + n = 81 , 1 325


(31)

Keterangan :

N : Besarnya populasi n : Besar sample

d : Tingkat kepercayaan (ketetapan yang diinginkan) (0,05)

Berhubung sampel peneliti terdiri dari 2 kelompok yaitu siswa kelas I dan II, maka pengambilan sample dilakukan dengan cara stratified random sampling yaitu:

a. Kelas I, jumlah siswa 160 orang

nh = N Nh

x n

nh =

325 160

x 180

nh = 89 orang

b. Kelas II, jumlah siswa 165 orang

nh = N Nh

x n

nh =

325 165

x 180

nh = 91 orang

Jadi sample yang dibutuhkan dalam penelitian sebanyak 180 orang yang terdiri dari 89 siswa kelas I, 91 siswa kelas II. Pengambilan sample dengan cara random.


(32)

C. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti melaksanakan penelitian di SMU Negeri 16 Medan, dengan pertimbangan belum ada dilakukan penelitian tentang keputihan di tempat tersebut.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Febuari – April 2010.

D. Pertimbangan Etik

1. Surat Persetujuan

Membuat persetujuan antara peneliti dengan responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan. Surat persetujuan tersebut diberikan sebelum penelitian dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus manghormati hak responden.

2. Jaminan

Memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan inisial pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.


(33)

3. Kerahasiaan

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik imformasi mau pun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

F. Instrumen Penelitian.

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner yang dibuat oleh sipeneliti berdasarkan tinjauan pustaka sebagai alat pengumpulan data. Kuesioner tentang data demografi responden meliputi umur. Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 20 soal dengan bentuk pertanyaan tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban : a, b, jika menjawab benar maka diberi nilai satu (skor =1), sedangkan jika menjawab salah diberi nilai nol (skor = 0).

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut : 1. Menentukan skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar : 20 Skor terkecil : 0

2. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = skor terbesar-skor terkecil = 20-0


(34)

3. Menentukan nilai panjang kelas (i) Panjang kelas ( i ) = Rentang ( R )

Banyaknya kelas = 20

3 = 6,6 4. Menentukan skor kategori

Kurang = 0 + 6,6 = 6,6 (Dari jumlah pertanyan, responden menjawab dengan benar hanya 0-7 pertanyaan)

Cukup = 6,7 + 6,6 = 13,3 (Dari jumlah pertanyan, responden menjawab dengan benar hanya 8-13 pertanyaan)

Baik = 13,4 + 6,6 = 20 (Dari jumlah pertanyan, responden menjawab dengan benar hanya 14-20 pertanyaan)

Bagian ketiga instrumen juga dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Kuesioner ini berisi pernyataan untuk mengetahui sikap remaja putri tentang keputihan. Bagian ini terdiri dari 10 pernyataan. Untuk menilai penerimaan sikap remaja putri yang dijadikan sampel dilakukan dengan cara mengisi kuesioner dengan menggunakan skla Likert yang menggunakan empat kategori untuk setiap pernyataan sebagai berikut: (a) bila bentuk pernyataan positif, alternatif jawaban : sangat setuju (SS) skornya 4, setuju (S) skornya 3, tidak setuju (TS) skornya 2, sangat tidak setuju (STS) skornya 1; (b) bila bentuk pernyataan negatif, alternatif jawaban : sangat setuju (SS) skornya 1, setuju (S) skornya 2, tidak setuju (TS) skornya 3, sangat tidak setuju (STS) skornya 4.


(35)

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut : 1. Menentukan skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar : 40 Skor terkecil : 10

2. Menentukan nila rentang ( R )

Rentang = skor terbesar-skor terkecil = 40-10

= 30

3. Menentukan nilai panjang kelas ( i ) Panjang kelas ( i ) = Rentang ( R )

Banyaknya kelas = 30

2 = 15 4. Menentukan skor kategori

Positif : jika responden memiliki jumlah kategori > 15 Negatif : jika responden memiliki jumlah kategori < 15

G. Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Dimaksud agar pertanyaan yang memuat dalam kuesioner bisa mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh instrumen atau kuesioner tersebut. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan content validiy. Uji validitas akan dilakukan dengan content validity oleh pakarnya yaitu dokter spesialis obstetri ginekologi.


(36)

2. Uji Reabilitas

Dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau kekonsistenan jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur dimensi variabel yang kita ukur jika koefisien realibilitasnya lebih dari 0,7 sudah memadai syarat realibilitas. Sedangkan untuk menguji reliabilitas, penulis akan menggunakan koefisien realibilitas Alpha Cronbach dengan menggunakan SPSS.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data akan dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden dengan menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang keputihan di SMU Negeri 16 Medan.

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah mengajukan surat permohonan izin penelitian pada Institusi Pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian kepada Kepala Sekolah SMU Negeri 16 Medan. Setelah mendapat izin, kemudian peneliti menjumpai siswa remaja putri dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Kemudian peneliti meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent, setelah itu peneliti memberikan penjelasan bagaimana cara pengisian kuesioner kepada responden. Selanjutnya responden dipersilahkan mengisi lembar kuesioner dengan menjawab seluruh pertanyaan dengan jujur. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner.


(37)

I.Analisa Data

Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, semua variabel dianalisis secara deskriptif dengan menghitung frekuensi dan presentase. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Keputihan.


(38)

BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Keputihan diSMU Negeri 16 Medan adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup sumber informasi. Kateristik responden disajikan dalam bentuk tabel 5.1 sebagai berikut

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi di SMU Negeri 16 Medan

Sumber informasi Frekuensi Persentase (%)

Orang tua 113 62,8

Media 35 19,4

Tenaga kesehatan 25 13,9

Teman 7 3,9

Total 180 100

Pada tabel 5.1 di atas tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar responden mendapat informasi tentang keputihan dari orang tua sebanyak 113 (62,8).


(39)

Tabel 5. 2

Hasil Pengetahuan Remaja Puteri Tentang Keputihan di SMU Negeri 16 Medan

No Pertanyaan Benar Salah Jumlah

n % N % N %

1 Keputihan merupakan cairan kental

berwarna putih yang dikeluarkan dari alat kelamin wanita?

179 99,4 1 0,6 180 100

2 Keputihan terbagi menjadi dua bagian

yaitu keputihan normal dan keputihan tidak normal?

170 94,4 10 5,6 180 100

3 Apakah keputihan bersifat menular? 173 96,1 7 3,9 180 100

4 Keputihan normal terjadi pada setiap

wanita merupakan tanda bahwa alat kelamin sehat?

143 79,4 37 20,6 180 100

5 Keputihan terjadi pada saat

menstruasi?

31 17,2 149 82,8 180 100

6 Keputihan tidak normal merupakan

keputihan yang disebabkan oleh infeksi?

141 78,3 39 21,7 180 100

7 Perbedaan keputihan normal dengan

keputihan tidak normaldilihat dari warna dan bau?

168 93,3 12 6,7 180 100

8 Sabun cuci dan cairan anti septik

merupakan hal yang menyebabkan keputihan?

64 35,6 116 64,4 180 100

9 Keputihan yang disertai rasa gatal,

ruam kulit dan nyeri merupakan gejala keputihan tidak normal?

133 73,9 47 26,1 180 100

10 Keputihan yang tidak dapat diobati

akan berkembang menjadi penyakit alat kelamin pada wanita?

137 76,1 43 23,9 180 100

11 Keputihan merupakan penyakit yang

dapat menyebabkan infeksi?

146 81,1 34 18,9 180 100

12 Penggunaan sabun dan pewangi pada

daerah alat kelamin dapat menyebabkan keputihan tidak normal?

114 63,3 66 36,7 180 100

13 Cairan berwarna kekuningan hingga

kehijauan merupakan keputihan tidak normal?

163 90,6 17 9,4 180 100

14 Rasa panas saat buang air kecil

merupakan gejala dari keputihan tidak normal?

50 27,8 130 72,2 180 100

15 Pada keputihan tidak normal

mengandung bakteri dan jamur?


(40)

16 Untuk selalu menjaga kebersihan daerah alat kelamin sebagai tindak pencegahan sekaligus mencegah berulangnya keputihan seperti jangan menggunakan handuk bersama?

162 90 18 10 180 100

17 Cara yang benar tiap kali buang air

dengan cara membasuh dari arah depan kebelakang?

165 91,7 15 8,3 180 100

18 Gunakan pakaian dari bahan katun

untuk selalu menjaga kebersihan daerah alat kelamin?

127 70,6 53 29,4 180 100

19 Rasa gatal, berbau dan berbuih

merupakan gejala dari keputihan tidak normal?

114 63,3 66 36,7 180 100

20 Untuk mencegah terjadinya keputihan

tidak normal berulang perlu dilakukan personal hygiene?

166 92,2 14 7,8 180 100

Berdasarkan tabel diatas tersebut dapat diketahui jumlah responden yang paling banyak menjawab benar terhadap tingkat pengetahuan remaja puteri tentang keputihan terdapat pada pertanyaan nomor 1 dalam hal keputihan merupakan cairan kental berwarna putih dengan jumlah 179 (99,4%). Dan jumlah responden yang paling banyak menjawab salah terdapat pada pertanyaan nomor 5 dalam hal keputihan terjadi pada saat menstruasi dengan jumlah 149 (82,8%). Sehinga berdasarkan item tersebut dapat di kategorikan pengetahuan remaja puteri tentang keputihan dengan kategori baik, cukup, dan kurang, seperti dalam tabel di bawah ini.


(41)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Puteri Tentang keputihan di SMU Negeri 16 Medan

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Baik 138 76,7

Cukup 38 21,1

Kurang 4 2,2

Total 180 100

Pada tabel 5.3 di atas tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar remaja puteri mempunyai pengetahuan baik tentang keputihan yaitu sebanyak 138 orang (76,7%).


(42)

Tabel 5. 4

Hasil Sikap Remaja Puteri Tentang Keputihan di SMU Negeri 16 Medan

No Pernyataan SS S TS STS Jumlah

n % n % n % n % N %

1 Penggunaan celana

panjang yang ketat dan tebal dapat menggangu sirkulasi peredaran darah

90 50 73 40,7 10 5,7 3 1,7 180 100

2 Kebersihan daerah

kemaluan harus

diperhatikan setiap saat 10 0

55,6 80 44,4 - - - - 180 100

3 Pemeriksaan sekret

vagina tidak perlu dilakukan

8 4,4 20 11,1 90 50 62 34,

5

180 100

4 Keputihan yang

berlebihan perlu dilakukan kebersihan daerah kemaluan

10 1

56,1 70 38,9 9 5 - - 180 100

5 Penggunaan anti septik untuk pencuci alat kelamin perlu digunakan

44 24,4 68 37,8 50 27,8 18 10 180 100

6 Keputihan yang sukar

sembuh dengan

pengobatan biasa tidak perlu dilakukan

pemeriksaan rutin kepada dokter

- - 14 7,8 11

4

63,3 52 28,

9

180 100

7 Cairan vagina yang

berwarna kekuningan hingga kehijauan dan berbau busuk tidak harus segera diobati

2 1,11 30 16,7 88 48,9 60 33,

3

180 100

8 Saat mengalami

kegairahan seksual akan mengeluarkan cairan keputihan ini merupakan keputihan normal


(43)

9 Gejala rasa gatal didaerah alat kelamin dan rasa panas saat buang air kecil harus segera diperiksa dan diobati

90 50 73 40,6 10 5,7 3 1,7 180 100

10 Penggunakan kloset duduk umum yang basah

68 37,8 79 43,9 30 16,7 3 1,7 180 100

Dari tabel diatas tersebut dapat diketahui jumlah responden yang paling banyak menjawab sangat setuju (SS) terhadap sikap remaja puteri tentang keputihan terdapat pernyataan ke 4 dalam hal keputihan yang berlebihan perlu dilakukan kebersihan daerah kemaluan dengan jumlah 101 (56,1), dan paling sedikit menjawab sangat tidak setuju (STS) terhadap sikap remaja puteri tentang keputihan terdapat pada pernyataan ke 2 dan 4 dengan jumlah 0.


(44)

Tabel 5. 5

Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Puteri Tentang Keputihan di SMU Negeri 16 Medan

Kategori Frekuensi Persentasi

Positif 132 73,3

Negatif 48 26,7

Total 180 100

Pada tabel 5.5 di atas tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar remaja puteri mempunyai sikap positif tentang keputihan yaitu sebanyak 132 orang (73,3%).


(45)

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan dan sikap remaja putri tentang keputihan di SMU Negeri 16 Medan adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh dari data bahwa dari 180 responden sebagian besar mendapat informasi tentang keputihan dari orang tua sebanyak 113 (62,8) dan hanya 7 orang (3,9%) sumber informasi yang didapat dari teman.

Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Widystuti (2009) dalam bukunya bahwa cara yang paling efektif bagi anak remaja untuk mendapatkan pengetahuan kesehatan resproduksi yang sehat berarti suatu upaya meningkatkan kualitas keluarga karena remaja adalah bagian dari suatu keluarga. Hal ini sesuai dengan teori bahwa orang tua mempunyai peran yang penting sebagai sumber informasi. Meskipun masih terdapat anggapan tabu dari beberapa orang tua.

2. Pengetahuan Responden tentang Keputihan di SMU Negeri 16 Medan

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 138 orang (76,7%), sedangkan yang memilki pengetahuan cukup sebanyak 38 (21,1).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di SMU Negeri 16 Medan tentang keputihan yang menyatakan bahwa pengetahuan remaja mayoritas berpengetahuan baik, dan sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dai’yah (2004) yang menyatakan bahwa pengetahuan remaja putri tentang keputihan berpengetahuan baik.


(46)

3. Sikap responden tentang Keputihan di SMU Negeri 16 Medan

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif yaitu sebanyak 132 orang (73,3%), sedangkan yang memiliki sikap negatif 48 (26,7). Berdasarkan pengertian keputihan yaitu keluarnya cairan dari alat atau organ reproduksi melalui vagina, perbedaan keputihan normal dan keputihan tidak normal, penyebab keputihan yang terdiri dari : Bateri Vaginosis (BV), Vulvovaginal Candidiasis (VC), Trichomoniasis (TM), Atrophic Vaginitis (AV), Chalamydia Trathomatis (CT),

Gonorrhoe (Gh), dan gejala klinis keputihan terdiri dari : gatal (berbau dan berbui),

bergumpal (campur darah), rasa panas saat buang air kecil, sekret vagina berwarna putih keabu-abuan atau kekuningan dengan bau yang menusuk. Dan berdasrkan sikap remaja putri tentang keputihan merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap simulasi suatu objek.

Menurut asumsi penelitian, pengetahuan dan sikap remaja putri dalam penelitian ini dikategorikan baik bukan sehingga mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang baik khususnya tentang keputihan.

Selain itu hal yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap remaja adalah sumber informasi yang didapat dari orang tua (ibu), karena orang yang terdekat pada remaja putri adalah orang tua (ibunya), khususnya tentang keputihan, sehingga upaya meningkatkan kualitas keluarga, dan kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ-organ seksual atau reproduksi, merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan tubuh secara umum.


(47)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan dan sikap remaja putri tentang keputihan di SMU Negeri 16 Medan, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dari segi karakteristik responden tentang keputihan berdasarkan tabel 5.1.Sumber

informasi dari tentang keputihan responden sebanyak 113 (62,8), mendapat informasi dari orang tua (ibunya)

2. Dari hasil pengetahuan remaja putri tentang keputihan berdasarkan tabel 5.2. menjawab benar terdapat pada nomor 1 sebanyak 179 (99,4%) dan yang menjawab salah terdapat pada nomor 5 sebanyak 149 (82,8%).

3. Responden dari segi distribusi berdasarkan tabel 5.3. pengetahuan tentang keputihan mempunyai pengetahuan baik tentang keputihan yaitu sebanyak 138 orang (76,7%). 4. Dari hasil Sikap remaja putri tentang keputihan berdasarkan tabel 5.4. dapat diketahui

jumlah responden yang paling banyak menjawab sangat setuju (SS) terdapat pertanyaan ke-4 sebanyak 101 (56,1), dan yang paling sedikit menjawab sangat tidak setuju (STS) terdapat pertanyaan ke-2 dan ke-4 dengan jumlah 0.

5. Responden dari segi distribusi berdasarkan tabel 5.5. kategori sikap tentang keputihan mempunyai sikap positif tentang keputihan yaitu sebanyak 132 orang (73,3%).


(48)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat menyarankan : 1. Bagi Kepala Sekolah

Agar dapat memberikan informasi yang terbaik bagi perkembangan kesehatan remaja dengan memasukannya pada kegiatan ekstra kulikuler berupa pelajaran kesehatan reproduksi dan menyediakan sumber informasi dengan menambah referensi buku yang berkaitan dengan keputihan .

2. Bagi Peneliti Lanjut

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan penelitian ini di tempat lain dengan jumlah sampel yang lebih banyak, dan pada peneliti lanjut diharapkan dapat menggunakan desain korelasi yang dapat menjelaskan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang keputihan.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M, 2009. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta Ali, M, 2009. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Bumi Aksara. Azwar, S. (2007), Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta : Rineka Cipta. Darwis, S, (2003). Metode Penelitian Kebidanan, Jakarta : EGC.

Depkes, 2008. Profil Kesehatan Sumatra Utara, Medan: Dinkes Sumut. Jones, L. D, 2005. Setiap Wanita, Jakarta: Delaprasata Publishing. Kasdu, D, 2005. Solusi Problem Wanita Dewasa, Jakarta: Puspa Swara. Mansjoer, A, 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius.

Manuaba, I. B, G, 2008. Gawat - Darurat Obstetri – Ginekologi dan Obstetri – Ginekologi

Sosial Untuk Profesi Bidan, Jakarta: EGC.

Maulana, H. (2009), Promosi Kesehatan, Jakarta : EGC

Notoatmodjo, S, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2002). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika. Santoso, B, 2007. Panduan Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta: SKP Publishing. Sarwono, S. W, 2008. Psikologi Remaja, Jakarta: PT raja Grafindo Persaad.

Sastroasmoro, S. (2008), Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta : Sadung Seto.


(50)

Sianturi, M, 2001. Keputihan, Jakarta: FKUI

Suadjana. (2002), Metode Statistik, Bandung: Tarsito. Varney, H. (2007), Buku Saku Bidan, Jakarta : EGC

Yusuf, S, 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Remaja Rosadakarya.


(51)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Keputihan di SMU Negeri 16 Medan .

Saya mahasiswa program studi D-IV Bidan Pendidik tentang Pengetahuan Remaja Putri Tentang Keputihan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir program study D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

Demi terlaksananya penelitian ini, saya mengharapkan kepada remaja putri SMU Negeri 16 Medan sebagai responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Informasi yang saudara berikan akan dijaga kerahasiaannya. Penelitian ini hanya akan dipergunakan untuk kepentingan pendidikan serta pengembangan ilmu pengetahuan.

Partisispasi saudara dalam penelitian ini bersifat ”bebas”. Saudara bebas untuk ikut atau tidak tanpa adanya sanksi apapun.

Jika saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini, maka silahkan menandatangani formulir ini.

Peneliti Medan, Januari 2010 Responden


(52)

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 16 MEDAN I. Kuesioner data demografi

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan sebenrnya dan menjawab dengan benar

No. responden :

Sumber informasi : Dapat diceklis (√) pernyataan di bawah ini  Orang tua/ kelurga

 Media

 Tenaga kesehatan

 Teman

II. Pengetahuan Terhadapan Keputihan

1. Keputihan merupakan cairan kental berwarna putih yang dikeluarkan dari

alat kelamin wanita?

a. Ya b. Tidak

2. Keputihan terbagi menjadi dua bagian yaitu keputihan normal dan keputihan tidak normal?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah keputihan bersifat menular?

a. Ya b. Tidak

4. Keputihan normal terjadi pada setiap wanita merupakan tanda bahwa alat kelamin sehat?


(53)

5. Keputihan terjadi pada saat menstruasi?

a. Ya b. Tidak

6. Keputihan tidak normal merupakan keputihan yang disebabkan oleh infeksi?

a. Ya b. Tidak

7. Perbedaan keputihan normal dengan keputihan tidak normaldilihat dari warna dan bau?

a. Ya b. Tidak

8. Sabun cuci dan cairan anti septik merupakan hal yang menyebabkan keputihan?

a. Ya b. Tidak

9. Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri merupakan gejala keputihan tidak normal?

a. Ya b. Tidak

10. Keputihan yang tidak dapat diobati akan berkembang menjadi penyakit alat kelamin pada wanita?

a. Ya b. Tidak

11. Keputihan merupakan penyakit yang dapat menyebabkan infeksi?

a. Ya b. Tidak

12. Penggunaan sabun dan pewangi pada daerah alat kelamin dapat menyebabkan keputihan tidak normal?

a. Ya b. Tidak

13. Cairan berwarna kekuningan hingga kehijauan merupakan keputihan tidak normal?


(54)

14. Rasa panas saat buang air kecil merupakan gejala dari keputihan tidak normal?

a. Ya b. Tidak

15. Pada keputihan tidak normal mengandung bakteri dan jamur?

a. ya b. Tidak

16. Untuk selalu menjaga kebersihan daerah alat kelamin sebagai tindak pencegahan sekaligus mencegah berulangnya keputihan seperti jangan menggunakan handuk bersama?

a. Ya b. Tidak

17. Cara yang benar tiap kali buang air dengan cara membasuh dari arah depan kebelakang?

a. Ya b. Tidak

18. Gunakan pakaian dari bahan katun untuk selalu menjaga kebersihan daerah alat kelamin?

a. Ya b. Tidak

19. Rasa gatal, berbau dan berbuih merupakan gejala dari keputihan tidak normal?

a. Ya b. Tidak

20. Untuk mencegah terjadinya keputihan tidak normal berulang perlu dilakukan personal hygiene?


(55)

III. Pertanyyan Sikap

Berikan tanda chek list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat

anda. Keterangan :

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan SS S TS STS

1 Hindari penggunaan celana panjang yang ketat

dan tebal karena dapat menggangu sirkulasi peredaran darah sehingga menimbulkan sekret yang berlebihan

2 Kebersihan daerah kemaluan harus diperhatikan

setiap saat

3 Pemeriksaan sekret vagina tidak perlu dilakukan

untuk mengetahui perbedaan keputihan normal dan keputihan tidak normal

4 Wanita yang mengalami keputihan yang

berlebihan perlu dilakukan kebersihan daerah kemaluan

5 Penggunaan anti septik untuk pencuci alat


(56)

6 Jika terjadi keputihan yang sukar sembuh dengan pengobatan biasa tidak perlu dilakukan pemeriksaan rutin kepada dokter

7 Apabila terdapat cairan vagina yang berwarna

kekuningan hingga kehijauan dan berbau busuk, tidak harus segera diobati

8 Apabila wanita yang mengalami kegairahan

seksual akan mengeluarkan cairan keputihan ini merupakan keputihan normal

9 Apabila terdapat gejala rasa gatal didaerah alat

kelamin dan rasa panas saat buang air kecil harus segera diperiksa dan diobati

10 Untuk selalu menjaga kebersihan daerah kelamin

jangan menggunakan kloset duduk umum yang basah


(57)

Lampiran 3

Frequency Table

Sumber Informasi

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Orang Tua 113 62.8 62.8 62.8

Media 35 19.4 19.4 82.2

Tenaga

Kesehatan

25 13.9 13.9 96.1

Teman 7 3.9 3.9 100.0


(58)

Skor Pengetahuan

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 6 1 .6 .6 .6

7 3 1.7 1.7 2.2

8 1 .6 .6 2.8

10 3 1.7 1.7 4.4

11 5 2.8 2.8 7.2

12 9 5.0 5.0 12.2

13 20 11.1 11.1 23.3

14 29 16.1 16.1 39.4

15 25 13.9 13.9 53.3

16 35 19.4 19.4 72.8

17 30 16.7 16.7 89.4

18 16 8.9 8.9 98.3

19 3 1.7 1.7 100.0


(59)

Skor Sikap

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 10 1 .6 .6 .6

11 2 1.1 1.1 1.7

12 5 2.8 2.8 4.4

13 8 4.4 4.4 8.9

14 13 7.2 7.2 16.1

15 19 10.6 10.6 26.7

16 4 2.2 2.2 28.9

17 2 1.1 1.1 30.0

18 3 1.7 1.7 31.7

20 4 2.2 2.2 33.9

22 3 1.7 1.7 35.6

23 8 4.4 4.4 40.0

24 18 10.0 10.0 50.0

25 24 13.3 13.3 63.3

26 27 15.0 15.0 78.3

27 22 12.2 12.2 90.6

28 6 3.3 3.3 93.9

29 8 4.4 4.4 98.3

30 2 1.1 1.1 99.4

33 1 .6 .6 100.0


(60)

Kategori Pengetahuan

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 4 2.2 2.2 2.2

Cukup 38 21.1 21.1 23.3

Baik 138 76.7 76.7 100.0

Total 180 100.0 100.0

Kategori Sikap

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Negatif 48 26.7 26.7 26.7

Positif 132 73.3 73.3 100.0


(1)

III. Pertanyyan Sikap

Berikan tanda chek list (

√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat

anda.

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No

Pertanyaan

SS

S

TS

STS

1

Hindari penggunaan celana panjang yang ketat

dan tebal karena dapat menggangu sirkulasi

peredaran darah sehingga menimbulkan sekret

yang berlebihan

2

Kebersihan daerah kemaluan harus diperhatikan

setiap saat

3

Pemeriksaan sekret vagina tidak perlu dilakukan

untuk mengetahui perbedaan keputihan normal

dan keputihan tidak normal

4

Wanita yang mengalami keputihan yang

berlebihan perlu dilakukan kebersihan daerah

kemaluan

5

Penggunaan anti septik untuk pencuci alat

kelamin perlu digunakan


(2)

6

Jika terjadi keputihan yang sukar sembuh dengan

pengobatan biasa tidak perlu dilakukan

pemeriksaan rutin kepada dokter

7

Apabila terdapat cairan vagina yang berwarna

kekuningan hingga kehijauan dan berbau busuk,

tidak harus segera diobati

8

Apabila wanita yang mengalami kegairahan

seksual akan mengeluarkan cairan keputihan ini

merupakan keputihan normal

9

Apabila terdapat gejala rasa gatal didaerah alat

kelamin dan rasa panas saat buang air kecil harus

segera diperiksa dan diobati

10

Untuk selalu menjaga kebersihan daerah kelamin

jangan menggunakan kloset duduk umum yang

basah


(3)

Lampiran 3

Frequency Table

Sumber Informasi

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Orang Tua 113 62.8 62.8 62.8

Media 35 19.4 19.4 82.2

Tenaga

Kesehatan

25 13.9 13.9 96.1

Teman 7 3.9 3.9 100.0


(4)

Skor Pengetahuan

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 6 1 .6 .6 .6

7 3 1.7 1.7 2.2

8 1 .6 .6 2.8

10 3 1.7 1.7 4.4

11 5 2.8 2.8 7.2

12 9 5.0 5.0 12.2

13 20 11.1 11.1 23.3

14 29 16.1 16.1 39.4

15 25 13.9 13.9 53.3

16 35 19.4 19.4 72.8

17 30 16.7 16.7 89.4

18 16 8.9 8.9 98.3

19 3 1.7 1.7 100.0


(5)

Skor Sikap

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 10 1 .6 .6 .6

11 2 1.1 1.1 1.7

12 5 2.8 2.8 4.4

13 8 4.4 4.4 8.9

14 13 7.2 7.2 16.1

15 19 10.6 10.6 26.7

16 4 2.2 2.2 28.9

17 2 1.1 1.1 30.0

18 3 1.7 1.7 31.7

20 4 2.2 2.2 33.9

22 3 1.7 1.7 35.6

23 8 4.4 4.4 40.0

24 18 10.0 10.0 50.0

25 24 13.3 13.3 63.3

26 27 15.0 15.0 78.3

27 22 12.2 12.2 90.6

28 6 3.3 3.3 93.9

29 8 4.4 4.4 98.3

30 2 1.1 1.1 99.4

33 1 .6 .6 100.0


(6)

Kategori Pengetahuan

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 4 2.2 2.2 2.2

Cukup 38 21.1 21.1 23.3

Baik 138 76.7 76.7 100.0

Total 180 100.0 100.0

Kategori Sikap

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Negatif 48 26.7 26.7 26.7

Positif 132 73.3 73.3 100.0