Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea Di SMU Negeri 10 Pekanbaru Tahun 2009

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG

DISMENOREA DI SMU NEGERI 10 PEKANBARU

TAHUN 2009

RUMMY ISLAMI ZALNI

085102011

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2008/2009


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DI SMUN 10 PEKANBARU

Karya Tulis Ilmiah

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukkan untuk memperoleh gelar keserjanaan dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka

Medan, Juni 2009

Yang Menyatakan


(3)

Judul : PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG

DISMENOREA DI SMUN 10 PEKANBARU TAHUN 2009

Penulis : Rummy Islami Zalni Nim : 085102011 Program Studi : D-IV Bidan Pendidik

Pembimbing Penguji

... ...Penguji I

(Dina Indarsita, M.Kes) (dr. Murniati Manik, MSc, SpKK)

...Penguji II

(Nur Asnah Sitohang, S.Kep,Ns, M.Kep)

...Penguji III

(Dina Indarsita, M.Kes)

Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan pada Program D-IV Bidan Pendidik.

... ...

(Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns. M.Kep) (dr. Murniati Manik, MSc, SpKK) NIP. 132299794 NIP. 130810201

Koordinator Ketua Pelaksana


(4)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2009 Rummy Islami Zalni

Pengetahuan Dan Sikap remaja Putri tentang Dismenorea

di SMUN 10 Pekanbaru

vi +39 hal + 3 tabel + 1 skema + 11 lampiran

Abstrak

Dismenorea artinya nyeri haid yang merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Sebagian wanita mengalami nyeri pada saat menstruasi hal ini dikarenakan saluran rahim yang masih sempit sehingga bersifat normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja putri tentang dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 70 orang dengan metode pengambilan sampel secara stratifield proportional random sampling . Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2008 sampai Februari 2009. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, kuesioner pengetahuan tentang dismenorea dan kuesioner sikap terhadap dismenorea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri tentang dismenorea menunjukkan : berdasarkan pengetahuan yang berpengatahuan baik 44,3% (31 orang), berpengetahuan kurang 55,7% (39 orang). Berdasarkan sikap yang baik atau sikap positif 100% (70 orang) remaja putri bersikap positif. Dari hasil pembahasan diharapkan kepada remaja putri di SMUN 10 Pekanbaru agar terus meningkatkan pengetahuan-pengetahuan yang baik dan mempertahankan sikap positif.

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, dismenorea


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah yang merupakan tugas akhir di Program Diploma IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara dengan judul Pengetahuan Dan sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru Tahun 2009”.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan FK USU.

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK Selaku Ketua Program studi D IV Bidan Pendidik FK USU.

3. Dina Indarsita, M. Kes selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang tiada bosan memberikan arahan dan bimbingan.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D IV Bidan Pendidik FK USU.

5. Ibunda tercinta Erniwati yang telah memberikan kasih sayang, dorongan moril maupun material kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, Ayahanda tersayang Alm. Razali Rasul selalu menimbulkan semangat penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan doa kepada penulis, Kakak-kakak tercantik Meri dan Mira yang telah memberikan semangat kepada penulis, Abang


(6)

4. Beni dan keponakan terlucu Darren Luthfi Andreas yang selalu memberikan inspirasi bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Teman-teman di D IV yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan masukan dalam pengetikan Karya Tulis Ilmiah kususnya Apni, Ratna dan Mira serta pemberi motivasi kepada penulis kususnya Fitri, Dedek, Febi, Gesti, dan Dini. Teman-teman di Pekanbaru kususnya Leni, Melly, Rhe dan Nia. Teman-teman di

invus auto community yang memberikan semangat kepada penulis khususnya Echa,

Eci ,Jaya dan Toni. Teristimewa untuk sayang mymy ntiik.

6. Semua pihak yang mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam menghadapi setiap rintangan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk ini penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaatkan bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2009


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 5

A. Pengetahuan ... 5

B. Sikap ... 10

C. Dismenorea ... 14

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 21

A. Kerangka Konsep ... 21

B. Defenisi Operasional ... 21

BAB IV METODE PENELITIAN ... 25


(8)

C. Tempat Penelitian ... 27

D. Waktu Penelitian ... 27

E. Etika Penelitian ... 27

F. Alat Pengumpulan Data ... 28

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 29

H. Rencana Analisa Data ... 29

BAB V HASIL PENELITIAN ... 30

A. Hasil Penelitian ... 30

1. Karakteristik Remaja Putri Dismenorea ... 30

2. Pengetahuan Remaja Putri Dismenorea ... 32

3. Sikap Remaja Putri Dismenorea ... 33

BAB VI PEMBAHASAN ... 35

A. Pengetahuan Remaja Putri Dismenorea ... 35

B. Sikap Remaja Putri Dismenorea ... 36

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 38

A. Kesimpulan ... 38

B. Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden

di SMUN 10 Pekanbaru Tahun 2009 ...32

Tabel 5.2. Distribusi kategori pengetahuan responden tentang dismenorea

di SMUN 10 Pekanbaru Tahun 2009 ...34

Tabel 5.3 Distribusi kategori sikap tentang dismenorea

di SMUN 10 Pekanbaru Tahun 2009 ...35

         


(10)

DAFTAR

 

SKEMA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Halaman

Skema 1 : Kerangka Konsep...vi

                             


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Fomulir Persetujuan

2. Lembar Kuesioner Penelitian 3. Surat Konten Validity

4. Surat Izin penelitian dari D IV Bidan Pendidik 5. Surat Balasan Izin Penelitian

6. Out put SPSS Hasil Penelitian 7. Jawaban Kuesioner Responden 8. Master Tabel Pengetahuan Remaja 9. Master Tabel Sikap Remaja 10. Jadwal Kegiatan

11. Daftar Konsul

     


(12)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2009 Rummy Islami Zalni

Pengetahuan Dan Sikap remaja Putri tentang Dismenorea

di SMUN 10 Pekanbaru

vi +39 hal + 3 tabel + 1 skema + 11 lampiran

Abstrak

Dismenorea artinya nyeri haid yang merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Sebagian wanita mengalami nyeri pada saat menstruasi hal ini dikarenakan saluran rahim yang masih sempit sehingga bersifat normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja putri tentang dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 70 orang dengan metode pengambilan sampel secara stratifield proportional random sampling . Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2008 sampai Februari 2009. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, kuesioner pengetahuan tentang dismenorea dan kuesioner sikap terhadap dismenorea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri tentang dismenorea menunjukkan : berdasarkan pengetahuan yang berpengatahuan baik 44,3% (31 orang), berpengetahuan kurang 55,7% (39 orang). Berdasarkan sikap yang baik atau sikap positif 100% (70 orang) remaja putri bersikap positif. Dari hasil pembahasan diharapkan kepada remaja putri di SMUN 10 Pekanbaru agar terus meningkatkan pengetahuan-pengetahuan yang baik dan mempertahankan sikap positif.

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, dismenorea


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut International Conference On Population and Development (ICPD) di Kairo (1994), kesehatan reproduksi adalah keadaan kesehatan yang

sempurna baik secara fisik, mental, sosial, dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya (BKKBN, 2000).

Sebagian wanita mengalami nyeri saat menstruasi yang disebut dismenorea atau disebut juga menstruasi dengan kram dan rasa sakit (Owen, 2005). Dismenorea merupakan keluhan yang serius dirasakan di masyarakat sehingga menjadi penyebab yang paling banyak hilangnya waktu kerja atau absen masuk sekolah. Di Amerika Serikat, pernah dilaporkan bahwa dismenorea menyebabkan hilangnya 600 juta jam kerja per tahun (Santoso, 2007).

Menurut Baziad 2003, di Amerika Serikat dismenorea dialami oleh 30-50% wanita usia reproduksi. Sekitar 10-15% diantaranya terpaksa kehilangan kesempatan kerja, sekolah, dan kehidupan keluarga, sebanyak 13-51% wanita telah absen

sedikitnya sekali, dan 5-14% berulangkali absen. Di Swedia ditemukan angka kejadian dismenorea pada wanita berumur 19 tahun sebanyak 74,42%. Angka kejadian dismenorea di Indonesia belum ada. Sebenarnya angka kejadiannya cukup tinggi, namun yang datang berobat ke dokter sangatlah sedikit, yaitu 1-2% saja.


(14)

Sedangkan menurut Liewellyn, mengatakan bahwa di masyarakat barat Lima puluh persen dari kaum wanita pernah mengeluh karena sakit waktu haid pada masa remaja. Gangguan ini mencapai puncak pada umur 15-25 tahun, dan berkurang atau sembuh setelah pernah mengandung.

Kemudian, menurut Baziad 2003, mengatakan bahwa Pada tahun 2002 telah dilakukan penelitian di 4 SLTP di Jakarta untuk mencari angka nyeri haid primer. Dari 733 orang yang diterima sebagai subjek penelitian, 543 orang mengalami nyeri haid dari derajat ringan sampai berat (74,1%), sedangkan sebanyak 190 orang (25,9%) tidak mengalami nyeri. Dari hasil penelitian tersebut terlihat juga bahwa sebanyak 76,6% siswi tidak masuk sekolah karna nyeri haid yang dialami.

Dari hasil penelitian oleh Dewi 2005, dari 45 reponden 27 orang (60%) yang berpengetahuan cukup, dan sisanya berpengetahuan baik sebanyak 18 orang (40%) dan untuk sikap, sikap antara baik dan kurang (sedang) sebanyak 34 orang (75,6%) dan minoritas bersikap kurang sebanyak 2 orang (4,4%). Kemudian, penelitian yang sudah dilakukan oleh Fitria 2006, dari 66 orang remaja putri didadapat responden yang berpengetahuan cukup tentang dismenorea sebanyak 37 orang dari 66

responden. Responden yang berpengetahuan baik mayoritas sebanyak 8 orang (80%) pada remaja tengah dengan tingkat pendidikan menengah dan mendapatkan informasi dari orang tua. Sedangkan dari hasil penilitian oleh Margaretta 2007, didapatkan hasil remaja putri yang berpengetahuan baik dari 52 responden yaitu 49 orang ( 81,33%), cukup 6 orang ( 10%), dan kurang 5 orang (8,34%), berdasarkan sikap yang bersifat positif 55 orang (91,67%), negatif 5 orang (8,33%).


(15)

Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan di SMUN 10 Pekanbaru dengan wawancara non formal kepada guru bimbingan, dari kelas 1 yang terdiri dari 8 kelas di setiap kelasnya ada 1-2 orang siswi yang tidak masuk sekolah setiap bulannya dengan keterangan nyeri haid bahkan ada siswi pulang disaat pelajaran berlangsung karena nyeri haid.

Berdasarkan latar belakang yang mengatakan bahwa banyaknya siswi mengalami dismenorea di SMUN 10, maka peneliti tertarik untuk melihat bagaimanakah

gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri yang mengalami dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru.

B. Perumusan Masalah

"Bagaimanakah pengetahuan dan sikap remaja putri tentang dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru Tahun 2009” ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang dismenorea berdasarkan karakteristik di SMUN 10 Pekanbaru tahun 2009.


(16)

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik remaja putri SMUN 10 Pekanbaru

b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri SMUN 10 Pekanbaru tentang dismenorea berdasarkan karakteristik responden.

c. Untuk mengetahui gambaran Sikap remaja putri sikap remaja putri SMUN 10 Pekanbaru.

D. Manfaat Penelitian

1. Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi yang berguna bagi

pelayanan serta konseling kesehatan khususnya pelayanan kepada remaja putri agar lebih mengerti tentang dismenorea dan dapat memberikan sikap positif ketika menghadapi dismenorea.

2. Perkembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan

Sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian selanjutnya khususnya mengenai pengetahuan dan sikap remaja putri tentang dismenorea. 3. Institusi Peneliti selanjutnya

Menambah wawasan dalam melakukan penelitian dan aplikasi keilmuan terhadap masalah-masalah yang ada dilapangan.


(17)

4. Responden

Memberikan informasi mengenai pengetahuan dan sikap terhadap dismenorea dan diharapkan pada remaja bisa hidup dengan penerimaan sikap yang baik.


(18)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengetahuan

1. Defenisi Pengetahuan

Ilmu berbeda dengan pengetahuan. Semua ilmu adalah pengetahuan, namun pengetahuan tidak selalu ilmu. Pengetahuan memberikan kewenangan (authority dan komitmen). Pengetahuan adalah sintesa informasi (Suharto, 2004).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Dengan kata lain semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin luas pengetahuannya (Notoadmodjo, 2003).

2. Tingkat pengetahuan di dalam Domain kognitif.

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yakni:

a. Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang


(19)

dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan.

c. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan utnuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitunganperhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving

cyclel) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemapuan untuk mejabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.


(20)

e. Sintesis

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan seabgainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. (Notoadmodjo, 2003).

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Lukman 2008, Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :

a. Umur

Mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu,


(21)

bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun, daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

b. Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru.

Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.

c. Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada pada cara berfikir seseorang.

d. Sosial budaya


(22)

memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.

e. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk

mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuanya.

f. Informasi

Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

g. Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.


(23)

4. Kategori pengetahuan

Menurut Arikunto 2002, mengemukakan bahwa secara kualitas tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat dibagi menjadi tiga tingkat yaitu :

a. Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76-100 % b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56-75 % c. Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai < 55 %

5. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoadmodjo, 2003).

B. Sikap

1. Defenisi Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari pelaku yang tertutup. Menurut new comb, menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Natoadmodjo, 2003). Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan (Slameto, 2003). Secara lebih spesifik, Thurtone sendiri


(24)

objek psikologis (Azwar, 2007). 2. Komponen pokok sikap

a. Menurut Notoadmodjo (2003)

Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok yaitu ; 1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek, 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, dan 3) Kecendrungan untuk bertindak.

b. Menurut Slameto (2005)

Sikap mengandung tiga komponen: 1) Komponen kognitif, 2) Komponen Afektif, dan 3) Komponen tingkah laku.

3. Berbagai tingkatan sikap

Menurut Notoadmodjo (2003) a. Menerima

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan ,menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide


(25)

tersebut.

c. Menghargai

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atau segala atas sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

4. Pembentukan sikap

a. Melalui pengalaman yang berulang-ulang, atau dapat pula melalui suatu pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam (pengalaman traumatik). b. Melaui imitasi

Peniruan dapat terjadi tanpa disengaja, dapat pula dengan sengaja. Dalam hal terakhir individu harus mempunyai minat dan rasa kagum terhadap mode, disamping itu diperlukan pula pemahaman dan kemampuan untuk mengenal dan mengingat model yang hendak ditiru, peniruan akan terjadi lebih lancar bila dilakukan secara kolektif daripada perorangan.

c. Melalui sugesti

Disini seseorang membentuk suatu sikap terhadap objek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, tapi semata-mata karena pengaruh yang datang dari seseorang atau sesuatu yang mempunyai wibawa dalam pandangannya.


(26)

d. Melaui identifikasi

Disini seseorang meniru orang lain atau suatu organisasi atau badan tertentu didasari suatu keterikatan emosional sifatnya. meniru dalam hal ini lebih banyak dalam arti berusaha menyamai (Slameto, 2005).

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sikap

1) Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah menggunakan kesan yang kuat untuk pembentukan sikap.

2) Orang lain

Seseorang yang kita anggap penting atau seseorang yang berarti khusus dan dapat dipercaya akan banyak mempengaruhi sikap terhadap sesuatu.

3) Kebudayaan

Kebudayaan yang mewarnai sikap dan menanamkan garis pengaruh sikap. 4) Informasi

Adanya informasi memberikan landasan terbentuknya sikap media massa sebagai sarana komunikasi dan penyampaian informasi.


(27)

5) Pendiddikan

Pendidikan meletakkan dasar pengertian dan konsep dalam individu tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap serta memahami dasar pengertian dan konsep.

6) Agama

Agama meletakkan dengan pengertian konsep moral dalam individu 7) Faktor emosional

Sikap merupakan pernyataan yang disertai oleh emosi berfungsi sebagai pengalaman frustasi mekanisme pertahanan ego (Azwar, 2007).

6. Pengukuran Sikap

Untuk mengukur sikap seseorang agar kita tahu sejauh mana sikap seseorang terhadap sesuatu dengan menggunakan skala Likert. Pada skala Likert disediakan 5 alternatif jawaban dan setiap jawaban sudah tersedia nilainya. Dalam skala Likert item ada yang bersifat faurable (positif) terhadap masalah yang diteliti, sebaliknya ada pula yang bersifat unfavourabale (negatif) terhadap masalah yang diteliti. Jumlah item yang positif maupun yang negatif sebaiknya harus seimbang atau sama. Alternatif yang positif terhadap masalah penelitian ; Sangat setuju 5, Setuju 4, Ragu-ragu 3, Tidak setuju 2, Sangat Tidak setuju 1. Alternatif penilain terhadap item yang negatif terhadap permasalahan penelitian ; Sangat setuju 1, Setuju 2, Ragu-ragu 3, Tidak setuju 4,Sangat Tidak setuju 5.


(28)

Untuk penilaian yang netral yakni angka 3 boleh dihilangkan, sehingga jenjang menjadi empat (Machfoedz, 2005).

7. Teori Lawrence Green

Secara lebih rinci, prilaku manusia refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan

sebagainya. Selanjutnya, perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :

a. Faktor-faktor predisposisi, yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

b. Faktor-faktor pendukung, yang terwujudnya dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana fasilitas.

c. Faktor-faktor pendorong, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas kesehatan (Notoadmodjo, 2003).

C. Dismenorea

1. Pengertian Dismenorea

Dismenorea artinya nyeri haid yang merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Nyeri haid ini timbul akibat kontraksi disritmik miometrium yang menampilkan suatu atau lebih gejala mulai dari nyeri yang ringan sampai berat pada perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodic pada sisi medial paha (Baziad, 2003). Sebagian wanita mengalami nyeri pada saat menstruasi (Dismenorea) hal ini dapat dikarenakan saluran rahim yang masih sempit sehingga bersifat normal


(29)

(Indarti, 2004). Dismenorea adalah nama medis untuk menstruasi yang disertai dengan kram dan rasa sakit (Owen, 2005).

2. Pembagian Dismenorea

a. Menurut Baziad (2003)

1) Dismenorea primer Adalah: Dismenorea yang terjadi sejak usia pertama sekali datang haid yang disebabkan oleh faktor instrinsik uterus, berhubungan erat dengan ketidakseimbangan hormon steroid seks ovarium tanpa adanya kelainan organik dalam pelvis

2) Dismenorea sekunder. Dismenorea sekunder muncul pada usia dewasa, dan menyerang wanita yang semula bebas dari dismenorea. Penyebab tersering adalah kelainan organik seperti ;

a) Endometriosis pelvis adenomiosis.

b) Uterus miomatosus, terutama mioma submikosum. c) Penyakit radang panggul kronik.

d) Tumor ovarium, polip endometrium.

e) Kelainan letak uterus seperti retrofleksi, hiperantefleksi, retrofleksi, terfiksasi.

f) Anomalia kongenital traktus genitalia.


(30)

h) Faktor psikis seperti takut tidak punya anak, konflik dengan pasangan, gangguan libido.

b. Menurut Owen (2005)

1) Dismenorea primer yaitu: menstruasi yang disertai rasa sakit yang dialami dalam masa tiga tahun sejak awal menstruasi dan tidak ada penyakit tertentu yang menjadi penyebabnya.

2) Dismenorea sekunder, yaitu: jika ia disebabkan symptom penyakit gynaecologi seperti endometriosis atau fibroid.

c. Menurut Siswadi (2006)

1) Dismenorea primer: pada dismenorea primer ini tidak dikaitkan dengan patologi pelvis dan bisa timbul tanpa penyakit organis, intensitas dismenorea bisa berkurang setelah hamil atau pada umur sekitar 30 tahun.

2) Dismenorea sekunder: timbul sebagai respon terhadap penyakit organik seperti PID, endometriosis, fibroiduteri, dan pemakaian IUD.

3. Penyebab Dismenorea

Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab dismenorea primer, tetapi patofisiologinya belum jelas dimengerti. Rupanya beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab dismenorea primer, antara lain :


(31)

a. Menurut Winkjosastro (1999) : 1) Faktor kejiwaan

Pada remaja putri yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penjelasan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenorea.

2) Faktor konstitusi

Faktor ini, yang erat hubungannya dengan faktor penyebut diatas, dapat juga menurunkan ketahan terhadap rasa nyeri. Fakto-faktor seperti anemia,

penyakit menahun, dan sebagainya sehingga dapat menimbulkan dismenorea. 3) Faktor obstruksi

Kanalis servikalis salah satu teori paling tua menerangkan bahwa terjadinya dismenorea primer ialah stenosis kanalis servikalis.

4) Faktor endokrin

Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenorea primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan.

5) Faktor alergi

Faktor ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara dismenorea dengan urtikaria, migraine, asma bronkhiale.


(32)

4. Gejala Dismenorea

a. Menurut Kasdu (2005), Beberapa gejala dismenorea yang harus dipahami: 1) Rasa sakit yang dimulai pada hari pertama menstruasi

2) Terasa lebih baik setelah pendarahan menstruasi dimulai

3) Terkadang nyerinya hilang setelah satu atau dua hari namun, ada juga wanita yang masih merasakan nyeri perut meskipun sudah dua hari hai

4) Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai

5) Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus

6) Terkadang disertai rasa mual, muntah, pusing atau pening. b Menurut Owen (2005) gejala dismenorea diantaranya, yaitu:

1) Kram keras pada abdominal yang bisa berlangsung sampai tiga hari 2) Diare

3) Sering Kencing 4) Berkeringat

5) Rasa sakit pada pelvis disertai dengan rasa nyeri yang menjalar sampai ke paha bagian atas dan pinggang


(33)

6) Distensi abdominal 7) Sakit punggung, dan

8) Kepala pusing dan muntah-muntah. 5. Jenis-jenis Sakit Haid

a. Primer

Dismenorea primer ini biasanya terjadi mulai 2-3 tahun setelah menarche dan mencapai maksimal antara usia 15 dan 25 tahun. Frekuensi menurun sesuai dengan pertambahan usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan. Nyeri kram mulai pada 24 jam sebelum menstruasi dan mungkin bertahan selama 24-36 jam, walaupun nyeri berat hanya berlangsung selama 24 jam pertama.

Dismenorea ini dialami oleh 60% - 70% wanita muda. Pada tiga

perempat wanita yang mengalaminya, intensitas kram ringan atau sedang, tetapi pada 25% nyerinya berat dan membuat penderita tidak berdaya.

b. Sekunder

Dismenorea sekunder didapat jarang sekali terjadi sebelum usia 25-30 tahun. Pada kebanyakkan kasus, penyebabnya adalah endometriosis atau penyakit peradangan pelvik. Nyeri kram yang khas mulai 2 hari atau lebih sebelum menstruasi, dan nyerinya semakin hebat pada akhir menstruasi. Pada saat ini, nyerinya mencapai puncak dan berlangsung selama 2 hari atau lebih (Lieweelyn, 2005).


(34)

6. Penanganan Dismenorea

Menurut Wiknjosastro (1999) a. Penanganan dan nasehat

Perlu dijelaskan pada penderita bahwa dismenorea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita.

Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya tabu atau tahayul mengenai haid perlu dibicarakan. Nasehat-nasehat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga.

b. Pemberian obat analgetik

Dewasa ini banyak beredar obat-obat yang dapat diberikan sebagai terapi simptomatik jika rasanya berat, diperlukan istirahat ditempat tidur dan kompres panas pada perut bagian bawah untuk mengurangi penderitaan.

c. Terapi hormonal

Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar-benar dismenorea primer, atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi. Terapi dengan obat nonsteroid anti prostaslandin memegang peranan penting terhadap dismenorea primer.


(35)

haid, dnaa pada hari pertama haid. Dilatasi kanalis servikalis dapat memberi keringanan karena memudahkan pengeluaran darah haid dan prostslandin didalamnya.

Dismenorea sering terjadi pada remaja, oleh karena itu hal ini harus segera ditangani. Dengan melakukan konseling dapat meningkatkan rasa percaya diri pada remaja putri yang menderita dismenorea primer, dan ini merupakan salah satu langkah awal untuk menangani gangguan ini. Penting juga diketahui bahwa tidak boleh memakai obat apapun untuk dismenorea tanpa konsultasi terlebih dahulu ke dokter demi menghindari penyakit pada organ reproduksi (Owen, 2005).

Berbagai cara remaja putri menyikapi dismenorea. Kebanyakan remaja putri tidak memerlukan pengobatan ketika dismenorea. Orang tua yang peduli, serta tablet penghilang rasa sakit, dapat membantu meringankan penderitaannya. Obat itu diminum sejak terasa sakit selama 2 atau 3 hari. Sebagian besar remaja mampu menyesuaikan diri tanpa kesulitan apa-apa tetapi selama masa penyusaian, seorang gadis remaja akan bersikap irrosiabel, mudah tersinggung dan sulit


(36)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka antara konsep-konsep yang diamati atau diukur penelitian yang akan dilakukan. Sebagai variabel pengetahuan dan sikap dan subvariabel adalah dismenorea.

Bagan 3.1

Bagan kerangka konsep

B. Defenisi Operasional

Definisi Operasional variabel ini adalah pengetahuan dan sikap remaja putri tentang dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru tahun 2009 dapat dilihat pada: tabel 3.1

Pengetahuan Remaja  Putri SMUN 10 

Pekanbaru 

Sikap Remaja Putri  SMUN 10 Pekanbaru 


(37)

Tabel 3.1 Variabel

Penelitian

Defenisi

Operasional Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Pengetahuan remaja putri tentang dismenorea Adalah segala sesuatu yang diketahui oleh remaja putri mengenai : 1. Pengertian dismenorea 2. Penyebab dismenorea 3. Gejala dismenorea 4. Pembagian dismenorea Kuesioner Pertanyaan no. 1, 2

Pertanyaan no. 2,3,4

Pertanyaan 5- 10

Pertanyaan no. 11 - 14

Check list 1. Baik apabila dapat menjawab pertanyaan benar 14-20 (76-100%). 2. Cukup apabila dapat menjawab pertanyaan benar 7–13 (56-75%) 3. Kurang apabila dapat menjawab pertanyaan benar 0-6 (<55%)


(38)

Sikap remaja putri tentang dismenorea

dismenorea

Adalah tanggapan remaja berdasarkan hasil penalaran atau pegolahan terhadap informasi tentang dismenorea srerta keyakinan yang ada tentang dismenorea

Pernyataan sikap yang positif yaitu sikap yang baik

1.Dismenorea dapat dialami setiap remaj putri karena

merupakan hal yang normal

2. Dengan

Pertanyaan no. 15-20

Kuesioner

Check list

1. Sikap positif, jika total skor responden 21-40 (>50%) 2. Sikap negatif, jika total skor


(39)

dismenorea remaja putri putri dapat meningkatkan percaya diri

3. Dengan kompres hangat saat dismenorea dapat mengurangi rasa nyeri 4.Dengan pemberian hormon dapat mengetahui apakah dismenorea disebabkan oleh penyakit atau tidak 5. Dengan mengkonsumsi makanan sehat dapat mengurangi gejala dismenorea Pertanyaan sikap yang negatif yaitu : sikap yang tidak baik no. 1 Pertanyaan no. 2 Pertanyaan no. 3 Pertanyaan no.4


(40)

renja putri dapat menyebabkan kemandulan 7. Dengan adanya menstruasi dapat mengakibatkan remaja putri tidak dapat beraktifitas seperti biasanya 8. Dengan pemberian obat penghilang rasa sakit yang diminum setiap haid dapat mengurangi dismenorea pada remaja putri 9 Dengan olahraga yang teratur tidak dapat mengurangi dismenorea pada saat menstruasi 10. Dengan berbagai cara-cara tradisional dan Pertanyaan no. 5 Pertanyaan no. 6 Pertanyaan


(41)

dipercaya

mengurangi haid.

Pertanyaan no.8

Pertanyaan no. 9


(42)

U

n

iv

e

r

s

ita

s

Su

m

a

te

r

a

U

ta

r


(43)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain penelitian adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang Dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru tahun 2009 dengan menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner.

B. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri di SMUN 10 Pekanbaru yang mengalami dismenorea yang berjumlah 467 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).

Adapun besar sampel yang dibutuhkan dihitung dengan rumusan perhitungan sampel menurut Arikunto (2006), yaitu apabila subjeknya besar atau lebih dari 100, dapat diambil 10-15 % dari jumlah populasi.


(44)

n = 15 x N

100

Keterangan :

n = Besarnya Sampel N = Besarnya populasi

Maka sampel yang dibutuhkan sebanyak : n = 15 X 467

100

n = 70,05 = 70 Siswi

Jadi jumlah sampel adalah 70 siswi yang mengalami dismenorea. 3. Cara Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel dilakukan secara stratifield proportional random

sampling yaitu pengambilan sampel yang menggunakan lebih dari satu tehnik yakni

berstrata, proporsi dan acak. Dimana pengambilan sampel secara proportional berdasarkan jumlah kelas di SMUN 10 Pekanbaru. Sehingga sampel yang diperoleh merata dan mewakili setiap unit kelas dengan perhitungan sebagai berikut :


(45)

Jumlah sampel setiap kelas

Jumlah siswi dismenorea setiap kelas X Total sampel Total populasi siswi dismenorea

a. Kelas 1 = 142 x 70 = 21 467

b. Kelas 2 = 154 x 70 = 23

467

c. Kelas 3 = 171 x 70 = 26 467

Setelah hasil diperoleh dari setiap kelas kemudian sampel diambil dengan acak dari setiap kelas.

C.Tempat penelitian

Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti melakukan penelitian pada remaja putri yang mengalami dismenorea yang ada di SMUN 10 Pekanbaru.

D. Waktu penelitian


(46)

E. Etika penelitian

Semua peneliti yang menggunakan manusia sebagai subyek, harus disertai dengan pernyataan bahwa sudah disetujui oleh komisi etika setempat (Sastroasmoro, 1999). Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti melakukan permohonan izin penelitian kepada ketua program D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, mengajukan permohonan izin penelitian kepada kepala sekolah SMUN 10 Pekanbaru. Sedangkan kepada siswi dijadikan sebagai calon responden, peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberi tahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data kemudian peneliti meminta persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner. Data-data yang diperoleh semata-mata dipergunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan serta tidak akan dipublikasikan kepada pihak lain. Setelah responden memahami serta menerima maksud dan tujuan penelitian, maka responden secara sukarela menandatangi lembar persetujuan dan dilanjutkan dengan pengisian

kuesioner. F. Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data atau Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah oleh peneliti (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah :


(47)

1. Kuesioner Penelitian

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006). Kuesioner penelitian berisikan tentang :

a. Karakteristik

Karakteristik responden berisikan : No. responden, tingkat kelas, tempat tinggal, sumber informasi.

b. Data Pengetahuan Kuesioner tentang dismenorea meliputi : Pengertian dismenorea, penyebab

dismenorea, gejala dismenorea, pembagian dismenorea, dan penanganan dismenorea.

c. Data Sikap Berupa pernyataan positif dan negatif yang menggunakan skala likert berupa

pernyataan setuju, sangat setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. 2. Uji validitas

Uji validitas merupakan suatu alat ukur yang menunjukkan kita tentang sifat suatu alat ukur, dalam pengertian apakah suatu alat ukur cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang ingin kita ukur. Dimana dalam penelitian ini pengujian akan dilakukan dengan cara content validity yaitu dengan cara memberikan kuesioner kepada orang yang lebih ahli dalam


(48)

bidang dismenorea yaitu dokter spesialis kandungan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan alat ukur yang sahih yaitu dapat dilaksanakan dan dapat diandalkan.       

G. Prosedur pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesionar pada responden. Sebelum disebarkan peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian, kemudian responden dipersilahkan menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner. Kemudian setelah selesai kuesioner dikumpul dan diperiksa kelengkapannya.

H. Analisa data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data secara komputerisasi.

2. Analisa Data

Dilakukan secara deskriptif kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana.


(49)

BAB V HASIL

I. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian di SMUN 10 Pekanbaru, dari 70 responden telah diperoleh hasil penelitian mengeni gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap dismenorea. Untuk hasil yang lebih lengkap dapat dilihat pada data-data dibawah ini.

A. Karakteristik remaja putri dismenorea

Hasil penelitian mendapatkan karakteristik remaja putri dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru berbeda-beda. Dari 70 orang remaja putri dismenorea, didapat data mengenai kelas, tempat tinggal, sumber informasi tentang dismenorea yng pernah diperoleh remaja putri dismenorea. Karakteristik remaja putri dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru dapat dilihat pada data-data dibawah ini.


(50)

Tabel 1.1

Distribusi frekuensi Responden menurut karakteristik responden meliputi Tingkat Kelas, Tempat Tinggal, Informasi dari Orang, Informasi dari

Media Cetak dan Informasi dari Media Elektronik Remaja Putri Dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru

No Karakteristik Jumlah

N %

1 Tingkatan Kelas

Kelas 1 21 30,0

Kelas 2 23 32,9

Kelas 3 26 37,1

Jumlah 70 100

2 Tempat Tinggal

Orang tua 60 85,7

Kost 3 4,3

Tempat saudara 7 10,0

Jumlah 70 100

3 Informasi dari Orang

Bidan 1 1,4

Perawat 2 2,9

Guru 7 10,0

Orang tua 50 71,4

Teman 6 8,6


(51)

Lain-lain 1 1,4

Jumlah 70 100

4 Sumber informasi media cetak

Koran 10 14,3

Majalah 27 38,6

Buku Pelajaran 33 47,1

Jumlah 70 100

5 Sumber informasi media elektronik

Televisi

54 77,1

Radio 4 5,7

Internet 12 17,1

70 100

Tingkatan kelas remaja putri dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru setelah dilakuakannya cara pengambilan sampel secara stratifield proportional random

sampling banyak pada kelas IIII dengan jumlah 26 orang (37,1%), kelas II 23 orang

(32,9%), dan kelas I sebanyak 21 orang (30,0%). Remaja putri dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru memiliki tempat tinggal di lingkungan yang berbeda-beda. Mayoritas remaja putri tinggal dirumah orang tua yaitu sebanyak 60 orang (85,7%), 3 orang (4,3%) tinggal di kost dan 7 orang (10%) lainnya tinggal ditempat saudara.

Remaja putri dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru, memperoleh informasi yang berbeda-beda mengenai dismenorea. Mayoritas remaja putri memperoleh informasi dari orang mayoritas berasal dari orang tua yaitu ssebanyak 50 orang (71,4%), dari guru


(52)

sebanyak 7 orang (10%), dari teman 6 orang (8,6%), dari pacar 3 orang (4,3%), perawat 2 orang (2,9%), bidan 1 orang (1,4%), dan lain-lain 1 orang (1,4%). Mayoritas remaja putri dismenorea memperoleh informasi dari buku pelajaran yaitu sebanyak 33 orang (47,1%), dari majalah 27 orang (38,6%) dan koran 10 orang (14,3%). Mayoritas remaja putri memperoleh informasi dari televisi sebanyak 54 orang (77,1%), internet 12 orang (17,1%), dan 4 orang (5,7%) dari radio.

B. Pengetahuan Remaja Putri Dismenorea

Pengetahuan remaja putri dismenorea adalah apa yang telah diketahui responden tentang dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru. Pengetahuan dikategorikan kurang, cukup, baik. Setelah peneliti memberikan 20 pertanyaan tentang dismenorea. Pertanyaan

tentang pengertian dan penyebab dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru mayoritas dijawab benar yaitu 66 orang (94,3%) sedangkan pertanyaan yang banyak dijawab salah yaitu pertanyaan tentang tujuan diberikannya penyuluhan pada penderita nyeri haid yaitu 56 orang (80%).

Berdasarkan hasil pengkategorian pengetahuan remaja putri dismenorea, didapat data dari 70 responden, mayoritas responden berpengetahuan yang cukup yaitu 39 orang (55,7%), sedangkan yang berpengetahuan baik 31 orang (44,3%) dan tidak ada

responden yang berpengetahuan kurang. Distribusi kategori pengetahuan remaja putri dismenorea dapat dilihat pada tabel b.1 dibawah ini.


(53)

Tabel b.1

Distribusi Pengetahuan Remaja PutriTentang Dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru tahun 2008

No Pengetahuan Frekuensi Persentase

1. Cukup 39 55,7

2. Baik 31 44,3

Jumlah 70 100

C. Sikap Remaja Putri Dismenorea

Sikap remaja putri dismenorea adalah respon atau pendapat terhadap masa remaja putri. Sikap remaja putri dismenorea dikategorikan negatif dan positif. Didapat data dari 70 orang remaja putri dismenorea lebih banyak tidak setuju pada pertanyaan positif bahwa dengan pemberian hormon dari luar pada dismenorea dapat membuktikan bahwa dismenorea benar-benar bukan karena faktor penyakit serta dapat memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan yaitu 18 orang (25,7%). Pada pertanyaan negatif tentang remaja putri dismenorea ada 21 orang yang sangat setuju nyeri haid pada saat menstruasi mengakibatkan remaja putri tidak dapat beraktifitas seperti biasanya. Tetapi masih ada juga beberapa remaja putri dismenorea yang menjawab setuju (S), dan sangat setuju (SS) pada pernyataan negatif serta menjawab sangat tidak setuju (STS) dan tidak setuju (TS) pada pernyataan positif.


(54)

Berdasarkan hasil pengkategorian sikap remaja putri dismenorea, didapat data 70 orang remaja putri dismenorea 100% termasuk didalam kategori bersikap positif dalam menerima dismenorea. Hasil pengkategorian sikap remaja putri dismenorea dapat dilihat pada tabel c.1 dibawah ini.

Tabel c.1

Distribusi Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru Tahun 2008

No Sikap Frekuensi Persentase

1 Positif 70 100


(55)

BAB VI

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti akan membahas untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang pengetahuan dan sikap remaja putri dismenorea SMUN 10 Pekanbaru. Pembahasan yang peneliti maksud disini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan gambaran sikap remaja putri dismenorea dengan membandingkan hasil penelitian yang dilakukan pada remaja putri dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru dengan teori dan penelitian orang lain.

A. Pengetahuan Remaja Putri Dismenorea

Berdasarkan distribusi kategori pengetahuan remaja putri di SMUN 10 Pekanbaru lebih banyak responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 39 orang (55,7%), sedangkan berpengetahuan baik sebanyak 31 orang (44,3%). Berdasarkan tabel silang dapat dilihat dari sumber informasi yang didapat dari orang mayoritas diperoleh remaja dari orang tua sebanyak 50 orang (71,4%). Responden yang mendapatkan sumber informasi langsung dari tenaga kesehatan seperti Dokter, Bidan atau Perawat hanya 3 orang (4,3 %).

Penulis berasumsi tidak semua orangtua dari remaja putri yang mempunyai pendidikan yang tepat tentang dismenorea. Sedangkan menurut Varney (2007), memberikan informasi, dukungan, dan penanganan pada remaja putri adalah salah satu peran petugas kesehatan. Tetapi banyak remaja putri ragu serta khawatir terhadap dismenorea karena kurangnya pengetahuan tentang apa yang diharapkan dan sedikit kesempatan mendapat informasi dari petugas kesehatan, sehingga menimbulkan


(56)

kekhawatiran, keraguan, konflik, atau permasalahan dalam mengambil keputusan kesehatan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Berdasarkan pernyataan di atas, remaja putri dismenorea yang memiliki pengetahuan baik tentang dismenorea, salah satunya karena sumber informasi yang diperoleh dari petugas kesehatan. Sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang baik dapat dikarenakan tidak pernah mendapat informasi tentang dismenorea.

Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (2007), pendidikan adalah persyaratan utama untuk membangun masyarakat berbasis pengetahuan dan pendidikan mempengaruhi pengetahuan.

B. Sikap Remaja Putri Dismenorea

Berdasarkan distribusi kategori sikap remaja putri dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru 100% bersikap positif dalam menghadapi dismenorea hal ini dapat dilihat Remaja putri dismenorea mayoritas tinggal dengan orang tua (85,7%).

Berdasarkan tabel silang pengetahuan dengan sikap remaja putri, dapat dilihat mayoritas remaja putri tinggal dengan orang tua 60 orang (85,7%), kost 3 orang (4,3%) dan ditempat saudara 7 orang (10%). Penulis berasumsi bahwa sikap positif orangtua kepada remaja putri dismenorea sedikit banyak mempengaruhi sikap remaja putri terhadap dismenorea yang mana pengertian sikap menurut Slameto adalah merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu

bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Menurut Lyewellin, kebanyakan remaja putri yang mengeluh sakit pada dismenorea tidak memerlukan pengobatan, tetapi lebih membutuhkan pengertian dan penerangan,


(57)

sikap orangtua yang tidak terlalu keras atau mengasihani dapat membantu dalam penerimaan terhadap dismenorea. Yang mana menurut Azwar (2007), Orang lain merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya sikap yaitu seseorang yang kita anggap penting atau seseorang yang berarti khusus dan dapat dipercaya akan banyak mempengaruhi sikap terhadap sesuatu. Orang tua merupakan orang lain yang penting dan paling dekat dengan kita. Hal ini sejalan dengan teori yang mana 100% remaja putri bersikap positif dan mayoritas remaja putri yaitu 60 orang (85,7%) tinggal dengan orang tua. Remaja putri mayoritas mendapat informasi dari media cetak yaitu melalui buku pelajaran (47,1%). Berdasarkan tabel silang pengetahuan dengan sikap remaja putri memperoleh informasi dari media cetak 33 orang remaja putri (47,1%) melalui buku pelajaran, 27 orang (38,6%) dari majalah dan 10 orang (14,3%) dari koran. Hal ini sesuai dengan pengetahuan tentang dismenorea yang mereka peroleh dari pelajaran biologi yang ada pada kurikulum (kurikulum pendidikan nasional 1999). Dengan diperolehnya pengetahuan dari sumber yang tepat yaitu buku pelajaran, dapat menunjukkan bahwa semakin baik pengetahuan semakin baik sikap seseorang dalam berfikir dan bertindak. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa pengetahuan memegang peranan penting dalam memepengaruhi sikap. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut (Notoadmodjo, 2003). Menurut Thurstone (1931), sikap adalah penerimaan atau penolakkan penilain suka atau tidak suka, kepositifan atau kegenatifan terhadap suatu objek psikologis.


(58)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang dismenorea di SMUN 10 maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Distribusi karakteristik responden dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru tahun 2009 berdasarkan tingkatan kelas ternyata responden mayoritas di kelas 3 yaitu sebanyak 26 orang (37,1%), berdasarkan tempat tinggal mayoritas responden tinggal dengan orang tua yaitu sebanyak 60 orang (85,7%), berdasarakan sumber informasi dari orang mayoritas responden mendapatkan sumber informasi dari orang tua sebanyak 50 oarng (71,4%), sumber informasi dari media cetak mayoritas responden mendapatkan

informasi dari buku pelajaran yaitu sebanyak 33 orang (47,1%). Dan sumber informasi dari media elektronik yaitu televisi sebanyak 54 orang (77,1%).

2. Distribusi pengetahuan responden terhadap dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru tahun 2009 ternyata responden mempunyai pengetahuan cukup mengenai dismenorea yaitu sebesar 39 orang (55,7%), sedangkan pengetahuan baik sebesar 31 orang (44,3%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang.


(59)

3. Distribusi sikap responden terhadap dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru tahun 2009 ternyata sikap responden 70 orang (100%) bersikap positif terhadap dismenorea dan tidak ada responden yang bersikap negatif.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMUN 10 Pekanbaru Tahun 2009, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pelayanan kesehatan

Diharapkan kepada tenaga kesehatan kususnya bidan dapat memberikan penyuluhan kesehatan tentang kesehatan reproduksi mengenai dismenorea pada remaja putri SMUN 10 Pekanbaru.

2. Bagi perkembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat lebih menambah jumlah sampel agar dapat lebih dilihat bagaimana gambaran pengetahaun dan sikap remaja putri SMUN 10 Pekanbaru.

3. Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perpustakaan agar bermanfaat bagi orang banyak, dan diharapkan pihak sekolah mengadakan sebuah lembaga yang bernama PKRR (Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja) yang tujuannya remaja putri tersebut lebih mengerti mengenai kesehatan reproduksinya dan dapat berkonsultasi langsung mengenai kesehatan reproduksi kususnya mengenai dismenorea.


(60)

4.Responden

Diharapkan kepada para remaja agar terus bisa meningkatkan pengetahuan-pengetahuan yang baik dengan cara rajin membaca buku dan mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang diadakan untuk menambah wawasan. Mempertahankan sikap positif yang telah dimiliki dengan cara


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

__________. (2002).Prosedur Penelitian. Ed-V. Jakarta: Rineka Cipta.

__________. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Ed. Revisi V1), Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, S. (2007). Sikap Manusia Teori Dan Pengukuran, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Baziad, A. (2005). Endokrinologi Ginekologi Edisi Kedua, Jakarta : Media Aescolapius

BKKBN. (2000). Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta.

Budiarto, E. (2004). Metodologi penelitian kedokteran sebuah pengantar. Jakarta : EGC

Dewi, Y. (2005). Perilaku Remaja Putri Dalam Menghadapi Dismenorrhea Di Akademi

Kebidanan Dr. Rusdi. Medan : D IV Bidan Pendidik USU.

Fitria, R. (2007). Karya Tulis Ilmiah Gambaran Pengetahuan Renaja Puteri Tentang

Dismenorrhea Di Lingkungan X Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan ,

Medan : Akademi Kebidanan Widya Husada

Hendra, (2008). Konsep pengetahuan. http : //ajangbekarya.wordpress.com/. dibuka 28 Oktober 2008.


(62)

Jakarta : Salemba Medika

Hurlock, E. (1999). Psikologi Perkembangan Edisi V, Jakarta : Erlangga

Indiani, J. (2004). Panduan Kesehatan Wanita, Jakarta : Puspaswara

Kasdu, D. (2005). Solusi Problem Kesehatan Wanita Dewasa. Jakarta : Puspaswara

Kartono, K. (1992). Psikologi Wanita Mengenal Gadis Remaja Dan Wanita Dewasa, Bandung : Mandar Maju

Liewellyn, D. (2005). Setiap Wanita. Jakarta : Delapratasa

Machfoedz, I. (2005). Alat ukur penilitian. Yogyakarta : Ftramaya.

Manik, Dkk (2008). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah , Medan : Program D IV Bidan Pendidik FK USU

Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cet-2. Jakarta : EGC.

__________. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cet -3. Jakarta : EGC.

__________. (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Owen, E. (2005). Panduan Kesehatan Bagi Wanita, Jakarta : Puspaswara.

Prawirohardjo, S. (1999). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


(63)

Utara Press

Santoso, B. (2007). Panduan Kesehatan Reproduksi Wanita Jilid 1, Jakarta : SKP

Sastroasmoro, s & Ismael, S. (2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. (Ed. 3), Jakarta : IKAPI.

Sianturri, Margaretta Olop. (2007). Perilaku Remaja Putri Dalam Menghadapi

Dismenorrhea Di SMUN 1 Stabat. Medan. D IV Bidan Pendidik USU.

Siswadi, Y. dkk. (2006). Klien Gangguan Sistem Reproduksi dan Seksualitas. Jakarta : EGC


(64)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul penelitian : Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea Di SMUN 10 Pekanbaru Tahun 2009

Peneliti : Rummy Islami Zalni

Alamat : Jln. Harapan Raya No.4 Pekanbaru

Dengan menandatagani lembaran ini saya memberikan persetujuan untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea Di SMUN 10 Pekanbaru Tahun 2009. Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak mengandung resiko yang berarti dan saya telah diberitahukan bahwa jawaban kuesioner ini tidak akan diberitahukan kepada siapa pun.

Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian ini dan diberi kesempatan untuk bertanya. Saya secara sukarela berperan serta dalam penelitian ini.

Tanda Tangan, Responden

(Responden)

Pekanbaru, Januari 2009 Peneliti,


(65)

B. PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang dianggap paling benar.

1. Pengertian dismenorea atau nyeri haid adalah ... a. Menstruasi yang disertai dengan kram dan rasa sakit

b. Menstruasi dengan banyaknya darah yang keluar lebih dari normal c. Menstruasi yang diseratai dengan keluarnya darah yang beku

2. Sebagian wanita mengalami nyeri haid, hal ini disebabkan oleh oleh karena...yang masih sempit sehingga bersifat normal.

a. Saluran kencing b. Saluran pernapasan c. Saluran rahim

3. Penyebab nyeri haid pada remaja umumnya adalah... a. Adanya tekanan pada rahim (perut bagian bawah ) b. Penyakit menahun penderita

c. Kelainan letak rahim

4. Penyebab dari nyeri haid dari faktor kejiwaan adalah...

a. Emosional yang tidak stabil sehingga dapat menimbulkan nyeri haid b. Banyak berkeringat sehingga dapat menimbulkan nyeri haid

c. Kepala pusing dan muntah-muntah sehingga dapat menimbulkan nyeri haid

5. Gejala dari nyeri haid adalah...

a. Rasa sakit yang dimulai pada hari terakhir menstruasi b. Rasa sakit yang dimulai pada hari pertama menstruasi c. Rasa sakit yang dimulai pada sebelum menstruasi


(66)

6. Saat nyeri haid berlangsung, bagaimanakah rasa nyeri yang dirasakan... a. Nyeri yang dirasakan sebagai kram yang hilang timbul

b. Nyeri pada perut bagian atas

c. Nyeri tekan pada perut bagian bawah

7. Gangguan nyeri haid yang dapat mempengaruhi tubuh selain sakit pada perut biasanya juga sakit pada...

a. Tangan b. Mata c. Punggung

8. Ada tiga tingkatan nyeri haid yaitu... a. Berat, sedang, dan ringan

b. Baik, sedang, dan buruk c. Tinggi, sedang, dan rendah

9. Gangguan yang dapat disebabkan oleh nyeri haid adalah... a. Influenza

b. Demam c. Diare

10. Berapa lama nyeri kram dirasakan oleh penderita nyeri haid... a. Dua sampai tiga hari saat haid

b. Dua sampai tiga hari sebelum haid c.Dua sampai tiga hari setalah haid


(67)

11. Nyeri haid terbagi dari 2 bagian pertama karena faktor dalam rahim (primer) dan yang kedua karena penyakit yang berhubungan dengan kandungan (sekunder), Sebutkan faktor yang dapat menunjang peranan penting sebagai penyebab nyeri haid yang disebabkan oleh faktor dalam rahim...

a. Penyumbatan pada alat kelamin b. Penyumbatan pada alat pencernaan c. Penyumbatan rongga leher rahim.

12. Pada usia berapa nyeri haid mulai terjadi...

a. 2-3 tahun setelah remaja mendapatkan menstruasi pertama kali b. 4-5 tahun setelah remaja mendapatkan menstruasi pertama kali c. 6-7 tahun setelah remaja mendapatkan menstruasi pertama kali

13. Sebutkan faktor penyebab nyeri haid yang disebabkan oleh penyakit kandungan ... a. Penyakit payudara

b. Penyakit panggul c. Penyakit mulut

14. Pada saat nyeri haid dapat diberikan...untuk menghilangkan rasa nyeri a. Kompres hangat pada perut

b. Kompres dingin pada perut c. Kompres hangat dingin pada perut

15. Untuk membuktikan apakah nyeri haid tidak disebabkan oleh penyakit dapat dilakukan dengan...

a. Terapi hormonal b.Terapi tubuh c. Fisioterapi


(68)

16. Kapankah nyeri haid berkurang ... a. Sebelum melahirkan

b. Pada saat melahirkan c. Setelah melahirkan

17. Bagaimanakah cara mengatasi nyeri haid?... a. Minum obat penghilang rasa sakit

b. Minum jamu-jamuan

c. Minum minuman yang bersoda

18. Apakah tujuan dari diberikannya penyuluhan pada penderita nyeri haid yaitu... a. Meningkatkan rasa percaya diri

b. Agar dapat mengurangi rasa sakit c. Menambah ilmu pada remaja putri

19. Sebutkan penanganan nyeri haid yang dapat diberikan pada remaja putri... a. Pemberian obat penghilang rasa sakit

b. Pemberian hormon secara terus-menerus c. Pemeriksaan rutin kepada ahli ilmu kandungan

20. Sebaiknya kapankah waktu yang tepat diberikannya obat penghilang rasa sakit.... a. Sebelum datangnya haid

b. Jika rasa sakit dirasakan sangat berat dan sebelumnya telah berkonsultasi dengan dokter


(69)

C. SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORRHEA

Beri tanda √ pada jawaban yang dipilih

No Pernyataan

Penilaian SS S TS STS 1. Nyeri haid dapat dialami oleh setiap remaja

putri karena ini merupakan hal yang normal. 2. Adanya penjelasan tentang nyeri haid kepada

remaja putri dapat meningkatkan rasa percaya diri.

3. Kompres hangat pada perut saat nyeri haid dapat mengurangi rasa nyeri.

4. Dengan pemberian hormon dari luar pada nyeri haid dapat membuktikan bahwa gangguan nyeri haid benar-benar bukan karena faktor penyakit serta dapat memungkinkan penderita

melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan.

5. Banyak mengkonsumsi makanan sehat dapat mengurangi dari gejala nyeri haid pad apenderita haid.

6. Nyeri haid yang dialami oleh remaja putri dapat menimbulkan kemandulan.

7. Nyeri haid pada saat menstruasi mengakibatkan remaja putri tidak dapat beraktifitas seperti biasanya.

8. Obat penghilang rasa sakit yang diminum pada saat setiap haid dapat mengurangi nyeri haid pada remaja putri.

9. Olaharaga yang teratur tidak dapat mengurangi rasa nyeri pada saat menstrusai.

10. Berbagai cara-cara tradisional dan tahayul mengenai haid dapat dipercaya untuk mengurangi nyeri haid.

Ket :

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju


(1)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul penelitian : Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea Di SMUN 10 Pekanbaru Tahun 2009

Peneliti : Rummy Islami Zalni

Alamat : Jln. Harapan Raya No.4 Pekanbaru

Dengan menandatagani lembaran ini saya memberikan persetujuan untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea Di SMUN 10 Pekanbaru Tahun 2009. Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak mengandung resiko yang berarti dan saya telah diberitahukan bahwa jawaban kuesioner ini tidak akan diberitahukan kepada siapa pun.

Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian ini dan diberi kesempatan untuk bertanya. Saya secara sukarela berperan serta dalam penelitian ini.

Tanda Tangan, Responden

(Responden)

Pekanbaru, Januari 2009 Peneliti,


(2)

B. PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang dianggap paling benar.

1. Pengertian dismenorea atau nyeri haid adalah ... a. Menstruasi yang disertai dengan kram dan rasa sakit

b. Menstruasi dengan banyaknya darah yang keluar lebih dari normal c. Menstruasi yang diseratai dengan keluarnya darah yang beku

2. Sebagian wanita mengalami nyeri haid, hal ini disebabkan oleh oleh karena...yang masih sempit sehingga bersifat normal.

a. Saluran kencing b. Saluran pernapasan c. Saluran rahim

3. Penyebab nyeri haid pada remaja umumnya adalah... a. Adanya tekanan pada rahim (perut bagian bawah ) b. Penyakit menahun penderita

c. Kelainan letak rahim

4. Penyebab dari nyeri haid dari faktor kejiwaan adalah...

a. Emosional yang tidak stabil sehingga dapat menimbulkan nyeri haid b. Banyak berkeringat sehingga dapat menimbulkan nyeri haid


(3)

6. Saat nyeri haid berlangsung, bagaimanakah rasa nyeri yang dirasakan... a. Nyeri yang dirasakan sebagai kram yang hilang timbul

b. Nyeri pada perut bagian atas

c. Nyeri tekan pada perut bagian bawah

7. Gangguan nyeri haid yang dapat mempengaruhi tubuh selain sakit pada perut biasanya juga sakit pada...

a. Tangan b. Mata c. Punggung

8. Ada tiga tingkatan nyeri haid yaitu... a. Berat, sedang, dan ringan

b. Baik, sedang, dan buruk c. Tinggi, sedang, dan rendah

9. Gangguan yang dapat disebabkan oleh nyeri haid adalah... a. Influenza

b. Demam c. Diare

10. Berapa lama nyeri kram dirasakan oleh penderita nyeri haid... a. Dua sampai tiga hari saat haid

b. Dua sampai tiga hari sebelum haid c.Dua sampai tiga hari setalah haid


(4)

11. Nyeri haid terbagi dari 2 bagian pertama karena faktor dalam rahim (primer) dan yang kedua karena penyakit yang berhubungan dengan kandungan (sekunder), Sebutkan faktor yang dapat menunjang peranan penting sebagai penyebab nyeri haid yang disebabkan oleh faktor dalam rahim...

a. Penyumbatan pada alat kelamin b. Penyumbatan pada alat pencernaan c. Penyumbatan rongga leher rahim.

12. Pada usia berapa nyeri haid mulai terjadi...

a. 2-3 tahun setelah remaja mendapatkan menstruasi pertama kali b. 4-5 tahun setelah remaja mendapatkan menstruasi pertama kali c. 6-7 tahun setelah remaja mendapatkan menstruasi pertama kali

13. Sebutkan faktor penyebab nyeri haid yang disebabkan oleh penyakit kandungan ... a. Penyakit payudara

b. Penyakit panggul c. Penyakit mulut

14. Pada saat nyeri haid dapat diberikan...untuk menghilangkan rasa nyeri a. Kompres hangat pada perut

b. Kompres dingin pada perut c. Kompres hangat dingin pada perut

15. Untuk membuktikan apakah nyeri haid tidak disebabkan oleh penyakit dapat dilakukan dengan...


(5)

16. Kapankah nyeri haid berkurang ... a. Sebelum melahirkan

b. Pada saat melahirkan c. Setelah melahirkan

17. Bagaimanakah cara mengatasi nyeri haid?... a. Minum obat penghilang rasa sakit

b. Minum jamu-jamuan

c. Minum minuman yang bersoda

18. Apakah tujuan dari diberikannya penyuluhan pada penderita nyeri haid yaitu... a. Meningkatkan rasa percaya diri

b. Agar dapat mengurangi rasa sakit c. Menambah ilmu pada remaja putri

19. Sebutkan penanganan nyeri haid yang dapat diberikan pada remaja putri... a. Pemberian obat penghilang rasa sakit

b. Pemberian hormon secara terus-menerus c. Pemeriksaan rutin kepada ahli ilmu kandungan

20. Sebaiknya kapankah waktu yang tepat diberikannya obat penghilang rasa sakit.... a. Sebelum datangnya haid

b. Jika rasa sakit dirasakan sangat berat dan sebelumnya telah berkonsultasi dengan dokter


(6)

C. SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORRHEA

Beri tanda √ pada jawaban yang dipilih

No Pernyataan

Penilaian SS S TS STS

1. Nyeri haid dapat dialami oleh setiap remaja putri karena ini merupakan hal yang normal. 2. Adanya penjelasan tentang nyeri haid kepada

remaja putri dapat meningkatkan rasa percaya diri.

3. Kompres hangat pada perut saat nyeri haid dapat mengurangi rasa nyeri.

4. Dengan pemberian hormon dari luar pada nyeri haid dapat membuktikan bahwa gangguan nyeri haid benar-benar bukan karena faktor penyakit serta dapat memungkinkan penderita

melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan.

5. Banyak mengkonsumsi makanan sehat dapat mengurangi dari gejala nyeri haid pad apenderita haid.

6. Nyeri haid yang dialami oleh remaja putri dapat menimbulkan kemandulan.

7. Nyeri haid pada saat menstruasi mengakibatkan remaja putri tidak dapat beraktifitas seperti biasanya.

8. Obat penghilang rasa sakit yang diminum pada saat setiap haid dapat mengurangi nyeri haid pada remaja putri.

9. Olaharaga yang teratur tidak dapat mengurangi rasa nyeri pada saat menstrusai.

10. Berbagai cara-cara tradisional dan tahayul mengenai haid dapat dipercaya untuk mengurangi nyeri haid.