Metode Proses Operasi Pemisahan Pada Pembuatan Acetanilide

c. Bahan pembantu dalam industri cat dan karet d. Bahan intermediet pada sulfon dan asetilklorida e. Sebagai penstabil peroksida

4. Metode Proses

a. Pembuatan asetanilida dari asam asetat anhidrid dan aniline Larutan benzen dalam satu bagian anilin dan 1,4 bagian asam asetat anhidrat direfluks dalam sebuah kolom yang dilengkapi dengan pelindung sampai tidak ada anilin yang tersisa. 2 C 6 H 5 NH 2 + CH 2 CO 2 O → 2 C 6 H 5 NHCOCH 3 + H 2 O Campuran reaksi disaring, kemudian kristal dipisahkan dari air panasnya dengan pendinginan, sedangkan filtratnya direcycle kembali. Pemakaian asam asetatanhidrad dapat diganti dengan asetil klorida. b. Pembuatan asetanilida dari asam asetat dan anilin Metode ini merupakan metode awal yang masih digunakan karena lebih ekonomis. Anilin dan asam asetat berlebih 100 direaksikan dalam sebuah tangki yang dilengkapi dengan pengaduk. C 6 H 5 NH 2 + CH 3 COOH → C 6 H 5 NHCOCH 3 + H 2 O Reaksi berlangsung selama 6 jam pada suhu 150 C – 160 C. Produk dalam keadaan panas dikristalisasi dengan menggunakan kristalizer. c. Pembuatan asetanilida dari ketene dan anilin Ketene gas dicampur kedalam anilin di bawah kondisi yang diperkenankan akan menghasilkan asetanilida. C 6 H 5 NH 2 + H2C=C=O C 6 H 5 NHCOCH 3 d. Pembuatan asetanilida dari asam thioasetat dan aniline Asam thioasetat direaksikan dengan anilin dalam keadaan dingin akan menghasilkan asetanilida dengan membebaskan H2S. C 6 H 5 NH 2 + CH 3 COSH C 6 H 5 NHCOCH 3 + H 2 S

5. Operasi Pemisahan Pada Pembuatan Acetanilide

Pada pembuatan acetanilide operasi pemisahan dilakukan dengan kristalisasi. Kristalisasi adalah proses pemisahan zat dari campurannya berdasarkan pembentukan bahan padat kristal. Kristal adalah bahan padat dengan susunan molekul tersebut. a. Mekanisme Pembentukkan Kristal 1 Pembentukan Inti Inti kristal adalah partikel-partikel kecil bahkan sangat kecil yang dapat terbentuk secara cara memperkecil kristal-kristal yang ada dalam alat kristalisasi atau dengan menambahkan benih kristal ke dalam larutan lewat jenuh. 2 Pertumbuhan Kristal Pertumbuhan kristal merupakan gabungan dari dua proses yaitu : a Transportasi molekul-molekul atau ion-ion dari bahan yang akan di kristalisasikan dalam larutan kepermukaan kristal dengan cara difusi. Proses ini berlangsung semakin cepat jika derajat lewat jenuh dalam larutan semakin besar. b Penempatan molekul-molekul atau ion-ion pada kisi kristal. Semakin luas total permukaan kristal, semakin banyak bahan yang di tempatkan pada kisi kristal persatuan waktu. b. Syarat-syarat Kristalisasi 1 Larutan harus jenuh Larutan yang mengandung jumlah zat berlarut berlebihan pada suhu tertentu, sehingga kelebihan itu tidak melarut lagi. Jenuh berarti pelarut telah seimbang zat terlarut atau jika larutan tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut, artinya konsentrasinya telah maksimal kalau larutan jenuh suatu zat padat didinginkan perlahan-lahan, sebagian zat terlarut akan mengkristal, dalam arti diperoleh larutan super jenuh atau lewat jenuh. 2 Larutan harus homogeny Partikel-partikel yang sangat kecil tetap tersebar merata biarpun didiamkan dalam waktu lama. 3 Adanya perubahan suhu Penurunan suhu secara dratis atau kenaikan suhu secara dratis tergantung dari bentuk kristal yang didinginkan. c. Metode-metode Kristalisasi 1 Pendinginan Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang dratis dengan menurunnya temperatur, kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan pendinginan larutan panas yang jenuh. 2 Pemanasan Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang sedikit dengan menurunnya suhu. Kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan penguapan sebagian pelarut. 3 Pemanasan dan Pendinginan Metode ini merupakan gabunga dari dua metode diatas. Larutan panas yang Jenuh dialirkan kedalam sebuah ruangan yang divakumkan. Sebagian pelarut menguap, panas penguapan diambil dari larutan itu sendiri, sehingga larutan menjadi dingin dan lewat jenuh. Metode ini disebut kristalisasi vakum. 4 Penambahan bahan zat lain Untuk pemisahan bahan organic dari larutan seringkali ditambahkan suatu garam. Garam ini larut lebih baik daripada bahan padat yang dinginkan sehinga terjadi desakan dan membuat baha padat menjadi terkristalisasi. d. Proses Kristalisasi Pada Pembekuan Fase Cair-Padat 1 Dalam keadaan cair atom-atom tidak memiliki susunan teratur dan selalu mudah bergerak, temperaturnya relative lebih tinggi dan memiliki energi yang cukup untuk mudah bergerak. 2 Dengan turunnya temperatur maka energi atom aka semakin rendah, makin sulit bergerak dan mulai mengatur kedudukannya relatif terhadap atom lain, mulai membentuk inti kristal pada tempat yang relative leih tinggi. 3 Inti akan menjadi pusat kristalisasi, dengan makin turun temperature makin banyak atom yang ikut bergabung dengan inti yang sudah ada atau membentuk inti baru. e. Ukuran Kristal Ukuran kristal tergantung dari kecepatan pembentukkan inti kristal partikel kristal yang amat kecil, yang terbentuk secara spontan akibat dari keadaan larutan yang lewat jenuh dan pertumbuhan kristal, artinya tergantung pada kondisi kristalisasi. f. Herkristalisasi Herkristalisasi adalah pemurnian suatu zat padat dari campuranpengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang cocok. Prinsip herkristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampurpencemarnya. Larutan yang terjadi dipisahkan satu sama lain, kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalkan dengan cara menjenuhkannya. g. Langkah-langkah Kristalisasi 1 Larutan sample zat padat dilarutkan dalam pelarut panas. 2 Bubuhkan sedikit norit. 3 Larutan tersebut dijenuhkan kembali. 4 Saring kembali dengan pemanas air. 5 Didinginkan larutan tersebut hingga es mencair. 6 Saring kristal tersebut. h. Prinsip Kristalisasi dapat dianalisa melalui sudut pandang yaitu: 1 Kemurnian hasil Sebagian besar cairan induk yan terkandung terpisah dipisahkan dari kristal dengan cara filtrasi dan sentry fungsi, sedang sisanya dikeluarkan dengan mencucinya dengan pelarut encer. Efekifitas langkah pemurnian tergantung pada ukuran dan keseragaman kristal. 2 Perolehan Pada kebanyakan proses kristalisasi , kristal dan cairan induk berada pada waktu yang cukup lama sehingga mencapai keseimbangan, dan cairan induk itu jenuh pada suhu akhir proses itu. Perolehan dari proses itu dapat dihitung dari konsentrasi larutan awal dan kelarutan pada suhu akhir. Selama proses itu terjadi penguapan yang cukp besar, kuantitasnya harus diketahui atau dapat diperkirakan, oleh karena kuantitas yang terakhir ini tetap berada dalam fase zat cair selama berlangsungnya kristalisasi. 3 Laju nukleasi Adalah banyaknya partikel baru yang terbentuk persatuan waktu persatuan volume magma atau larutan induk bebas zat padat. Nukleasi digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu nukleasi palsu, nukleasi primer, dan nukleasi sekunder. 4 Laju pertumbuhan Adalah suatu proses difusi, yang dimofikasi oleh pengaruh permukaan padat pada tempat pertumbuhan itu berlangsung. Molekul-molekul atau ion-ion zat terlarut mencapai muka kristal yang tumbuh itu dengan cara difusi melalui fase zat cair.

6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Proses