Agregat Kasar Agregat Halus Bahan Pengisi Filler Serbuk Besi

19

2.2.1 Agregat Kasar

Fraksi agregat kasar yang digunakan adalah agregat yang tertahan ayakan No.4 4,75 mm. Agregat ini harus dipastikan bersih, keras, awet dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki. Agregat kasar terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah dan harus disiapkan dalam ukuran nominal tunggal. Agregat kasar harus mempunyai angularitas yaitu persen terhadap berat agregat yang lebih besar dari 4,75 mm dengan muka bidang pecah satu atau lebih.

2.2.2 Agregat Halus

Agregat halus yang digunakan merupakan pasir atau pengayakan batu pecah yang lolos ayakan No.4 4,75 mm. Dalam pencampuran aspal persentase maksimum agregat halus yang disarankan untuk Laston AC adalah 15. Sama halnya dengan agregta kasar, agregat halus yang digunakan merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari lempung ataupun bahan lainnya yang tidak dikehendaki.

2.2.3 Bahan Pengisi Filler

Bahan pengisi atau filler adalah material berbutir halus yang lolos saringan no. 200 diameter 0.075 mm tidak kurang dari 75 terhadap beratnya dan mempunyai sifat non plastis . Filler dapat terdiri dari debu batu, kapur padam dan semen Portland, atau bahan non plastis lainnya. Bahan pengisi harus kering dan bebas dari bahan lain yang mengganggu. Universitas Sumatera Utara 20

2.2.4 Serbuk Besi

Biji besi merupakan limbah sisa hasil pengolahan bijih besi, secara visual berbentuk bongkahan-bongkahan keras dan tidak beraturan berbentuk batuan, memiliki berat jenis 2,9 kg�� 3 , biji besi termasuk agregat berat memiliki kadar bagian yang hancur tembus ayakan 1,7 mm setalah agregat diuji dengan mesin Los Angeles kurang dari 27 dan dapat digunakan sebagai agregat. Pasir Besi adalah sejenis pasir dengan konsentrasi besi yang signifikan. Kegunaannya pasir besi ini selain untuk industri logam besi juga telah dimanfaatkan pada indsutri semen. Serbuk besi adalah bagian dari hasil sisa potongan atau sisa pembubutan besi tuang yang merupakan hasil pemakaian di industri. Pada penelitian ini serbuk besi yang digunakan berupa agregat slag halus . Secara umum kandungan kimia serbuk besi terdapat seperti tertera dalam tabel 2.5. Tabel 2.5 Kandungan Kimia Serbuk Besi Kandungan Kimia Persentasse Silikon Si 1,5 Carbon C 2,7 Mangan Mn 0,8 Fospor P 0,1 Sulfur S 0,05 Agregat slag halus terdiri dari hasil pemecahan slag dengan ukuran lolos saringan No.8 2,36 mm. Agregat slag halus teridiri dari pertikel-partikel yang bersih, keras tidak mengandung lempung ataupun bahan lain yang tidak dikehendaki. Abu batu slag harus dihasilkan dari slag yang memenuhi persyaratan dan tidak boleh mengandung bahan yang lolos saringan No.200 lebih dari 8 dan diuji dengan setara Pasir SNI 03-4428-1997 tidak kurang dari 50. Universitas Sumatera Utara 21 Tabel 2.6 Spesifikasi Agregat Slag Kasar dan Halus Sifat-sifat agregat slag Metode Pengujian Satuan Slag Besi Berat Jenis -bulk -SSD -Apparent SNI 03-1969-1990 Kg�� 3 Maks 3 Penyerapan terhadap air SNI 03-1969-1990 Maks 3 Keausan agregat dengan mesin Los Angeles SNI 03-2417-1991 Maks 40 Kelekatan terhadap aspal SNI 03-2439-1991 Min 95 Nilai setara pasir SNI 03-2439-1991 Min 50 Partikel pipih dan lonjong ASTM D 4791 Maks 10 Material lolos saringan No.200 SNI 03-4142-1996 Kasar maks 1 Halus maks 8 Catatan : Sifat setara pasir untuk agregat slag halus Sumber : Pedoman Penggunaan Agregat Slag Besi dan Baja untuk Campuran Beraspal Panas , Departemen P.U, 2005 Agregat slag besi adalah salah satu bahan alternative pengganti untuk perkerasan jalan apabila persediaan agregat standar terbatas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pusat Litbang Prasana Transportasi Badan Litbang PU, agregat slag memenuhi persyaratan agregat standar dimana berat jenis slag lebih tinggi dari pada agregat standar, sehingga menyebabkan volume pekerjaan lebih kecil dari pada standar, untuk itu dilakukan upaya pencampuran sebagian agregat slag dengan bahan lainnya. Pencampuran ini akan menurunkan berat jenis campuran, sehingga volume pekerjaan akan tercapai, dan kekuatan campuran perkerasan lebih baik. Menteri Perindustrian Saleh Husein menyatakan slag dan scrap yang merupakan limbah dari industri baja, tidak termasuk ke dalam limbah B3. “Slag dan scrap masih bisa digunakan untuk aktivitas produktif lainnya, seperti Universitas Sumatera Utara 22 pengerasan jalan misalnya ,” ungkap Politisi Partai Hanura ini. Dan berdasarkan HS Code 7204100000 [Limbah Non-B3] sisa dan skrap dari besi tuang menyatakan Limbah Non-B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang tidak mengandung bahan berbahaya dan atau beracun.

2.2.5 Anti Stripping Agent