Metode Kjeldahl Spektrofotometri UV-Visible Analisa Spektrofotometri Serapan Atom

26 sulfat yang berwarna kuning. Intensitas warna yang terbentuk diukur pada panjang gelombang 400 nm. SNI 2803, 2010. 2.4.4.Penetapan Kadar Kalium Kadar kalium dapat ditetapkan dengan berdasarkan adanya serapanabsorpsi cahaya ultra violet atau visible oleh atom-atom suatu unsur dalam keadaan dasar yang berada dalam nyala api. Dimana kalium akan menyerap cahaya pada panjang gelombang 766,5 nm. SNI 2803, 2010. 2.5. Prinsip Analisa 2.5.1. Metode Gravimetri Penetapan Karbon dapat dilakukan dengan penetapan kadar abu. Dimana kadar abusisa pijar ditetapkan dengan cara pengabuan pada suhu 550-600 o C, sehingga bahan organik menjadi CO 2 dan logam menjadi oksida logamnya. Bobot bahan yang hilang merupakan bahan organik yang dapat dikonversi menjadi kadar karbon setelah dikalikan faktor 0,58. Eviati, 2009

2.5.2. Metode Kjeldahl

Metode Kjeldahl Prinsip metode Kjeldahl adalah mula –mula bahan didekstruksi dengan asam sulfat pekat menggunakan katalis selenium oksiklorida atau butiran Zn. Ammonia yang terjadi ditampung dan dititrasi dengan bantuan indikator. Metode Kjeldahl pada umumnya dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara makro dan semimikro. Cara makro –Kjeldahl digunakan untuk sampel yang sukar dihomogenisasi dan besarnya 1 –3 gram, sedangkan semimikro–Kjeldahl dirancang untuk sampel yang berukuran kecil, yaitu kurang dari 300 mg dari bahan yang homogen. Maria Bintang, 2010.

2.5.3. Spektrofotometri UV-Visible

Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah dimana sinarcahaya dilewatkan melewati sebuah wadah kuvet yang berisi larutan, dimana akan menghasilkan spektrum. Alat ini menggunakan hukum Lambert Beer sebagai acuan Ewing, 1975. Panjang gelombang untuk sinar ultraviolet antara 200-400 nm sedangkan panjang gelombang untuk sinar tampakvisible antara 400-750 nm. Universitas Sumatera Utara 27 Spektrofotometri serapan adalah pengukuran serapan radiasi elektromagnetik panjang gelombang tertentu yang sempit, mendekati monokromatik, yang diserap zat. Spektrofotometer pada dasarnya terdiri atas sumber sinar monokromator, tempat sel untuk zat yang diperiksa, detektor, penguat arus dan alat ukur atau pencatat. Rohman, 2007.

2.5.4. Analisa Spektrofotometri Serapan Atom

Prinsip penentuan metode ini didasarkan pada penyerapan energi radiasi oleh atom-atom netral pada keadaan dasar, dengan panjang gelombang tertentu yang menyebabkan tereksitasinya dalam berbagai tingkat energi. Keadaan eksitasi ini tidak stabil dan kembali ke tingkat dasar dengan melepaskan sebagian atau seluruh energi eksitasinya dalam bentuk radiasi. Sumber radiasi tersebut lampu katoda berongga. Instrumentasi Spektrofotometer Serapan Atom A B C D E F Gambar 1.1. Sistematis Ringkas dari Alat SSA A : Lampu katoda berongga B : Chopper C : Tungku D : Monokromator E : Detektor F : Meter bacaan nilai absorbansi. Haris, 1978. Universitas Sumatera Utara 28

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat-alat

- Plastik - Karet - Pipa - Tong plastik - Cawan porselin - Neraca analitik Kern - Aluminium foil - Beaker gelas Pyrex - Pipet tetes - Gelas ukur Pyrex - Termometer - pH meter Orion - Oven Memmert - Desikator - Tanur Nabertherm - Labu Kjeldhal Pyrex - Labu takar Pyrex - Pipet volume Pyrex - Alat Kjeldahl Destilation Unit Velp - Statif - Klemp - Kertas saring W40 - Spektrofotometer UV-Visible Welltech - Spektrofotometer Serapan Atom Shimadzu

3.2. Bahan-bahan

- Limbah sayuran pasar - Gula pasir Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Waktu Fermentasi Terhadap Kandungan N, P dan K dari Limbah Pembuatan Minuman Teh Sosro dengan Penambahan Effective Microorganisme (EM4)

1 51 85

Studi Perbandingan Kandungan C, N, C/N, P, Dan K Di Dalam Kompos Kembang Bulan (Tithoni diversifolia Dan Daun Nippon (Euphatorium odoratum L.) Dengan Variasi Waktu Pengomposan

2 51 99

Perbandingan Kadar C, N, P, dan K Dalam Kandungan Pupuk Kompos dari Limbah Sayuran Sawi dengan Menggunakan Bakteri EM4, Tanah Gambut, dan Tanpa Starter

0 2 62

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH ORGANIK DENGAN AKTIVATOR EM4 DAN ANALISIS N P K PADA PUPUK CAIR ORGANIK.

2 13 19

Perbandingan Kadar C, N, P, dan K Dalam Kandungan Pupuk Kompos dari Limbah Sayuran Sawi dengan Menggunakan Bakteri EM4, Tanah Gambut, dan Tanpa Starter

0 0 9

Perbandingan Kadar C, N, P, dan K Dalam Kandungan Pupuk Kompos dari Limbah Sayuran Sawi dengan Menggunakan Bakteri EM4, Tanah Gambut, dan Tanpa Starter

0 0 2

Perbandingan Kadar C, N, P, dan K Dalam Kandungan Pupuk Kompos dari Limbah Sayuran Sawi dengan Menggunakan Bakteri EM4, Tanah Gambut, dan Tanpa Starter

0 0 4

Perbandingan Kadar C, N, P, dan K Dalam Kandungan Pupuk Kompos dari Limbah Sayuran Sawi dengan Menggunakan Bakteri EM4, Tanah Gambut, dan Tanpa Starter

0 0 14

Perbandingan Kadar C, N, P, dan K Dalam Kandungan Pupuk Kompos dari Limbah Sayuran Sawi dengan Menggunakan Bakteri EM4, Tanah Gambut, dan Tanpa Starter

0 0 2

Perbandingan Kadar C, N, P, dan K Dalam Kandungan Pupuk Kompos dari Limbah Sayuran Sawi dengan Menggunakan Bakteri EM4, Tanah Gambut, dan Tanpa Starter

0 0 12