Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sudah cukup lama umat Islam Indonesia, demikian juga belahan dunia Islam muslim world lainnya, menginginkan sistem perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip Syariah Islamic economic system untuk dapat diterapkan dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksi umat. Islam merupakan agama yang tidak hanya mengatur dan mengutamakan persoalan akidah dan ibadah serta akhlak, akan tetapi juga mementingkan perilaku muamalah dengan berbagai bentuk dan macam-ragamnya. Banyak ayat Al-Qur’an yang menyerukan untuk menggunakan kerangka kerja perekonomian Islam, diantaranya dalam QS. Al-Baqarah 2: 168: ☺ ⌧ . Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” Ayat tersebut dapat dipahami bahwa Islam mendorong penganutnya untuk menikmati karunia yang telah diberikan oleh Allah, dan juga merupakan penentuan dasar pikiran dalam bidang ekonomi. 1 Ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai pengetahuan tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumber-sumber produktif yang langka untuk memproduksi barang-barang jasa serta mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi. Sedangkan, secara normatif ekonomi Islam Syariah adalah sebuah sistem ekonomi yang dibangun berdasarkan tuntunan ajaran Islam. 2 Kebebasan dalam ekonomi Islam lebih merupakan kebebasan yang mengarah kepada wujudnya kerjasama. Hal ini sangatlah bersesuaian dengan anjuran Islam bahwa setiap orang Islam adalah bersaudara. 3 Sebagaimana dalam melakukan suatu kegiatan bisnis kadangkala suatu badan usaha kurang mampu menjalankannya sendiri tanpa mengadakan kerjasama dengan badan usaha lainnya, dengan tujuan memperbesar perusahaan, meningkatkan efisiensi, diversifikasi produk dan pelayanan maupun yang lainnya. Dalam melakukan aktivitas ekonomi, diantaranya kerjasama, Agama Islam mengajarkan para pemeluknya dan bahkan orang lain sekalipun supaya selalu didasarkan pada: prinsip rela sama rela ‘an taradhin, prinsip berkeadilan 1 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah; Dari Teori ke Praktek Jakarta: Gema Insani Press, 2001, h. 11. 2 Ghufron A Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2002, h. 6. 3 Surtahman Kastin Hasan dan Sanep Ahmad, Ekonomi Islam: Dasar dan Amalan Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2005, h. 138. al adalah, prinsip manfaat nilai guna al manfa’ah, dan prinsip saling menguntungkan paling sedikit tidak saling merugikan la dharar wa la dhirar. 4 Di Indonesia, sistem perekonomian yang sesuai dengan prinsip Syariah sebenarnya telah dipraktikkan dan melembaga sejak lama. Bila kita melihat kembali ke belakang, sesungguhnya masyarakat Indonesia telah mengenal ekonomi Syariah bahkan jauh sebelum sistem kapitalis dikenal bangsa ini melalui para pedagang Eropa pada abad ke-17. Dalam perkembangannya, ekonomi Syariah mengalami pasang-surut dan baru mulai menunjukkan geliatnya akhir-akhir ini. Secara Nasional, pada saat ini, perkembangan ekonomi Syariah sangat diwarnai oleh perkembangan perbankan Syariah dengan berdirinya PT Bank Muamalat Indonesia, bank umum pertama yang beroperasi berdasarkan prinsip- prinsip Syariah. Bank Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI. Akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia ditandatangani pada tanggal 1 November 1991. 5 Fenomena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip Syariah mendapat respon positif dari pemerintah dengan dikeluarkannya UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang menetapkan bahwa perbankan di Indonesia menganut dual banking system, yaitu perbankan konvensional dan perbankan Syariah. Perundang-undangan 4 Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah Dan Asuransi Konvensional Jakarta: Kholam Publishing, 2006, h. 26. 5 Antonio, Bank Syariah; Dari Teori ke Praktek, h. 25. tersebut selanjutnya disempurnakan dengan UU No. 10 tahun 1998, guna memberikan landasan hukum yang lebih jelas bagi operasional perbankan Syariah nasional. Kesemarakan perkembangan perbankan Syariah nasional juga diikuti dengan perkembangan lembaga-lembaga keuangan Syariah dan kegiatan ekonomi yang diidentifikasikan sesuai dengan prinsip Syariah. Diantaranya perkembangan lembaga asuransi Syariah takaful. 6 Asuransi Syariah adalah asuransi yang berdasarkan prinsip-prinsip Syariah. Menurut Fatwa DSN No. 21DSN-MUIIII2002 tentang asuransi Syariah, yaitu usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad perikatan yang sesuai dengan Syariah. Keberadaan asuransi Syariah di Indonesia dimulai sejak tahun 1994 yang ditandai dengan pendirian PT Asuransi Takaful Indonesia. Sebagai pelopor asuransi Syariah di Nusantara, Takaful Indonesia telah melayani masyarakat dengan jasa asuransi yang sesuai dengan prinsip Syariah, melalui dua perusahaan operasionalnya: PT Asuransi Takaful Keluarga Asuransi Jiwa Syariah dan PT Asuransi Takaful Umum Asuransi Umum Syariah. 6 M. Luthfi Hamidi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah, Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003. PT Asuransi Takaful Keluarga yang bergerak di bidang asuransi jiwa Syariah didirikan pada 4 Agustus 1994 dan mulai beroperasi pada 25 Agustus 1994, yang ditandai dengan peresmian oleh Menteri Keuangan Marie Muhammad. Untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan Perusahaan dan menjaga konsistensinya, Asuransi Takaful Keluarga meraih MUI Award 2004 sebagai Asuransi Syariah Terbaik di Indonesia. Salah satu bisnis asuransi Syariah yang akan terdorong perkembangannya akibat adanya penambahan jumlah bank Syariah tersebut adalah bancassurance. Karena dalam menyalurkan pembiayaan, bank Syariah memerlukan dukungan perlindungan asuransi Syariah, baik asuransi jiwa bagi nasabah pembiayaan Syariah maupun asuransi kerugian bagi proyek yang dibiayai. 7 Pada prinsipnya, bancassurance merupakan sistem penjualan produk asuransi melalui saluran distribusi bank. Dengan demikian produk bancassurance merupakan produk kemitraan antara bank dengan perusahaan asuransi. Produk asuransi yang dipasarkan melalui bank adalah produk asuransi yang terkait dengan produk tabungan dan pinjaman. Baru pada tahun 2000-an bisnis bancassurance di Indonesia mulai semarak dan dijadikan alternatif distribusi yang menguntungkan bank, perusahaan asuransi maupun nasabah. Bank yang mengembangkan bisnis bancassurance sebagai unit bisnis sudah banyak di kalangan konvensional sedangkan di kalangan Syariah adalah diantaranya Bank Muamalat dengan Takaful. 7 “Spin Off Diharapkan Segera Terealisasi,” Republika, 20 Juli 2007, h. 24. Pada Mei 2005, BMI menandatangani MoU Memorandum of Understanding dengan Syarikat Takaful Indonesia tentang bancassurance. MoU tersebut untuk meningkatkan layanan bagi nasabah kedua lembaga keuangan Syariah termasuk dalam menawarkan dan memasarkan produk-produknya. Sebuah produk kolaborasi tersebut dari Takaful Indonesia dan Bank Muamalat yang memberikan perlindungan sepenuhnya melalui investasi murni Syariah adalah fulPROTEK yaitu asuransi berbasis kartu Card Based Insurance Protection . fulPROTEK merupakan asuransi berkartu yang dikelola secara Syariah dengan bagi hasil menguntungkan. fulPROTEK sebagai terobosan baru bancassurance menawarkan berbagai kelebihan meliputi kartu multiguna yang berfungsi sebagai kartu asuransi, ATM dan debit, serta kemudahan pembayaran premi melalui automatic debit dan phonebanking. Jadi asuransi Takaful dapat mengakses seluruh produk asuransi di BMI, seperti asuransi kesehatan karyawan, kerugian maupun pembiayaan perbankan. Dan sebaliknya, BMI dapat menyodorkan produknya seperti kartu Shar-E pada nasabah maupun karyawan asuransi Takaful. Dalam paparan tersebut diatas, penulis merasa tergugah untuk melihat kerjasama yang dilakukan, yang dituangkan dalam skripsi dengan judul: “MEKANISME KERJASAMA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk DENGAN PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DALAM PENGEMBANGAN fulPROTEK”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah