Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian

Skizofrenia adalah gangguan mental yang parah, membuat individu yang menderitanya menjadi tidak berdaya. Skizofrenia berupa sindrom yang heterogen, dimana diagnosisnya belum dapat ditegakkan memakai suatu uji laboratorium tertentu. Diagnosisnya ditegakkan berdasarkan sekumpulan simtom yang dinyatakan karakteristik untuk skizofrenia. Skizofrenia dimulai antara masa remaja menengah sampai dewasa muda, lebih sering mengenai laki-laki daripada perempuan, dan laki-laki bila menderita skizofrenia akan lebih parah daripada perempuan. 1,2 Skizofrenia merupakan gangguan yang bersifat kronik, dan karena permulaan serangan pada usia muda maka individu dengan skizofrenia menjadi beban keluarga dan memerlukan penanggulangan yang berlangsung lama, dalam usaha agar individu dapat mencapai kembali taraf yang dimilikinya sebelum sakit. 1,2 Karena skizofrenia dimulai lebih dini dalam kehidupan, menyebabkan gangguan signifikan dan yang berlangsung lama, membuat permintaan yang besar akan perawatan rumah sakit, dan memerlukan perawatan klinik yang terus menerus, rehabilitasi, dan pelayanan dukungan, maka biayanya di Amerika Serikat AS diperkirakan melebihi biaya dari semua jenis penyakit kanker. Pada tahun 1990, biaya langsung dan tidak langsung dari skizofrenia di perkirakan sebesar 33 milyar dolar AS. Fokus perawatan telah berubah secara drastis selama 50 tahun ini, dari perawatan berbasiskan rumah sakit jangka panjang menjadi perawatan akut rumah sakit dan pelayanan berbasiskan komunitas. Pada tahun 1955, hampir 500.000 tempat tidur di rumah sakit di AS di tempati oleh pasien penderita sakit mental, mayoritas pasien dengan diagnosis skizofrenia. Angka tersebut kini kurang dari 250.000 tempat tidur rumah sakit. 2 Adanya kemajuan bidang psikofarmakologi, pengobatan skizofrenia telah berkembang dari yang bersifat pengobatan neuroleptik klasikal ke golongan antipsikotik atipikal dan yang bersifat agonis parsial. Pengobatan dalam terapi antipsikotik menunjukkan adanya penurunan yang progresif dalam efek yang merugikan, meningkatkan efisiensi dan kemungkinan cara kerja yang baru, serta presentasi kesembuhan danatau perbaikan kemampuan fungsi sosial juga meningkat. 3 Obat antipsikotik yang digunakan sebagai terapi pada skizofrenia mempunyai sifat farmakologis yang bervariasi, namun seluruhnya berkapasitas sebagai antagonis pada reseptor dopamin post sinapsis di otak. Obat anti psikotik generasi pertama bersifat seperti neuroleptik karena persamaan efek samping neurologisnya. Generasi kedua atau yang terbaru dari antipsikotik lebih sedikit efek samping neurologisnya dan lebih bersifat sebagai antipsikotik atipikal. 1,2,4 Dari semua antagonis serotonin-dopamin, risperidon merupakan agen antipsikotik yang paling banyak diresepkan oleh psikiater di AS saat ini. 5,6 Berbagai penelitian menunjukkan bahwa risperidon efektif terhadap simtom positif, negatif dan afektif dari skizofrenia, serta dapat ditoleransi lebih baik dan berhubungan dengan insidens simtom ekstrapiramidal yang rendah. 7

I.2. Rumusan Masalah