18-Oct-2011

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b) Laporan laba-rugi, (c) Laporan perubahan ekuitas, (d) Laporan arus kas, dan (e) Catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan harus menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam catatan atas laporan keuangan. Informasi lain tetap diungkapkan untuk menghasilkan penyajian yang wajar walaupun pengungkapan tersebut tidak diharuskan oleh standar akuntansi (PSAK No.1, par. 10).

Di samping catatan atas laporan keuangan, perusahaan (manajemen) juga dianjurkan untuk memberikan “informasi tambahan”. Informasi tambahan yang dianjurkan meliputi (1) telaahan keuangan yang menjelaskan karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja perusahaan, (2) posisi keuangan perusahaan, (3) kondisi ketidakpastian, (4) laporan mengenai lingkungan hidup, dan (5) laporan nilai tambah (PSAK No.1, par. 08 dan 09).

Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan oleh manajemen kepada pihak luar perusahaan. Kualitas komunikasi yang dicapai akan tergantung dengan kualitas laporan keuangan. Untuk mendukung tercapainya


(2)

kualitas laporan keuangan yang baik, maka diperlukan adanya aturan (regulasi) yang dibuat oleh profesi dewan pembuat standar dan pemerintah.

Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 (IAI : 2009) adalah sebagai berikut:

a. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

b. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.

c. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

d. Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Untuk menghasilkan informasi yang relevan dan andal tidaklah mudah, terdapat beberapa kendala yang dihadapi. Salah satu kendala informasi yang relevan dan andal tersebut adalah tepat waktu (timeliness). Suatu informasi akan kehilangan relevansinya jika terdapat keterlambatan yang tidak semestinya dalam pelaporan.


(3)

2. Audit Delay

Audit delay didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang

diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Menurut Bimo (2007) “ audit delay sebagai rentang waktu penyelesaian laporan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan keuangan auditor independen atas audit laporan keuangan perusahaan sejak tanggal tutup buku perusahaan, yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen ”. Diungkap dalam penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), perbedaan waktu yang sering dinamai dengan audit delay adalah perbedaan antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan audited yang mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Semakin panjang audit delay menunjukkan bahwa auditor semakin lama menyelesaikan pekerjaan auditnya.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay

Beberapa faktor yang diperkirakan mempengaruhi audit delay telah dikaji dalam beberapa penelitian sebelumnya, yaitu ukuran perusahaan, kategori KAP, jenis industri, opini auditor, profitabilitas, solvabilitas, pelaporan laba/ rugi perusahaan, kategori perusahaan, kepemilikan perusahaan, umur perusahaan, internal auditor, lamanya emiten menjadi klien KAP. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini (pendapat) auditor dan ukuran KAP dengan alasan faktor-faktor


(4)

a. Ukuran Perusahaan

Terkait dengan ketepatwaktuan laporan keuangan tahunan, maka ukuran perusahaan juga berhubungan dengan ketepatwaktuan pelaporan keuangan. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi oleh kompleksitas operasional, variabilitas dan intensitas transaksi perusahaan tersebut yang tentunya akan berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyajikan laporan keuangan kepada publik.

Menurut Lestari (2010) dalam penelitiannya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay perusahaan go publik di BEJ tahun 2003-2005 menyatakan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini sejalan dengan Sejati (2007) dalam penelitiannya tentang faktor yang berpengaruh terhadap audit delay menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Menurut Ashton, dkk (1989) serta Owusu-Ansah (2000) dalam Lestari (2010), perusahaan besar melaporkan laporan keuangan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Sebaliknya, Boynton dan Kell (1996) dalam Lestari (2010) menyebutkan

audit delay akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang diaudit

semakin besar. Hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luas prosedur audit yang harus ditempuh. Namun logika yang mendasari hasil penelitian Ashton dapat dijelaskan oleh Dyer dan McHugh (1975) dalam Lestari (2007). Manajemen perusahaan berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh


(5)

investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung mengalami tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan audit lebih awal.

b. Profitabilitas

Menurut Brigham dan Houston (2001:89) profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Sedangkan Horne dan Wachowicz (2000:147) mengatakan rasio profitabilitas menghubungkan laba dengan penjualan dan laba dengan investasi yang secara bersama-sama keduanya menunjukkan efektifitas keseluruhan operasi perusahaan. Menurut Hanafi dan Halim (2000:83) rasio profitabilitas ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Ang (2000:18) mengatakan profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Maka tingkat profitabilitas rendah ditengarai berpengaruh terhadap audit

delay. Hal tersebut berkaitan dengan akibat yang dapat ditimbulkan pasar

terhadap pengumuman rugi oleh perusahaan.

Penelitian yang dilakukan Lestari (2010) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini sejalan dengan penelitian Sistya (2008) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi


(6)

Hal ini terjadi karena auditor dalam menghadapi perusahaan yang mengalami kerugian memiliki respon yang cenderung hati-hati dalam melakukan proses audit.

c. Solvabilitas

Solvabilitas sering juga disebut leverage ratio. Weston dan Copeland (1995) dalam Lestari (2010) menyatakan bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Dengan demikian solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tingginya rasio debt to equity mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan. Tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok maupun bunga. Resiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen cenderung menunda penyampaian laporan keuangan berisi berita buruk.

Pembahasan lebih lanjut dalam menganalisa peranan solvabilitas guna menjelaskan rentang waktu penyelesaian pelaporan keuangan ke publik, didasari oleh penemuan Jensen dan Meckling dalam Lestari (2010) yang menyatakan bahwa debt holders menghendaki syarat-syarat tertentu dalam perjanjian kontrak utang untuk membatasi aktivitas manajemen, yang salah satunya mengharuskan manajemen menyajikan laporan keuangan lebih cepat dan bersifat rutin untuk waktu tertentu. Hal ini dimaksudkan agar debt


(7)

dalam penelitiannya memperoleh hubungan yang signifikan antara solvabilitas dengan audit delay perusahaan. Semakin tinggi rasio utang terhadap total aktiva, semakin lama rentang waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian audit laporan keuangan tahunan.

d. Opini (pendapat) Auditor Independen

Ada lima tipe pokok laporan audit yang diterbitkan auditor (Mulyadi, 2002: 20) :

1) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.

Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor jika kondisi berikut ini terpenuhi :

a) Semua laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas terdapat dalam laporan keuangan. b) Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat

dipenuhi oleh auditor.

c) Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah melaksanakan perikatan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tiga standar pekerjaan lapangan.

d) Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.

e) Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit. 2) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas

(Unqualified Opinion with Explanatory Language).

Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau bahasa penjelas yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan keuangan auditan. Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf pendapat.

Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit baku adalah:

a) Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum. b) Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas.

c) Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan.


(8)

3) Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan.

Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan dalam keadaan : a) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan

terhadap lingkup audit.

b) Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.

4) Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan auditee tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

5) Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan audit yang berlingkup memadai untuk memungkinkan auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabila ia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien.

Wirakusuma (2004) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara opini auditor dengan audit delay. Perusahaan yang tidak menerima opini auditor wajar tanpa pengecualian akan menunjukkan audit delay lebih panjang dibanding perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian. Hal ini terjadi karena proses pemberian pendapat selain wajar tanpa pengecualian melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis lainnya dan perluasan lingkup audit. Selain itu, perusahaan yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian dianggap sebagai bad news sehingga penyampaian laporan keuangan audited akan diperlambat.


(9)

e. Ukuran KAP

Ukuran KAP dapat diketahui dari besarnya perusahaan audit yang melaksanakan pengauditan laporan keuangan tahunan, bersandar pada apakah Kantor Akuntan Publik (KAP) berafiliasi dengan the big four atau tidak. Carslaw dan Kapla (1991) dalam Lestari (2010) menyebutkan tidak adanya hubungan positif yang signifikan antara audit delay dan kualitas auditor, sementara Hossain dan Taylor (1998) dalam Sistya (2008) menunjukkan adanya korelasi positif antara kedua hal tersebut. Literatur yang ada memaparkan bahwa KAP besar, dalam hal ini the big four, cenderung lebih cepat menyelesaikan tugas audit yang mereka terima bila dibandingkan dengan non big four dikarenakan reputasi yang harus mereka jaga. Sekiranya tidak, ada kemungkinan mereka akan kehilangan pekerjaan pengauditan untuk tahun-tahun berikutnya sebab dinilai kurang kompeten.

Adapun kategori the big four di Indonesia yaitu:

1) KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte), bekerjasama dengan KAP Osman, Ramli, Satrio &Rekan.

2) KAP Ernest & Young (E & Y), bekerjasama dengan KAP Purwanto, Sarwoko, & Sanjadja

3) KAP Pricewaterhouse Coopers (PWC), bekerjasama dengan KAP Haryanto Sahari & Rekan.

4) KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), bekerjasama dengan KAP Sidharta-Sidharta & Widjaja.


(10)

B.Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti terdahulu yang dapat mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh Subekti dan Widiyanti (2004), Wirakusuma (2004), Wiwik (2006), Sejati (2007), Bimo (2007), Sistya (2008), M.G Venny. C.N dan Ubaidillah (2008) dan Lestari (2010). Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari para peneliti tersebut. Deskripsi Penelitian terdahulu tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian terdahulu

No Peneliti (Tahun)

Judul Variabel Teknik

Penelitian

Hasil

1 Subekti

dan Widiyanti (2004) Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay di Indonesia Independen: Profitabilitas, ukuran perusahaan, sektor industri, opini auditor, KAP The Big

Four Dependen: Audit delay Regresi Linear Berganda Kelima variabel independen Berpengaruh signifikan terhadap audit delay.

Ukuran perusahan, karakteristik industri dan opini audit berpengaruh terhadap

audit delay.

2 Wirakusu

ma (2004) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan Publik Independen: Jenis opini, solvabilitas, internal auditor, ukuran perusahaan, profitabilitas, reputasi auditor, jenis industri Dependen: Audit delay Regresi Linear Berganda

Jenis opini, solvabilitas, internal auditor, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap rentang waktu penyelesaian audit.


(11)

No 3 4 5 Peneliti (Tahun) Wiwik (2006) Sejati (2007) Bimo (2007) Judul Determinan Audit Delay Kajian Empiris Di BEJ

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Go Publik

di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-2005 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-2005 Variabel Independen: Ukuran perusahaan, jenis industri, lama emiten menjadi klien KAP, jenis opini auditor, laba/rugi, rasio hutang terhadap ekuitas dan reputasi auditor Dependen: Audit Delay Independen: Ukuran Perusahaan, Klasifikasi Industri, Laba rugi Perusahaan Dependen: Audit delay Independen: Ukuran perusahaan, Kompleksitas Operasi, Umur Perusahaan, Item-item Luar Biasa Dependen: Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Teknik Penelitian Regresi Linear Berganda Regresi Linear Berganda Regresi Logistik Hasil Ukuran perusahaan, jenis industri, lama emiten menjadi klien KAP, jenis opini auditor, laba/rugi, rasio hutang terhadap ekuitas dan reputasi auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Secara parsial ukuran perusahaan, jenis industri, reputasi auditor dan rasio hutang

terhadap ekuitas terbukti tidak berpengaruh signifikan

terhadap audit delay. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay, klasifikasi industri berpengaruh terhadap audit

delay, laba rugi perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Ukuran Perusahaan, Kompleksitas operasi, umur perusahaan dengan, ketepatan waktu pelaporan keuangan,

terdapat pengaruh yang signifikan antara profitabilitas, item luar biasa dengan ketepatan

waktu pelaporan keuangan.


(12)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Sumber: Data Diolah

No Peneliti (Tahun)

Judul Variabel Teknik

Penelitian Hasil 6 7 Sistya ( 2008) M.G Venny. C.

N dan Ubaidilla h (2008) Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness

Audit delay pada

perusahaan Manufaktur Studi Kasus: BAPEPAM Tahun 2005 Independen: Profitabilitas, Solvabilitas, Size Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik Dependen: Audit Delay Timeliness Independen: Opini Auditor, Tingkat Profitabilitas, Tingkat

Leverage dan Ukuran Dependen: Audit Delay Regresi Linear Berganda Regresi Linear Berganda

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Profitabilitas terhadap

Audit Delay. tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara solvabilitas terhadap

Audit Delay, tidak terdapat pengaruh antara internal auditor dengan

Audit Delay, terdapat

pengaruh yang signifikan antara size

Perusahaan terhadap

Audit Delay, terdapat

pengaruh yang siginifikan antara ukuran KAP dengan

Audit Delay.

Tingkat leverage dan opini auditor

berpengaruh terhadap

audit delay.

8 Lestari

(2010) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Independen: Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Kualitas Auditor, Opini Auditor Dependen: Audit Delay Regresi Linear Berganda Profitabilitas,

solvabilitas, dan kualitas auditor berpengaruh terhadap audit delay.


(13)

C.Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis (FE USU, Jurusan Akuntansi, 2004: 13). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah audit delay sedangkan variabel independennya adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini auditor dan ukuran KAP.

Dalam kaitannya dengan ukuran perusahaan, perusahaan berskala besar cenderung menyampaikan laporan tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan, karena perusahaan tersebut dimonitori secara ketat oleh investor, pegawai, kreditur dan pemerintah sehingga perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan yang lebih tinggi untuk melaporkan laporan audit yang lebih awal. Berdasarkan teori perusahaan yang melaporkan kerugian akan meminta auditor untuk mengatur waktu auditnya lebih lama dibandingkan biasanya. Sebaliknya jika perusahan melaporkan laba yang lebih tinggi maka perusahaan akan mempercepat auditnya sehingga kabar baik tersebut akan cepat disampaikan kepada pihak para investor dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan.

Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh laba. Perusahaan yang melaporkan laba yang lebih tinggi akan mempercepat auditnya sehingga kabar baik tersebut akan cepat disampaikan kepada pihak para


(14)

melaporkan kerugian mungkin akan meminta auditor untuk mengatur waktu auditnya lebih lama dibandingkan biasanya. Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu perusahaan dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA).

Solvabilitas dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesulitan keuangan perusahaan. Proporsi Solvabilitas, dalam hal ini diproxikan oleh DAR akan mempengaruhi likuiditas yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern) yang pada akhirnya memerlukan kecermatan yang lebih dalam ketika melakukan audit. Begitu pula dengan pendapat auditor yang diperoleh perusahaan. Audit delay akan lebih panjang jika perusahaan menerima pendapat audit qualified. Sebaliknya Audit delay akan lebih pendek jika perusahaan menerima pendapat audit unqualified. Fenomena ini terjadi karena proses pemberian pendapat qualified tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit atau staf teknis lainnya dan perluasan lingkup audit.

Ukuran KAP dapat mempengaruhi audit delay. Audit delay akan lebih pendek bagi perusahaan yang di audit oleh KAP yang tergolong besar seperti The

Big Four. Hal ini diasumsikan karena KAP yang besar memiliki karyawan dalam

jumlah yang besar, dapat mengaudit lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal lebih fleksibel sehingga memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu dan memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna mencapai reputasinya. Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:


(15)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2. Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2007:41), “Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat di uji secara empiris”. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha : Ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, pendapat auditor dan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay.

Profitabilitas (ROA) Ukuran Perusahaan

(Total Asset)

Solvabilitas (DAR) Pendapat

Auditor Ukuran KAP

Audit Delay


(16)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT

DELAY PADA PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

MELISSA YOLANDA LUMBANTOBING 090522059

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(17)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisa

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya

saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juli 2011

Yang membuat pernyataan,

Melissa Yolanda Lumbantobing NIM: 090522059


(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu, guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, serta doa dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi serta Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji I dan Ibu Dra. Salbiah, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji II atas saran-sarannya.

5. Kedua orang tua penulis, Papa dr. J. Lumbantobing, SpOG dan Mama T. Malau, BA yang telah banyak memberikan kasih sayang, doa, dukungan,


(19)

didikan, dan semangat yang sangat berarti. Semoga penulis dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Medan, Juli 2011

Melissa Yolanda Lumbantobing NIM: 090522059


(20)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan (total asset), variabel return on asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), pendapat auditor dan ukuran KAP baik secara simultan maupun parsial terhadap audit delay pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (total asset) variabel return on asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), pendapat auditor dan ukuran KAP dan variabel dependennya audit delay.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010 dengan jumlah anggota populasi sebanyak 37 perusahaan. Teknik pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling diperoleh 22 perusahaan sampel dengan 66 unit analisis pengamatan (22 x 3 tahun amatan). Analisis data dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik dan uji hipotesis menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial dan simultan diperoleh kesimpulan bahwa ukuran perusahaan, ROA, DAR, pendapat auditor dan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

Kata kunci: ukuran perusahaan, return on asset, debt to asset ratio, pendapat auditor dan ukuran KAP


(21)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of company size (total asset) variable return on assets (ROA), debt to asset ratio (DAR), auditor opinion and firm size, both simultaneously and partially on an audit of audit delay in the delay of the consumer goods companies listed on Bursa Securities Indonesia. Independent variables in this study is the firm (SIZE) variable return on assets (ROA), debt to asset ratio (DAR), auditor opinion and the size of the KAP and the dependent variable is the audit delay.

The population in this study were consumer goods companies listed on the Stock Exchange in 2008-2010 with the total population as many as 37 companies. The sampling technique is purposive sampling technique which obtained 22 companies samples with 66 observations (22 x 3 observed year). The data analysis in this study is to test the classical assumption and the hypothesis test that used multiple linear regression analysis.

Based on the results of simultaneous and partial tests can be concluded that company size, ROA, DAR, auditor opinion and firm size does not significantly influence audit delay in the consumer goods company listed on the IDX.

Keywords: company size, return on assets, debt to asset ratio, firm size and auditor opinion


(22)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i KATA PENGANTAR ... ii ABSTRAK ... iv ABSTRACT ... v DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1 B. Perumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis ... 7 1.Laporan Keuangan ... 7 2. Audit Delay ... 9 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay ... 9 a. Ukuran Perusahaan ... 10


(23)

b. Profitabilitas ... 11 c. Solvabilitas ... 12 d. Opini (pendapat) Auditor Independen ... 13 e. Ukuran KAP ... 15 B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16 C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 19 1. Kerangka Konseptual ... 19 2. Hipotesis Penelitian ... 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 22 B. Jenis dan Sumber Data ... 22 C. Populasi dan Sampel ... 23 D. Metode Pengumpulan Data ... 24 E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 24 1. Definisi Operasional Variabel ... 24 2. Pengukuran Variabel ... 26 F. Metode Analisis Data ... 27 1. Analisis Statistik Deskriptif ... 27 2. Uji Asumsi Klasik... 27 3. Pengujian Hipotesis ... 30 4. Koefisien Determinasi ... 31


(24)

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Objek Penelitian ... 32 B. Statistik Deskriptif ... 33 C. Pengujian Asumsi Klasik ... 35 1. Hasil Uji Normalitas ... 35 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 38 3. Hasil Uji Autokorelasi ... 40 4. Hasil Uji Multikolinearitas ... 41 D. Hasil Pengujian Hipotesis ... 42 1. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 42 2. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 43 3. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 44 E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 49 B. Keterbatasan ... 50 C. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52 LAMPIRAN ... 54


(25)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Emiten Yang Terlambat Menyampaikan

Laporan Keuangan Audited ... 2 Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu...16 Tabel 3.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 26 Tabel 4.1 Proses Seleksi Objek penelitian... 33 Tabel 4.2 Statitstik Deskriptif ... 33 Tabel 4.3 One–Sample Kolmogorov–Smirnov Test ... 37

Tabel 4.4 Uji Glejser...39 Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 40 Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ... 41 Tabel 4.7 Adjusted R2 ... 42 Tabel 4.8 Hasil Uji F ... 43 Tabel 4.9 Hasil Uji t ... 45


(26)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 21 Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 36 Gambar 4.2 Grafik P-P Plot ... 36 Gambar 4.3 Grafik scatterplot ... 39


(27)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Daftar Perusahaan Populasi dan Sampel ... 54 Lampiran ii Sampel Penelitian ... 56 Lampiran iii Variabel Penelitian ... 57 Lampiran iv Statistik Deskriptif ... 63 Lampiran v Uji Normalitas ... 63 Lampiran vi Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 65 Lampiran vii Hasil Uji Autokorelasi ... 66 Lampiran viii Hasil Uji Multikolinearitas ... 66 Lampiran ix Uji Koefisien Determinasi ... 67 Lampiran x Uji Simultan ... 67 Lampiran xi Uji Parsial ... 67


(28)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan (total asset), variabel return on asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), pendapat auditor dan ukuran KAP baik secara simultan maupun parsial terhadap audit delay pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (total asset) variabel return on asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), pendapat auditor dan ukuran KAP dan variabel dependennya audit delay.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010 dengan jumlah anggota populasi sebanyak 37 perusahaan. Teknik pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling diperoleh 22 perusahaan sampel dengan 66 unit analisis pengamatan (22 x 3 tahun amatan). Analisis data dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik dan uji hipotesis menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial dan simultan diperoleh kesimpulan bahwa ukuran perusahaan, ROA, DAR, pendapat auditor dan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

Kata kunci: ukuran perusahaan, return on asset, debt to asset ratio, pendapat auditor dan ukuran KAP


(29)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of company size (total asset) variable return on assets (ROA), debt to asset ratio (DAR), auditor opinion and firm size, both simultaneously and partially on an audit of audit delay in the delay of the consumer goods companies listed on Bursa Securities Indonesia. Independent variables in this study is the firm (SIZE) variable return on assets (ROA), debt to asset ratio (DAR), auditor opinion and the size of the KAP and the dependent variable is the audit delay.

The population in this study were consumer goods companies listed on the Stock Exchange in 2008-2010 with the total population as many as 37 companies. The sampling technique is purposive sampling technique which obtained 22 companies samples with 66 observations (22 x 3 observed year). The data analysis in this study is to test the classical assumption and the hypothesis test that used multiple linear regression analysis.

Based on the results of simultaneous and partial tests can be concluded that company size, ROA, DAR, auditor opinion and firm size does not significantly influence audit delay in the consumer goods company listed on the IDX.

Keywords: company size, return on assets, debt to asset ratio, firm size and auditor opinion


(30)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan perusahaan go public di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab yang besar. Adanya tanggung jawab yang besar ini memacu auditor untuk bekerja lebih profesional.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat Bapepam-Lk) adalah sebuah lembaga di bawah Kementrian Keuangan Republik Indonesia yang bertugas membina, mengatur dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang lembaga keuangan. Salah satu aturan yang ditetapkan oleh Bapepam-LK yang tercantum dalam keputusan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan nomor: KEP-06/ BL/ 2006 tentang kewajiban laporan berkala pada perusahaan efek yaitu kewajiban penyampaian Laporan Keuangan Tahunan yang disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam dan LK selambat-lambatnya akhir bulan ke-3 (ketiga) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

Suatu laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat dibandingkan. Rentang waktu penerbitan laporan


(31)

keuangan merupakan kendala atas relevansi dan kendala suatu informasi pada laporan keuangan. Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan paragraf 43 dalam standar akuntansi keuangan per 1 Juli 2009 menyatakan jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam laporan maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Ditegaskan juga dalam PSAK No.1 Paragraf 38 bahwa manfaat laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya.

Pentingnya mengkaji mengenai rentang waktu dan keterlambatan penerbitan laporan keuangan audited telah menjadi fenomena yang cukup menarik untuk diamati dan diteliti. Tabel 1.1 menyajikan fakta keterlambatan penyampaian laporan keuangan emiten tahun 2001-2010 ke Bapepam-LK.

Tabel 1.1

Jumlah Emiten Yang Terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan Audited

Tahun Jumlah Emiten

2001 64

2002 86

2003 81

2004 67

2005 160

2006 170

2007 183

2008 55

2009 50

2010 111

Sumber:http://www.okezone.com/ Bapepam denda 111 emiten

Pada tahun 2011 Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan telah menjatuhi sanksi denda terhadap 50 emiten total senilai Rp1,029 miliar di dua bulan pertama 2011. Para emiten dan perusahaan publik itu dikenakan sanksi


(32)

laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan, serta laporan hasil pemeringkat efek. Ke-50 emiten tersebut mendapat sanksi denda dari Rp 3 juta hingga Rp 94 juta. Denda diberikan kepada emiten dan perusahaan publik yang paling banyak telat melaporkan laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan tengah tahunan.

Laporan keuangan harus disampaikan tepat pada waktunya sehingga nilai dari informasi keuangan tidak berkurang dan dapat berguna bagi penggunanya. Keterlambatan laporan keuangan akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal karena laporan keuangan auditan memuat informasi tentang laba yang dihasilkan perusahaan yang digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan, dalam hal ini adalah harga sahamnya.

Lamanya waktu (jumlah hari) dari tanggal tutup buku sampai dengan penerbitan laporan audit atas laporan keuangan perusahaan disebut audit delay. Dalam standar audit dinyatakan pada umumnya tanggal selesainya pekerjaan lapangan harus digunakan sebagai tanggal laporan auditor independen. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay menurut penelitian terdahulu seperti yang dilakukan Wirakusuma (2004), Subekti dan Widiyanti(2004), Wiwik Utami (2006), Sejati ( 2007), Bimo (2007), Sistya (2008), M.G Venny. C. N dan Ubaidillah (2008), dan Lestari (2010) adalah ukuran perusahaan, kategori KAP, jenis industri, opini auditor, profitabilitas, solvabilitas, pelaporan laba/ rugi perusahaan, kategori perusahaan, kepemilikan perusahaan, umur perusahaan, internal auditor, lamanya emiten menjadi klien KAP.


(33)

Penelitian mereka secara simultan memberikan bukti empiris bahwa faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap audit delay, namun pengujian secara parsial untuk masing-masing faktor tersebut memberikan hasil yang berbeda. Mengacu pada teori dan penelitian sebelumnya maka faktor-faktor yang mempengaruhi

audit delay yang akan diteliti diantaranya adalah ukuran perusahaan,

profitabilitas, solvabilitas, opini (pendapat) auditor dan ukuran KAP.

Dalam kaitannya dengan ukuran perusahaan, perusahaan berskala besar cenderung menyampaikan laporan tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan, karena perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pegawai, kreditur dan pemerintah sehingga perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan yang lebih tinggi untuk melaporkan laporan keuangan audited yang lebih awal.

Berdasarkan teori perusahaan yang melaporkan kerugian akan meminta auditor untuk mengatur waktu auditnya lebih lama dibandingkan biasanya. Sebaliknya jika perusahan melaporkan laba yang lebih tinggi maka perusahaan akan mempercepat auditnya sehingga kabar baik tersebut akan cepat disampaikan kepada pihak para investor dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan.

Solvabilitas dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesulitan keuangan perusahaan. Proporsi solvabilitas ini akan mempengaruhi likuiditas yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern) yang pada akhirnya memerlukan kecermatan yang lebih dalam ketika melakukan audit. Begitu pula dengan opini auditor yang diperoleh perusahaan. Audit delay akan


(34)

keuangannya. Fenomena ini terjadi karena proses pemberian pendapat qualified tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit atau staf teknis lainnya dan perluasan lingkup audit.

Ukuran KAP (Kantor Akuntan Publik) dapat mempengaruhi audit delay.

Audit delay akan lebih pendek bagi perusahaan yang diaudit oleh KAP yang

tergolong besar seperti The Big Four. Hal ini diasumsikan karena KAP yang besar memiliki karyawan dalam jumlah yang besar, dapat mengaudit lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal audit lebih fleksibel sehingga memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu dan memiliki dorongan lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna meningkatkan reputasinya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini auditor dan ukuran KAP mempengaruhi audit delay pada perusahaan barang konsumsi dan menuangkannya dalam bentuk skripsi berjudul: “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Peneliti memilih

perusahaan barang konsumsi dikarenakan sektor konsumsi merupakan salah satu sektor yang berkembang sangat pesat dan memiliki jumlah perusahaan dan pelanggan yang banyak di Indonesia.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas,


(35)

opini (pendapat ) auditor dan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini (pendapat) auditor dan ukuran KAP terhadap

audit delay pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi akademisi

Memberi deskripsi tentang faktor-faktor terkini yang mempengaruhi audit

delay di Indonesia, dan bukti empiris tersebut dapat dijadikan tambahan

wawasan dalam penelitian berikutnya. 2. Bagi auditor / praktisi

Membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay sehingga dapat mengoptimalkan kinerja yang berimbas pada ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian dapat dijadikan pedoman dalam melakukan pekerjaan audit sehingga mempersingkat rentang waktu audit; meningkatkan efisiensi dan efektivitas dengan mencermati faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

B.Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam bentuk skala numerik (Kuncoro, 2003; 124) dan merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, yang berupa catatan maupun laporan historis yang telah tersimpan dalam arsip, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan selama periode 2008 sampai dengan 2010. Data penelitian didapatkan dari situs Bursa Efek Indonesia,


(37)

C.Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2004:72). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah anggota populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 37 perusahaan. Populasi penelitian ini dapat dilihat pada lampiran i. Menurut Erlina dan Mulyani (2007: 74), “sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004:79), “Purposive

sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.”

Adapun kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010.

2. Tidak delisting pada tahun tersebut. 3. Tidak berlaba negatif.

4. Melaporkan laporan keuangan yang telah diaudit pada periode tahun 2008-2010.

Sampel perusahaan yang memenuhi kriteria sebanyak 22 perusahaan sampel tercantum pada lampiran ii. Dengan menggunakan metode penggabungan data (pooling) selama 3 tahun berturut-turut, maka jumlah data yang diamati dalam


(38)

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Studi literatur, yaitu mengumpulkan data tinjauan teoritis dengan membaca buku teks, jurnal-jurnal, dan literatur-literatur yang berkaitan dengan judul penelitian ini.

2. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan mendownload laporan keuangan auditan perusahaan barang konsumsi yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id.

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Defenisi Operasional Variabel

a. Variabel Dependen

Variabel Dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini adalah audit delay yaitu lama waktu penyelesaian audit diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga diterbitkannya laporan keuangan.

b. Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini auditor, dan ukuran KAP.

1) Ukuran Perusahaan (Total Asset)

Ukuran perusahaan (Total asset) yang mengacu pada Wirakusuma (2004) serta Subekti dan Widiyanti (2004), Wirakusuma (2004),


(39)

Venny (2008) dalam Lestari (2010). dapat dinyatakan dalam total asset yang dimiliki perusahaan.

2) Profitabilitas (ROA)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio laba terhadap aktiva perusahaan ( return on asset/ ROA). Dimana ROA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

ROA= Laba Bersih Setelah Pajak x100% Total Aktiva

3) Solvabilitas (DAR)

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya. Rasio Solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio hutang terhadap total aset perusahaan (debt to asset ratio/ DAR). Dimana DAR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

DAR= Total Hutang x100% Total Aktiva

4) Pendapat Auditor

Penelitian ini menggunakan dua klasifikasi pendapat auditor, yaitu wajar tanpa pengecualian (nilai dummy 1) dan selain wajar tanpa pengecualian (nilai dummy 0).

5) Ukuran KAP


(40)

dummy 1).

2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dependen yaitu audit delay dinyatakan dari lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Pengukuran variabel independen yaitu ukuran perusahaan diukur berdasarkan besarnya aset yang dimiliki perusahaan, profitabilitas diukur dengan menggunakan ROA, solvabilitas diukur dengan menggunakan DAR, ukuran KAP diklasifikasikan menjadi dua yaitu KAP The

Big Four diberi kode 1 dan lainnya diberi kode 0, pendapat auditor

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu untuk jenis pendapat qualified opinion diberi kode dummy 1 dan pendapat unqualified opinion diberi kode dummy 0.

Tabel 3.1 menyajikan rangkuman definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini.

Tabel. 3.1

Definisi Operasional dan pengukuran Variabel

Variabel yang diukur Indikator Skala

Variabel Terikat

Audit Delay Selisih tanggal penutupan tahun buku sampai tanggal laporan keuangan auditan

Rasio

Variabel Bebas

Ukuran Perusahaan Total asset Rasio

Profitabilitas Net income to total assets Rasio Solvabilitas Total debt to total assets Rasio Ukuran KAP Terkategori berafiliasi dengan

the big four/ non big four

Dummy Pendapat Auditor Pernyataan pendapat auditor Dummy


(41)

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini dengan bantuan program SPSS untuk melakukan uji dan analisis sebagai berikut :

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif didefinisikan merupakan suatu metode dalam mengorganisis dan menganalisis data kuantitatif, sehingga diperoleh gambaran yang teratur mengenai suatu kegiatan. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara lain: frekuensi, tendensi sentral (mean, median dan modus), dispersi (standar deviasi dan varian) dan koefisien korelasi antara variabel penelitian. Ukuran yang digunakan dalam statistik deskriptif tergantung pada tipe skala pengukuran construct yang digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2005).

2. Uji Asumsi Klasik

Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Adapun masing-masing pengujian tersebut dijabarkan berikut ini :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat


(42)

mendekati distribusi normal. Namun demikian dengan hanya melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk sampel yang kecil jumlahnya. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probality plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2005 : 110).

b. Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi adalah dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90) maka hal ini mengindikasikan adanya multikolinieritas (Ghozali, 2001 : 57).

Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance

inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas

manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF di atas 10 (Ghozali, 2001 : 91).


(43)

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2005 : 105), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatter plot.

Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat diketahui dengan melakuka uji gletser. Jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2001 : 69).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2005: 95). Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Waston (DW test).


(44)

3. Pengujian Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Adapun rumus model dari regresi linier berganda (multiple linier

regresion) adalah sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e Dimana :

Y = Audit Delay

X1 = Ukuran Perusahaan (Total Asset)

X2 = Profitabilitas (ROA)

X3 = Solvabilitas (DAR)

X4 = Pendapat Auditor

X5 = Ukuran KAP

a = Konstanta

b1,b2, b3,b4, b5 = Koefisien regresi dari setiap variabel independen

e = Faktor error

Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan cara uji F dan uji T berikut ini:

a. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan


(45)

adalah sebesar 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Variabel independen dikatakan

berpengaruh simultan terhadap variabel dependen apabila tingkat probabilitas (α)

lebih kecil dari 0,05. b. Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%, dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Variabel independen dikatakan berpengaruh parsial terhadap variabel

dependen apabila tingkat probabilitas (α) masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen lebih kecil dari 0,05.

4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005 : 169).


(46)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A.Deksripsi Objek Penelitian

Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah semua perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 sampai 2010. Sektor konsumsi dipilih karena sektor ini merupakan salah satu sektor yang memiliki pelanggan dan jumlah perusahaan yang listing banyak dibandingkan dengan sektor usaha lain. Selain itu, sektor ini merupakan sektor dengan cakupan stakeholder paling luas, meliputi investor, kreditor, pemerintah, dan lingkungan sosial. Penelitian ini berfokus pada sektor barang konsumsi dikarenakan untuk menghindari adanya industrial effect yaitu risiko industri yang berbeda antara suatu sektor industri yang satu dengan yang lain.

Objek penelitian dipilih dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Objek penelitian dipilih bagi perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010, tidak delisting pada periode pengamatan, tidak pernah rugi dan melaporkan laporan keuangan yang telah diaudit selama periode 2008-2010. Berdasarkan metode purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 22 dari 37 anggota populasi dengan 66 unit analisis pengamatan perusahaan barang konsumsi yang proses pemilikan sampelnya tercantum pada tabel 4.1.


(47)

Tabel 4.1

Proses Seleksi objek penelitian

Keterangan Jumlah data

Terdaftar di BEI tahun 2008-2010 37

Tidak delisting pada periode 2008-2010 30

Tidak Berlaba negatif 27

Melaporkan laporan keuangan di BEI 32

Jumlah sampel terpilih 22

Sumber: lampiran i & ii B. Statistik Deskriptif

Perhitungan statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik dari sampel penelitian yang digunakan atau dianalisis lebih lanjut. Perhitungan yang dilakukan meliputi jumlah sampel, standar deviasi nilai minimum dan nilai maksimum. Pengolahan data dengan mengunakan program SPSS. Hasil statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation UKURAN_PERUSAHAN 66 98655 42885629 3996904 8909465

ROA 66 .59 47.91 12.53 11.32

DAR 66 10 96 42.42 21.584

PENDAPAT_AUDITOR 66 0 1 .94 .240

UKURAN_KAP 66 0 1 .58 .498

AUDIT_DELAY 66 88 123 104.67 12.559 Valid N (listwise) 66

Sumber: lampiran iv

Dari hasil analisis deskriptif di atas menunjukkan variabel penelitian ukuran perusahaan memiliki rata-rata total asset sebesar Rp 3.996.904 (juta) dengan nilai minimum sebesar Rp 98.655 (juta) dan maksimum sebesar Rp 42.885.629


(48)

peningkatan rata-rata variabel ini paling tinggi sebesar 8.909.465 sedangkan penurunan rata-rata paling rendah sebesar 8.909.465.

Variabel ROA selama periode penelitian memiliki nilai rata-rata sebesar 12.53% dengan nilai minimum sebesar 0.59% dengan nilai maksimum sebesar 47.91%. Deviasi standar untuk variabel ini sebesar 11.32, hal ini berarti bahwa peningkatan rata-rata variabel ini paling tinggi sebesar 11.32 sedangkan penurunan rata-rata paling rendah sebesar 11.32.

Variabel Pendapat auditor memiliki rata-rata sebesar 0.94 dengan nilai mínimum sebesar 0.00 dan maksimum sebesar 1.00 kerena merupakan variabel

dummy. Deviasi standar untuk variabel ini sebesar 0.240, hal ini berarti bahwa

peningkatan rata-rata variabel ini paling tinggi sebesar 0.240 sedangkan penurunan rata-rata paling rendah sebesar 0.240.

Variabel ukuran KAP memiliki rata-rata sebesar 0.58 dengan nilai mínimum sebesar 0.00 dan maksimum sebesar 1.00 kerena merupakan variabel dummy. Deviasi standar untuk variabel ini sebesar 0.498, hal ini berarti bahwa peningkatan rata-rata variabel ini paling tinggi sebesar 0.498 sedangkan penurunan rata-rata paling rendah sebesar 0.498.

Variabel audit delay memiliki rata-rata sebesar 104.67 hari dengan nilai mínimum sebesar 88 dan maksimum sebesar 123. Deviasi standar untuk variabel ini sebesar 12.559, hal ini berarti bahwa peningkatan rata-rata variabel ini paling tinggi sebesar 12.559 sedangkan penurunan rata-rata paling rendah sebesar 12.559.


(49)

C. Pengujian Asumsi Klasik

Analisis dilakukan dengan metode analisa regresi berganda. Sebelum dilakukan uji hipotesis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam penelitian sudah normal, serta bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskesdastisitas serta autokorelasi. Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal,

non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak

memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna,

non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling

korelasi, homoskedasitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau sama.

1. Hasil Uji Normalitas

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Adapun uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis grafik dan statistik.

a. Analisis Grafik

Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak melenceng ke


(50)

kiri atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis diagonal. Berikut hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik.

Gambar 4.1 Uji Normalitas Sumber: Lampiran v

Gambar 4.2 Uji Normalitas Sumber: Lampiran v

Dengan melihat tampilan grafik histogram pada gambar 4.1, dapat dilihat bahwa gambarnya telah berbentuk lonceng dan tidak condong ke kiri dan ke


(51)

kanan menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Grafik P-P Plot pada gambar 4.2, terlihat titik-titik menyebar di sepanjang garis diagonal. Grafik tersebut menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal.

b. Uji Statistik

Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat menyesatkan kalau tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji

Kolmogorov-Smirnov (1 sample KS) dengan melihat data residualnya apakah

berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 64

Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation .11838273 Most Extreme Differences Absolute .180

Positive .180 Negative -.156

Kolmogorov-Smirnov Z 1.441

Asymp. Sig. (2-tailed) .051

a. Test distribution is Normal. Sumber: Lampiran v


(52)

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menujukkan probabilitas (Asymp) = 0.51. Dengan demikian, data pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis karena 0.51 > 0,05.

2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Ghozali (2005:105) Uji Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedasitas. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crosssection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar)”.

Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji grafik dengan melihat grafik scatterplot yaitu dengan cara melihat titik-titik penyebaran pada grafik dan uji gletser, dengan cara meregres seluruh variabel independen dengan nilai absolute residual sebagai variabel dependennya. Perumusan hipotesis adalah

H0 : tidak ada heteroskedastisitas, Ha : ada heteroskedastisitas.


(53)

Jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima (ada heteroskedastisitas) dan jika signifikan > 0,05 maka H0 diterima (tidak ada heteroskedastisitas).

Gambar 4.3

Uji Heteroskedastisitas (scatterplot) Sumber: Lampiran vi

Pada gambar 4.3 tentang grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuh pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.4 Uji glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .055 .063 .881 .382 TOTAL_ASSET .005 .004 .182 1.318 .193 LN_ROA -.001 .006 -.026 -.172 .864 LN_DAR -.008 .010 -.117 -.807 .423 UKURAN_KAP -.007 .012 -.087 -.585 .561 OPINI_AUDITOR .021 .022 .127 .949 .347 a. Dependent Variable: Absut


(54)

Dari tabel 4.4 diatas kita dapat melihat bahwa nilai signifikansi untuk variabel untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05. Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas karena variabel independennya memiliki signifikan lebih besar dari 0,05.

3. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Mengacu kepada pendapat Sunyoto (2009:91), Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

a. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

b. angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, c. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson 1 .210a .044 .035 12.779 1.262 a. Predictors: (Constant), PENDAPAT _AUDITOR, TOTAL_ASSET, LN_ROA, LN_DAR, UKURAN_KAP

b. Dependent Variable: LN_AUDIT_DELAY Sumber: Lampiran vii

Tabel 4.5 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.262 Angka ini terletak di antara -2 sampai +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa


(55)

4. Uji Multikolinieritas

Pengujian bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel – variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation Factor) dan toleransi. Menurut Ghozali (2005:91) untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari: nilai

tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai

tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena

VIF=1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.01 atau sama dengan VIF>10.

Tabel 4.6 Uji Multikolineritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 4.557 .192 23.730 .000

TOTAL_ASSET -.001 .012 -.012 -.089 .930 .849 1.177 LN_ROA .021 .020 .166 1.080 .285 .701 1.426 LN_DAR .011 .032 .052 .358 .722 .771 1.296 UKURAN_KAP -.051 .036 -.212 -1.419 .161 .741 1.349 PENDAPAT_AUDITO


(56)

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki

tolerance value lebih kecil dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil uji ini maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas.

D. Pengujian Hipotesis

1. Uji Koefisien Determinasi

Nilai yang digunakan untuk melihat uji koefisien determinasi yang adalah nilai Adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal ini

adjusted R2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel ukuran perusahaan (Total Asset) variabel return on asset (ROA), debt to asset

ratio (DAR), pendapat auditor dan ukuran KAP terhadap audit delay.

“Adjusted R2 dianggap lebih baik dari R2 karena nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model”(Ghozali, 2005). Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 Adjusted R Square Adjusted

R2Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .210a .044 .035 12.779

a. Predictors: (Constant), PENDAPAT_AUDITOR, TOTAL_ASSET, LN_ROA, LN_DAR, UKURAN_KAP


(57)

Besarnya Adjusted R2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program SPSS diperoleh sebesar 0.035. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh varibel ukuran perusahaan (Total Asset) variabel return on

asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), pendapat auditor dan ukuran KAP

terhadap audit delay adalah sebesar 3.5%. Sedangkan sisanya sebesar 96,5% adalah dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Siginifikansi model regresi secara simultan diuji dengan melihat perbandingan antara F-tabel dan F-hitung. Selain itu akan diihat nilai signifikansi (sig), dimana jika nilai probabilitas (P-value) dibawah 0,05 mavariabel independen dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji hubungan regresi antar variabel dependen dengan seperangkat variabel independen. Hasil uji simultan dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .038 5 .008 .501 .774a

Residual .883 58 .015 Total .921 63

a. Predictors: (Constant), PENDAPAT_AUDITOR, TOTAL_ASSET, LN_ROA, LN_DAR, UKURAN_KAP

b. Dependent Variable: LN_AUDIT_DELAY

Sumber: Lampiran x


(58)

terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel ukuran perusahaan (Total Asset), return on asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), pendapat auditor dan ukuran KAP terhadap audit delay pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

3. Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu). Dalam uji t digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0:b1,b2,b3, b4,... =0, artinya variabel ukuran perusahaan (Total Asset), return on

asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), pendapat auditor dan

ukuran KAP terhadap audit delay secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ha : b1,b2,b3, b4,.. = 0, artinya variabel ukuran perusahaan (Total Asset), return on

asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), pendapat auditor dan

ukuran KAP terhadap audit delay secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Uji t ini dilakukan dengan membandingkan nilai p-value dari t dengan α = 5%. Kesimpulan yang dapat diambil dari uji t ini adalah:


(59)

a. bila nilai P value dari t masing-masing variabel independen ≥ α = 5%, maka Ho: bi = 0 diterima dan Ha: bi ≠ 0 ditolak, artinya secara individual

variabel independen Xi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. sebaliknya bila P value dari t masing-masing variabel independen < α maka Ho: bi = 0 ditolak dan Ha: bi ≠ 0 diterima, artinya secara individual

masing - masing variabel independen Xi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.9 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.557 .192 23.730 .000 TOTAL_ASSET -.001 .012 -.012 -.089 .930 ROA .021 .020 .166 1.080 .285 DAR -.011 .032 .052 .358 .722 UKURAN_KAP -.051 .036 -.212 -1.419 .161 PENDAPAT_AUDITOR .043 .067 .086 .638 .526 a. Dependent Variable: LN_AUDIT_DELAY

Sumber: Lampiran xi

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.9 diatas dapat diambil kesimpulan bahwa variabel ukuran perusahaan (Total Asset) tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas ukuran perusahaan (Total Asset) = 0.930 (>0.05). Variabel return on asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas return on asset (ROA)= 0.285 (>0.05). Variabel debt to asset ratio


(60)

dari nilai probabilitas debt to asset ratio (DAR) = 0.722 (>0.05). Variabel ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas ukuran KAP = 0.161 (>0.05). Variabel pendapat auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas pendapat auditor = 0.526 (>0.05). Rumus persamaan model regresi pada tabel 4.9 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Audit Delay = 4557 - 0.001 TOTAL ASSET + 0.021 ROA - 0.011 DAR + 0.043

PENDAPAT AUDITOR - 0.051 UKURAN KAP

Keterangan:

a. Koefisien konstanta berdasarkan hasil regresi adalah 4.557 dengan nilai positif, ini dapat diartikan bahwa audit delay akan bernilai 4.557 tanpa melihat faktor ukuran perusahaan (Total Asset) variabel return

on asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), pendapat auditor dan

ukuran KAP,

b. Koefisien regresi 0.001 Total Asset menyatakan bahwa kenaikan nilai ukuran perusahaan (Total Asset), maka akan menambah nilai

audit delay sebesar 0.001,

c. Koefisien regresi 0.021 ROA menyatakan bahwa kenaikan nilai ROA, maka akan mengurangi nilai audit delay sebesar 0.021,

d. Koefisien regresi 0.011 DAR menyatakan bahwa kenaikan nilai DAR, maka akan menambah nilai audit delay sebesar 0.011,


(61)

e. Koefisien regresi 0.043 pendapat auditor menyatakan bahwa peningkatan nilai pendapat auditor maka akan mengurangi nilai audit delay sebesar 0.043.

f. Koefisien regresi 0.051 ukuran KAP menyatakan bahwa kenaikan ukuran KAP, maka akan mengurani nilai audit delay sebesar 0.051.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan (Total Asset) variabel return on asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), pendapat auditor dan ukuran KAP baik secara simultan maupun parsial terhadap audit delay pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel ukuran perusahaan (Total Asset), return on asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), pendapat auditor dan ukuran KAP dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010 dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak 37 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 22 perusahaan sampel dengan 66 unit analisis pengamatan. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolineritas) dan uji hipotesis (uji simultan, uji parsial dan uji koefisien


(62)

Besarnya AdjustedR2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sebesar 0.035. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel ukuran perusahaan (Total Asset), return on asset (ROA), debt to asset

ratio (DAR), pendapat auditor dan ukuran KAP terhadap audit delay adalah

sebesar 3.5%. Sedangkan sisanya sebesar 96,5% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa variabel ukuran perusahaan (Total Asset), return on

asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), pendapat auditor dan ukuran KAP tidak

berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh kesimpulan bahwa ukuran perusahaan (Total Asset) tidak berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sejati (2007) dan Bimo (2007). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), Wirakusuma (2004), Wiwik (2006) dan Sistya (2008). Return on asset tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sistya (2008) dan Bimo (2007). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Lestari (2010). Debt to asset ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sistya (2008). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Wirakusuma (2004) dan Lestari (2010). Pendapat Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Subekti dan Widiyanti (2004) dan MG. Venny. C dan Ubaidillah (2008). Ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Sistya (2008).


(63)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan pada Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara simultan dan parsial ukuran perusahaan (total asset) variabel return

on asset (ROA), debt to asset ratio (DAR), pendapat auditor dan ukuran

KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI,

2. Ukuran perusahaan (total asset) tidak berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sejati (2007) dan Bimo (2007). Tetapi tidak sejalan dengan hasil penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), Wirakusuma (2004), Wiwik (2006) dan Sistya (2008),

3. Return on asset tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sistya (2008) dan Bimo (2007). Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Lestari (2010), 4. Debt to asset ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sistya (2008). Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Wirakusuma (2004) dan Lestari (2010),


(64)

5. Pendapat auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Subekti dan Widiyanti (2004) dan MG. Venny. C dan Ubaidillah (2008),

6. Ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Sistya (2008) yang menyatakan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay.

B. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Adapun yang menjadi keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independen dalam penelitian ini hanya dibatasi pada ukuran perusahaan (total asset), variabel return on asset (ROA), debt to asset

ratio (DAR), pendapat auditor dan ukuran KAP, beberapa faktor lain yang

mungkin mempengaruhi audit delay tidak dimasukkan dalam penelitian ini,

2. Periode pengamatan yang singkat selama tiga tahun (2008-2010) menyebabkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas,

3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada jenis perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tidak mengikutsertakan seluruh jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(1)

Lampiran iv

STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation TOTAL_ASSET 66 98655.00 4.29E7 3996903.7576 8909464.86347

ROA 66 .59 47.91 12.5364 11.32693

DAR 66 10 96 42.42 21.584

PENDAPAT_AUDITOR 66 0 1 .94 .240

UKURAN_KAP 66 0 1 .58 .498

AUDIT_DELAY 66 88 123 104.67 12.559

Valid N (listwise) 66

Lampiran v

UJI NORMALITAS


(2)

Lampiran v (Lanjutan)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 64

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .11838273 Most Extreme

Differences

Absolute .180

Positive .180

Negative -.156

Kolmogorov-Smirnov Z 1.441

Asymp. Sig. (2-tailed) .051


(3)

Lampiran vi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .055 .063 .881 .382

TOTAL_ASSET .005 .004 .182 1.318 .193


(4)

PENDAPAT_AUDITOR .021 .022 .127 .949 .347 a. Dependent Variable: Absut

Lampiran vii

UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson 1 .210a .044 .035 12.779 1.262 a. Predictors: (Constant), OPINI_AUDITOR, SIZE, LN_ROA, LN_DAR, UKURAN_KAP

b. Dependent Variable: LN_AUDIT_DELAY

Lampiran viii

UJI MULTIKOLINERITAS

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant)

4.557 .192 23.73 0 .000

TOTAL_ASSET -.001 .012 -.012 -.089 .930 .849 1.177 LN_ROA .021 .020 .166 1.080 .285 .701 1.426 LN_DAR .011 .032 .052 .358 .722 .771 1.296 UKURAN_KAP

-.051 .036 -.212

-1.419 .161 .741 1.349 PENDAPAT_AUDITOR .043 .067 .086 .638 .526 .914 1.094 a. Dependent Variable: LN_AUDIT_DELAY


(5)

Lampiran ix

UJI KOEFISIEN DETERMINASI

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .210a .044 .035 12.779 a. Predictors: (Constant), PENDAPAT_AUDITOR, TOTAL_ASSET, LN_ROA, LN_DAR, UKURAN_KAP

b. Dependent Variable: LN_AUDIT_DELAY

Lampiran x

UJI SIMULTAN

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .038 5 .008 .501 .774a

Residual .883 58 .015 Total .921 63

a. Predictors: (Constant), PENDAPAT_AUDITOR, TOTAL_ASSET, LN_ROA, LN_DAR, UKURAN_KAP

b. Dependent Variable: LN_AUDIT_DELAY

Lampiran xi

UJI PARSIAL

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.557 .192 23.730 .000


(6)

UKURAN_KAP -.051 .036 -.212 -1.419 .161 PENDAPAT_AUDITOR .043 .067 .086 .638 .526 a. Dependent Variable: LN_AUDIT_DELAY