Nur Indah Hutagaol : Studi Pengaruh Kadar Hidrogen Sulfida Yang Terdapat Pada Minyak Bumi Dalam Proses Pengolahan Di Pt Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009.
USU Repository © 2009
2.2.1.3 Senyawa Hidrokarbon Aromatis
Senyawa hidrokarbon aromat adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh dengan rumus umum C
n
H
2n-6.
Sehingga karenanya senyawa ini mempunyai sifat kimia yang sangat reaktif. Senyawa ini mudah dioksidasi menjadi asam, dan dapat mengalami reaksi substitusi atau reaksi adisi
tergantung kepada kondisi reaksi. Hanya sedikit sekali minyak mentah yang mengandung senyawa aromat dengan titik didih rendah.
2.2.2 Senyawa Bukan Hidrokarbon
Senyawa bukan hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi dan produknya adalah senyawa organik yang mengandung atom unsur belerang, oksigen, nitrogen dan logam-logam. Lazimnya
senyawa ini dianggap sebagai pengotor karena pengaruhnya yang tidak baik selama proses pengolahan minyak bumi dalam kilang minyak seperti korosi dan peracunan katalis ataupun
pengaruhnya yang jelek terhadap mutu produk minyak bumi. Karena pengotor ini dapat larut dalam minyak bumi maka pengotor ini disebut pengotor oleofilik. Disamping itu, air dan garam-
garam yang larut didalamnya yang terikut dalam minyak mentah dalam keadaan terdispersi dan tidak larut dalam fase minyak disebut pengotor oleofobik.
2.2.2.1 Senyawa belerang
Disamping senyawa belerang, di dalam minyak bumi belerang juga terdapat sebagai unsur belerang yang terlarut, karena sedikit banyak belerang dapat larut dalam minyak bumi. Kadar
belerang dalam minyak mentah berkisar dari 0,04 sampai 6 . Adanya senyawa belerang dalam minyak bumi dan produknya perlu mendapat perhatian, karena senyawa ini dapat menimbulkan
beberapa macam kerugian yaitu:
Nur Indah Hutagaol : Studi Pengaruh Kadar Hidrogen Sulfida Yang Terdapat Pada Minyak Bumi Dalam Proses Pengolahan Di Pt Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009.
USU Repository © 2009
Pencemaran Udara
Pencemaran udara pertama-tama dapat disebabkan oleh beberapa senyawa belerang yang berbau tidak sedap. Senyawa belerang yang tak berbau sedap adalah hidrogen sulfida, belerang dioksid
dalam bentuk gas buang hasil pembakaran, merkaptan sampai dengan enam atom karbon titik didih sekitar 400
F, sulfid sampai dengan delapan atom karbon titik didih sekitar 350 F dan
diantara disulfid hanya metil disulfid saja titik yang didih 243 F.
Selanjutnya pencemaran udara dapat juga terjadi karena gas belerang dioksid yang berasal dari gas buang yang terlarut dalam kabut, yaitu tetes-tetes halus air dalam udara. Hal ini
dikenal dengan smog yang dapat terjadi di kota-kota industri besar yang selalu berkabut. Belerang dioksid yang berasal dari gas buang dapat juga mengakibatkan hujan asam. Akhirnya
hidrogen sulfid disamping mempunyai bau yang tak sedap juga sangat beracun dimana konsentrasi 0,1 saja dalam udara sudah dapat mematikan dalam waktu satu setengah jam.
Korosi
Korosi yang disebabkan kebanyakan senyawa belerang terutama terjadi pada suhu diatas 300 F.
Korosi akan merusakkan alat-alat pengolahan dalam kilang minyak, khususnya yang bekerja pada suhu tinggi. Pada suhu rendah senyawa belerang yang bersifat korosif adalah hidrogen
sulfida dan beberapa senyawa sulfid, disulfid dan boleh jadi merkaptan yang mempunyai titik didih rendah. Misalnya hidrogen sulfida dalam udara lembab akan mengubah besi menjadi besi
sulfid yang rapuh. Selanjutnya gas belerang dioksid dalam gas buang yang terjadi pada pembakaran bahan
bakar minyak akan merusakkan cerobong baja dan saluran pembuangan gas buang hasil pembakaran mesin, apabila gas ini bereaksi dengan air dan membentuk asam.
Menurunkan angka oktan bensin
Nur Indah Hutagaol : Studi Pengaruh Kadar Hidrogen Sulfida Yang Terdapat Pada Minyak Bumi Dalam Proses Pengolahan Di Pt Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009.
USU Repository © 2009
Penurunan angka oktan bensin oleh senyawa belerang tergantung pada jumlah dan tipe senyawa belerang. Berdasarkan penelitian Birch dan Stausfield bahwa penurunan angka oktan terbesar
disebabkan oleh senyawa belerang. Penelitian menunjukkan bahwa 0,1 belerang akan menurunkan angka oktan 0 sampai 2 satuan oktan.
Meracuni katalis
Pada proses reformasi katalitik nafta atau bensin untuk membuat nafta atau bensin dengan bilangan oktan yang tinggi, adanya belerang dalam umpan nafta atau bensin dapat meracuni
katalis platina. Maksimum kandungan belerang dalam umpan adalah 0,2 ppm. Hardjono.2001
2.2.2.2 Senyawa Oksigen