33 lebih besar 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan
dari variabel independen terhadap variabel dependen.
F. Definisi Variabel Penelitian dan Pengukurannya
Dalam penelitian ini operasional variabelnya adalah: 1.
Jumlah penyaluran kredit yaitu jumlah pinjaman yang diberikan kepada nasabah yang akan dikembalikan bersama bunganya sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati Hasibuan, 2004:87. 2.
Pendapatan bunga adalah uang yang diterima dari bunga simpanan Niswonger, 1999:15.
3. Profitabilitas adalah sebagai kemampuan bank dalam menghasilkan laba
Hasibuan, 2004:104. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return
On Equity ROE. Adapun rumus Return On Equity ROE menurut Sawir
2001:31 adalah: Return On Equity = Laba Bersih
Modal
34
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Bank Indonesia
Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia yang didirikan sesuai pasal 7 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004.
Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia
mempunyai tugas sebagai berikut: a.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter b.
Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan c.
Mengatur dan mengawasi Bank Indonesia Sehubungan dengan tugas tersebut, semua kegiatan Bank Indonesia
dilakukan tidak atas dasar pertimbangan komersial, melainkan lebih diarahkan pada pengendalian nilai rupiah, serta pemeliharaan sistem
pembayaran dan perbankan nasional. Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, Bank Indonesia
dipimpin oleh Dewan Gubernur yang terdiri dari atas seorang Gubernur dan seorang Deputi Gubernur Senior, dan sekurang-kurangnya 4 empat
orang atau sebanyak-banyaknya 7 tujuh orang Deputi Gubernur. Adapun
34
35 susunan Dewan Gubernur pada periode sampai 31 Desember 2006 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Susunan Dewan Gubernur
Sampai dengan
21 Desember
Sejak 22 desember 2006
Gubenur Burhanudin Abdullah
Burhanudin Abdullah Deputi Gubernur
Senior Miranda S. Goelton
Miranda S. Goelton
Deputi Gubernur
Maulana Ibrahim
Bun Bunan E.J. Hutapea
Maman H. Somantri Aslim Tadjuddin
Bun Bunan E.J. Hutapea Hartadi A. Sarwono
Aslim Tadjuddin Siti Ch. Fadjriyah
Hartadi A. Sarwono S. Budi Rochadi
Siti Ch. Fadjriyah Muliaman D. Hadad
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 69P Tahun 2006 tanggal Desember 2006, Deputi Gubernur Bank Indonesia
Republik Indonesia Sdr. Maulana Ibrahim dan Sdr. Maman H. Somantri di berhentikan dengan hormat mengingat masa jabatan yang bersangkutan
telah berakhir pada tanggal 21 Desember 2006. selanjutnya, sejak tanggal
36 22 Desember 2006 Sdr. S. Budi Rochadi dan Sdr. Muliaman D. Hadad
diangkat menjadi Deputi Gubenur Bank Indonesia. Bank Indonesia berkantor pusat di jalan M.H Thamrin Nomor 2
Jakarta, memiliki 37 tiga puluh tujuh kantor Bank Indonesia yang tersebar diseluruh wilayah Republik Indonesia di luar negeri dengan
jumlah pegawai sebanyak 6.108 orang.
2. Kebijakan Akuntansi yang Signifikan
Penyajian Laporan Keuangan Bank Indonesia per 31 Desember 2006 ini mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Surat Edaran
Bank Indonesia No. 565Intern tanggal 30 Desember 2003 tentang Laporan Keuangan Bank Indonesia.
Kebijakan akuntansi yang dianut Bank Indonesia diatur dalam Pedoman Akuntansi Keuangan Bank Indonesia PAKBI. PAKBI tersebut
disusun dengan mengacu kepada Standar Akuntansi Keuangan SAK, International Accounting Standard
IAS, Peraturan Intern Bank Indonesia dan praktik-praktik yang lazim dilakukan oleh Bank Sentral Negara lain,
serta kesepakatan-kesepakatan antara Bank Indonesia, badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia BPK-RI dengan dewan Standaar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia. Agar senantiasa sejalan dengan perkembangan SAK dan IAS, PAKBI selalu disempurnakan,
terakhir dengan Surat Edaran Nomor 850INTERN tanggal 28 September 2006 tentang Pedoman Akuntansi Keuangan Bank Indonesia PAKBI.
37 Kebijakan Akuntansi yang signifikan yang diterapkan oleh Bank
Indonesia secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan untuk periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2006 sebagai berikut:
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Bank Indonesia disajikan dalam jutaan rupiah, disusun atas dasar akrual dengan konsep nilai historis, kecuali untuk beberapa
akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan masing-masing akun tersebut.
b. Taksiran Manajemen
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat taksiran dan asumsi
yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban, pengungkkapan aktiva dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan daan jumlah
pendapatan serta beban yang dilaporkan selama periode pelaporaan. Hasil aktual dapat berbeda dari taksiran-taksiran tersebut.
c. Pengakuan Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga dari penanaman dana Bank Indonesia diakui secara akrual. Akrualisasi pendapatan bunga dihentikan dan bunga yang telah
diakui sebelumnya namun belum tertagih, dibatalkan pada saat penanaman dana yang bersangkutan digolongkan sebagai nonperforming.
d. Transaksi dalam Valuta Asing
Transaksi valuta asing dibukukan dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada saat transaksi. Guna penyusunan laporan keuangan, aktiva dan
38 pasiva dalam valuta asing dijabarkan dalam Rupiah dengan menggunakan
kurs neraca yang berlaku pada tanggal yang bersangkutan. Selisih penjabaran tersebut dicatat dalam rekening Cadangan Selisih Kurs dan
disajikan di neracaa pada pos Hasil Revaluasi Kurs dan Surat-surat berharga SSB dalam kelompok Ekuitas sampai dengan valuta asing yang
bersangkutan berkurang. Bank Indonesia menggunakan metode Net Currency Position
NCP dalam menatausahakan dan mencatat valuta asing. Dalam metode tersebut, hasil revaluasi aktiva dan pasiva valuta
asing dihitung dari perkalian antara posisi netto valuta asing dengan selisih antara kurs neraca dengan harga pokok rata-rata valuta asing.
Kurs neraca Bank Indonesia untuk valuta asing utama pada tanggal 31 Desember 2006 aadalah Rp 9.020,00USD, Rp 11.858,15EUR, Rp
17.696,80GBP, Rp 13.558,50SDR, dan Rp 7.579,53JPY 100,00.
e. Pengertian Hubungan Istimewa dan Kebijakan Akuntansinya
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Bank Indonesia adalah:
1 LembagaBadan Usaha yang dikendalikan atau berada dibawah
pengendalian Bank Indonesia. Dalam pengertian ini antara lain meliputi badan usaha dimana Bank Indonesia memiliki penyertaan atas
sahamnya dengan proporsi kepemilikan lebih daaari 20. 2
Karyawan Bank Indonesia dan BadanYayasanPerusahaan yang mewakili kepentingan karyawan Bank Indonesia. Dalam pengertian ini
39 antara lain dana pensiun Bank Indonesia DAPENBI dan Yayasan
Kesejahteraan karyawan Bank Indonesia YKKBI. 3
BadanLembagaYayasan yang didirikan untuk menunjang pelaksanaan tugas Bank Indonesia. Dalam pengertian Yayasan
Pengembangan Perbankan Indonesia YPPI.
f. Emas
Emas terdiri dari emas batangan, deposito berjangka emas, dan surat-surat berharga emas yang dinilai secara periodik berdasarkan harga pasar.
Selisih karena perubahan harga pasar emas dicatat dalam Rekening Cadangan Revaluasi Emas pada pos Hasil Revaluasi Kurs dan SSB pada
kelompok Ekuitas.
g. Uang Asing
Uang asing disajikan di neraca sebesar nilai nominal.
h. Hak Tarik Khusus special Drawing Rights
Hak Tarik Khusus adalah simpanan wajib pada International Monetary Fund
IMF dalam valuta SDR Special Drawing Rights. Hak tarik khusus disajikan di neraca sebesar nilai nominal ditambah hasil akrualisasi
bunga interest on holding and remuneration yang masih harus diterima.
i. Giro
Giro Bank Indonesia dalam valuta asing pada bank sentral Negara lain atau pada bank di luar negeri disajikan di neraca sebesar nilai nominal.
40
j. Deposito pada Bank Koresponden
Deposito Bank Indonesia valuta asing pada Bank Koresponden di luar negeri disajikan di neraca sebesar nilai nominal ditambah akrualisasi
bunga yang masih harus diterima.
B. Analisa dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif
Berdasarkan ini disajikan data tentang statistik deskriptif pada:
Tabel. 4.2 Descriptive
Statistics
No Subyek
N Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
1 Jumlah kredit
yang disalurkan 14
24.216,00 34.955.914,2 0
10.720.208,85 71 10.884.651,317 84
2 Pendapatan bunga
14 3.898
13.599.479 2.821.711,571
3.572.950,3627
3 Profitabilitas
14 -5,43
42,05 13,7571
13,43907 4
Valid N listwise
14
Berdasarkan hasil uji SPSS 12 dari Tabel 4.2 menunjukkan jumlah sampel n ada 14, jumlah kredit yang disalurkan terendah adalah 24.216
dalam jutaan rupiah tertinggi adalah 34.955.914,20 dan rata-ratanya adalah 10.720.208,8571, serta Standar deviasi sebesar 10.884.651,31784. Nilai dari
41 pendapatan bunga terendah adalah 3.898 dalam jutaan rupiah tertinggi
sebesar 13.599.479, rata-ratanya adalah 2.821.711,571 serta Standar deviasi sebesar 3.572.950,3627. Sedangkan nilai profltabilitas terendah-5,43 dalam
persen, tertinggi sebesar 42,05, rata-ratanya adalah 13,7571 serta Standar deviasi sebesar 13,43907.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji analisis jalur path analysis, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian apakah
terdapat penyimpangan asumsi klasik meliputi normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
a. Hasil Uji Normalitas
Salah satu cara untuk menguji normalitas adalah dengan grafik normal probability plot.
Gambar 4.1 Grafik Normal Probability Plot