Latar Belakang Oksidasi Gluko sa 7

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH 2 O; misalnya, rumus molekul glukosa ialah C 6 H 12 O 6 enam kali CH 2 O Fessenden et al, 1986. Molekul karbohidrat paling sederhana yang tidak terikat pada karbohidrat lain dinamakan gula sederhana atau monosakarida, kedua nama ini sering dipertukarkan Wilbraham et al, 1992. Glukosa adalah monosakarida yang terpenting, kadang-kadang disebut gula darah karena dijumpai dalam darah, gula anggur karena dijumpai dalam buah anggur, atau dekstrosa karena memutar bidang polarisasi ke kanan Fessenden et al, 1986. Glukosa dapat mengalami beberapa reaksi, antara lain: reaksi reduksi, oksidasi dan hidrogenasi. Glukosa dapat direduksi olek zat pereduksi, seperti hidrogen dan katalis atau suatu hidrida logam, menjadi polialkohol yang disebut alditol. Produk reduksi glukosa disebut glusitol glucitol atau sorbitol. O ║ C – H CH 2 OH | | H – C – OH H – C – OH | H 2 | HO – C – H HO – C – H | katalis Ni | H – C – OH H – C – OH | | H – C – OH H – C – OH | | CH 2 OH CH 2 OH Glukosa Glusitol sorbitol Universitas Sumatera Utara Glukosa juga dapat mengalami reaksi hidrogenasi mengha silkan sorbitol. Beberapa reaksi hidrogenasi yang pernah dilakukan, antara lain: hidrogenasi glukosa dalam pelarut air melalui dua tahap reaksi. Reaksi tahap pertama reduksi air menjadi gas hidrogen dan oksigen oleh katalis bentonit terpilar TiO 2 . Reaksi tahap kedua, hidrogen yang dihasilkan digunakan untuk mereduksi glukosa menjadi sorbitol dengan logam nikel sebagai katalis selama 30 hari dibawah sinar UV matahari Rosida. M., 2009. Hidrogenasi glukosa menggunakan katalis Pdγ-Al 2 O 3 pada tekanan 150 Psi 10,20 atm dalam pelarut air dan dipanaskan pada suhu 100 C menghasilkan sorbitol Sari, H. P., 2009. Hidrogenasi glukosa menjadi sorbitol menggunakan katalis nikel dalam reaktor berpengaduk dan bertekanan tinggi Tjatoer, W., 2007. Hidrogenasi glukosa menggunakan katalis RuAl 2 O 3 C, RuTiO 2 dan NiSiO 2 pada tekanan 120 bar dan suhu 120 C Schimpf, S et al, 1997, hidrogenasi glukosa menggunakan katalis NiSiO 2 ditambah etilendiamina pada tekanan 120 bar dan suhu 120 C Claus, P., 2006, serta hidrogenasi glukosa menggunakan katalis RuCl 3 dengan kelebihan KBH 4 5:1 dalam pelarut air dengan tekanan 4,0 MPa dan suhu 80 C Luo. H. S et al, 2002. Sorbitol alamiah telah diisolasi dari banyak buah misalnya, buah ceri, priem, apel dan berri abu gunung dan dari lumut serta rumput laut. Sorbitol sintetik digunakan sebagai pemanis sintetik Fessenden et al, 1986. Sorbitol adalah salah satu pemanis alternatif lain yang sering digunakan dalam makanan. Rasa manisnya sekitar 60 dari sukrosa, dengan kalori lebih kecil dari kalori sukrosa dalam jumlah yang sama. Sorbitol memiliki beberapa keunggulan dibanding gula lainnya. Rasanya cukup manis namun tidak merusak gigi. Selain itu juga sorbitol dapat mempertahankan kelembaban bahan makanan. Sorbitol cukup stabil, tidak reaktif, dan mampu bertahan dalam suhu tinggi. Sorbitol juga tidak rusak apabila dicampur dengan gula lain, gel, protein dan minyak sayur. Karena itu sorbitol cukup banyak dipakai dalam industri makanan. Penggunaan lain dari sorbitol adalah sebagai pencegah kristalisasi dalam produk makanan, karena sifatnya yang mampu mempertahankan kelembaban makanan yang cenderung mengering dan mengeras agar bahan makanan tersebut tetap segar. Sorbitol juga sering dipakai sebagai bahan tambahan untuk obat kumur dan pasta gigi. Sorbitol juga cukup aman dipakai sebagai Universitas Sumatera Utara gula pengganti pada penderita diabetes melitus. Sorbitol yang dicampur dengan kalium nitrat dapat digunakan untuk bahan bakar roket amatir. Dengan proses reduksi, sorbitol dapat dijadikan bahan bakar biomassa http:en.wikipedia.orgwikisorbitol. Katalis PdC telah banyak digunakan dalam reaksi kimia, antara lain: reaksi oksidasi etanol menjadi asam asetat Gunawan, M. L., 1989, reaksi hidrogenasi fenol secara endotermis membentuk sikloheksanol Dianita, D., 2009. Katalis PdC mempunyai aktifitas spesifik yang tinggi, namun memiliki tingkat volatilitas besar, mudah teroksidasi dan mudah rusak pada suhu 500-900 C.. Selain itu, logam paladium tersebut mempunyai kelimpahan yang rendah dan harga yang cukup mahal. Katalis PdC efektif sebagai katalis oksidasi dan reduksi. Dianita, D., 2009. Hidrogenasi glukosa pernah dilakukan dengan menggunakan pelarut polar yaitu air, maka dalam hal ini berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin melakukan hidrogenasi glukosa menjadi sorbitol dengan menggunakan pelarut non- polar yaitu pelarut N-heksan kering dengan menggunakan katalis heterogen PdC.

1.2 Pemasalahan