2.3.2 Framing
Untuk melayani lapis jaringan, lapis data link harus menggunakan layanan yang disediakan oleh lapis fisik. Yang dilakukan oleh lapis fisik adalah menerima
aliran data dan berusaha mengirimkannya ke tujuan. Aliran bit ini tidak dijamin bebas dari kesalahan. Jumlah bit yang diterima mungkin bisa lebih sedikit, sama dengan,
atau lebih banyak dari jumlah bit yang ditransmisikan.
Pendekatan yang umum dipakai adalah lapis data link memecah aliran bit menjadi frame-frame diskrit dan menghitung checksum setiap frame-nya. Frame
adalah unit informasi di mana sumber dan tujuan merupakan satu kesatuan entitas
lapis data link. Metode dalam memecah aliran bit menjadi frame sebagai berikut :
1. Pemberian jeda waktu
Analogi dari metode pemberian jeda waktu adalah seperti memberikan spasi antara dua kata pada sebuah kalimat. Masalah yang timbul adalah adanya variasi
dalam waktu tunda jalur transmisi. Beberapa waktu tunda propagasi dari suatu medium transmisi tidak dapat membedakan antara perbedaan waktu antar bit dengan
perbedaan waktu antar frame.
2. Penghitung karakter.
Metode ini menggunakan sebuah keterangan pada header frame untuk mempublikasikan jumlah karakter di dalam frame. Ketika lapis data link pada mesin
yang dituju melihat penghitung karakter, maka lapis ini akan mengetahui jumlah karakter yang mengikutinya dan kemudian juga akan mengetahui posisi ujung frame-
nya. Metode ini dapat diilustrasikan pada Gambar 2.4a untuk empat buah frame
yang masing-masing berukuran 5, 5, 8 dan 8 karakter.
Universitas Sumatera Utara
Masalah yang dijumpai dalam algoritma ini adalah bahwa hitungan dapat dikacaukan oleh kesalahan transmisi. Misalnya, bila penghitung karakter 5 pada
Gambar 2.4b berubah menjadi 7, maka tempat yang dituju tidak sesuai dan tidak dapat mengetahui awal frame berikutnya. Pengiriman kembali sebuah frame ke
sumber untuk meminta pengiriman ulang pun tidak akan membantu, karena tempat yang dituju tidak mengetahui jumlah karakter yang terlewat untuk mendapatkan awal
transmisi ulang[2].
5 1
6 5
4 7
2 3
8 9
3 2
1 4
8 5
6 9
8 1
8 7
2 3
Penghitung Karakter Satu Karakter
5 1
6 7
4 7
2 3
8 9
3 2
1 4
8 5
6 9
8 1
8 7
2 3
Frame 1 5 karakter
Frame 2 salah
Frame 3 8 karakter
Frame 4 8 karakter
Frame 1 5 karakter
Frame 2 5 karakter
Kesalahan
Penghitung karakter saat ini
a
b
Gambar 2.4 Aliran karakter atanpa kesalahan, bdengan sebuah kesalahan
3. Pemberian karakter awal dan akhir.
Metode framing ini mengatasi masalah sinkronisasi ulang setelah terjadi suatu kesalahan dengan membuat masing-masing frame diawali dengan deretan karakter
ASCII DLE STX Data Link Escape Start of TeXt dan diakhiri dengan karakter DLE ETX Data Link Escape End of TeXt. Dalam metode ini, bila tempat yang dituju
kehilangan track batas-batas frame, maka yang perlu dilakukan adalah mencari
karakter DLE STX dan DLE ETX.
Masalah serius yang terjadi pada metode ini adalah ketika data biner, seperti program object atau bilangan floating-point, ditransmisikan. Karakter-karakter DLE
STX dan DLE ETX yang terdapat pada data mudah sekali mengganggu framing. Satu
Universitas Sumatera Utara
cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membuat lapis data link pengirim menyisipkan sebuah karakter ASCII DLE tepat sebelum karakter DLE “insidentil”
pada data. Lapis data link pada mesin penerima membuang DLE sebelum data diberikan ke lapis jaringan. Teknik ini disebut penyisipan karakter character
stuffing. Dengan demikian suatu DLE STX atau DLE ETX framing dapat dibedakan dari DLE STX dan DLE ETX pada data pada saat ada dan tidak adanya sebuah DLE.
DLE-DLE pada data selalu digandakan. Gambar 2.5 memberikan contoh-contoh aliran data sebelum penyisipan, setelah penyisipan dan sesudah penyisipan[2].
DLE STX
A DLE
B DLE
ETX
DLE STX
A DLE
B DLE
ETX DLE
STX A
DLE B
DLE ETX
DLE
DLE yang disisipkan a
b
c
Gambar 2.5 a Data yang dikirim oleh lapis jaringan. b Data setelah disisipi oleh lapis data link. c Data dilewatkan ke lapis
jaringan di mesin penerima Kerugian penting dalam memakai metode ini adalah sangat berkaitan erat
dengan karakter 8-bit secara umum dan kode karakter ASCII pada khususnya. Dengan berkembangnya jaringan, kerugian dari melekatkan kode karakter dalam mekanisme
framing menjadi semakin jelas, sehingga suatu teknik baru perlu dibuat untuk
memungkinkan pemakaian karakter berukuran sembarang.
Universitas Sumatera Utara
4. Pemberian flag awal dan akhir.