Wawancara lapangan menunjukkan, meski resiko negara tampaknya tidak menjadi persoalan besar bagi investor Islam sekaligus investor yang lain, resiko
mata uang merupakan masalah penting. Untuk melindungi diri dari resiko mata uang, transaksi seringkali dilakukan dengan mata uang dolar, ataupun nilai mata
uang dijamin oleh pihak ketiga. Membatasi resiko mata uang jauh lebih sulit bagi para investor Islam
daripada investor lain, karena langkah untuk menekan resiko yang umumnya digunakan dalam keuangan konvensional secara teoritis tidak tersedia bagi para
investor Islam. Kontrak mata uang berjangka dilarang karena harga sekaligus pertukaran moneternya ditangguhkan di kemudian hari. Opsi put dan call dilarang
karena keduanya mengandung spekulasi. Suku bunga dan tukar menukar mata uang dilarang karena mengandung bunga riba.
52
C. Peluang Pengembangan Islamic Swap di Bank Muamalat
Terakhir, mungkin akan timbul pertanyaan dengan demikian adakah alternatif untuk pihak-pihak yang ingin melakukan lindung nilai. Diperlukan
adanya instrumen lindung nilai yang islami, lepas dari riba dan gharar yang berlebihan. Ada beberapa instrumen islami yang ada dan mulai dikembangkan
oleh beberapa negara. Semisal, bai’ salam, bai’ istisna’ dan swap syariah islamic
52
Frank E. Vogel dan Samuel L. Hayes, III, Hukum Keuangan Islam: Konsep, Teori dan Praktik
, Cet.I, Bandung: Nusamedia, 2007, h. 238-239
swap . Tentunya diperlukan pengembangan lebih jauh terhadap kontrak-kontrak
ini sehingga ramah pasar, tetapi tetap berlandaskan syariah.
53
Menurut Rifki Ismail, M.A, Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, bahwa mekanisme currency swap islami adalah dimana
A yang saat ini mempunyai rupiah menukarkan rupiahnya tersebut dengan dollar yang dimiliki oleh B untuk jangka waktu tertentu. di akhir masa transaksi, A akan
kembali mendapatkan rupiahnya demikian pula B kembali mendapatkan dollarnya dalam jumlah yang sama seperti saat mereka melakukan swap di awal
periode tanpa adanya pembayaran premi. Berbeda dengan transaksi swap seperti contohnya currency swap
pertukaran mata uang. currency swap adalah suatu transaksi yang menukarkan mata uang domestik dengan mata uang asing di saat ini untuk periode tertentu ke
depan 6 bulan, 12 bulan, dan sebagainya dan memperoleh kembali mata uang domestik di akhir periode transaksi. Hal ini dilakukan dalam rangka
mengantisipasi perubahan nilai tukar ke depan rupiah semakin melemah terhadap dollar dan tentunya terdapat premi yang harus dibayar oleh pihak yang
melakukan transaksi swap tersebut. Dalam konsep ekonomi Islam, mekanisme transaksi swap konvensional di
atas tidak diperbolehkan, karena terdapat unsur spekulasi dan keharusan pembayaran premi swap. Adanya unsur spekulasi, apabila rupiah ditukar dengan
53
Muhammad Gunawan Yasni, Ekonomi Sufistik: Adil dan Membahagiakan, Cet.I, Bandung: Mizan, 2007, h. 140
dollar untuk mendapatkan rupiah yang lebih banyak di akhir periode transaksi swap, yaitu ketika rupiah diyakini akan semakin melemah terhadap dollar.
Sedangkan premi swap antara lain merepresentasikan selisih tingkat bunga investasi kedua mata uang, perkiraan apresiasidepresiasi nilai tukar ke depan dan
biaya lain-lain.
54
a Selisih tingkat bunga investasi kedua mata uang; sebagai contoh, apabila bunga simpanan rupiah per tahun 7 sedangkan bunga simpanan dollar per
tahun hanya 3, maka pihak yang diberikan rupiah harus membayar selisih 4 kepada pihak yang diberikannya dollar.
b Perkiraan apresiasidepresiasi nilai tukar ke depan; sebagai contoh, apabila kurs awal 1 USD=Rp 10.000 dan diperkirakan kurs ke depan menjadi 1
USD=Rp 10.050 maka perhitungan premi adalah: Rp 50Rp 10.000 x 360jangka waktu swap x 100.
c Sementara itu biaya lain-lain mencakup biaya administrasi. Dalam hal ini Islam melarang transaksi yang memastikan perolehan
keuntungan return di masa datang yang berwujud suku bunga. Adapun yang dimaksud dengan depresiasi adalah turunnya nilai tukar
Rupiah terhadap mata uang asing Dollar. Misalnya tadinya 1 USD=Rp 10.000 menjadi 1 USD=Rp 10.050, dengan kata lain, depresiasi Rupiah menyebabkan
semakin banyak Rupiah yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan 1 unit Dollar.
54
Rifki Ismail, Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Islamic Cerrency Swap,
artikel diakses dari http:www.rifkiismail.com pada tanggal akses, 23 Januari 2008
Sedangkan apresiasi adalah kebalikan dari depresiasinya Rupiah, yaitu naiknya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing Dollar.
55
Aplikasi dalam transaksi ekspor impor dapat diilustrasikan sebagai berikut: eksportir A yang berkedudukan di Indonesia pada tanggal 1 Mei 2005
mengekspor kerajinan tangan ke Amerika sebesar 1000 USD atau dengan kurs 1 USD =Rp 10.000 setara dengan Rp 10.000.000. Sementara itu, eksportir B yang
berkedudukan di Amerika juga mengekspor elektronik ke Indonesia pada hari yang sama senilai 2000 USD atau setara dengan Rp 20.000.000. A yang
mendapatkan hasil ekspor 1000 USD khawatir akan fluktuasi perubahan nilai tukar dollar terhadap rupiah 6 bulan ke depan khawatir rupiah menguat
demikian pula si B yang mendapatkan hasil ekspor senilai Rp 20.000.000 khawatir dollar menguat.
Oleh karena itu, pada 1 Mei 2005 mereka sepakat untuk melakukan Islamic currency swap
agar nilai mata uang yang mereka pegang saat ini tetap berada pada kurs 1 USD=Rp 10.000 pada tanggal 1 November 2005 nanti dan terhindar
dari risiko perubahan kurs rupiah terhadap dollar. Caranya yaitu A memberikan 1000 USD kepada B, dan B memberikan Rp 10.000.000 kepada A. Pada 1
November nanti A berjanji akan memberikan kembali Rp 10.000.000 kepada B, demikian pula B akan memberikan 1000 USD milik A tanpa adanya kewajiban
membayar premi oleh kedua pihak.
55
Aris Budi Setiawan, Perekonomian Indonesia, Ed. Pertama, Cet. Pertama, Jakarta: Universitas Gunadarma, 1997, h. 69
Oleh A, perolehan Rp 10.000.000 digunakan sebagai modal operasional usahanya 6 bulan ke depan, demikian pula B, sehingga proses produksi tetap
berjalan dan mereka secara otomatis telah melakukan hedging terhadap pendapatan mereka ke depan. Apabila A memperoleh keuntungan yang besar
dalam usahanya, A dapat saja memberikan hadiah uang tambahan kepada B, misalnya mengembalikan sebesar Rp 11.000.000 tanggal 1 November nanti.
Namun hal ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan sehingga berbeda sifatnya dengan premi swap. Selain itu, A dan B dapat pula melakukan perjanjian bagi
hasil usaha sebagai kesepakatan bersama dalam transaksi Islamic Currency Swap sehingga di akhir periode transaksi mereka tidak akan hanya mendapatkan
kembali uang mereka namun juga pendapatan ekstra bagi hasil usaha.
56
Selain dalam kasus ekspor-impor di atas, kasus yang marak terjadi selama ini adalah currency swap konvensional di bidang perbankan. Sebagai ilustrasi,
perusahaan A di Jakarta memperoleh dana dari investor senilai Rp 100.000.000 dari hasil menerbitkan obligasi yang jatuh tempo 2 tahun ke depan dengan tingkat
bunga obligasi 5 per tahun atau Rp 5.000.000 per tahun. Perusahaan A kemudian melakukan transaksi swap konvensional 2 tahun dengan bank C yaitu
dengan menukarkan Rp 100.000.000 miliknya tersebut dengan USD 10.000 kurs USD 1= Rp 10.000 dari bank C. Oleh karena bank C dapat mendepositokan Rp
100.000.000 dengan bunga 7 per tahun, sementara A yang memegang dollar
56
Rifki Ismail, Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Islamic Cerrency Swap,
artikel diakses dari http:www.rifkiismail.com pada tanggal akses, 23 Januari 2008
hanya akan memperoleh bunga 3 dari deposito dollar maka, bank C akan membayar premi sebesar 4 kepada A asumsi kurs tetap dan tidak ada biaya
lain-lain. Oleh A, dana USD 10.000 tersebut didepositokan ke bank asing di LN Luar
Negeri mengingat suku bunga deposito dollar di LN lebih besar daripada di dalam negeri antara lain karena naiknya Fed Fund Rate suku bunga Bank Sentral
Amerika. Apabila suku bunganya 10 per tahun maka perolehan A setahun dari bunga deposito adalah USD 1000 atau senilai Rp 10.000.000. selain itu, A
memperoleh pembayaran premi swap dari bank C sebesar Rp 4.000.000 4 dari Rp 100.000.000. Sehingga total penerimaan A adalah Rp 14.000.000 sedangkan
biaya bunga obligasi hanya Rp 5.000.000 per tahun sehingga A memperoleh keuntungan senilai Rp 9.000.000 per tahun.
Beberapa nilai lebih dari penerapan Islamic swap antara lain: 1. Merupakan hedging lindung nilai terhadap penghasilan
2. Mendukung proses produksi sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menyerap tenaga kerja
3. Pertambahan asset finansial dana akan sejalan dengan pertambahan jumlah asset riil barang karena diterapkannya sistem bagi hasil sehingga tentunya
hal ini tidak menimbulkan inflasi 4. Mendukung perkembangan ekonomi dan perbankan Islam
5. Tidak ada pihak yang dirugikan bahkan saling diuntungkan serta sesuai dengan syariah Islam.
57
Bila ditinjau dari penjelasan diatas, kita telah memahami bahwa praktek dan keberadaan valuta asing di pasar dunia dibolehkan dan tidak menjadi persoalan.
Asalkan tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan dewan syariah. Dengan adanya kegiatan dalam valuta asing ini, negara-negara menjadi lebih terbantu
melancarkan usahanya antar negara yang mempunyai kepentingan.
D. Analisis Penulis