UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Tabel 3.1.
Komposisi larutan film Formula Film
Larutan Kitosan 1
ml Larutan
Plasticizer gr Larutan NaTPP
Konsentrasi Volume ml
A1 dan A2 60
0,45 0,05
46,8 B1 dan B2
60 0,45
0,1 23,4
C1 dan C2 60
0,45 0,5
4,68 D1 dan D2
60 0,45
1 2,34
Keterangan: Formula A1, B1, C1, D1 menggunakan metode 1 sedangkan formula A2, B2, C2, D2 menggunakan metode 2
Hasil  yang  diperoleh  dievaluasi  antara  lain  viskositas  larutan  pembentuk film, ketebalan film dan sifat mekanik film.
3.3.1.2 Viskositas Larutan Pembentuk Film
Cairan pembentuk larutan film diukur viskositasnya dengan menggunakan viskotester Haake dengan No. Spindel R2 pada kecepatan 100 rpm. Nilai masing-
masing  viskositas  dicatat  dan  dibandingkan  antara  masing-masing  fomula  Rane dan Kale, 2009, dengan modifikasi.
3.3.1.3 Ketebalan Film
Ketebalan  film  diukur  dengan  menggunakan  mikrometer  digital.  Setiap film  yang  telah  diukur  dicatat  ketebalan  filmnya  Rane  dan  Kale,  2009,  dengan
modifikasi.
3.3.1.4 Sifat Mekanik Film
Sifat  mekanik  film  diuji  berdasarkan  kekuatan  tarik  dan  perpanjangan putus. Kekuatan tarik diuji Menggunakan tensil tester strograph
– R1 dengan gaya 100  kg,  dibaca  dengan  kertas  grafik  dengan  skala  terkecil  0,01  kg,  dipotong
bentuk halter dengan Dumbbell Astm –D-1822-L Crosshead dengan kecepatan 25
mmmin seperti berikut:
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Gambar 3.1. Contoh Potongan Film untuk Uji Mekanik
Kekuatan  tarik  dan  perpanjangan  pada  saat  putus  dihitung  dengan menggunakan rumus
Kekuatan tarik Ncm
2
= gaya pemutusan N Luas Area penampang melintang sampel cm
2
Perpanjangan  putus    =  Penambahan  panjang  pada  saat  putus  cm  panjang mula-mula cm x 100
Hasil  yang  diperoleh  diinput  ke  dalam  software  SPSS  untuk  dianalisa secara statistik Abbaspour, M.R., Makhmalzadeh, S. dan Jalali, S, 2010, dengan
modifikasi.
3.3.2 Pemilihan Tablet sebagai Substrat
Pada penelitian ini, digunakan tablet  propranolol  yang digunakan sebagai substrat  pada  proses  penyemprotan  film.  Tablet  yang  tersedia  adalah  tablet
propranolol  KF  dan  OD.  Tablet-tablet  tersebut  akan  diuji  sebelum  digunakan sebagai  substrat  pada  penelitian  ini  untuk  memastikan  kestabilan  fisik  tablet
dalam proses penyalutan.
3.3.2.1 Kehilangan Bobot
Tablet  propranolol  KF  dan  OD  sebanyak  total  50  tablet  dihitung kehilangan  bobotnya  setelah  diuji  dengan  cara  dimasukkan  ke  dalam  panci
penyalut  dengan  kecepatan    sebesar  75  rpm  selama  2  jam.  Uji  ini  dilakukan sebagai  simulasi  pada  keadaan  penyalutan  yang  sebenarnya.  Hasil  dinyatakan
dengan selisih jumlah bobot pada awal dan akhir pengujian dibagi dengan bobot awal dan dinyatakan dalam persen.
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Keterangan:
Wloss   = kehilangan bobot A0
= jumlah bobot awal gram A1
= jumlah bobot akhir gram
3.3.2.2 Kekerasan Tablet
Sebanyak  20  tablet,  masing-masing  diuji  kekerasan  dengan  alat  hardness tester.  Kekerasan  tablet  diukur  terhadap  luas  permukaan  tablet  dengan
menggunakan  beban  yang  dinyatakan  dalam  kilopound  kp  Lachman, Lieberman  Kanig, 1986.
3.3.2.3 Friabilitas  Keregasan
Menurut  USP,  uji  friabilitas  dilakukan  dengan  alat  friability  tester menggunakan tablet dengan bobot ±200 mg dengan jumlah total berat mendekati
6,5 gram  untuk  tablet  dengan berat  satuan di bawah 650 mg.  Jumlah tablet  yang digunakan pada uji ini sebanyak 33 tablet. Parameter yang diuji adalah kerapuhan
tablet  terhadap  gesekan  atau  bantingan  selama  waktu  tertentu  menggunakan  alat friability tester. Uji friabilitas dilakukan selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm.
Tablet  yang  baik  mempunyai  friabilitas  kurang  dari  1  US  Pharmacopeia  30, 2007
= −
x
Keterangan : F
= friabilitas a
= bobot tablet sebelum diuji g b
= bobot tablet setelah diuji g
3.3.3 Evaluasi Tablet Inti
3.3.3.1 Keseragaman Kandungan
U ji  keseragaman  kandungan  dilakukan  dengan  10  tablet,  tiap  tablet
dimasukkan  ke  dalam  labu  ukur  100  ml,  ditambahkan  5  ml  HCl  1  sambil digoyang  sampai  hancur.  Sebanyak  70  ml  metanol  ditambahkan,  lalu  disonikasi
selama  1  menit.  Metanol  diencerkan  sampai  tanda.  Larutan  tersebut  kemudian
= −
�
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
disentrifus  sebanyak  3  ml  dan  diambil  supernatannya.  Hasil  sentrifus  kemudian diencerkan dengan metanol secara kuantitatif hingga kadar lebih kurang 40 µg per
ml. Sebagai larutan baku, ditimbang dengan seksama sebanyak 40 mg propranolol lalu dilarutkan dan  diencerkan dengan metanol  hingga kadarnya lebih kurang 40
µg per ml. Ukur serapan larutan uji dan larutan baku pada panjang gelombang 290 nm  Farmakope  Indonesia  edisi  4,  1995.  Hitung  jumlah  dalam  mg  propranolol
dalam tablet dengan rumus =
Keterangan: T
= jumlah mg propranolol HCl dalam tablet yang tertera etiket D
= kadar larutan uji dalam µg per ml, berdasarkan kadar tiap tablet yang tertera pada etiket dan pengenceran yang dilakukan.
Au = serapan larutan uji
As = serapan larutan baku
3.3.3.2 Waktu hancur