Perilaku Pengemudi TINJAUAN PUSTAKA

l. Kompresor udara Air compressor m. Generator set n. Peralatan bantu. Peralatan pengujian dasar meliputi : alat uji suspensi roda dan pemeriksaan kondisi teknis bagian bawah kendaraan, alat uji rem, alat pengukur berat, alat pengukur dimensi, alat uji emisi gas buang dan ketebalan asap gas buang, alat pengukur tekanan udara, generator set, dan peralatan bantu. Peralatan pengujian keliling meliputi : alat uji rem, alat uji emisi gas buang dan ketebalan asap gas buang, alat pengukur berat, alat pengukur dimensi, alat pengukur tekanan udara, kompresor udara, generator set, dan peralatan bantu.

2.5 Perilaku Pengemudi

2.5.1 Definisi Perilaku Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga kadang-kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku atau tindakan tertentu Dep. Kesehatan, 2008. Perilaku pengemudi adalah suatu bentuk sikap berlalu lintas yang diperoleh dari pengalaman pendidikan yang ditentukan oleh faktor latar belakang sosial, budaya, nilai, norma, adat istiadat sehingga menghasilkan pola pikir seseorang. Dalam banyak hal, faktor lingkungan sosial secara langsung memengaruhi sikap pengemudi dan kernet. Di lain pihak, ada faktor pelaksanaan yang secara langsung memengaruhi sikap dan perilaku berlalu lintas. Seperti halnya pendidikan dan sikap, faktor lingkungan sosial juga mempengaruhi penegakan hukum Nuryana, 2003. 2.5.2 Determinan Perilaku Menurut Djafri 2007 determinan yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang meliputi: a. Faktor Penentu Predisposing Faktor penentu adalah faktor perilaku seseorang yang ditentukan oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, persepsi, kepercayaan, dan nilai. b. Faktor Lingkungan Enabling Faktor enabling merupakan faktor lingkungan yang dapat memfasilitasi atau dapat sebagai media bagi seseorang dalam melakukan perilaku tertentu. Contoh, keadaan sosial ekonomi dan perceraian. c. Faktor Pendorong Reinforcing Faktor pendorong yaitu faktor yang menjadi pendorong atau memotivasi seseorang dalam melakukan perilaku tertentu. Contoh, pergaulan, interaksi sosial, konflik. Menurut Djati 2001 bahwa tindakan buruk dilakukan oleh individu disebabkan oleh sebagai berikut, yaitu: a. Tidak tahu Yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan dengan aman dan tidak mengetahui bahaya-bahaya yang ada. b. Tidak mampu atau tidak biasa Yang bersangkutan mengetahui cara kerja yang aman dan bahaya-bahaya yang ada tetapi karena belum mampu serta terampil, maka ia melakukan kesalahan. c. Tidak mau Walaupun telah mengetahui dengan jelas cara kerja dan peraturan-peraturan dalam upaya meningkatkan keselamatan serta bersangkutan dapat melaksanakannya, tetapi karena tidak mau melaksanakannya maka terjadi kecelakaan. Menurut Sarwono 2006, terdapat beberapa unsur yang dapat mempengaruhi perilaku pengemudi, antara lain: a. Kondisi infrastruktur seperti kondisi jalan, rambu-rambu ataupun marka jalan. b. Sikap dan kebiasaan pengguna jalan dan angkutan umum. c. Pergerakan transportasi yang melebihi kapasitas sistem prasarana transportasi yang ada dan melebihi daya tampung prasarana tersebut. d. Pemantauan kualitas layanan bus belum dilaksanakan dengan baik. e. Infrastruktur transportasi tidak bermotor belum tersedia. f. Penggunaan kendaraan pribadi lebih tinggi dibandingkan penggunaan kendaraan umum volume kendaraan pribadi menurunkan efektivitas penggunaan ruang jalan. Dewar dan Olson 2007 menambahkan bahwa perilaku tidak selamat unsafe action merupakan tindakan-tindakan tidak aman dan berbahaya yang dilakukan oleh pengemudi. Unsafe action pada pengemudi dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh perilaku pengemudi itu sendiri misalnya konsumsi alkohol, obat-obatan tertentu dan rokok yang dapat menyebabkan tekanan pada sistem saraf sentral. Jumlah yang berlebihan mempengaruhi perhatian dan penilaian, memperpanjang waktu reaksi dan lambat laun menghilangkan koordinasi antara otot dan saraf sehingga tidak mampu melaksanakan tugas mengemudi yang sederhana sekalipun. Obat perangsang yang dapat menyebabkan perilaku kasar dan aneh juga mempengaruhi kemampuan mengambil keputusan dan mengendalikan kendaraan. Selain itu pula perilaku tidak selamat pada pengemudi yang terbiasa memuat penumpang melebihi kapasitas, kebiasaan tidak memakai sabuk pengaman dan kebiasaan berbincang- bincang pada saat mengemudi dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya kecelakaan. Faktor eksternal dapat dipengaruhi oleh kondisi infrastruktur atau kondisi jalan yang rusak, bergelombang, cuaca, pengguna jalan lain dan lain-lain.

2.6. Pengetahuan Keselamatan Transportasi