Hubungan antara Harga Diri dan Motivasi Berprestasi dengan Kematangan Karir pada Remaja

D. Hubungan antara Harga Diri dan Motivasi Berprestasi dengan Kematangan Karir pada Remaja

1. Hubungan antara Harga Diri dan Motivasi Berprestasi dengan Kematangan Karir pada Remaja

Remaja adalah suatu tahap dalam perkembangan manusia yang harus dilewati setiap anak untuk mendapatkan status dewasa. Santrock (2003) menyatakan bahwa minat terhadap karir mulai terlihat lebih nyata pada remaja yang berusia 15 tahun ke atas. Lebih lanjut, dijelaskan pula bahwa masa remaja merupakan masa meningkatnya pengambilan keputusan, antara lain keputusan tentang pekerjaan. Komandyahrini dan Hawadi (2008) menyatakan bahwa kualitas pemilihan karir ditentukan oleh tingkat kematangan karir yang dimiliki individu.

Levinson, dkk. (1998) menyatakan bahwa harga diri merupakan salah satu elemen penting dalam kematangan karir. Taylor dan Popma (dalam Coertse dan Schepers, 2004) menambahkan bahwa harga diri memiliki hubungan yang positif dengan kematangan karir. Hal ini berarti apabila remaja memiliki harga diri yang tinggi, maka akan memiliki kematangan karir yang tinggi pula. Begitu juga sebaliknya, apabila remaja memiliki harga diri yang rendah, maka akan memiliki kematangan karir yang rendah pula.

Remaja yang memiliki harga diri tinggi cenderung akan memandang dirinya secara positif dan merasa dirinya lebih berharga (Frey dan Carlock, 1984). Remaja yang memiliki harga diri tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri: mandiri, percaya terhadap kemampuan yang dimiliki, merasa dirinya berharga dan

berarti, serta merasa bahwa dirinya mendapatkan penerimaan, dukungan, dan kasih sayang dari orang-orang yang berada di sekitarnya (Coopersmith, 1967). Remaja tersebut memiliki penilaian yang positif mengenai dirinya, sehingga memungkinkannya untuk menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk menentukan pilihan dan mempersiapkan karir yang akan ditekuni di masa depan. Remaja akan lebih bersemangat dalam mempersiapkan karir untuk masa depan, karena remaja merasa mendapatkan dukungan dan kasih sayang dari orang lain. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Rojewski (dalam Brown dan Lent, 2005) yang mengungkapkan bahwa harga diri yang dimiliki individu menentukan kemampuan individu dalam memilih karir.

Unsur kepribadian lain yang terkait dengan kematangan karir adalah motivasi berprestasi. Patton dan Lokan (2001) menyatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan salah satu elemen penting dalam kematangan karir. Davidoff (1991) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai kebutuhan untuk mengejar keberhasilan dan mencapai cita-cita. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan berusaha keras untuk mencapai cita-cita yang telah ditetapkan.

Ciri-ciri remaja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, antara lain: berorientasi ke masa depan, berorientasi sukses, optimistis, percaya diri, tekun, dan berperilaku yang mengarah ke tujuan (Heckhausen dalam Soeramto, 1997). Karakteristik tersebut dapat mengarahkan remaja untuk merencanakan dan mempersiapkan masa depannya dengan bersungguh-sungguh.

McClelland (1987) menyatakan bahwa remaja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi mampu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan mampu menentukan masa depannya. Munandar (2001) menambahkan bahwa remaja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki tanggung jawab pribadi. Remaja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi juga mampu mengambil keputusan secara mandiri (Sobur, 2003). Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa remaja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan bertanggung jawab terhadap dirinya dan mampu mengambil keputusan, sehingga remaja tersebut cenderung akan menentukan pilihan karir untuk masa depannya secara mandiri. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Thornburg (1982) yang menyatakan bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi mampu menentukan tujuan karir untuk masa depan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui, bahwa harga diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama berhubungan dengan kematangan karir pada remaja. Remaja yang memiliki harga diri tinggi dan motivasi berprestasi tinggi akan merasa bahwa dirinya berharga dan berarti, percaya pada kemampuan yang dimiliki, merasa bahwa dirinya mendapatkan dukungan dan kasih sayang dari orang lain, optimistis, berorientasi ke masa depan, dan mampu mengambil keputusan secara mandiri. Adanya karakteristik tersebut dapat memungkinkan remaja untuk merencanakan, mempersiapkan, dan mengambil keputusan karir untuk masa depan secara mandiri.

2. Hubungan antara Harga Diri dengan Kematangan Karir pada Remaja

Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Remaja belum mendapatkan status orang dewasa, tetapi tidak lagi memiliki status anak-anak. Pada masa remaja terjadi berbagai perubahan, antara lain perubahan minat. Hurlock (2002) menyatakan bahwa pada masa remaja, minat yang dibawa dari masa anak-anak cenderung berkurang dan diganti oleh minat yang lebih matang, antara lain minat pada karir.

Santrock (2003) menyatakan bahwa tidak sedikit remaja yang melakukan perencanaan karir, eksplorasi karir, dan pengambilan keputusan karir dalam ambiguitas, ketidakpastian, dan stres. Remaja yang memiliki harga diri tinggi akan lebih mampu dan lebih baik dalam menghadapi keadaan yang dapat menimbulkan stres daripada remaja yang memiliki harga diri rendah, karena harga diri dapat meningkatkan kesehatan mental (Crocker dan Park, 2004). Hal ini memungkinkan remaja yang memiliki harga diri tinggi akan lebih mampu dan bersemangat dalam proses perencanaan karir, eksplorasi karir, dan pengambilan keputusan karir untuk masa depan.

Harga diri yang dimiliki remaja akan menentukan perilakunya (Sarwono dan Meinarno, 2009). Remaja yang memiliki harga diri tinggi cenderung akan berperilaku positif, sedangkan remaja yang memiliki harga diri rendah cenderung akan berperilaku negatif. Hal tersebut dapat memungkinkan remaja yang memiliki harga diri tinggi akan lebih bersemangat dalam melakukan perencanaan dan eksplorasi karir. Pernyataan ini diperkuat dengan hasil penelitian Patton, dkk. (2004) yang membuktikan bahwa remaja yang memiliki harga diri tinggi akan Harga diri yang dimiliki remaja akan menentukan perilakunya (Sarwono dan Meinarno, 2009). Remaja yang memiliki harga diri tinggi cenderung akan berperilaku positif, sedangkan remaja yang memiliki harga diri rendah cenderung akan berperilaku negatif. Hal tersebut dapat memungkinkan remaja yang memiliki harga diri tinggi akan lebih bersemangat dalam melakukan perencanaan dan eksplorasi karir. Pernyataan ini diperkuat dengan hasil penelitian Patton, dkk. (2004) yang membuktikan bahwa remaja yang memiliki harga diri tinggi akan

Remaja dengan harga diri tinggi memiliki keyakinan atau kepercayaan diri atas kemampuan diri sendiri untuk mengatasi setiap tantangan dalam kehidupan (Branden, 1994). Karakteristik ini dapat memungkinkan remaja untuk merencanakan, menentukan, dan mempersiapkan masa depan karirnya. Remaja cenderung akan berperilaku yang mengarah kepada tujuan karir serta berusaha untuk meraih karir yang dicita-citakan. Pernyataan ini senada dengan pendapat Betz (dalam Brown dan Lent, 2005) yang mengungkapkan bahwa harga diri dapat membantu individu untuk mencapai karir yang diharapkan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa harga diri berhubungan dengan kematangan karir pada remaja. Hal ini disebabkan remaja yang memiliki harga diri tinggi akan lebih bersemangat untuk merencanakan karir, mengeksplorasi karir, dan memutuskan pilihan karir yang akan ditekuni di masa depan. Remaja juga akan berperilaku yang mengarah kepada tujuan karirnya, antara lain mencari dan memahami informasi karir, serta mempersiapkan diri untuk memasuki karir yang dicita-citakan.

3. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kematangan Karir pada Remaja

Remaja adalah suatu tahap dalam perkembangan manusia yang harus dilewati setiap anak untuk mendapatkan status dewasa. Hurlock (2002) Remaja adalah suatu tahap dalam perkembangan manusia yang harus dilewati setiap anak untuk mendapatkan status dewasa. Hurlock (2002)

Remaja dalam usahanya untuk memilih, mempersiapkan, dan mencapai karir yang diharapkan sering mengalami hambatan, sehingga diperlukan usaha untuk mengatasi hambatan tersebut. Remaja harus dapat menjadi individu yang tangguh supaya mampu memilih dan mempersiapkan karir dengan matang. Remaja membutuhkan motivasi berprestasi yang tinggi, sehingga dapat mendorong remaja untuk mengatasi tantangan serta meraih keberhasilan dan cita- cita yang diinginkan (Davidoff, 1991).

Remaja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi senantiasa menyandarkan hasil kerja pada usaha sendiri, bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau kebetulan (Djaali, 2011). Karakteristik tersebut dapat memungkinkan remaja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi ketika dihadapkan pada pemilihan karir, maka remaja akan berusaha mencari informasi karir dan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mendapatkan karir yang diharapkan, serta berusaha mengatasi masalah yang berkaitan dengan pemilihan karir. Remaja akan berusaha meningkatkan kemampuan dan ketrampilan kerja yang dimiliki serta mengatasi hambatan yang dihadapi dalam rangka pencapaian karir yang diharapkan.

Remaja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan berperilaku berdasarkan kepercayaan terhadap diri sendiri, berusaha keras untuk mencapai keinginan, berusaha keras dalam persaingan, dan mampu membuat keputusan-

keputusan penting (Sobur, 2003). Remaja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi juga akan menetapkan tujuan dan perencanaan dalam hidupnya secara cermat, realistis, dan mendasarkan kepada kemampuan yang dimiliki (As’ad, 1995). Adanya karakteristik tersebut memungkinkan remaja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi mampu merencanakan, mempersiapkan, dan memilih karir sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga remaja akan memiliki kematangan karir yang tinggi. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian Dhillon dan Kaur (2005) yang menunjukkan bahwa remaja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi juga akan memiliki kematangan karir yang tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa motivasi berprestasi berhubungan dengan kematangan karir pada remaja. Hal ini dikarenakan remaja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan lebih mampu dalam menentukan keputusan karir yang akan ditekuninya di masa depan. Remaja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih mampu untuk menetapkan rencana dan pilihan karir berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Remaja juga berusaha untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan kerja, serta mengatasi segala hambatan yang dihadapi dalam rangka mencapai karir yang diharapkan.