Disfungsi Sosial Facebook

b) Disfungsi Sosial Facebook

Dampak berarti suatu akibat yang diperoleh atau merupakan pengaruh dari suatu kegiatan terhadap suatu objek atau sasaran program, disini dampak yang dimaksud adalah dampak negatif yang diperoleh dari adanya facebook siswa SMA N 8 SKA.

Dampak negatif yang Jesika alami selama ini belum begitu ia rasakan betul dalam segi pendidikan terutama dalam hal motivasi belajarnya namun lebih pada pola finansial yang terkesan membuang-buang uang yaitu penggunaan pulsa yang boros, seperti yang dia ungkapkan berikut ini :

”Dampak negativenya selama ini aku belum pernah ngarasain betul, paling ya boros pulsa gak berakibat penuh dalam sisi belajar aku.

Senada dengan Yoga, Nur Septiani pun mengaku dengan adanya facebook selama ini belum begitu merasakan dampak negatifnya serta dia juga tidak memakainya secara berlebihan sehingga dia tidak merasa kecanduan dalam menggunakannya, ia mengatakan:

Iya mbak kadang saya tidak control terhadap penggunaan facebook sampai saya lupa akan belajar„, (wawancara, 20 Agustus 2011)

Facebook memiliki banyak sekali dampak positif. Namun banyak pula dampak negatif yang mungkin timbul akibat ”mainan” tersebut. Hal ini tergantung pada pengendalian diri kita masing-masing. Jika tidak mampu mengontrol tentunya kita akan terjerumus dalam hal-hal negatif tersebut di atas. Jadi, pandai-pandailah mengendalikan diri dan manfaatkan teknologi ini secara bijak dan baik (Fayuciha : 2009).

Tidak dapat dipungkiri ada pihak dengan kapabilitas yang lebih dari yang lainnya melakukan tindakan ilegal. Fenomena ini membuka peluang bagi pihak-pihak yang kurang bertanggung jawab untuk melakukan apa yang kemudian dikenal dengan nama Cyber crime (kejahatan dunia internet).

Dalam kesehariannya ungkapnya ia biasa belajar sehari sekali, waktunya cuma sekitar 10 menit untuk membaca sedikit catatan dari buku pelajaran. la mengaku dengan adanya facebook juga berpengaruh terhadap menurunnya motivasi dalam hal belajar contohnya sewaktu ia belajar ia pergunakan waktunya berbarengan dengan membuka facebook mengganggu fokus ia dalam belajarnya dan akhirnya berpengaruh pula terhadap dorongannya untuk belajar menjadikan ia malas.

Selain merasa kecanduan efek lain adalah membengkaknya pemakaian pulsa, pulsa yang dihabiskan oleh Intan jika ia menggunakan pulsa paketan sebesar Rp. 10.000 perminggu, namun jika ia tidak menggunakan pulsa paketan dalam sekali buka ia bisa menghabiskan Rp.

2000 untuk online di warung internet namun jika dalam seharinya sampai 10 kali akan lebih besar lagi pulsa yang harus Intan keluarkan.

dituntut mengikuti pola perkembangan yang terjadi (dinamis), sudah seharusnya orang tua mampu menguasai tekhnologi seperti Internet. Dengan adanya pemahaman tentang internet maka setidaknya orang tua mampu mengetahui bahaya yang dapat di timbulkan dari penggunaan facebook. Orang tua juga dapat menasehati anak dari hati ke hati. Memang tidak mudah untuk mengubah pola perilaku anak, tetapi apabila nasehat di lakukan dengan pola pendekatan yang sesuai maka setidaknya nasehat yang diberikan dapat

menyentuh diri anak dan bisa terjadi perubahan sikap. Orang tua harus mampu mengontrol apa saja yang dikerjakan oleh anak.

Ketika orang tua mampu membuat sebuah kebijakan maka harus di sertai pengawasan terhadap pola pergerakan kebijakan tersebut. Sehingga disini kontrol manusia akan teknologi benar-benar sangat diperlukan, bisa dilakukan dengan melakukan kontrol terhadap budaya itu sendiri yakni dengan jalan membatasi diri agar tidak berlebihan serta mampu menempatkan diri dalam penggunaanya. Selain itu dibutuhkan pula kita harus bisa berpikir tepat dan logis, kita harus bisa menempatkan dan menerima fungsi fasilitas komunikasi sesuai dengan proporsinya masing - masing.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar siswa SMA yang bukan penyuka berat facebook lebih merasakan dampak positif karena mampu mengontrol dan membatasi diri serta menempatkan facebook secara sewajarnya. Sedangkan bagi siswa SMA penyuka berat facebook (Facebooker) banyak merasakan hal negative, seperti yang terangkum dalam matrik berikut :

Perilaku remaja dalam penggunaan facebook memiliki karakteristik dapat dilihat pada perkataan dan perbuatan remaja saat mereka memanfaatkan facebook. Dalam hal ini yang akan diukur adalah facebook dapat memperburuk cara berkomunikasi dan merusak tata bahasa pengguna/ remaja. Perilaku remaja juga dapat diukur dari frekuensi, durasi, dan intensitas remaja saat memanfaatkan facebook. Perilaku Perilaku remaja dalam penggunaan facebook memiliki karakteristik dapat dilihat pada perkataan dan perbuatan remaja saat mereka memanfaatkan facebook. Dalam hal ini yang akan diukur adalah facebook dapat memperburuk cara berkomunikasi dan merusak tata bahasa pengguna/ remaja. Perilaku remaja juga dapat diukur dari frekuensi, durasi, dan intensitas remaja saat memanfaatkan facebook. Perilaku

secara langsung/tatap muka.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah di paparkan dapat di tarik kesimpulan bahwa: 1. Sebelum adanya Facebook interaksi yang terjadi antara siswa kebanyakan melalui handphone dan menggunakan sarana himpunan untuk saling mengenal antara satu dengan yang lain.

2. Facebook menjadi sarana penghubung dan komunikasi bagi para siswa SMAN 8 Surakarta, dengan Facebook para siswa dapat kembali bertemu dengan teman- teman lama walaupun di dunia maya.

3. komunikasi antar teman menjadi lancar walaupun berjauhan, selain itu Facebook juga dapat menjadi sarana bagi para siswa untuk dapat semakin mengakrabkan diri antara satu dengan yang lainnya baik itu sama satu sekolahan maupun dengan sekolahan lain.

4. Namun Facebook juga memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif yang dapat dirasakan bagi para siswa antara lain semakin eratnya tali silaturahmi antara teman yang sudah terjalin di dunia nyata, memberikan berbagai macam informasi yang menarik, sarana untuk saling menyapa dan berinteraksi dengan teman, juga sebagai sarana untuk merilekskan fikiran sedangkan dampak negatif Facebook yaitu siswa cenderung lupa waktu sehingga banyak waktu mereka yag terbuang sia-sia, tidak ada batasan ranah pribadi karena hal-hal yang harusnya tidak terungkap dapat terungkap di Facebook.

Motif siswa dalam menggunakan social networking dipengaruhi keinginan untuk dijadikan sarana untuk mencari informasi, hiburan, identitas pribadi maupun Motif siswa dalam menggunakan social networking dipengaruhi keinginan untuk dijadikan sarana untuk mencari informasi, hiburan, identitas pribadi maupun

B. Implikasi Penelitian 1. Implikasi Empiris

Dari hasil penelitian yang telah yang dilakukan bahwa faktor yang mempengaruhi pola penggunaan jejaring sosial facebook adalah gaya hidup, bila remaja pada saat ini tidak mempunyai akun facebook, maka dia akan ketinggalan jaman dan dikatakan kurang pergaulan (kuper) oleh teman-temannya.

Para pengguna Facebook dapat saling menyapa dan menjalin hubungan pertemanan dengan siapa saja dari segala penjuru dunia tanpa harus bertatap muka. Bahkan tak jarang kita dapat kembali saling berhubungan dengan seorang teman lama yang bahkan mungkin telah bertahun-tahun tidak bertatap muka. melalui Facebook kita juga dapat menambahkan teman-teman baru dengan meng- add pengguna lain. Facebook tampaknya kini telah menjadi tempat untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi yang banyak di gemari oleh para penggunanya sehingga seolah-olah bertatap muka untuk saling berinteraksi bukan lagi hal yang penting karena tanpa bertemu secara langsungpun para pengguna Facebook sudah dapat melakukan interaksi dengan sesamanya

Terdapat dua tahapan proses komunikasi, yakni proses komunikasi primer dan sekunder. Proses komunikasi primer ialah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Proses komunikasi sekunder yaitu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama

Dengan teknologi Facebook, kita dapat berhubungan dengan siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal jarak dan waktu. Namun disisi lainFacebook dapat berdampak pada kurangnya hubungan langsung atau kontak langsung dengan sesama.

2. Implikasi Teoritis

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua teori yaitu teori aksi dan teori struktur fungsional,hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa penelitian dapat didukung oleh teori struktur fungsional, asumsi dasar dari teori struktur fungsional yaitu bahwa masyarakat terintegrasi atas dasar kesepakatan dari para anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Hal lain dari perilaku adalah pola hidup yang cenderung konsumtif.

Teori Aksi adalah teori yang akan digunakan dalam menganalisa penelitian ini. Teori aksi dilembangakan oleh Talcott Parson. Teori aksi sosial bukan bukan hanya belajar teori semata, melainkan membangun suatu sistem yang jelas dari teori tersebut. Dimana kebutuhan penting siswa adalah kebutuhan untuk mendapat ilmu pengetahuan dilakukannya dengan jalan belajar, siswa SMA N 8 Surakarta sadar akan perannya sebagai seorang pelajar mereka juga telah tahu dan berfikir lebih dewasa sehingga dapat mengontrol diri mereka terutama dalam hal belajar, sehingga akan timbul adanya dorongan untuk belajar kebutuhan (need), Teori Aksi adalah teori yang akan digunakan dalam menganalisa penelitian ini. Teori aksi dilembangakan oleh Talcott Parson. Teori aksi sosial bukan bukan hanya belajar teori semata, melainkan membangun suatu sistem yang jelas dari teori tersebut. Dimana kebutuhan penting siswa adalah kebutuhan untuk mendapat ilmu pengetahuan dilakukannya dengan jalan belajar, siswa SMA N 8 Surakarta sadar akan perannya sebagai seorang pelajar mereka juga telah tahu dan berfikir lebih dewasa sehingga dapat mengontrol diri mereka terutama dalam hal belajar, sehingga akan timbul adanya dorongan untuk belajar kebutuhan (need),

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa penelitian ini didukung oleh teori fungsional structural, khususnya karya Parsons .Asumsi dasar dari Teori Fungsionalisme Struktural, yaitu bahwa masyarakat terintegrasi atas dasar kesepakatan dari para anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan.

Menurut Robert K.Merton konsekuensi-konsekuensi objektif dari individu dalam perilaku itu ada yang mengarah pada integrasi dan keseimbangan ( fungsi manifest), akan tetapi ada pula konsekuensi- konsekuensi objektif dari individu dalam perilaku itu yang tidak dimaksudkan dan tidak diketahui. Oleh karena itu, menurut pendapatnya konsekuensi-konsekuensi objek dari individu dalam perilaku tersebut ada yang bersifat fungsional dan ada pula yang bersifat disfungsional.dalam teori struktur fungsionalisme cenderung memusatkan perhatian pada fungsi dari suatu fakta sosial terhadap fakta sosial yang lain.konsep sifat dan fungsi dari Merton membedakan atas fungsi manifest dan fungsi laten. Fungsi manifest adalah fungsi yang diharapkan, sedangkan fungsi laten adalah fungsi yang tidak diharapkan.

3. Implikasi Metodologis

Penelitian yang telah dilaksanakan ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini mendeskripsikan mengenai gambaran adanya jejaring sosial facebook yang sedang merebak sehingga menimbulkan dampak secara umum. Didalam pengumpulan data, peneliti Penelitian yang telah dilaksanakan ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini mendeskripsikan mengenai gambaran adanya jejaring sosial facebook yang sedang merebak sehingga menimbulkan dampak secara umum. Didalam pengumpulan data, peneliti

Maka peneliti memilih informan yang berkembang sesuai dengan kebutuhan data yaitu 10 informan dari SMA N 8 Surakarta,Untuk teknik Analisis penelitian di SMA N 8 Surakarta ini menggunakan teknik analisis interaktif, dimana teknik analisis interaktif ini yang meliputi: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dapat dijelaskan pengumpulan data tersebut berupa wawancara, observasi secara langsung serta dokumentasi (data literature, artikel, data internet serta data dokumentasi foto) yang dikumpulkan dan disusun yang mendalam sampai terbentuk data yang sistematik. Bila pengumpulan dan penyusunan berkumpul maka dapat disimpulkan atau ditarik kesimpulannya.

Bentuk wawancara yang dilakukan secara informal yaitu dengan wawancara secara santai, tidak terstruktur ketat dan dalam suasana yang nyaman bagi informan. Secara keseluruhan peneliti tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pendekatan dan memperoleh informasi dari para informan karena para informan bersikap terbuka, antusias dan menerima dengan baik kehadiran peneliti, sehingga adanya peneliti ditengah-tengah aktivitas mereka tidak lagi dianggap sebagai orang asing yang ingin meneliti mereka dan akhirnya informasi pun dapat mengalir dengan mudah dan lancar.

Untuk keperluan trianggulasi data, peneliti melakukan pengecekan dengan trianggulasi sumber untuk memperoleh data yang memiliki Untuk keperluan trianggulasi data, peneliti melakukan pengecekan dengan trianggulasi sumber untuk memperoleh data yang memiliki

Secara metodologis, penelitian ini memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

1. Kelebihan ü Hasil penelitian ini dapat terjaga kebenarannya karena dilakukan pengecekan melalui trianggulasi sumber. Artinya data yang dihasilkan dari informan pertama dapat dicek kebenarannya kepada informan selanjutnya. Kemudian dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara secara informal memudahkan peneliti untuk memperoleh data yang luas, jelas dan mendalam.

ü Kebenaran dalam penelitian ini merupakan hasil interpretasi informan atas semua hasil wawancara yang dijadikan sumber data. ü Penelitian kualitatif mampu mengungkapkan realitas secara mendalam tentang realitas social (seperti: produk pola pikir manusia dengan segala subyektifitasnya, emosi dan nilai-nilai sehingga mampu memberi gambaran realitas sosial sebagaimana adanya) tentang dampak penggunaan jejaring social facebook di kalangan siswa SMAN 8 Surakarta.

2. Kekurangan ü Isu merebaknya jejaring social facebook tidak bertahan lama

sehingga peneliti dalam mengumpulkan data harus cepat pada waktu merebaknya situs jejaring sosial itu terjadi, kesuliatan lain sehingga peneliti dalam mengumpulkan data harus cepat pada waktu merebaknya situs jejaring sosial itu terjadi, kesuliatan lain

ü Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan, kerena penelitian kualitatif hanya berlaku pada lokasi penelitian ini saja. Pada peristiwa, tempat dan waktu yang lain, maka hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan.

ü Dalam penelitian ini, peneliti mungkin terjebak dalam subyektifitas sehingga terkadang segala macam bentuk persepsi dan emosi ikut mempengaruhi hasil penelitian.

C. Saran

Setelah mengetahui bagaimana interaksi yang terjadi di Facebook dan berbagai dampak yang terjadi baik itu positif maupun negatife disarankan 1. Agar siswa yang menggunakan Facebook dapat lebih bijak lagi dalam menggunakan Facebook dan dapat memberikan batasan antara hal-hal pribadi yang harusnya bukan menjadi konsumsi publik di Facebook

2. Agar memanfaatkan Facebook sebagai sarana untuk menjalin hubungan pertemanan yang semakin baik, dan mencari berbagi informasi-informasi yang penting Adapun saran yang penulis kemukakan adalah, diharapkan siswa dapat

menggunakan social networking sebagai sarana maupun media untuk meningkatkan potensi diri. Misalnya sebagai alat bantu dalam proses mencari ilmu, menjalin hubungan dengan perusahaan, menjadikan alat untuk berwirausaha.