Jenis-jenis Penyakit

Jenis-jenis Penyakit

4. Penanganan saat panen harus baik

1. Penyakit non-infeksi adalah penyakit dan benar untuk menghindari agar

yang timbul akibat adanya gangguan ikan tidak luka-luka.

faktor yang bukan patogen. Penyakit

5. Harus dihindari masuknya binatang non-infeksi tidak menular. Penyakit pembawa penyakit seperti burung,

non-infeksi yang banyak ditemukan siput atau keong mas.

adalah keracunan dan kekurangan Penyakit dapat diartikan sebagai

gizi. Keracunan dapat disebabkan organisme yang hidup dan berkembang

oleh pemberian pakan yang ber- di dalam tubuh ikan sehingga organ

jamur, berkuman dan pencemaran tubuh ikan terganggu. Jika salah satu

lingkungan perairan. atau sebagian organ tubuh terganggu, 2. Penyakit akibat infeksi biasanya

akan terganggu pula seluruh jaringan timbul karena gangguan organisme akan terganggu pula seluruh jaringan timbul karena gangguan organisme

2. Penyakit yang disebabkan oleh bak- menyebabkan infeksi biasanya berupa

teri, antara lain adalah Flexibacter parasit, jamur, bakteri atau virus.

columnaris, Edwardsiella tarda, Ed- wardsiela ictalurus, Vibrio anguillarum,

Aeromonas hydrophylla, Aeromonas

Penyakit non infeksi

salmonicida.

3. Penyakit yang disebabkan oleh jamur, dari tingkah laku ikan. Biasanya ikan yang

Gejala keracunan dapat diidenti kasi

antara lain adalah Ichthyoponus sp, mengalami keracunan terlihat lemah dan

Branchyomycetes sp, Saprolegnia sp berenang tidak normal dipermukaan

dan Achlya sp.

air. Pada kasus yang berbahaya, ikan berenang

4. Penyakit yang disebabkan oleh Penyakit karena kurang gizi, ikan tampak

terbalik kemudian mati.

parasit. Jenis parasit ada beberapa kurus dan kepala terlihat lebih besar,

macam yaitu endoparasit dan ekto- tidak seimbang dengan ukuran tubuh.

parasit. Yang termasuk kedalam Ikan juga akan terlihat kurang lincah.

endoparasit antara lain adalah pro- tozoa dan trematoda, sedangkan

Untuk mencegah terjadinya keracu- ectoparasit adalah crustacean. Pe- nan, pakan harus diberikan secara selektif

nyakit yang disebabkan oleh proto- dan lingkungan dijaga agar tetap bersih.

zoa antara lain adalah Ichtyopthirius Bila tingkat keracunan tidak terlalu parah

multi ¿liis, Myxobolus sp, Trichodina atau masih dalam taraf dini, ikan-ikan

sp, Myxosoma sp, Henneguya sp yang stress dan berenang tidak normal

dan Thelohanellus sp. Penyakit yang harus segera diangkat dan ditempatkan

disebabkan oleh trematoda antara pada wadah yang berisi air bersih, segar

lain adalah Dactylogyrus sp, Gyro- dan dilengkapi dengan suplai oksigen.

dactylus sp dan Clinostomum sp. Untuk mencegah kekurangan gizi,

Penyakit yang disebabkan oleh crus- pemberian pakan harus terjadwal dan

tacean antara lain adalah Argulus sp, jumlahnya cukup. Pakan yang diberikan

Lernea cyprinaceae. harus dipastikan mengandung kadar

Untuk memahami tentang berbagai

protein tinggi yang dilengkapi lemak, jenis penyakit infeksi dan bagaimana vitamin A, mineral. Selain itu, kualitas air para pembudidaya melakukan tindakan tetap dijaga agar selalu mengalir lancar pencegahan dan pengobatan pada ikan dan parameter kimia maupun biologi yang terserang penyakit, maka harus mencukupi standar budidaya.

dipahami terlebih dahulu tentang morfolo- gi dari macam-macam penyakit tersebut. Oleh karena itu dalam penjelasan berikut

Penyakit infeksi

akan diuraikan tentang biologi dan mor-

1. Penyakit yang disebabkan virus, an- fologi dari berbagai jenis penyakit yang tara lain adalah Infectious Pancreatic biasa menyerang ikan budidaya. Necrosis (IPN), Viral Haemorrhagic Septicaemia (VHS), Channel Cat ¿sh Virus (CCV), Infectious Haemopotic Necrosis (IHN).

1. Ichthyophthirius multi ¿liis.

wasa atau stadium memakan (tropozoit) yang berkembang dalam kulit atau jaringan

Ichthyophthirius multi ¿liis

adalah

epitelium insang dari inang. Setelah fase jenis parasit yang digolongkan kedalam

phylum Protozoa, subphylum Ciliophora, Ichthyophthirius mul-

makannya selesai,

kelas Ciliata, subkelas Holotrichia, Ordo ti ¿liis akan memecahkan epithelium dan keluar dari inangnya untuk membentuk

Hymenostomatida, famili Ophryoglenia dan kista. Larva-larva berkista tersebut akan

genus Ichthyophthirius multi ¿liis (Hoffman, menempel pada tumbuhan, batuan atau

1967). Kecuali pada bagian anterior yang obyek lain yang ada di perairan. Kemu-

berbentuk cincin (cystome), hampir di dian membelah hingga sepuluh kali melalui

seluruh permukaan tubuh Ichthyophthirius pembelahan biner yang menghasilkan 100 multi ¿liis tertutup oleh silia yang berfungsi – 2000 sel bulat berdiameter 18 – 22

untukpergerakannya,bagiansitoplasmanya μm.

Sel-sel itu akan memanjang seperti cerutu terdapat makronukleus yang berbentuk

seperti tapal kuda, mikronukleus (inti yang μm dan mengeluarkan

berdiameter 10 X 40

enzim hyaluronidase. Enzim tersebut digu- kecil) yang menempel pada makronukleus

nakan untuk memecahkan kista sehingga dan sejumlah vakuola kontraktil Untuk lebih

tomit (sel-sel muda) yang dihasilkan dapat jelasnya dapat di lihat pada Gambar 8.1.

berenang bebas dan segera mendapatkan inang baru. Tomit-tomit itu motil dan bersi-

fat infektif sampai berumur 4 hari dan akan mati jika dalam waktu 48 jam tidak segera menemukan inang yang baru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.2.

Gambar 8.1 . Ichthyophthirius multi ¿liis

Ichthyophthirius multi ¿liis menyebab- kan penyakit bintik putih atau White spot disease atau Ich. Parasit ini dapat meng- infeksi kulit, insang dan mata pada ber- bagai jenis ikan baik ikan air tawar, payau

dan laut. Parasit ini mempunyai panjang tubuh 0,1 – 1,0 mm dan dapat menyebab-

Gambar 8.2 . Siklus hidup Ichthyophthirius kan kerusakan kulit dan dapat menyebab-

multi ¿liis kan kematian. Parasit ini berkembangbiak Cara penyerangan parasit ini dengan

dengan cara membelah biner. Individu menempel pada lapisan lendir bagian muda parasit ini memiliki diameter antara

kulit ikan, parasit ini akan menghisap

30 – 50 μm dan individu dewasanya dapat sel darah merah dan sel pigmen pada mencapai ukuran diameter 50–100 μm. kulit ikan. Ikan yang terserang parasit ini Siklus hidupnya dimulai dari stadium de- memperlihatkan gejala sebagai berikut :

ƒ produksi lendir yang berlebihan. ƒ adanya bintik-bintik putih (white spots) ƒ frekuensi pernafasan meningkat

ƒ pertumbuhan terhambat

2. Cyclochaeta domerguei

Hewan ini termasuk protozoa, jenis

protozoa ini mempunyai nama lain Tricho- dina . Jenis parasit ini berbentuk sep-

Gambar 8.4 . Trichodina tampak atas erti setengah bola dengan bagian tengah

(dorsal) cembung, sedangkan mulut pada bagian ventral. Pada bagian mulut dileng-

3. Myxobulus sp, Myxosoma sp,

kapi alat penghisap dengan dilengkapi

Thellohanellus sp dan Henneguya

suatu alat dari chitine yang melingkari mu-

sp.

lut. Alat chitine ini berbentuk seperti jang- Keempat jenis parasit ini merupakan kar (anchor). Untuk lebih jelasnya dapat penyebab penyakit Myxosporeasis. Pe- dilihat pada Gambar 8.3 dan Gambar 8.4. nyakit ini disebabkan oleh parasit dari ke- Gejala adanya serangan parasit ini adalah las Sporozoa, subkelas Myxosporea, ordo pendarahan pada kulit ikan, pucat, ikan Cnidosporodia, subordo Myxosporidia, fa- berlendir banyak.

mili Myxobolidae yang merupakan bagian dari lum Myxozoa dan termasuk kedalam kelompok endoparasit. Kunci identi kasi yang penting dari keempat jenis parasit ini adalah pada sporanya, yang merupakan fase resisten dan alat penyebaran popula- si. Spora myxosorea terdiri atas dua valve, yang dibatasi oleh sebuah suture. Pada valve terdapat satu atau dua polar kapsul yang penting untuk identi kasi. Spora pada parasit kelas Cnidosporidia ini mempunyai

Gambar 8.3. Trichodina tampak bawah cangkang, kapsul polar dan sporoplasm. Di dalam kapsul polar terdapat lament polar.

Bila spora memiliki dua kapsul polar maka digolongkan ke dalam genus Myxobolus sp

dan bila hanya memiliki satu kapsul polar maka akan digolongkan kedalam genus Thellohanellus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.5, 8.6, 8.7 dan 8.8.

Gejala infeksi pada ikan antara lain adanya benjolan pada bagian tubuh luar (bintil) yang berwarna kemerah-merahan. Bintil ini sebenarnya berisi ribuan spora yang dapat menyebabkan tutup insang ikan selalu terbuka. Jika bintil ini pecah, maka spora yang ada di dalamnya akan menyebar seperti plankton. Spora ini

berukuran 0,01 – 0,02 mm, sehingga

Gambar 8.5 . Myxobulus sp. sering tertelan oleh ikan. Pengaruh serangan myxosporea

tergantung pada ketebalan serta lokasi kistanya. Serangan yang berat pada insang menyebabkan gangguan pada sirkulasi pernafasan serta penurunan fungsi organ pernafasan. Sedangkan serangan yang berat pada jaringan bawah kulit dan insang menyebabkan berkurangnya berat badan ikan, gerakan ikan menjadi lambat, warna tubuh menjadi gelap dan system syaraf menjadi lemah.

Gambar 8.6 .Myxosoma sp.

4. Dactylogyrus sp

Dactylogyrus sp digolongkan ke dalam phylum Vermes, subphylum Platy- helmintes, kelas Trematoda, ordo Mono-

genea, famili Dactylogyridae, subfamily Dactylogyrinae dan genus Dactylogyrus .

Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat Gambar 8.7 . Thellohanellus sp.

rendah (Trematoda). Dactylogyrus sp sering menyerang pada bagian insang ikan air tawar, payau dan laut. Pada bagian tubuhnya terdapat posterior Hap- tor. Haptornya ini tidak memiliki struktur cuticular dan memiliki satu pasang kait dengan satu baris kutikular, memiliki 16 kait utama, satu pasang kait yang sangat kecil. Dactylogyrus sp mempunyai ophi- stapor (posterior suvker) dengan 1 – 2 pasang kait besar dan 14 kait marginal yang terdapat pada bagian posterior. Ke- pala memiliki 4 lobe dengan dua pasang

Gambar 8.8. Henneguya sp.

mata yang terletak di daerah pharynx.

8.10. Gejala infeksi pada ikan antara lain : Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pernafasan ikan meningkat, produksi lendir Gambar 8.9. Gejala infeksi pada ikan berlebih. antara lain : pernafasan ikan meningkat,

produksi lendir berlebih.

Gambar 8.10. Gyrodactilus sp. Gambar 8.9. Dactylogyrus sp

6. Lernea sp.

5. Gyrodactilus sp.

Parasit ini termasuk crustacea (udang- Gyrodactilus sp digolongkan kedalam udangan tingkat rendah). Ciri parasit ini

phylum Vermes, subphylum Platyhel- adalah jangkar yang menusuk pada kulit mintes, kelas Trematoda, ordo Mono- ikan dengan bagian ekor (perut) yang genea, famili Gyrodactylidae, subfamily bergantung, dua kantong telur berwarna Gyrodactylinae dan genus Gyrodactilus. hijau. Jenis parasit ini biasa disebut Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat dengan cacing jangkar karena bentuk rendah (Trematoda). Gyrodactilus sp bi- tubuhnya yaitu bagian kepalanya seperti asanya sering menyerang ikan air tawar, jangkar yang akan dibenamkan pada payau dan laut pada bagian kulit luar dan tubuh ikan sehingga parasit ini akan terlihat insang. Parasit ini bersifat vivipar dimana menempel pada bagian tubuh ikan yang telur berkembang dan menetas di dalam terserang parasit ini. Parasit ini sangat uterusnya. Memiliki panjang tubuh berkisar berbahaya karena menghisap cairan tubuh antara 0,5 – 0,8 mm, hidup pada permu- ikan untuk perkembangan telurnya. Selain kaan tubuh ikan dan biasa menginfeksi or- itu bila parasit ini mati, akan meninggalkan gan-organ lokomosi hospes dan respirasi. berkas lubang pada kulit ikan sehingga Larva berkembang di dalam uterus parasit akan terjadi infeksi sekunder oleh tersebut dan dapat berisi kelompok-kelom- bakteri. Parasit ini dalam siklus hidupnya pok sel embrionik. Ophisthaptor individu mengalami tiga kali perubahan tubuhnya dewasa tidak mengandung batil isap, tetapi yaitu nauplius, copepodit dan bentuk memiliki sederet kait-kait kecil berjumlah 16 dewasa. Dalam satu siklus hidupnya buah disepanjang tepinya dan sepanjang membutuhkan waktu berkisar antara 21 kait besar di tengah-tengah, terdapat dua – 25 hari. Individu dewasa dapat terlihat tonjolan yang menyerupai kuping. Untuk secara kasat mata dan pada bagian bawah lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar tubuhnya pada individu betina mempunyai phylum Vermes, subphylum Platyhel- adalah jangkar yang menusuk pada kulit mintes, kelas Trematoda, ordo Mono- ikan dengan bagian ekor (perut) yang genea, famili Gyrodactylidae, subfamily bergantung, dua kantong telur berwarna Gyrodactylinae dan genus Gyrodactilus. hijau. Jenis parasit ini biasa disebut Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat dengan cacing jangkar karena bentuk rendah (Trematoda). Gyrodactilus sp bi- tubuhnya yaitu bagian kepalanya seperti asanya sering menyerang ikan air tawar, jangkar yang akan dibenamkan pada payau dan laut pada bagian kulit luar dan tubuh ikan sehingga parasit ini akan terlihat insang. Parasit ini bersifat vivipar dimana menempel pada bagian tubuh ikan yang telur berkembang dan menetas di dalam terserang parasit ini. Parasit ini sangat uterusnya. Memiliki panjang tubuh berkisar berbahaya karena menghisap cairan tubuh antara 0,5 – 0,8 mm, hidup pada permu- ikan untuk perkembangan telurnya. Selain kaan tubuh ikan dan biasa menginfeksi or- itu bila parasit ini mati, akan meninggalkan gan-organ lokomosi hospes dan respirasi. berkas lubang pada kulit ikan sehingga Larva berkembang di dalam uterus parasit akan terjadi infeksi sekunder oleh tersebut dan dapat berisi kelompok-kelom- bakteri. Parasit ini dalam siklus hidupnya pok sel embrionik. Ophisthaptor individu mengalami tiga kali perubahan tubuhnya dewasa tidak mengandung batil isap, tetapi yaitu nauplius, copepodit dan bentuk memiliki sederet kait-kait kecil berjumlah 16 dewasa. Dalam satu siklus hidupnya buah disepanjang tepinya dan sepanjang membutuhkan waktu berkisar antara 21 kait besar di tengah-tengah, terdapat dua – 25 hari. Individu dewasa dapat terlihat tonjolan yang menyerupai kuping. Untuk secara kasat mata dan pada bagian bawah lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar tubuhnya pada individu betina mempunyai

buhnya, berupa alat yang akan menusuk- kan alat tersebut kedalam tubuh ikan

yang diserang. Pada pinggiran karapace- nya terdapat empat pasang kaki yang berfungsi untuk berjalan pada bagian tu- buh ikan, berenang bebas dan berpindah dari satu ikan ke ikan yang lain.

Perkembangbiakan terjadi secara kawin karena jenis Argulus indicus ini ada jantan dan betina, ukuran tubuh jantan lebih kecil daripada betina. Daur hidup Argulus indicus terjadi selama 28 hari dimana 12 hari untuk fase telur dan menetas sedangkan fase larva sampai dewasa membutuhkan waktu berkisar 16 hari. Larva Argulus indicus dapat hidup

org.uk

tanpa ikan selama 36 jam sedangkan

individu dewasa dapat hidup tanpa inang selama 9 hari. Jumlah telur yang dihasil- kan dari individu betina berkisar antara

amp.

www.koic

50 - 250 butir. Telur yang dihasilkannya akan diletakkan pada berbagai benda

yang ada di dalam perairan. Telur akan Gambar 8.11 . Lernea sp.

menetas menjadi larva setelah beberapa kali berganti kulit akan berubah menjadi

dewasa. Untuk lebih jelasnya dapat dili-

7. Argulus indicus

hat pada Gambar 8.12.

Argulus indicus merupakan salah satu ektoparasit yang termasuk kedalam

phylum Arthropoda, kelas Crustacea, subkelas Entomostsaca, ordo copepoda, subordo Branchiora, famili Argulidae, genus Argulus. Ciri-ciri parasit ini adalah bentuk seperti kutu berwarna keputih-pu- tihan, menempel pada bagian tubuh ikan, mempunyai alat penghisap, sehingga bi-

asa disebut juga dengan nama kutu ikan. Alat penghisap ini akan menghisap darah

Gambar 8.12 . Argulus indicus tampak ikan. Oleh karena itu ikan yang terserang

bawah

8. Saprolegnea sp dan Achlya sp.

Kedua organisme ini termasuk jenis jamur yang sangat berbahaya bila ling- kungan air sangat tercemar oleh bahan organik. Ciri-ciri jamur ini adalah adanya benang pada tubuh ikan yang lemah kon- disi tubuhnya. Hifa dari jamur dapat ma- suk ke dalam otot ikan bagian dalam dan dapat menyebabkan kematian ikan. Pada umumnya jamur ini biasanya menyerang ikan-ikan yang lemah karena terserang penyakit lain seperti ektoparasit. Selain itu dapat menyerang telur-telur ikan yang tidak dibuahi atau yang berkualitas bu- ruk. Secara kasat mata jamur ini hanya terlihat berwarna putih dan untuk melihat secara jelas harus menggunakan alat bantu mikroskop. Bentuk jamur dengan bantuan alat bantu mikroskop ini dapat dilihat pada Gambar 8.13 dan 8.14.

Gambar 8. 13 . Saprolegnea sp

Gambar 8.14 . Achlya sp

9. Aeromonas sp, Pseudomonas sp,

Flexibacter columnaris, Edwardsiella sp

Keempat organisme tersebut ter- masuk jenis bakteri yang sangat ber- bahaya bagi ikan, terutama ikan yang tidak bersisik. Serangan bakteri tersebut terjadi bila ikan dalam kondisi antara lain; pakan yang tidak seimbang kandungan gizinya, lingkungan air yang kandungan organiknya tinggi, uktuasi parameter kualitas air yang besar, infeksi sekunder yang disebabkan oleh serangan parasit dan faktor genetik (ikan tidak cukup kebal oleh serangan bakteri). Ciri-ciri serangan akteri tersebut adalah adanya bercak merah pada kulit, insang dan organ ba- gian dalam. Umumnya bila tidak diobati dapat menyebabkan penyebaran yang sangat luas dan menyebabkan kematian ikan secara massal.

Gambar 8.16 . Aeromonas sp

10. Epithelioma papulasum, Herpesvirus, Lymphocystis

Ketiga organisme ini termasuk ke- dalam kelompok virus yang dapat menye- rang ikan budidaya baik ikan air tawar, payau maupun laut. Jika ikan terserang virus maka ikan akan sulit sekali untuk dilakukan pengobatan dan ikan yang terserang virus akan mati secara massal.

8.2. PENCEGAHAN HAMA

dibersihkan. Cara untuk menghindari

dari serangan burung bangau ( DAN PENYAKIT IKAN Leptotilus

javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbo

Secara umum hal-hal yang dapat di- sinensis), blekok (Ramphalcyon capensis lakukan untuk mencegah timbulnya hama capensis) adalah dengan menutupi dan penyakit pada kegiatan budidaya ikan bagian atas kolam dengan lembararan ntara lain adalah :

jaring. Cara ini berfungsi ganda, selain ƒ burung tidak dapat masuk, juga ikan tidak

Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.

akan melompat keluar.

ƒ Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.

8.2.2. Pencegahan Parasit dengan

ƒ Penyaringan Air Sistem Filter Hindari penebaran ikan secara