Insidens kanker serviks menurut Departemen Kesehatan 2000, 100 per 100.000 perempuan pertahun, sedangkan dari data laboratorium patologi anatomi seluruh
Indonesia, frekuensi kanker serviks adalah paling tinggi di antara kanker yang ada di Indonesia maupun di Rumah Sakit Pusat Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo dengan frekuensi 76,2 Aziz M.F, 2006.
4. Faktor Resiko Kanker Serviks
Faktor resiko adalah faktor yang mempermudah timbulnya penyakit kanker serviks. Antara faktor resiko terjadinya kanker serviks adalah :
a. Umur
Pada umumnya, resiko untuk mendapatkan kanker serviks bertambah selepas umur 25 tahun. Stadium prakanker serviks dapat ditemukan pada
awal usia 20-an. Kanker serviks juga ditemukan pada wanita antara umur 30-60 tahun dan insiden terbanyak pada umur 40-50 tahun dan akan menurun drastis
sesudah umur 60 tahun Parson. Sedangkan, penderita kanker serviks rata-rata dijumpai pada umur 45 tahun. Menurut Aziz M.F.2006, umumnya insidens
kanker serviks sangat rendah di bawah umur 20 tahun dan sesudahnya menaik dengan cepat dan menetap pada usia 50 tahun. Menurut Agustina S, 2011
kanker serviks terjadi pada wanita yang berumur lebih 40 tahun tetapi bukti statistik menunjukkan kanker serviks dapat juga menyerang wanita antara usia
20- 30 tahun.
b. Aktivitas seksual pada usia muda
Umur pertama kali hubungan seksual merupakan salah satu faktor yang cukup penting. Makin muda seorang perempuan melakukan hubungan seksual,
makin besar resiko yang harus ditanggung untuk mendapatkan kanker serviks
dalam kehidupan selanjutnya Rasjidi I., 2008. Resiko kanker serviks akan meningkat pada pernikahan usia muda atau pertama kali koitus, yaitu pada umur
15-20 tahun atau pada belasan tahun serta period laten antara pertama kali koitus sampai terdeteksi kanker serviks selama 30 tahun.Menurut Aziz M.F 2006,
wanita di bawah usia 16 tahun menikah biasanya 10-12 kali lebih besar terserang kanker serviks daripada yang berusia 20 tahun ke atas.
c. Kebiasaan Berganti Pasangan
Wanita yang sering melakukan seks dengan bertukar pasangan mempunyai resiko mendapat kanker serviks. Selain itu, pasangan dari pria
dengan kanker penis atau pasangan dari pria yang istrinya meninggal terkena kanker serviks juga akan meningkatkan resiko kanker serviks. Dari hasil
penelitian, ditemukan bahwa faktor koitus dengan seringnya berganti pasangan merupakan faktor yang berpengaruh untuk terjadinya kanker serviks. Belinson
menemukan kasus kanker serviks 4 kali lebih banyak pada wanita yang melakukan prostitusi. Berganti- berganti pasangan dalam hubungan seksual
memperbesar kemungkinan terinfeksi HPV Kartikawati, 2013.
d. Riwayat Ginekologis Dan Jumlah Paritas