Faktor – Faktor Resiko Kanker Serviks pada Penderita Kanker Serviks di RSUP. H. Adam Malik, Medan periode 1 Januari 2010 – 1 Januari 2011

(1)

FAKTOR - FAKTOR RESIKO KANKER SERVIKS PADA PENDERITA KANKER SERVIKS

DI RSUP. H. ADAM MALIK, MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2010 – 1 JANUARI 2011

Oleh :

DHINESSVARAN VASU

080100421

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Faktor – faktor resiko kanker serviks pada penderita kanker serviks di RSUP. H. Adam Malik, Medan periode 1 Januari 2010 – 1 Januari 2011.

DHINESSVARAN VASU 080100421

__________________________________________________________________

Dosen Pembimbing Dosen Penguji I

--- --- (dr. Mega Sari Sitorus, MKes) (dr. Juliandi Harahap, MA)

Dosen Penguji II

---

(dr. Cut Aria Arina, Sp.S)

Medan, Desember 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,

Dekan

(Prof.dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD.KGEH) NIP: 19540220 198011 1001


(3)

ABSTRAK

Kanker seviks atau kanker leher rahim adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa dan merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi bagi kaum wanita. Setiap tahun di seluruh dunia, lebih dari 500 ribu kasus baru kanker leher rahim diketahui, 80% terjadi di negara berkembang. Angka kejadian kanker leher rahim di Indonesia sekitar 100 kasus per 100.000 penduduk.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kanker serviks terjadi karena infeksi virus HPV. Setiap tahun, ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan wanita meninggal karena kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi itu. Di samping itu, terdapat juga faktor-faktor resiko lain seperti umur, jumlah paritas, penggunaan KB, umur pernikahan yang muda, merokok dan pencegahan yang kurang menyebabkan kanker ini pembunuh nomor satu di Indonesia.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu penelitian deskriptif observational. Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik, Medan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa RSUP Haji Adam Malik merupakan RS Rujukan untuk wilayah regional Sumatera Utara dan rumah sakit ini memiliki data rekam medis yang sangat baik. Data – data hasil penelitian diambil dari rekam medis yang tersedia di RSUP Haji Adam Malik. Waktu penelitian dimulai dari bulan Juni hingga November 2011.

Hasil penelitian membuktikan bahawa faktor- faktor resiko seperti umur ≥ 40 tahun, paritas ≥ 3, pernikahan pada usia muda yaitu ≤ 20 tahun, pemakaian alat kontrasepsi, dan merokok merupakan faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya kanker serviks.


(4)

ABSTRACT

Cervical cancer is a malignant tumor originating from primary squamous epithelial cells and it is one of the several types of cancers that affects more to women. Throughout the world, there are about 500 thousand newly reported cervical cancer cases every year. 80% of those cases are reported in developing countries. Approxamately bout one hundred cervical cancer cases found in 100.000 women in Indonesia.

According to World Health Organization (WHO), cervical cancer occurs because of the infection of HPV virus. Each year, several hundred thousands of HPV cases are reported throughout the world and thousands of women loose their lives because of cervical cancer due to the virus infection. Besides that, there are many other risk factors such as age, frequency in giving birth, usage of contraceptive methods, early age of marriage, smoking and lack of ways to overcome this cancer leads to become number one killer in Indonesia.

The methodology of this thesis is descriptive observational. The research is done at RSUP Haji Adam Malik, Medan because it is the main General Hospital and basically known as the main reference for many cases throughout the region of North Sumatera. Therefore in assumption, this hospital will have complete medical records. All the datas were collected from the medical records which are available in the General Hospital, RSUP Haji Adam Malik. The research is done from da month of June 2011 till November 2011.

From the research, it clearly shows that risk factors such as women from the age ≥ 40 years, high frequency in giving birth that is ≥ 3, usage of contraceptive methods, early age of marriage and smoking habit are the causes of cervical cancer in women.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan pemilik semesta alam dan sumber segala pengetahuan atas bimbingan dan penyeraan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “ Faktor – Faktor Resiko Kanker Serviks Pada Penderita Kanker Serviks di RSUP. H. Adam Malik, Medan Periode 1 Januari 2010 – 1 Januari 2011 ”.

Penyusunan karya tulis ini dimaksudkan untuk mengembangkan pola pemikiran baru bagi meningkatkan ilmu penduduk Indonesia mengenai kanker serviks dan faktor-faktor resikonya. Saya sangat menyadari karya tulis ini masih jauh dari kesempuranaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun saya sangat harapakan untuk kesempurnaan dari kekurangan - kekurangan yang ada, sehingga karya tulis ini bisa bermanfaat.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu kami dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, terkhusus kepada :

1. Dr. Mega Sari Sitorus, MKes sebagai dosen pembimbing saya dalam pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan 2008 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan semua pihak yang membantu penyusun dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Semoga Tuhan senantiasa memberikan balasan yang setimpal atas bantuan dan pengorbanan mereka kepada saya dan melimpah rahmat dan karunia –Nya kepada kita semua.

Terima Kasih.

... (DHINESSVARAN VASU) 080100421


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB 1 PENDAHULUAN... ... .... 1

1.1. Latar Belakang………... .... 1

1.2. Rumusan Masalah……….. ... 2

1.3. Tujuan Penelitian………... ... 2

1.4. Manfaat Penelitian………. ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………. ….. 3

2.1. Anatomi dan Histologi Serviks ... … 3

2.2. Kanker Serviks ... … 4

2.2.1. Pengertian Kanker Serviks……….. 4

2.2.2. Epidemiologi Kanker Serviks………. 5

2.2.3. Etiologi Kanker Serviks……….. 6

2.2.4. Faktor Resiko Kanker Serviks... 7

2.2.5. Gejala Klinis Kanker Serviks... 10


(7)

2.2.7. Klasifikasi Histopatologi dan

Stadium Klinik Kanker Serviks... 13

2.2.8. Terapi Kanker Serviks... 15

2.2.9. Prognosis Kanker Serviks... 16

2.2.10. Upaya Pencegahan... 16

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL…….. . .... 18

3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 18

3.2. Variabel dan Definisi Operasional………... 19

3.2.1.Variabel Dependen : Kanker Serviks……….. 19

3.2.2.Variabel Independen : Faktor Resiko………. 19

BAB 4 METODE PENELITIAN... 20

4.1. Rancangan Penelitian………... 20

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian……….. … 20

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian………. … 20

4.4. Teknik Pengumpulan Data... 21

4.5. Metode Analisa Data... 21

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 23

5.1. Hasil Penelitian... 23

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 23

5.1.2. Karakteristik Individu ... 24

5.1.3. Hasil Analisa Data ... ... .... 24

5.2. Pembahasan... 27

5.2.1. Umur... 27

5.2.2. Pernikahan Usia Muda... 27


(8)

5.2.4. Kontrasepsi... 29

5.2.5. Merokok... 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 32

6.1. Kesimpulan ... 32

6.2. Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA... 34 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.2.9. Angka Ketahanan Hidup

Berdasarkan Stadium Kanker 16

5.1.3. Tabel 1. Proporsi Kasus Kanker Serviks

Berdasarkan Umur 24

Tabel 2. Proporsi Kasus Kanker Serviks

Berdsarkan Usia Nikah Pertama 25 Tabel 3. Proporsi Kasus Kanker Serviks

Berdasarkan Kebiasaan Merokok 25 Tabel 4. Proporsi Kasus Kanker Serviks

Berdasarkan Jumlah Paritas 26 Tabel 5. Proporsi Kasus Kanker Serviks


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

.

2.1. Anatomi dan Histologi Serviks

Gambar 1. Lapisan Ektoserviks Normal 4 Gambar 2. Daerah T zone Serviks 4


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Tabel Hasil Data

Lampiran 3 Hasil Data

Lampiran 4 Ethical Clearance


(12)

ABSTRAK

Kanker seviks atau kanker leher rahim adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa dan merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi bagi kaum wanita. Setiap tahun di seluruh dunia, lebih dari 500 ribu kasus baru kanker leher rahim diketahui, 80% terjadi di negara berkembang. Angka kejadian kanker leher rahim di Indonesia sekitar 100 kasus per 100.000 penduduk.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kanker serviks terjadi karena infeksi virus HPV. Setiap tahun, ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan wanita meninggal karena kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi itu. Di samping itu, terdapat juga faktor-faktor resiko lain seperti umur, jumlah paritas, penggunaan KB, umur pernikahan yang muda, merokok dan pencegahan yang kurang menyebabkan kanker ini pembunuh nomor satu di Indonesia.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu penelitian deskriptif observational. Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik, Medan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa RSUP Haji Adam Malik merupakan RS Rujukan untuk wilayah regional Sumatera Utara dan rumah sakit ini memiliki data rekam medis yang sangat baik. Data – data hasil penelitian diambil dari rekam medis yang tersedia di RSUP Haji Adam Malik. Waktu penelitian dimulai dari bulan Juni hingga November 2011.

Hasil penelitian membuktikan bahawa faktor- faktor resiko seperti umur ≥ 40 tahun, paritas ≥ 3, pernikahan pada usia muda yaitu ≤ 20 tahun, pemakaian alat kontrasepsi, dan merokok merupakan faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya kanker serviks.


(13)

ABSTRACT

Cervical cancer is a malignant tumor originating from primary squamous epithelial cells and it is one of the several types of cancers that affects more to women. Throughout the world, there are about 500 thousand newly reported cervical cancer cases every year. 80% of those cases are reported in developing countries. Approxamately bout one hundred cervical cancer cases found in 100.000 women in Indonesia.

According to World Health Organization (WHO), cervical cancer occurs because of the infection of HPV virus. Each year, several hundred thousands of HPV cases are reported throughout the world and thousands of women loose their lives because of cervical cancer due to the virus infection. Besides that, there are many other risk factors such as age, frequency in giving birth, usage of contraceptive methods, early age of marriage, smoking and lack of ways to overcome this cancer leads to become number one killer in Indonesia.

The methodology of this thesis is descriptive observational. The research is done at RSUP Haji Adam Malik, Medan because it is the main General Hospital and basically known as the main reference for many cases throughout the region of North Sumatera. Therefore in assumption, this hospital will have complete medical records. All the datas were collected from the medical records which are available in the General Hospital, RSUP Haji Adam Malik. The research is done from da month of June 2011 till November 2011.

From the research, it clearly shows that risk factors such as women from the age ≥ 40 years, high frequency in giving birth that is ≥ 3, usage of contraceptive methods, early age of marriage and smoking habit are the causes of cervical cancer in women.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kanker merupakan suatu penyakit yang dianggap sebagai masalah besar di dunia. Setiap tahun dijumpai hampir 6 juta penderita baru yang diketahui mengidap kanker dan lebih dari 4 juta di antaranya meninggal. Menurut data WHO, setiap tahun ada 6,25 juta penderita kanker dan dalam dekad terakhir ada 9 juta manusia mati karena kanker. Kanker serviks masih menempati posisi kedua terbanyak pada keganasan wanita setelah kanker payudara dan diperkirakan diderita oleh 500.000 wanita tiap tahunnya. Pada tahun 2006, dari 470 kasus baru kanker serviks di seluruh dunia, 79% terjadi di negara berkembang.

Angka prevalensi kanker serviks di dunia adalah 39,7%. Di Asia Pasifik tahun 2000, insidens kanker serviks ditemukan sebanyak 510/100.000 wanita dengan

case fatality rate (CFR), 52%. Salah satu jenis kanker yang paling populer ditemukan di kalangan wanita Indonesia adalah kanker serviks dengan frekuensi relatif tertinggi (25,6%). Kanker ini merupakan penyakit keganasan yang menimbulkan masalah kesehatan reproduksi pada kaum wanita. Terdapat pelbagai faktor resiko dan paparan yang diduga mendukung terjadinya kanker serviks. Insidens kanker serviks di Indonesia masih menempati urutan teratas dari 10 jenis kanker pada wanita yaitu sekitar 68,1%.Angka prevalensi kanker serviks di Indonesia adalah 28,66%.

Menurut perkiraan Departemen Kesehatan RI saat ini, jumlah wanita penderita baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan setiap tahun terjadi 40 ribu kasus kanker serviks. Di Sumatera Utara diperoleh data dari Dinas Kesehatan Provinsi, jumlah penderita kanker serviks pada tahun 1999 tercatat 475 kasus, tahun 2000 sebanyak 548 kasus dan tahun 2001 sebanyak 683 kasus. Angka kematian ini juga menunjukkan bahawa upaya pencegahan di negara-negara sedang membangun adalah sangat kurang. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang gambaran penderita kanker serviks berdasarkan


(15)

faktor-faktor resiko di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan pada tahun 2010.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan satu penelitian deskriptif terhadap penyakit kanker serviks untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu apakah faktor-faktor resiko kanker serviks pada penderita kanker serviks.

1.3. TUJUAN PENELITIAN 1.3.1. Tujuan Umum:

Untuk mengetahui faktor resiko terjadinya kanker serviks pada penderita kanker serviks.

1.3.2. Tujuan Khusus:

Untuk mengetahui faktor resiko terjadinya kanker serviks berdasarkan : 1. umur

2. usia pernikahan pertama 3. merokok

4. jumlah paritas

5. penggunaan kontrasepsi.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1. Informasi hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi petugas kesehatan dalam memahami faktor resiko terjadi kanker serviks. 2. Dengan diketahuinya faktor resiko terjadinya kanker serviks dapat digunakan

sebagai acuan menyusun rancangan alternatif penanggulangan kanker serviks di Rumah Sakit.

3. Menambah wawasan penulis.Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk penelitian lanjut.


(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi dan Histologi Serviks

Serviks merupakan bagian bawah uterus yang menonjol ke dalam liang vagina sebagai porsio vaginalis dan menghubungkan organ ini ke vagina melalui kanalis servikalis. Ini dibagi atas porsio yang menonjol ke dalam vagina ( porsio vaginalis) dan di atas vagina ( porsio supravaginal ). Kanalis servikalis yang bermuara ke dalam uterus adalah orifisium internum, dan yang bermuara ke dalam vagina adalah orifisium eksternum. Permukaan luar dari porsio vaginalis dikenal sebagai ektoserviks dan porsio yang berhubungan dengan kanal endoservik adalah endoservik. Berbeda dengan stratum fungsional endometrium, mukosa servikal mengalami sedikit sekali perubahan dan tidak dilepaskan selama masa menstruasi. Namun serviks mengandung banyak kelenjar bercabang, dan kelenjar ini menampakkan perubahan aktivitas sekretoris selama fase-fase siklus menstruasi yang berbeda. Jumlah dan jenis mukus yang disekresi kelenjar-kelenjar servikal berubah selama siklus menstruasi karena dipengaruhi hormon ovarium berbeda. Sebagian besar ektoserviks dilapisi epitel skuamous non keratinizing dan pada anak terdiri dari 3 lapisan yaitu : sel basal, midzone (stratum spongiosum ) dan superfisial. Morfologi dari berbagai lapisan ini bervariasi pada setiap usia dimana pada wanita post menopause sel-sel atrofi dan menunjukkan inti dan sitoplasma yang meningkat. Perubahan ini tidak seharusnya diinterpretasikan sebagai cervical intraepithelial neoplasia ( CIN ).


(17)

Gambar 1. Lapisan ektoserviks normal (Dikutip dari: Eroschenko VP. Sistem Reproduksi Wanita. Dalam : Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi 9. EGC)

Mukosa kelenjar endoserviks dilapisi oleh sel-sel kolumnar yang mensekresi mukus. Epitel kelenjar ini imunoreaktif terhadap reseptor estrogen. Daerah peralihan epitel skuamous dengan epitel kelenjar dikenal sebagai

squamocolumnar junction atau daerah zona transisi ( T zone ).

Gambar 2. Daerah T zone serviks ( Dikutip dari Eroschenko VP. Sistem Reproduksi Wanita.

Dalam Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi 9. EGC)

2.2. Kanker Serviks

2.2.1. Pengertian Kanker Serviks

Kanker Serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim / serviks yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Pada penderita kanker serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus - menerus yang


(18)

tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik (Sarwono, 1996). 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim. Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali (Rasjidi I, 2008). Jika sel serviks terus membelah maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaannya disebut kanker serviks. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun (Aziz M.F, 2006).

2.2.2. Epidemiologi Kanker Serviks

Kanker serviks merupakan penyebab terbesar kematian dari kanker ginekologik di seluruh dunia, di mana setengah juta kasus di diagnosa setiap tahun. Dilaporkan insiden kanker serviks lebih tinggi di negara sedang berkembang. Akibat kurangnya program skreening pap smear yang dilakukan. Di Amerika latin, sub sahara Afrika dan Asia tenggara termasuk Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua setelah kanker payudara.

Di Indonesia dilaporkan jumlah karsinoma serviks baru adalah 100 per 100.000 penduduk per tahun atau 180.000 kasus baru dengan usia antara 45-54 tahun dan menempati urutan teratas dari 10 kanker yang terbanyak pada wanita. Federation of Gynecologists and Obstetricians (FIGO) melaporkan pada tahun 1998 menunjukkan kelompok usia 30-39 tahun dan 60-69 tahun sama banyaknya. Kelompok usia 30-39 tahun pada stadium I a, sedang stadium I b dan II pada kelompok usia 40 tahun. Kelompok usia 60-69 tahun merupakan proporsi tertinggi pada stadium III dan IV.


(19)

2.2.3. Etiologi Kanker Serviks

Penyebab tersering kanker serviks adalah infeksi virus HPV. Lebih dari 90% kanker serviks jenis skuamosa mengandung DNA virus HPV dan 50% kanker serviks berhubungan dengan HPV tipe 16 (Ferlay J et al, 2002). HPV adalah virus DNA yang menginfeksi sel-sel epitel (kulit dan mukosa). Infeksi HPV umumnya terjadi setelah wanita melakukan hubungan seksual dan umumnya terjadi pada usia sekitar 25 tahun. Selama hidupnya, hampir kebanyakkan wanita dan laki-laki pernah terkena infeksi HPV dan 80 persen dari wanita terkena infeksi sebelum umur 50 tahun. Sebagian infeksi HPV bersifat hilang timbul sehingga tidak terdeteksi dalam kurun waktu 2 tahun setelah infeksi. Hanya sebagian kecil saja dari infeksi tersebut menetap dalam jangka lama sehingga menimbulkan kerusakan lapisan lendir menjadi pra-kanker. HPV jenis 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, dan 58 tergolong menimbulkan risiko tinggi terjadinya pra-kanker, yaitu menimbulkan kerusakan sel lendir luar menuju keganasan yaitu cervical intraephitelial neoplasma atau disingkat CIN. HPV tipe 16 mendominasi infeksi (50-60%) pada penderita kanker leher rahim disusul dengan tipe 18 (10-15%). Dari infeksi HPV sampai dengan terjadinya kanker memerlukan waktu cukup lama, yaitu hampir 20 tahun. Hanya sebagian kecil wanita pengidap HPV akan berubah statusnya menjadi fase pra-kanker. Apabila fase tersebut tidak segera diobati maka setelah beberapa tahun mengidap infeksi maka kondisi pra-kanker berubah menjadi pra-kanker. Virus HPV tipe 16 dan 18 ini replikasi melalui sekuensi gen E6 dan E7 dengan mengode pembentukan protein-protein yang penting dalam replikasi virus. Onkoprotein dari E6 akan mengikat dan menjadikan gen penekan tumor (p53) menjadi tidak aktif, sedangkan onkoprotein E7 akan berikatan dan menjadikan produk gen retinoblastoma (pRb) menjadi tidak aktif. (Lilis R., 2002)

Penelitian yang dilakukan RSCM bekerjasama dengan Universitas Leiden, Belanda(2000), menunjukkan HPV ditemukan pada 96% penderita kanker serviks. Menurut spesialis kebidanan, ahli kanker dan kandungan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr Laila Nuranna, SpOG(K), 99,7 % kanker


(20)

serviks disebabkan oleh HPV Onkogenik. HPV 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70 persen kasus kanker serviks di dunia. Insidens kanker serviks menurut Departemen Kesehatan (2000), 100 per 100.000 perempuan pertahun, sedangkan dari data laboratorium patologi anatomi seluruh Indonesia, frekuensi kanker serviks adalah paling tinggi di antara kanker yang ada di Indonesia maupun di Rumah Sakit Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dengan frekuensi 76,2% (Aziz M.F, 2006).

2.2.4. Faktor Resiko Kanker Serviks

Faktor resiko adalah faktor yang mempermudah timbulnya penyakit kanker serviks. Antara faktor resiko terjadinya kanker serviks adalah :

i. Umur

Pada umumnya, resiko untuk mendapatkan kanker serviks bertambah selepas umur 25 tahun. Stadium prakanker serviks dapat ditemukan pada awal usia 20-an. Kanker serviks juga ditemukan pada wanita antara umur 30-60 tahun dan insiden terbanyak pada umur 40-50 tahun dan akan menurun drastis sesudah umur 60 tahun (Parson). Sedangkan, penderita kanker serviks rata-rata dijumpai pada umur 45 tahun. Menurut Aziz M.F.(2006), umumnya insidens kanker serviks sangat rendah di bawah umur 20 tahun dan sesudahnya menaik dengan cepat dan menetap pada usia 50 tahun. Menurut Arifuddin (2000), kanker serviks terjadi pada wanita yang berumur lebih 40 tahun tetapi bukti statistik menunjukkan kanker serviks dapat juga menyerang wanita antara usia 20- 30 tahun.

ii. Aktivitas seksual pada usia muda

Umur pertama kali hubungan seksual merupakan salah satu faktor yang cukup penting. Makin muda seorang perempuan melakukan hubungan seksual, makin besar resiko yang harus ditanggung untuk mendapatkan kanker serviks dalam kehidupan selanjutnya (Rasjidi I., 2008). Resiko kanker serviks akan meningkat pada pernikahan usia muda atau pertama kali koitus, yaitu pada umur


(21)

15-20 tahun atau pada belasan tahun serta period laten antara pertama kali koitus sampai terdeteksi kanker serviks selama 30 tahun.Menurut Aziz M.F (2006), wanita di bawah usia 16 tahun menikah biasanya 10-12 kali lebih besar terserang kanker serviks daripada yang berusia 20 tahun ke atas.

iii. Kebiasaan berganti pasangan

Wanita yang sering melakukan seks dengan bertukar pasangan mempunyai resiko mendapat kanker serviks. Selain itu, pasangan dari pria dengan kanker penis atau pasangan dari pria yang istrinya meninggal terkena kanker serviks juga akan meningkatkan resiko kanker serviks. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa faktor koitus dengan seringnya berganti pasangan merupakan faktor yang berpengaruh untuk terjadinya kanker serviks. Belinson menemukan kasus kanker serviks 4 kali lebih banyak pada wanita yang melakukan prostitusi. Berganti-berganti pasangan dalam hubungan seksual memperbesar kemungkinan terinfeksi HPV (Indriyani D., 1991).

iv. Riwayat ginekologis dan jumlah paritas

Walaupun usia menarke atau menopause tidak mempengaruhi resiko kanker serviks, hamil di usia muda, jumlah kehamilan atau manajemen persalinan yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko.Kanker serviks sering diasosiasikan dengan kehamilan pertama pada usia muda, jumlah kehamilan yang banyak dan jarak kehamilan yang pendek (Rasjidi I.,2008). Umur melahirkan pertama kali kurang dari 20 tahun dianggap mempunyai resiko untuk terjadi kanker serviks. Kanker serviks sering dijumpai pada wanita yang sering melahirkan anak. Kategori partus ini belum ada keseragaman tetapi menurut pakar angka berkisar antara 3- 5 kali partus. Green menemukan penderita kanker serviks adalah 7,9 % multi para dan 51 % nulli para. Persalinan pervaginam yang tinggi menyebabkan angka terjadinya kanker serviks meningkat. (Harahap, 1997)


(22)

v. Agen Infeksius

Human Papilloma Virus (HPV). Terdapat sejumlah bukti yang menunjukkan HPV sebagai penyebab neoplasia servikal. HPV tipe 6 dan 11 berhubungan erat dengan displasia ringan yang sering regresi. HPV tipe 16 dan 18 dihubungkan dengan dysplasia berat, yang jarang regresi dan seringkali progresif menjadi karsinoma insitu (Aziz, M.F.,2002). Walaupun semua virus herpes simpleks tipe 2 belum didemonstrasikan pada sel tumor, teknik hibridisasi insitu telah menunjukkan terdapat HSV RNA spesifik pada sampel jaringan wanita dengan displasia serviks. Infeksi Trikomonas, sifilis, dan gonokokus ditemukan berhubungan dengan kanker serviks.

vi. Kontrasepsi

Pemakaian kontrasepsi lebih dari 4 atau 5 tahun dapat meningkatkan resiko terkena kanker serviks 1,5 - 2,5 kali. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kontrasepsi jenis oral menyebabkan wanita sensitif terhadap HPV yang dapat menyebabkan adanya peradangan pada genitalia sehingga beresiko untuk terjadi kanker serviks (Belinson S.,Smith J.S.,Myers E.,Olshan A, dan Hartmann K., 2002)

vii. Merokok

Merokok pada wanita selain mengakibatkan penyakit pada paru-paru dan jantung, kandungan nikotin dalam rokok pun biasanya mengakibatkan kanker serviks. Nikotin mempermudah selaput untuk dilalui zat karsinogen. Bahan karsinogenik spesifik dari tembakau dijumpai dalam lender serviks wanita perokok. Bahan ini dapat merusak DNA sel epitel skuamosa dan bersama dengan infeksi HPV mencetuskan transformasi maligna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak dan lama wanita merokok maka semakin tinggi resiko untuk terkena kanker serviks (Indriyani D.,1991).


(23)

2.2.5. Gejala Klinis Kanker Serviks

i. Keputihan

Pada permulaan penyakit yaitu pada stadium praklinik (karsinoma insitu

dan mikro invasif) belum dijumpai gejala-gejala yang spesifik bahkan sering tidak dijumpai gejala. Awalnya, keluar cairan mukus yang encer, keputihan seperti krem tidak gatal,kemudian menjadi merah muda lalu kecoklatan dan sangat berbau bahkan sampai dapat tercium oleh seisi rumah penderita. Bau ini timbul karena ada jaringan nekrosis (Aziz,M.F.,Saifuddin,A.B., 2006).

ii. Perdarahan Pervaginam

Awal stadium invasif, keluhan yang timbul adalah perdarahan di luar siklus haid, yang dimulai sedikit-sedikit yang makin lama makin banyak atau perdarahan terjadi di antara 2 masa haid.Perdarahan terjadi akibat terbukanya pembuluh darah disertai dengan pengeluaran sekret berbau busuk,bila perdarahan berlanjut lama dan semakin sering akan menyebabkan penderita menjadi sangat anemis dan dan dapat terjadi shock, dijumpai pada penderita kanker serviks stadium lanjut (Aziz,M.F. dan Saifuddin,A.B., 2006).

iii. Perdarahan Kontak

Keluhan ini sering dijumpai pada awal stadium invasif, biasanya timbul perdarahan setelah bersenggama. Hal ini terjadi akibat trauma pada permukaan serviks yang telah mengalami lesi (Rasjidi Imam, 2008).

iv. Nyeri

Rasa nyeri ini dirasakan di bawah perut bagian bawah sekitar panggul yang biasanya unilateral yang terasa menjalar ke paha dan ke seluruh panggul. Nyeri bersifat progresif sering dimulai dengan “Low Back Pain” di daerah lumbal, menjalar ke pelvis dan tungkai bawah, gangguan miksi dan berat badan semakin lama semakin menurun khususnya pada penderita stadium lanjut.


(24)

v. Konstipasi

Apabila tumor meluas sampai pada dinding rektum, kemudian terjadi keluhan konstipasi dan fistula rectoingional (Thomas, R.,2002).

vi. Inkontinensia Urin

Gejala ini sering dijumpai pada stadium lanjut yang merupakan komplikasi akibat terbentuknya fistula dari kandung kemih ke vagina ataupun fistula dari rektum ke vagina karena proses lanjutan metastase kanker serviks (Thomas, R., 2002)

vii. Gejala-gejala lain

Semakin lanjut dan bertambah parahnya penyakit, penderita akan menjadi kurus, anemis karena perdarahan terus-menerus, malaise, nafsu makan hilang, syok dan dapat sampai meninggal dunia (Rahmat, Y, 2001).

2.2.6. Diagnosa Kanker Serviks

Kanker serviks pada masa prakanker atau stadium awal tidak menimbulkan gejala sehingga dengan membuat diagnosis sedini mungkin dan memulai pengobatan yang sesuai, hasil yang diperoleh akan lebih baik sehingga jumlah wanita yang meninggal akibat kanker serviks dapat berkurang.

i. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan serviks merupakan prosedur mutlak yang perlu dilakukan untuk melihat perubahan portio vaginalis dan mengambil bahan apusan untuk pemeriksaan sitologi ataupun biopsi. Setelah biopsi, pemeriksaan dilanjutkan dengan palpasi bimanual vagina dan rektum untuk mengetahui luas massa tumor pada serviks dan rektum.

ii. Tes Paps smear.

Tes Pap merupakan salah satu pemeriksaan sel serviks untuk mengetahui perubahan sel, sampai mengarah pada pertumbuhan sel kanker sejak dini. Apusan


(25)

sitologi pap diterima secara universal sebagai alat skrining kanker serviks. Metode ini peka terhadap pemantauan derajat perubahan pertumbuhan epitel serviks. Pemeriksaan Tes Pap dianjurkan secara berkala meskipun tidak ada keluhan terutama bagi yang berisiko (1-2 kali setahun). Berkat teknik Tes Pap, angka kematian turun sampai 75% (Rasjidi Imam, 2008).

iii. Kolposkopi

Kolposkopi adalah alat ginekologi yang digunakan untuk melihat perubahan stadium dan luas pertumbuhan abnormal epitel serviks. Metode ini mampu mendeteksi pra karsinoma serviks dengan akurasi diagnostik cukup tinggi (Erich B., 1991). Kolposkopi hanya digunakan selektif pada sitologi Tes Pap abnormal yaitu displasia dan karsinoma in situ atau kasus yang mencurigakan maligna. Kombinasi kolposkopi dan tes Pap memberikan ketepatan diagnostic lebih kuat. Sensitivitas tes Pap dan kolposkopi masing-masing 55% dan 95% dan spesifisitas masing-masing 78,1% dan 99,7% (Erich B.,1991).

iv. Konisasi

Jika pemeriksaan kolposkopi tidak memuaskan maka konisasi harus dilakukan yaitu pengawasan endoserviks dengan serat asetat selulosa di mana daerah abnormal ternyata masuk ke dalam kanalis servikalis (Erich B., 1991).

v. Biopsi

Biopsi memerlukan prosedur diagnostik yang penting sekalipun sitologi apusan serviks menunjukkan karsinoma. Spesimen diambil dari daerah tumor yang berbatasan dengan jaringan normal. Jaringan yang diambil diawetkan dengan formalin selanjutnya diproses melalui beberapa tahapan hingga jaringan menjadi sediaan yang siap untuk diperiksa secara mikroskopis (Aziz, M.F., 2002)


(26)

2.2.7. Klasifikasi Histopatologi dan Stadium Klinik Kanker Serviks.

i. Klasifikasi Histopatologi

Secara histopatologi kanker serviks terdiri atas berbagai jenis. Dua bentuk yang sering dijumpai adalah karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma. Sekitar 85% merupakan karsinoma serviks jenis skuamosa (epidermoid), 10% jenis adenokarsinoma dan 5% adalah jenis adenoskuamosa, sel jernih, sel kecil dan lain-lain (Krivak T.C,McBroom J.W,dan Elkas J.C,2002)

Jenis histopatologik kanker serviks menurut WHO, 1994 dibagi menjadi sebagai berikut

KARSINOMA SEL SKUAMOSA Dengan pertandukan

Tanpa pertandukan Tipe verukosa Tipe kapiler

Tipe limfoepitelioma ADENOKARSINOMA Tipe musinosa

Tipe mesonefrik Tipe sel jernih Tipe serosa

Tipe endometrioid

KARSINOADENOSKUAMOSA Karsinoma glassy cell

Karsinoma sel kecil Karsinoma adenoid basal Tumor karsinoid

Karsinoma adenoid kistik TUMOR MESENKIM


(27)

ii. Stadium Klinik Kanker Serviks

Stadium klinik yang sering digunakan adalah klasifikasi yang dianjurkan oleh International Federation Of Gynecology and Obstetricts (WHO, 2006) yaitu seperti berikut :

Stadium 0 : Karsinoma insitu atau intraepitel, selaput basal masih utuh.

Stadium 1 : Karsinoma masih terbatas pada serviks

1A : Invasi kanker ke stroma hanya dapat dikenali secara

mikroskopik, lesi dapat dilihat secara langsung walau dengan invasi yang sangat superfisial dikelompokkan sebagai stadium 1b. Kedalaman invasi ke stroma tidak lebih dari 5mm dan lebarnya lesi tidak lebih dari 7mm

1A1 : Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih dari 3mm dan lebar tidak lebih dari 7mm.

1A2 : Invasi ke stroma dengan kedalaman lebih dari 3mm tapi kurang dari 5mm dan lebar tidak lebih dari 7mm.

1B : Lesi terbatas di serviks atau secara mikroskopis lebih dari 1a. 1B1 : Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4cm.

1B2 : Besar lesi secara klinis lebih dari 4cm.

Stadium II : Telah melibatkan vagina, tetapi belum sampai 1/3 bawah atau infiltrasi ke parametrium belum mencapai dinding panggul. IIA : Telah melibatkan vagina tapi belum melibatkan parametrium. IIB : Infiltrasi ke parametrium,tetapi belum mencapai dinding panggul.

Stadium Ш : Telah melibatkan 1/3 bawah vagina atau adanya perluasan sampai dinding panggul. Kasus dengan hidroneprosis atau gangguan fungsi ginjal dimasukkan dalam stadium ini, kecuali


(28)

kelainan ginjal dapat dibuktikan oleh sebab lain.

ШA : Keterlibatan 1/3 bawah vagina dan infiltrasi parametrium belum mencapai dinding panggul.

ШB : Perluasan sampai dinding panggul atau adanya hidroneprosis atau gangguan fungsi ginjal.

Stadium ІV : Perluasan ke luar organ reproduktif.

ІVA : Keterlibatan mukosa kandung kemih atau mukosa rectum. ІVB : Metastase jauh atau telah keluar dari rongga panggul.

2.2.8. Terapi Kanker Serviks

Bila diagnosa histopatologik telah dibuat,maka pengobatan harus segera dilakukan

dan pilihan pengobatan tergantung pada beberapa faktor yaitu: 1. Letak dan luas lesi

2. Usia dan jumlah anak serta keinginan menambah jumlah anak 3. Adanya patologi lain dalam uterus

4. Keadaan sosial ekonomi 5. Fasilitas

Pengobatan kanker serviks tergantung pada tingkatan stadium klinis. Secara umum dapat digolongkan ke dalam tiga golongan terapi (Indriyani D. , 1991) yaitu:

i. Operasi

Operasi dilakukan pada stadium klinis І dan П, meliputi histerektomi radikal,histerektomi ekstrafasial dan limpadenotomi. Pada stadium klinis П, di samping operasi, dilakukan juga terapi radiasi untuk mengurangi resiko penyakit sentral yang terus berlanjut.


(29)

ii. Radioterapi

Terapi radiasi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Terapi radiasi dilakukan pada Stadium klinis Ш. Selain radiasi terkadang diberikan pula kemoterapi sebagai kombinasi terapi.

iii. Kemoterapi

Kemoterapi dilakukan bila terapi radiasi tidak mungkin diberikan karena metastase sudah sangat jauh. Umumnya diberikan pada Stadium klinis ІV B dan hanya bersifat paliatif.

2.2.9. Prognosis Kanker Serviks

Faktor-faktor yang menentukan prognosis adalah umur, keadaan umum fisik, tingkat klinik, ciri-ciri histologik sel-sel tumor, kemampuan ahli yang menangani dan sarana yang tersedia. Kemampuan mempertahankan kelangsungan hidup pasien 5 tahun setelah pengobatan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Angka Ketahanan Hidup Berdasarkan Stadium Kanker

Sumber : 2.2.10. Upaya pencegahan

Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui pencegahan primer, sekunder, dan tertier.

STADIUM KANKER ANGKA KETAHANAN HIDUP

Stadium I 80 % - 90 %

Stadium II 50 % - 65 %

Stadium III 25 % - 35 %


(30)

i. Pencegahan Primer

Pencegahan primer harus dilakukan dengan menghindari faktor resiko seperti tidak merokok dan juga dengan vaksinasi. Kelompok yang beresiko juga harus melakukan tes paps smear secara rutin. Pencegahan primer juga dilakukan dengan penyuluhan dan pendidikan kepada masyarakat mengenai penyebab dan faktor resiko terjadinya kanker serviks. Keberhasilan program penyuluhan dilanjutkan dengan skrining (Grunberg A.G.,Vischjager P., 2005).

ii. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan dengan cara deteksi dini terhadap kanker. Artinya penyakit harus ditemukan pada saat pra kanker. Salah satu bentuk pencegahan sekunder adalah dengan melakukan tes paps smear secara teratur. Paps smear adalah semata-mata alat screening dan peranannya terutama pada wanita-wanita yang asimtomatis. Pemeriksaan papsmear berguna untuk mendeteksi adanya kanker serviks pada stadium dini, khususnya pada wanita yang telah melakukan hubungan seksual (Grunberg A.G., Vischjager P., 2005).

Bagi wanita yang beresiko tinggi sebaiknya menjalani paps smear lebih sering (dua kali setahun) dan dilakukan secara teratur selama dua tahun. Jika hasilnya negative, maka pemeriksaan selanjutnya setiap 3 tahun sekali sampai usia 65 tahun.Bila ada lesi pada serviks harus dilakukan biopsi sebab lesi dapat menunjukkan hasil paps smear negative. Penting sekali untuk melakukan pemeriksaan sel-sel hasil biopsi.Jika terdapat sel-sel tidak normal, segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

iii. Pencegahan Tertier

Pencegahan tertier dapat dilakukan berupa penyuluhan terhadap pasangan penderita kanker serviks khususnya yang telah menjalani histerektomi total agar tetap memperlakukan pasangannya sebagaimana biasanya, sehingga keharmonisan hubungan suami istri tetap terjaga. Konseling dapat dilakukan terhadap penderita stadium lanjut agar faktor psikologis tidak memperburuk keadaan (Grunberg A.G.,Vischjager P., 2005).


(31)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Antara variable independent untuk faktor resiko yang diamati dalam penelitian ini adalah umur, usia pernikahan pertama, merokok, jumlah paritas, dan penggunaan kontrasepsi. Variabel-variabel ini mendukung terjadinya kanker serviks.

KERANGKA KONSEP

FAKTOR RESIKO

Umur

Usia Pernikahan Pertama Merokok

Jumlah Paritas Kontrasepsi


(32)

3.2.Variabel dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Dependen : Kanker Serviks

Kanker serviks atau dikenali sebagai kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim / serviks ( bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina ).

- Cara Ukur : Rekam Medis

- Kategori : Rekam medis pasien yang menderita kanker serviks diambil dari unit rekam medis di RSUP. H. Adam Malik, Medan.

- Skala Pengukuran : Nominal

3.2.2 Variabel Independen : Faktor Resiko Kanker Serviks Berdasarkan Umur, Usia Nikah Pertama, Merokok, Jumlah Paritas, dan

Kontrasepsi.

Faktor resiko ini adalah penyebab yang bisa menyebabkan wanita menderita kanker serviks.

1. Umur

- Cara Ukur : Rekam Medis

- Kategori : Rekam medis pasien yang menderita kanker serviks diambil dari unit rekam medis di RSUP. H. Adam Malik, Medan.

- Skala Pengukuran : Ordinal

- Hasil Ukur : 20-29, 30-39, 40-49, 50-59, 60-69, dan ≥ 70

2. Usia Nikah Pertama - Cara Ukur : Rekam Medis

- Kategori : Rekam medis pasien yang menderita kanker serviks diambil dari unit rekam medis di RSUP. H. Adam Malik, Medan.

- Skala Pengukuran : Ordinal - Hasil Ukur : ≤ 20 dan >20


(33)

3. Merokok

- Cara Ukur : Rekam Medis

- Kategori : Rekam medis pasien yang menderita kanker serviks diambil dari unit rekam medis di RSUP. H. Adam Malik, Medan.

- Skala Pengukuran : Nominal

- Hasil Ukur : Merokok (Ya) dan Tidak Merokok (Tidak)

4. Jumlah Paritas

- Cara Ukur : Rekam Medis

- Kategori : Rekam medis pasien yang menderita kanker serviks diambil dari unit rekam medis di RSUP. H. Adam Malik, Medan.

-Skala Pengukuran : Ordinal - Hasil Ukur : < 3 dan ≥ 3

5. Kontrasepsi

- Cara Ukur : Rekam Medis

- Kategori : Rekam medis pasien yang menderita kanker serviks diambil dari unit rekam medis di RSUP. H. Adam Malik, Medan.

- Skala Pengukuran : Nominal

- Hasil Ukur : Pil (oral), Suntik, Susuk, Spiral, dan Tidak Pakai


(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah secara deskriptif observational. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah potong-melintang (cross-sectional) untuk mengetahui faktor resiko kanker serviks pada wanita di RSUP Haji Adam Malik, Medan. Retrospektif adalah melakukan penelitian ke arah belakang berdasarkan data yang telah tersedia yaitu dengan merujuk rekam medis pasien kanker serviks.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik, Medan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa RSUP Haji Adam Malik merupakan RS Rujukan untuk wilayah regional Sumatera Utara dan rumah sakit ini memiliki data rekam medis yang sangat baik.

4.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari bulan Juni 2011 – November 2011.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita kanker serviks yang datang berobat dan yang dirawat inap di bagian ginekologi RSUP Haji Adam Malik.

4.3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria Inklusi

- Semua penderita kanker serviks periode 1 Januari 2010 hingga 1 Januari 2011 dari RSUP Haji Adam Malik.


(35)

4.3.3 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah data penderita kanker serviks yang dirawat inap di RSU Haji Adam Malik periode 1 Januari 2010 – 1 Januari 2011 dan diambil dari rekam medis. Besar sampel diperoleh dengan metode total sampling.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medis pasien dari RSUP. H. Adam Malik periode 1 Januari 2010 – 1 Januari 2011. Kartu status penderita kanker serviks yang dipilih sebagai sampel, dikumpul dan dilakukan pencatatan tabulasi sesuai dengan variabel yang diteliti.

4.5. Metode Analisa Data 4.5.1. Pengolahan data

Maksud pengolahan data ialah seluruh data yang diterima dapat diolah dengan baik sehingga pengolahan data dapat menghasilkan out put yang merupakan gambaran jawaban terhadap penelitian. Pada tahap ini peneliti memeriksa setiap instrumen berkaitan dengan kelengkapan pengisian, konsistensi jawaban dan kejelasan hasil pengisian.

4.5.2 Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan memasukkan data ke dalam program komputer dan menggunakan SPSS ( Statistical Product and Service Solution for Wimdows)..


(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A dengan SK Menkes No.335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991 yang memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan juga merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Lokasinya dibangun di atas tanah seluas kurang lebih 10 Ha dan terletak di Jalan Bunga Lau No.17 Km 12,Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan Provinsi Sumatera Utara. Dalam rangka melayani kesehatan masyarakat umum, RSUP H.Adam Malik Medan didukung oleh 1.995 orang tenaga yang terdiri dari 790 orang tenaga medis dari berbagai spesialisasi dan sub spesialisasi, 604 orang paramedis perawatan, 298 orang paramedik non perawatan dan 263 orang tenaga non medis serta ditambah dengan Dokter Brigade Siaga Bencana (BSB) sebanyak 8 orang. RSUP H.Adam Malik Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri dari pelayanan medis (instalasi rawat jalan, rawat inap, perawatan intensif, gawat darurat, bedah pusat, hemodialisa), pelayanan penunjang medis (instalasi diagnostik terpadu, patologi klinik, patologi anatomi, radiologi, rehabilitasi medik, kardiovaskular, mikrobiologi), pelayanan penunjang non medis (instalasi gizi, farmasi, Central Sterilization Supply Depart(CSSD), bioelektrik medik, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS), dan pelayanan non medis (instalasi tata usaha pasien,teknik sipil pemulasaraan jenazah).


(37)

5.1.2. Karakteristik Individu

Responden dalam penelitian ini berjumlah 155 orang penderita kanker serviks periode 1 Januari 2010 – 1 Januari 2011 yang datang berobat dan dirawat inap di RSUP H.Adam Malik, Medan.

5.1.3. Hasil Analisa Data 1. Umur

Umur adalah salah satu faktor resiko untuk wanita mendapat kanker serviks. Pada umumnya kanker serviks ditemukan pada wanita antara umur 30 – 60 tahun. Tabel di bawah adalah hasil analisa data yang diambil dari RSUP. H. Adam Malik.

Tabel 1. Proporsi Kasus Kanker Serviks Berdasarkan Umur

Dari tabel 1 di atas,dapat diketahui bahwa pada tahun 1 Januari 2010 hingga 1 Januari 2011 terdapat sebanyak 155 penderita kanker serviks. Proporsi kasus kanker serviks yang lebih besar terjadi pada kelompok umur 40 – 49 tahun, yaitu sebanyak 65 responden (41,9 %) sedangkan proporsi kasus kanker serviks yang paling kecil adalah pada kelompok umur ≥ 70 tahun, ya itu sebanyak 4 responden (2,6 %)

No. Variabel n %

Umur (tahun)

1. 20-29 6 3,9

2. 30-39 15 9,7

3. 40-49 65 41,9

4. 50-59 51 32,9

5. 60-69 14 9,0

6. ≥70 4 2,6


(38)

2. Usia Nikah Pertama

Resiko kanker serviks akan meningkat pada pernikahan usia muda atau pertama kali koitus. Tabel di bawah menunjukkan hasil analisa data berdasarkan usia nikah pertama di RSUP. H. Adam Malik.

Tabel 2. Proporsi Kasus Kanker Serviks Berdasarkan Usia Nikah Pertama

Berdasarkan tabel 2, didapati sebanyak 81 responden adalah pasien yang menikah pada usia ≤ 20 tahun, yaitu 52,3 % sedangkan 74 responden adalah pasien yang menikah pada usia > 20 tahun, yaitu 47,7 %.

3. Merokok

Merokok pada wanita bukan hanya mengakibatkan penyakit pada paru dan jantung, malah kandungan nikotin dalam rokok tersebut bisa mengakibatkan kanker serviks. Tabel di bawah menujukkan hasil analisa data tentang proporsi kasus kanker serviks berdasarkan kebiasaan merokok.

Tabel 3. Proporsi Kasus Kanker Serviks Berdasarkan Kebiasaan Merokok

Berdasarkan tabel 3, didapati proporsi penderita kanker serviks yang paling tinggi

adalah pada golongon yang tidak merokok, yaitu sebanyak 107 responden (69,0 %) sedangkan penderita kanker serviks yang mempunyai kebiasaan

merokok adalah hanya 48 responden, (31,0 %),

No. Variabel n %

Usia Nikah Pertama (tahun)

1. ≤ 20 81 52,3

2. >20 74 47,7

Jumlah 155 100,0

No. Variabel n %

Merokok

1. Ya 48 31,0

2. Tidak 107 69,0


(39)

4. Jumlah Paritas

Jumlah paritas yang tinggi merupakan faktor resiko terjadinya kanker serviks. Hal ini karena, banyak kasus kanker serviks dijumpai pada wanita yang sering melahirkan anak. Tabel di bawah menunjukkan hasil analisa dan data tentang proporsi kasus kanker serviks berdasarkan jumlah paritas di RSUP. H. Adam Malik.

Tabel 4. Proporsi Kasus Kanker Serviks Berdasarkan Jumlah Paritas

Berdasarkan tabel 4, didapati pasien yang mempunyai paritas < 3 adalah sebanyak 10 responden, (6,5 %) sedangkan pasien yang mempunyai paritas ≥ 3 adalah sebanyak 145 responden, (93,5 %).

5. Kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi adalah salah satu faktor resiko terjadinya kanker serviks pada wanita. Tabel di bawah menunjukkan proporsi kasus kanker serviks berdasarkan pemakaian alat kontrasepsi di RSUP. H. Adam Malik.

No. Variabel n %

Jumlah Paritas

1. < 3 10 6,5

2. ≥ 3 145 93,5


(40)

Tabel 5. Proporsi Kanker Serviks Berdasarkan Pemakaian Alat Kontrasepsi

Dari tabel 5 di atas, proporsi penderita kanker serviks yang pernah menggunakan kontrasepsi adalah sebanyak 29 orang pasien (18,7 %), sedangkan yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi adalah sebanyak 126 orang pasien (81,3 %).

No. Variabel n %

Kontrasepsi

1 Pil (oral) 19 12,3

2 Suntik 6 3,8

3 Susuk 4 2,6

4 Spiral 0 0,0

5 Tidak pakai 126 81,3


(41)

5.2. Pembahasan

5.2.1. Umur

Dari hasil penelitian, terlihat bahwa proporsi terbesar kejadian kanker serviks adalah pada kelompok umur 40 - 49 tahun, yaitu sebanyak 65 pasien (41,9 %). Kelompok umur yang kedua tertinggi adalah 50 – 59 tahun, yaitu sebanyak 51 pasien (32,9 %). 15 pasien adalah dari kelompok umur 30 – 39 tahun (9,7 %) sedangkan 14 pasien adalah dari kelompok umur 60 – 69 tahun (9,0 %). 6 pasien adalah dari kelompok umur 20 - 29 tahun (3,9 %) dan proporsi penderita kanker serviks yang terkecil adalah pada kelompok umur ≥ 70 tahun, yaitu sebanyak 4 pasien (2,6 %). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di RS St.Elisabeth dengan desain case series,dari 59 penderita kanker serviks, 42,37 % adalah dari kelompok umur 40 - 49 tahun (Pakpahan,1999). Di samping itu, terdapat juga penelitian yang menunjukkan proporsi penderita kanker serviks terbesar pada kelompok umur 40 - 49 tahun (Lilis,2002). Umur > 40 tahun merupakan faktor resiko yang paling berpengaruh dalam kejadian lesi prakanker dan kanker serviks dan sudah terbukti dalam banyak penelitian (Belinson S,2002). Selain itu, masa preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi keganasan) penyakit ini terbilang cukup lama. Pada tahap awal infeksi, sebelum menjadi kanker didahului oleh adanya lesi prakanker yang disebut Cervical Intraepthelial Neoplasia (CIN) atau Neoplasia Intraepitel Serviks (NIS). Lesi prakanker ini berlangsung cukup lama yaitu mengambil waktu antara 10-20 tahun. Dalam perjalanannya CIN I (NIS I)akan berkembang menjadi CIN II (NIS II) kemudian menjadi CIN III (NIS III) yang bila penyakit berlanjut maka akan berkembang menjadi kanker serviks. ( Arifuddin ).

5.2.2. Usia Pernikahan Pertama

Dari hasil penelitian, didapati bahwa dari 155 pasien kanker serviks, sebanyak 81 pasien adalah dari kelompok yang menikah ≤ 20 tahun (52,3 % ) sedangkan bagi kelompok yang menikah > 20 tahun adalah sebanyak 74 pasien (47,7 %). Hal ini sejalan dengan penelitian di RS Sardjito Yogyakarta, di mana


(42)

pernikahan usia ≤ 20 tahun beresiko terkena kanker serviks adalah lebih tinggi (Indriyani D.,1991). Menurut Aziz MF (2001), wanita yang melakukan hubungan seksual ≤ 20 tahun biasanya beresiko tinggi terkena kanker serviks berbanding yang telah berusia > 20 tahun.. Menurut penelitian Arifuddin (2000) di RS Wahidin Sudirohusodo, resiko terkena kanker serviks meningkat pada pernikahan ≤ 20 tahun. Hal ini karena, hubungan seks idealnya dilakukan setelah wanita benar - benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari sudah menstruasi atau belum, tetapi juga bergantung pada sel – sel mukosa yang terdapat di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel – sel mukosa matang setelah wanita berusia > 20 tahun. Pada usia muda, sel – sel mukosa pada serviks belum matang dan lebih rentan terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar termasuk zat – zat kimia yang dibawa sperma. Faktor ini bisa menyebabkan sel – sel mukosa bisa berubah menjadi kanker. Sel – sel mukosa yang belum matang juga lebih mudah untuk mendapat kecederaan dan luka, di mana luka tersebut bisa menyebabkan lebih rentan untuk mendapat infeksi virus seperti HPV ( Indriyani D 1991).

5.2.3. Jumlah Paritas

Dari hasil penelitian, didapati bahwa kebanyakkan pasien yang menderita kanker serviks mempunyai jumlah paritas ≥ 3. Menurut Manuaba (2002), peningkatan infeksi semakin besar pada persalinan melebihi 3 kali, diperkirakan resiko 3 – 5 kali lebih besar pada wanita yang sering partus untuk terjadi kanker serviks. Menurut Harahap (1997), persalinan pervaginam yang tinggi menyebabkan angka terjadinya kanker serviks meningkat karena dengan seringnya seorang wanita melahirkan, maka akan berdampak pada seringnya terjadi perlukaan di organ reproduksinya di mana dari luka tersebut akan memudahkan timbulnya Human Papiloma Virus (HPV) sebagai penyebab terjadinya penyakit kannker serviks. Justeru, melalui penelitian saya, dari 155 pasien, jumlah paritas yang < 3 adalah hanya 10 pasien (6,5 %) sedangkan 145 pasien adalah pada kelompok yang mempunyai paritas ≥ 3 ( 93,5 %). Makanya, penelitian saya ini adalah sejalan dengan penelitian Manuaba dan Harahap.


(43)

5.2.4. Kontrasepsi

Dari hasil penelitian,terlihat bahwa banyak responden yang menderita kanker serviks adalah dari kelompok yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi, yaitu sebanyak 126 pasien (81,3 %). Dari kelompok pasien yang pernah menggunakan kontrasepsi, pasien yang pernah konsumsi kontrasepsi jenis pil adalah sebanyak 19 pasien (12,3 %). 6 pasien pernah menggunakan kontrasepsi jenis suntik (3,8 %) sedangkan 4 pasien pernah menggunakan kontrasepsi jenis susuk (2,6 %) dan didapati tiada pasien yang pernah menggunakan kontrasepsi jenis spiral. Makanya, dari jenis - jenis alat kontrasepsi yang pernah digunakan oleh pasien, pasien yang menggunakan kontrasepsi jenis pil menunjukkan angka kejadian kanker serviks yang paling tinggi. Makanya, hasil penelitian saya adalah tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pemakaian kontrasepsi lebih dari 4 atau 5 tahun dapat meningkatkan resiko terkena kanker serviks 1,5 – 2,5 kali dibandingkan dengan tanpa pernah menggunakan kontrasepsi.(Belinson S.Smith J.S.,Myers E,Olshan A, dan Hartmann K.,2002). Hal ini karena, mungkin penelitian tersebut dilakukan di negara yang maju sedangkan penelitian saya ini dilakukan di negara yang sedang berkembang, di mana tahap pengetahuan penduduk tentang penggunaan alat kontrasepsi adalah lebih rendah jika dibandingkan dengan negara maju. Makanya, kasus penderita kanker serviks akibat penggunaan alat kontrasepsi adalah lebih rendah di dalam penelitian saya jika dibandingkan dengan tanpa pernah menggunakan alat kontrasepsi.

5.2.5. Merokok

Menurut penelitan yang dilakukan, penderita kanker serviks yang mempunyai kebiasaan merokok adalah 48 responden (31,0 %) manakala penderita kanker serviks yang tidak mempunyai kebiasaan merokok adalah 107 responden (69,0 %). Menurut hasil penelitian Indriyani D (1991), semakin banyak dan lama wanita merokok, maka semakin tinggi resiko untuk terkena kanker serviks. Justeru, hasil penelitian saya ini adalah tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriyani D (1991). Namun, terdapat juga penelitian yang


(44)

dilakukan (U.S. Department of Health and Human Services. How Tobacco Smoke Causes Disease: The Biology and Behavioral Basis for Smoking-Attributable Disease: A Report of the Surgeon General. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control and Prevention, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, Office on Smoking and Health, 2010) di mana studi terbesar yang pernah dilakukan tentang akibat merokok pada kemungkinan pembentukan kanker. Studi itu adalah "Cancer Prevention Study" yang di danai oleh asosiasi kanker Amerika. Studi ini melibatkan lebih dari 1,2 juta orang sehingga menyajikan data yang cukup akurat tentang resiko kanker pada perokok.

Asosiasi Kanker Amerika menghitung kalkulasi antara relativitas resiko beberapa kanker pada perokok Berikut adalah daftar untuk pria dan wanita:

Lung cancer: 23,3 (pria) & 12,7 (wanita) Cancers of larynx: 14,6 (pria) & 13,0 (wanita)

Cancers of mouth, lip & pharynx: 10,9 (pria) & 5,1 (wanita) Esophageal cancer: 6,6 (pria) & 7,8 (wanita)

Pancreatic cancers: 2,3 (untuk kedua pria & wanita) Stomach cancers: 2,0 (pria) & 1,4 (wanita)

Cervical cancer: 1,6 (wanita)

Bladder cancer: 3,2 (pria) & 2,2 (wanita)

Kidney & other urinary cancers: 2,7 (pria) & 1,3 (wanita) Acute myeloid leukemia: 1,9 (pria) & 1,1 (wanita)

Melihat persentase kanker bagi parap perokok untuk tiap tipe kanker adalah: Lung: 80%

Cancer of the Larynx: 78% Cancer of the Esophagus: 74%

Cancers of the Mouth, lip & pharynx: 61% Bladder: 39%

Cancer of the Pancreas: 22% Kidney: 21%

Stomach: 20%

Acute Myeloid Leukemia: 17% Cervix: 13%


(45)

Berdasarkan hasil tersebut, penelitian saya adalah sejalan dengan penelitian di atas karena persentase kanker serviks akibat merokok adalah 13 % sedangkan persentase kanker paru akibat merokok adalah jauh lebih tinggi (80 %). Makanya, kebiasaan merokok bisa menyebabkan kanker serviks tetapi adalah faktor resiko yang utama untuk kanker paru dan bukan merupakan faktor resiko yang major untuk kanker serviks. Hal ini dapat diperoleh dari hasil penelitian saya di mana kasus penderita kanker serviks adalah lebih tinggi pada penderita yang tidak mempunyai kebiasaan merokok dibandingkan dengan penderita yang mempunyai kebiasaan merokok.


(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Dari penelitian ini, saya dapat menyimpulkan :

1. Ditemukan kejadian kanker serviks lebih banyak pada responden berumur ≥ 40 tahun. Proporsi terbesar adalah pada kelompok umur 40 - 49 tahun.

2. Ditemukan kejadian kanker serviks lebih banyak pada responden yang bernikah pada usia muda, yaitu ≤ 20 tahun. Proporsi terbesar adalah pada responden yang menikah pada usia 20 tahun, yaitu sebanyak 31 pasien.

3. Ditemukan kejadian kanker serviks lebih banyak pada responden dengan paritas ≥ 3 yaitu sebanyak 145 pasien. Proporsi terbesar adalah pada kelompok yang jumlah paritas 5, yaitu sebanyak 42 pasien.

4. Ditemukan kejadian kanker serviks lebih banyak pada responden yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi (KB), yaitu sebanyak 126 pasien berbanding dengan responden yang pernah menggunakan kontrasepsi, 29 pasien.

5. Ditemukan kejadian kanker serviks lebih banyak pada responden yang tidak mempunyai tabiat merokok, yaitu sebanyak 107 pasien berbanding dengan responden yang mempunyai tabiat merokok, 48 pasien.

6.2. Saran

Dari penelitian ini, terlihat bahwa secara keseluruhan :

1. Perlunya penyuluhan kepada golongan wanita terutamanya yang bernikah pada usia muda, berumur ≥ 40 tahun, dan mempunyai ≥ 3 orang untuk melakukan deteksi dini terhadap lesi prakanker dengan papsmear sehingga angka kejadian kanker serviks dapat ditekan.

2. Perlunya penyebaran informasi kepada golongan wanita yang sudah bernikah tentang pentingnya melakukan pemeriksaan pap smear sebagai langkah


(47)

pencegahan penyakit kanker serviks. Sebaiknya, dilakukan pemeriksaan pap smear 1 atau 2 tahun sekali.

3. Perlunya penyebaran informasi kepada masyarakat melaui media massa, koran, artikel kesihatan dan sebagainya bahwa pernikahan pada usia muda, ≤ 20 tahun dan wanita yang mempunyai jumlah paritas ≥ 3 adalah salah satu faktor resiko major yang menyebabkan terjadinya kanker serviks. Maka dengan informasi tersebut, upaya untuk merendahkan angka kehamilan dapat diatasi dan pengetahuan tentang bahayanya pernikahan pada usia muda dapat disampaikan.

4. Perlunya penelitian lebih lanjut dari beberapa faktor yang menjadi resiko terhadap kejadian kanker serviks yang dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam rangka upaya penanggulangan dan pencegahan kematian dan kesakitan akibat kanker serviks.

5. Dengan diketahuinya faktor resiko terjadinya kanker serviks dapat digunakan sebagai acuan menyusun rancangan alternatif penanggulangan kanker serviks di Rumah Sakit.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society , 2007 , Cancer Facts & Figures, Atlanta : American Cancer Society.

American Cancer Society, 2008, Cancer Prevention & Early Detection Facts & Figures, Atlanta: American Cancer Society.

Arifuddin Djuanna, 2000. Penanganan Neoplasma Intraepitel Serviks, Jakarta, Buku Kedokteran EGC.

Aziz,M. F. 2001, Masalah pada kanker serviks, Cermin Dunia Kedokteran, volume 133.

Aziz,M.F.,2002, Deteksi dini kanker, Jakarta,Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;97-110.

Aziz,M.F.,Saifuddin,A.B.,2006, OnkologiGinekologi, edisi1,Jakarta,Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;442-456.

Baker, P.N.,2006, Obstetrics by ten teachers. India : Hodder Arnold,ISBN 0-34081667-8.

Bambang S.,1990, Epidemiologi lanjut Volume 1,Jakarta,Penerbit Dian Rakyat Jakarta;1-20


(49)

Belinson S.,Smith J.S.,Myers E.,Olshan A.,Hartmann K.,2002,Descriptive Evidence That Risk Profiles for Cervical Intraepithelial Neoplasia 1,2 & 3 are Unique,Am.J,189:295-304

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005 . Profil Kesehatan RI Tahun2005.Diambildarihttp://www.depkes.go.id.pdf. [Diperoleh: 3 Maret 2010].

Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara,2005-2006.Surveilans Terpadu Penyakit Berbasis Rumah Sakit Sentinel di Sumatera Utara (STPRS.SEN) pada tahun 2005.Sumatera Utara.

Eastman,N.J.,Hellman,L.M.,1961,Williamsobstetrics,USA,Appleton-Century Crofts. LCCN 61-9340644-65.

Erich B.,1991,Cervical Pathology Textbook & Atlas;Colposcopy,2nd ed.,New York,Thieme Medical Publisher Inc.;155-221.

Eroschenko VP, Sistem Reproduksi Wanita. Dalam : Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi 9. EGC)

Ferlay J et al.,2002. GLOBOCAN 2002: Cancer Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide. IARC CancerBase No. 5 Version 2.0. Lyon:

International Agency forResearch on Cancer. Diambil dari:


(50)

Grunberg A.G.,Vischjager P., 2005. Screening for Cervical Cancer in Surinam.

Diambil dari:

AC14-E6DCACD345C1/19720/Nieuwbrief.pdf, [Diperoleh: 13 Maret 2010].

Hacker, Moore,2001, Essential of Obstetri and Gynecology,Hypocrates;637.

Harahap, R.E., 1997., Neoplasia Intraepitel Pada Serviks (NIS), Pendekatan Ilmiah: Pencegahan Kanker Leher Rahim. UI-Press, Jakarta.

Hoskins J, Willem,Perez C.A.,Robert C.Y.,2000, Principles and Practice of Gynaecologic Oncology, 3rd ed.,Philadelphia,Lippincot-Raven;12-18;726-733.

Indriyani D.,1991, Faktor-faktor Risiko Yang Berpengaruh Pada Insidens Karsinoma Serviks Uteri;Studi Retrospektif di RS Sardjito,Berita Kedokteran Masyarakat VII(4);234-238.

Indriyani D.,1991, Kanker pada wanita;Panduan Lengkap Pencegahan Dan Pengendalian Kanker pada wanita,Ladang Pustaka dan Intimedia;1-76.

Jonathan, S.B.,Neville,F.H.,2000, Practical Gynaecologic Oncology, 3rd ed,Philadelphia,Lippincot-Williams;349.

Kartodarsono, S.,1993, Tindak lanjut Pap’s smear yang Abnormal. Semarang , Badan Penerbit Universitas Diponegoro .


(51)

Krivak T.C.,McBroom J.W.,Elkas J.C.,2002, Novak’s Gynecology;Cervical and Vaginal Cancer,13th ed.,Baltimore,Lippincot & Wilkin; 244-1199.

Lilis R.,2002, Angka Kejadian Kanker Serviks berdasarkan Etiologi di RSU Sardjito, Yogjakarta , Badan Penerbitan Universitas GM; 67-71.

Manuaba,2002, Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi /KB,edisi 1,Jakarta,Buku Kedokteran EGC.

Murti, B.,2003, Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi,edisi 2,Gajah Mada University Press;226-246.

Pakpahan H.A., 1999, Karaktertistik Penderita Kanker Leher Rahim yang. Dirawat Inap di RS St. Elisabeth Medan Tahun 1994-1998, Erlangga University Press; 22

Parson C.A., 2000 Small-cell carcinoma of the cervix., Philadelphia,Lippincot- Raven 21: 34;95-110.

Pradjatmo H.,2000, Pengaruh Derajat dan Jenis Histopatologik Karsinoma Serviks Uteri Terhadap Kemampuan Hidup Penderita,vol.32,Berkala Ilmu Kedokteran;111-117.


(52)

Rahmat,Y,2001, Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Servik. Diambil dari: [Diperoleh: 9 April 2010].

Rasjidi Imam,2008, Manual Prakanker Serviks,edisi1,Sagung Seto;45-54

Soemardini, 2007, Gambaran Tingkat Pengetahuan tentang Kanker Serviks Berdasarkan Karakteristik Ibu yang Datang Untuk Melakuka

Pemeriksaan Pap Smear di Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kota Malang

; Jawa Timur; 15-17

Sudigdo,S.,Sofyan I.,2002, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis,edisi 2,Jakarta,Perpustakaan Nasional RI;110-128;315-323.

Thomas,R.,2002, Buku Saku Ilmu Kandungan,Jakarta,Hipokrates;201-204.

U.S. Department of Health and Human Services, How Tobacco Smoke Causes Disease: The Biology and Behavioral Basis for Smoking-Attributable Disease: A Report of the Surgeon General. Atlanta.

Wiknjosastro,H.,1999, Ilmu Kandungan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo FKUI;380-388.


(53)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : DHINESSVARAN VASU

Tempat / Tanggal Lahir : PENANG, MALAYSIA / 01 AUGUSTUS 1988

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Hindu

Alamat Indonesia : Gang Sehat, No. 1, Jalan Dr Mansyur, Medan Nomor Telepon : 083199587674

Nama Orang Tua : VASU RAGAVAN

Riwayat Pendidikan : Sijil Pelajaran Menengah( SPM) – 2005 Kolej Matrikulasi Pulau Pinang – 2006 SMA Raksana, Medan – 2007

Fakultas Kedokteran USU – sekarang

Kegiatan : Melakukan proposal penelitian yang berjudul “FAKTOR – FAKTOR RESIKO KANKER SERVIKS PADA PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP. H. ADAM MALIK, MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2010 – 1 JANUARI 2011”


(54)

Lampiran 2 Frequencies

Statistics

Umur UsiaNikahAwal Merokok Jum.Paritas Kontrasepsi

N Valid 155 155 155 155 155

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20-29 6 3.9 3.9 3.9

30-39 15 9.7 9.7 13.5

40-49 65 41.9 41.9 55.5

50-59 51 32.9 32.9 88.4

60-69 14 9.0 9.0 97.4

70 dan keatas 4 2.6 2.6 100.0


(55)

UsiaNikahAwal

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 17 2 1.3 1.3 1.3

18 18 11.6 11.6 12.9

19 30 19.4 19.4 32.3

20 31 20.0 20.0 52.3

21 16 10.3 10.3 62.6

22 15 9.7 9.7 72.3

23 10 6.5 6.5 78.7

24 7 4.5 4.5 83.2

25 3 1.9 1.9 85.2

26 5 3.2 3.2 88.4

27 9 5.8 5.8 94.2

28 3 1.9 1.9 96.1

29 2 1.3 1.3 97.4

30 1 .6 .6 98.1

31 1 .6 .6 98.7

32 1 .6 .6 99.4

33 1 .6 .6 100.0


(56)

Jum.Paritas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 2 1.3 1.3 1.3

1 1 .6 .6 1.9

2 7 4.5 4.5 6.5

3 19 12.3 12.3 18.7

4 40 25.8 25.8 44.5

5 42 27.1 27.1 71.6

6 19 12.3 12.3 83.9

7 14 9.0 9.0 92.9

8 9 5.8 5.8 98.7

9 2 1.3 1.3 100.0

Total 155 100.0 100.0

Merokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 48 31.0 31.0 31.0

Tidak 107 69.0 69.0 100.0


(57)

Kontrasepsi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pil 19 12.3 12.3 12.3

Suntik 6 3.8 3.8 16.1

Susuk 4 2.6 2.6 18.7

Tidak 126 81.3 81.3 100.0


(58)

Lampiran 3

Umur UsiaNikahAwal Merokok Jum.Paritas Kontrasepsi

50-59 23 Tidak 4 Tidak

40-49 23 Tidak 4 Tidak

60-69 19 Ya 5 Tidak

40-49 20 Tidak 4 Pil

40-49 21 Ya 3 Tidak

50-59 22 Tidak 6 Tidak

50-59 28 Ya 4 Tidak

40-49 24 Tidak 3 Tidak

30-39 26 Tidak 3 Tidak

70 dan keatas 20 Ya 7 Tidak

40-49 22 Tidak 5 Tidak

40-49 23 Tidak 4 Tidak

60-69 20 Ya 7 Tidak

60-69 27 Tidak 5 Tidak

40-49 22 Tidak 4 Pil

40-49 20 Tidak 5 Tidak

40-49 33 Ya 2 Suntik

40-49 19 Tidak 6 Tidak

50-59 29 Tidak 3 Tidak

40-49 21 Ya 2 Tidak

60-69 20 Tidak 7 Tidak

30-39 22 Tidak 5 Tidak

40-49 27 Ya 4 Tidak

70 dan keatas 20 Tidak 8 Tidak

50-59 19 Ya 6 Tidak

40-49 22 Tidak 5 Tidak

40-49 20 Tidak 4 Tidak

50-59 19 Tidak 5 Tidak

60-69 32 Ya 2 Tidak


(59)

50-59 23 Tidak 4 Tidak

50-59 19 Tidak 5 Tidak

50-59 21 Tidak 6 Tidak

40-49 19 Tidak 4 Tidak

50-59 24 Ya 3 Tidak

40-49 20 Tidak 5 Tidak

40-49 20 Tidak 6 Tidak

40-49 20 Ya 4 Tidak

50-59 22 Tidak 6 Tidak

50-59 30 Tidak 3 Tidak

50-59 21 Tidak 5 Tidak

40-49 19 Tidak 5 Pil

30-39 20 Tidak 4 Pil

50-59 18 Tidak 6 Tidak

50-59 17 Ya 7 Tidak

40-49 22 Tidak 8 Tidak

40-49 19 Tidak 6 Tidak

40-49 21 Tidak 2 Pil

40-49 28 Tidak 3 Tidak

40-49 22 Tidak 4 Tidak

30-39 21 Tidak 5 Tidak

40-49 19 Ya 4 Tidak

50-59 28 Tidak 7 Tidak

40-49 22 Tidak 4 Tidak

20-29 19 Tidak 5 Tidak

40-49 20 Tidak 5 Tidak

40-49 19 Tidak 4 Tidak

40-49 27 Ya 5 Tidak

50-59 21 Tidak 7 Tidak

40-49 19 Tidak 5 Tidak

40-49 22 Tidak 4 Tidak

40-49 19 Tidak 6 Tidak

40-49 26 Tidak 3 Tidak


(60)

50-59 22 Tidak 5 Tidak

50-59 24 Tidak 4 Tidak

50-59 26 Ya 5 Tidak

40-49 19 Tidak 5 Tidak

40-49 23 Ya 3 Susuk

40-49 18 Tidak 6 Tidak

40-49 18 Tidak 4 Tidak

40-49 22 Tidak 3 Pil

40-49 21 Ya 5 Tidak

50-59 19 Tidak 6 Tidak

60-69 20 Ya 7 Tidak

40-49 27 Ya 3 Suntik

50-59 20 Tidak 5 Tidak

40-49 26 Tidak 4 Susuk

70 dan keatas 18 Ya 9 Tidak

60-69 20 Ya 7 Tidak

30-39 22 Ya 5 Tidak

40-49 24 Tidak 3 Tidak

50-59 20 Tidak 5 Tidak

50-59 19 Tidak 3 Tidak

40-49 27 Tidak 7 Tidak

50-59 20 Ya 4 Tidak

40-49 19 Tidak 6 Tidak

50-59 23 Tidak 5 Tidak

50-59 19 Tidak 7 Tidak

30-39 18 Tidak 4 Tidak

70 dan keatas 20 Ya 8 Tidak

50-59 19 Tidak 5 Tidak

50-59 21 Ya 4 Tidak

40-49 24 Tidak 4 Pil

60-69 18 Ya 8 Tidak

40-49 19 Tidak 4 Pil

50-59 20 Tidak 6 Tidak


(61)

50-59 19 Ya 6 Tidak

50-59 21 Tidak 5 Tidak

60-69 18 Tidak 9 Suntik

50-59 19 Tidak 4 Tidak

50-59 20 Tidak 5 Tidak

40-49 24 Ya 4 Pil

40-49 21 Ya 4 Tidak

40-49 20 Tidak 6 Tidak

50-59 18 Tidak 4 Tidak

30-39 18 Tidak 8 Tidak

20-29 18 Tidak 0 Tidak

40-49 25 Tidak 3 Pil

40-49 27 Ya 4 Pil

30-39 19 Tidak 5 Suntik

40-49 23 Ya 5 Susuk

40-49 20 Ya 6 Tidak

30-39 23 Tidak 4 Pil

20-29 18 Tidak 0 Tidak

30-39 23 Tidak 6 Tidak

60-69 20 Ya 7 Pil

30-39 21 Tidak 5 Tidak

50-59 20 Ya 4 Tidak

40-49 18 Tidak 5 Tidak

50-59 25 Tidak 3 Tidak

30-39 19 Tidak 5 Tidak

20-29 20 Ya 5 Pil

50-59 27 Ya 3 Tidak

20-29 18 Tidak 3 Tidak

30-39 26 Tidak 2 Suntik

40-49 19 Ya 6 Tidak

50-59 18 Ya 4 Tidak

60-69 23 Tidak 8 Tidak

40-49 18 Tidak 3 Tidak


(62)

50-59 19 Tidak 7 Tidak

20-29 18 Tidak 5 Tidak

40-49 27 Tidak 2 Suntik

40-49 19 Tidak 4 Tidak

50-59 19 Tidak 5 Tidak

40-49 18 Ya 5 Tidak

40-49 20 Tidak 4 Tidak

60-69 17 Tidak 8 Tidak

40-49 21 Ya 5 Tidak

50-59 22 Tidak 7 Tidak

50-59 20 Ya 5 Tidak

40-49 24 Tidak 4 Pil

60-69 19 Ya 7 Tidak

50-59 20 Tidak 3 Tidak

50-59 27 Ya 4 Tidak

60-69 18 Ya 8 Pil

50-59 20 Tidak 5 Pil

30-39 21 Tidak 4 Susuk

40-49 25 Tidak 4 Tidak

40-49 21 Ya 5 Tidak


(1)

Kontrasepsi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pil 19 12.3 12.3 12.3

Suntik 6 3.8 3.8 16.1

Susuk 4 2.6 2.6 18.7

Tidak 126 81.3 81.3 100.0


(2)

Lampiran 3

Umur UsiaNikahAwal Merokok Jum.Paritas Kontrasepsi

50-59 23 Tidak 4 Tidak

40-49 23 Tidak 4 Tidak

60-69 19 Ya 5 Tidak

40-49 20 Tidak 4 Pil

40-49 21 Ya 3 Tidak

50-59 22 Tidak 6 Tidak

50-59 28 Ya 4 Tidak

40-49 24 Tidak 3 Tidak

30-39 26 Tidak 3 Tidak

70 dan keatas 20 Ya 7 Tidak

40-49 22 Tidak 5 Tidak

40-49 23 Tidak 4 Tidak

60-69 20 Ya 7 Tidak

60-69 27 Tidak 5 Tidak

40-49 22 Tidak 4 Pil

40-49 20 Tidak 5 Tidak

40-49 33 Ya 2 Suntik

40-49 19 Tidak 6 Tidak

50-59 29 Tidak 3 Tidak

40-49 21 Ya 2 Tidak

60-69 20 Tidak 7 Tidak

30-39 22 Tidak 5 Tidak

40-49 27 Ya 4 Tidak

70 dan keatas 20 Tidak 8 Tidak

50-59 19 Ya 6 Tidak

40-49 22 Tidak 5 Tidak

40-49 20 Tidak 4 Tidak

50-59 19 Tidak 5 Tidak

60-69 32 Ya 2 Tidak


(3)

50-59 23 Tidak 4 Tidak

50-59 19 Tidak 5 Tidak

50-59 21 Tidak 6 Tidak

40-49 19 Tidak 4 Tidak

50-59 24 Ya 3 Tidak

40-49 20 Tidak 5 Tidak

40-49 20 Tidak 6 Tidak

40-49 20 Ya 4 Tidak

50-59 22 Tidak 6 Tidak

50-59 30 Tidak 3 Tidak

50-59 21 Tidak 5 Tidak

40-49 19 Tidak 5 Pil

30-39 20 Tidak 4 Pil

50-59 18 Tidak 6 Tidak

50-59 17 Ya 7 Tidak

40-49 22 Tidak 8 Tidak

40-49 19 Tidak 6 Tidak

40-49 21 Tidak 2 Pil

40-49 28 Tidak 3 Tidak

40-49 22 Tidak 4 Tidak

30-39 21 Tidak 5 Tidak

40-49 19 Ya 4 Tidak

50-59 28 Tidak 7 Tidak

40-49 22 Tidak 4 Tidak

20-29 19 Tidak 5 Tidak

40-49 20 Tidak 5 Tidak

40-49 19 Tidak 4 Tidak

40-49 27 Ya 5 Tidak

50-59 21 Tidak 7 Tidak

40-49 19 Tidak 5 Tidak

40-49 22 Tidak 4 Tidak

40-49 19 Tidak 6 Tidak

40-49 26 Tidak 3 Tidak


(4)

50-59 22 Tidak 5 Tidak

50-59 24 Tidak 4 Tidak

50-59 26 Ya 5 Tidak

40-49 19 Tidak 5 Tidak

40-49 23 Ya 3 Susuk

40-49 18 Tidak 6 Tidak

40-49 18 Tidak 4 Tidak

40-49 22 Tidak 3 Pil

40-49 21 Ya 5 Tidak

50-59 19 Tidak 6 Tidak

60-69 20 Ya 7 Tidak

40-49 27 Ya 3 Suntik

50-59 20 Tidak 5 Tidak

40-49 26 Tidak 4 Susuk

70 dan keatas 18 Ya 9 Tidak

60-69 20 Ya 7 Tidak

30-39 22 Ya 5 Tidak

40-49 24 Tidak 3 Tidak

50-59 20 Tidak 5 Tidak

50-59 19 Tidak 3 Tidak

40-49 27 Tidak 7 Tidak

50-59 20 Ya 4 Tidak

40-49 19 Tidak 6 Tidak

50-59 23 Tidak 5 Tidak

50-59 19 Tidak 7 Tidak

30-39 18 Tidak 4 Tidak

70 dan keatas 20 Ya 8 Tidak

50-59 19 Tidak 5 Tidak

50-59 21 Ya 4 Tidak

40-49 24 Tidak 4 Pil

60-69 18 Ya 8 Tidak

40-49 19 Tidak 4 Pil

50-59 20 Tidak 6 Tidak


(5)

50-59 19 Ya 6 Tidak

50-59 21 Tidak 5 Tidak

60-69 18 Tidak 9 Suntik

50-59 19 Tidak 4 Tidak

50-59 20 Tidak 5 Tidak

40-49 24 Ya 4 Pil

40-49 21 Ya 4 Tidak

40-49 20 Tidak 6 Tidak

50-59 18 Tidak 4 Tidak

30-39 18 Tidak 8 Tidak

20-29 18 Tidak 0 Tidak

40-49 25 Tidak 3 Pil

40-49 27 Ya 4 Pil

30-39 19 Tidak 5 Suntik

40-49 23 Ya 5 Susuk

40-49 20 Ya 6 Tidak

30-39 23 Tidak 4 Pil

20-29 18 Tidak 0 Tidak

30-39 23 Tidak 6 Tidak

60-69 20 Ya 7 Pil

30-39 21 Tidak 5 Tidak

50-59 20 Ya 4 Tidak

40-49 18 Tidak 5 Tidak

50-59 25 Tidak 3 Tidak

30-39 19 Tidak 5 Tidak

20-29 20 Ya 5 Pil

50-59 27 Ya 3 Tidak

20-29 18 Tidak 3 Tidak

30-39 26 Tidak 2 Suntik

40-49 19 Ya 6 Tidak

50-59 18 Ya 4 Tidak

60-69 23 Tidak 8 Tidak

40-49 18 Tidak 3 Tidak


(6)

50-59 19 Tidak 7 Tidak

20-29 18 Tidak 5 Tidak

40-49 27 Tidak 2 Suntik

40-49 19 Tidak 4 Tidak

50-59 19 Tidak 5 Tidak

40-49 18 Ya 5 Tidak

40-49 20 Tidak 4 Tidak

60-69 17 Tidak 8 Tidak

40-49 21 Ya 5 Tidak

50-59 22 Tidak 7 Tidak

50-59 20 Ya 5 Tidak

40-49 24 Tidak 4 Pil

60-69 19 Ya 7 Tidak

50-59 20 Tidak 3 Tidak

50-59 27 Ya 4 Tidak

60-69 18 Ya 8 Pil

50-59 20 Tidak 5 Pil

30-39 21 Tidak 4 Susuk

40-49 25 Tidak 4 Tidak

40-49 21 Ya 5 Tidak