3.3 Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen Bebas
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel yang lain Umar: 2003:50. Variabel independen bebas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Variabel independen disimbolkan dengan “X
1
” lancar, “X
2
” kurang lancar, “X
3
” diragukan, “X
4
” macet. 2.
Variabel Dependen Terikat Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variabel independen Umar, 2003:50. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah beban operasional PTPN II sebagai
induk dari unit PKBL, dimana variabel dependen disimbolkan dengan “Y”.
3. Indikator
Indikator adalah variabel untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang berkait dengan evaluasi kinerja program
Universitas Sumatera Utara
kemitraan dan bina lingkungan PKBL PT. Perkebunan Nusantara II Persero Medan
3.5 Metode Analisis Data 3.5.1
Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan program
software SPSS. Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan alasan data penelitian
yang digunakan dalam penelitian sering bersifat bias dan tidak efisien. Untuk memperoleh nilai yang tidak bias dan efisien dari model
persamaan linear maka haruslah memenuhi asumsi klasik yang mendasari model linear. Setelah data memenuhi asumsi klasik maka
data layak dianalisis lebih lanjut untuk pengujian hipotesis dengan analisis pengujian linear. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan
terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedasitas, dan uji autokorelasi.
Menurut Ghozali 2005:123 asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu:
a Berdistribusi normal,
b Non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam
model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna atau mendekati sempurna,
c Non-autokorelasi, artinya kesalahan penganggu dalam model
regresi tidak saling berkorelasi. d
Homoskedasitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.
Universitas Sumatera Utara
3.5.1.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residul
memiliki distribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi normal”. Uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Kalau nilai residual tidak mengetahui distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil Ghozali, 2005. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
adalah dengan desain grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, atau grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian
sebaliknya. Selain itu, dapat digunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov K-S, yang dijelaskan oleh Gozhali
2005. Bila nilai signifikan α 0.05 berarti distribusi data tidak normal. Sebaliknya bila nilai signifikan α 0.05 berarti
distribusi data normal. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas
menurut Ghozali 2005 sebagai berikut: a
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogramnya
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.5.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali, 2005.
Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat 1 nilai tolerance dan lawannya 2 VIF variance inflation
factor. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah nilai tolerance 0,10 atau
sama dengan nilai VIF 10. Menurut Gozhali, 2005 cara yang didapat dilakukan
jika terjadi multikolinearitas yaitu: 1.
Mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan
identifikasi variabel independen lainnya untuk membantu prediksi,
2. Menggabungkan data cross section dan time series
pooling data, 3.
Menambah data penelititian
3.5.1.3 Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedasitas dijelaskan oleh Ghozali, 2005 sebagai berikut: Uji heteroskedasitas bertujuan menguji
Universitas Sumatera Utara
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi
heteroskedasitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang, dan besar.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitas, menurut Ghozali, 2005 dapat dilihat dari grafik scatterplot
antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residulnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik
yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar maka tidak tejadi heteroskedasitas.
3.5.1.4 Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali, 2005 “Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya”. Autokorelasi ini mencul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada data runtun waktu time series karena “gangguan” pada seseorang individu atau kelompok
cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya.
Penggunaan program sofware SPSS bertujuan untuk mendeteksi apakah ada problem autokorelasi adalah dengan
melihat besaran DURBIN-WATSON, adapun kriteria pengujiannya yaitu:
a. Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada
Autokorelasi positif. b.
Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada Autokorelasi
c. Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 4 berarti ada
Autokorelasi negatif.
3.6 Pengujian Hipotesis Penelitian 3.6.1 Analisis Regresi Berganda