POTENSI SUMBERDAYA ALAM

1.4.5 POTENSI SUMBERDAYA ALAM

A. Penggunaan Lahan

Kota Jayapura terbentuk dari pencampuran aktivitas yang bersifat perkotaan dan perdesaan (lihat Tabel I.19 dan Gambar 1.20). Kegiatan perkotaan yang terbentuk dari fasilitas perdagangan, sosial, transportasi, perkantoran berkembang pada ruas-ruas jalan utama di Kota Jayapura, terutama di Distrik Jayapura Utara, Distrik Jayapura Selatan, Distrik Abepura, dan Distrik Heram. Aktivitas perdesaan, seperti pertanian, perkebunan, perikanan sebagian besar terdapat di Distrik Muara Tami (dapat dilihat pada Gambar 1.21). Permasalahan dalam penggunaan lahan di Kota Jayapura diantaranya:

- tingginya perambahan hutan di Kawasan Cagar Alam Cycloop, Taman Wisata Teluk Youtefa, dan Hutan Lindung Abepura untuk aktivitas penebangan kayu, pertambangan, bahkan permukiman bagi kelompok masyarakat tertentu;

- pemanfaatan kawasan permukiman yang berpadu dengan kawasan peternakan dalam jumlah besar; dan - konflik antara adat dan pemerintah dalam penggunaan lahan.

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan lahan terbangun untuk kebutuhan perumahan serta perdagangan dan jasa sebagai akibat perkembangan kota, maka potensi perubahan lahan cenderung terjadi pada fungsi lahan ke sawah, tanah kosong, kebun, perairan (terutama rawa dan pantai), serta ruas-ruas jalan utama di Kota Jayapura. Untuk itu, diperlukan pengendalian penggunaan lahan untuk menjaga daya dukung lingkungan dan kelestarian alam.

I - 55

TABEL I.19 LUAS LAHAN EKSISTING DI KOTA JAYAPURA, 2012 NO

PENGGUNAAN LAHAN

LUAS EKSISTING (HA)

Kawasan Lindung

1 Hutan lindung

2 Kawasan bergambut

3 Ruang terbuka hijau

4 Kawasan cagar alam

5 Kawasan taman wisata alam

7 Hutan bakau

8 Hutan

9 Bukit longsor

10 Lahan kritis

Luas Kawasan Lindung

Kawasan Budidaya

3 Perdagangan dan jasa

5 Ruang terbuka non hijau

6 Pertahanan dan keamanan

10 Fasilitas sosial

11 Fasilitas umum

Luas Kawasan Budidaya

Kota Jayapura

Sumber: Hasil Perhitungan Tim RTRW Kota Jayapura, 2012

I - 56

Gambar 1.20 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kota Jayapura

I - 57

Gambar 1.21 Peta Kawasan Pertanian dan Perkebunan Kota Jayapura

I - 58

B. Sumberdaya Hutan

Berdasarkan UU RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Berkembangnya aktivitas ekonomi telah berpengaruh terhadap alih fungsi lahan, khususnya hutan.

TABEL I.20 PENETAPAN HUTAN LINDUNG, CAGAR ALAM, DAN TAMAN WISATA ALAM DI KOTA JAYAPURA

NO FUNGSI KAWASAN

LUAS (HA)

DASAR PENETAPAN

KONDISI

Aktivitas berkebun dan bermukim warga Pegunungan Abepura

1 Hutan Lindung

SK Penunjukkan No.

600/Kpts/Um/8/82 Tanggal

imigran sudah mulai merambah hutan ini.

16 Agustus 1982. SK Penetapan No. 267/Kpts- II/86 Tanggal 28 Agustus 1986.

2 Hutan Lindung

Kawasan Hutan Lindung Pegunungan Jar, Pegunungan Djar

SK Penunjukkan No.

820/Kpts/Um/11/82 Tanggal

seluas 7.656,25 Ha (12% dari luas Distrik

10 Nopember 1982.

Muara Tami) dengan dasar hukum SK

SK Penetapan : belum ada

Penunjukan No. 820/kpts/um/11/82 dan sudah temu gelang atau tertata batas sepanjang 25,18 km pada tahun 1989/1990.

3 Hutan Lindung

Kawasan Hutan Lindung Bougenville, dengan Bougenville

Luas yang

SK Penunjukan No.

ditargetkan

820/kpts/um/11/82

luas target 35.931,75 Ha, belum terealisasi

dan belum temu gelang, dengan tata batas ha target sepanjang 24 km dan terealisasi sepanjang 11,91 km (49,6%), dengan dasar hukum

Penunjukan No. 820/kpts/um/11/82. 4 Cagar Alam Cycloop

SK

SK Penunjukkan No.

Aktivitas masyarakat, seperti berkebun dan

56/Kpts/Um/I/1978 Tanggal

bermukim, serta perambahan hutan mulai

26 Januari 1978.

banyak di kawasan ini. Berdasarkan data

SK Penetapan oleh Menhut

BLH, terdapat 17 kepala keluarga yang

No. 365/Kpts-II/1987

mendiami kawasan ini. Perambahan kawasan

Tanggal 08 Nopember 1987.

terjadi

seluas

53,83 ha. Terdapat

CA Cycloop yang berada di

pembangunan jalan sepanjang 2 km di dalam

wilayah administrasi Kota

kawasan cagar alam dan sekitarnya untuk Jayapura seluas 6.431,78 ha mobilisasi arang dan Kayu Swan yang dan sisanya 16.008,22 ha

merupakan bahan bangunan dan jembatan

berada di Kabupaten

(jeramba).

Jayapura. CA Cycloop juga ditetapkan

Ancaman yang timbul adalah kerusakan

sebagai kawasan lindung

hutan, sumber mata air semakin berkurang,

nasional dalam RTRWN

serta bencana alam (banjir, longsor) dapat terjadi.

5 Taman Wisata Alam

Kawasan ini terletak di pusat Kota Jayapura Teluk Youtefa

SK Penunjukkan No.

372/Kpts/Um/1978 Tanggal

dengan posisi geografis 02°34’32’’ hingga

9 Juni 1978

02°38’25’’LS dan 140°41’11’’ hingga

140°44’25’’ BT.

SK Penetapan oleh Menhut

No. 714/Kpts-II/1996

Pada hamparan datar di sepanjang pantai

Tanggal 11 Nopember

Tanjung Marine dan Tanjung Kaswari yang

menghadap ke Teluk Youtefa didominasi oleh vegetasi

bakau-bakauan (Rizophora Apiculata, Rizophora Stylosa, dan Bruguiera sp). Khusus di tepi barat pantai Teluk Youtefa,

I - 59

NO FUNGSI KAWASAN

LUAS (HA)

DASAR PENETAPAN

KONDISI

setelah bakau-bakauan juga dijumpai adanya Pohon Konifer dari jenis cemara pantai (Casuarina Marine).

Di seberang Tanjung Marine dan Kaswari bagian utara yang menghadap ke Teluk Yos Sudarso didominasi oleh pohon kelapa (Cocos nucifera) dan juga terdapat Ketapang (Terminalia cattapa), Pandanus spp, bintangur (Callophyllum

inophyllum), Baringtonia asiatica dan Xylocarpus sp.

Pada areal perbukitan banyak ditemukan vegetasi hutan hujan tropis seperti tumbuhan dari jenis pohon Merbau (Intsia bijuga), Matoa (Pometia

pinnata), Beringin (Ficus benyamina), Kayu Susu (Alstonia shcolaris), Ketapang (Terminalia catapa), jenis pandan- pandanan (Pandanus sp), pohon pinang, tumbuhan perdu serta beberapa jenis paku- pakuan, jenis palem (Arthocarpus comunis) dan jenis-jenis anggrek seperti Dendrobium spp, Gramathophyllum spp, Paphiopedilum spp dan Bulbophyllum spp.

Beberapa jenis kelompok aves antara lain Alap-alap (Haliastur indus), Nuri Merah Kepala Hitam (Lorius lory), Kakatua Jambul Kuning (Cacatua galerita), Burung Bayan (Electus roratus), Raja Udang, Rangkong (Buceros bicornis), Nuri Ekor Panjang (Alisterus chloropterus), Burung Elang (Sula lencogastes), Burung Bangau Putih (Pandio haliaetus) dan beberapa jenis burung laut. Jenis-jenis reptil, yaitu Morelia viridis, Liasis spp, Ular Boa (Candoia aspera dan Candoia carinata), Biawak (Varanus spp), Kadal (Mabouya spp dan Tiliqua sp), Tokek (Gecko gecko), dan lain-lain. Jenis-jenis serangga, yaitu laba-laba, kumbang dan kupu-kupu. Beberapa jenis katak (Bufo sp dan Rana sp).

Beberapa tahun terakhir ini, masyarakat membangun rumah/pondokan di kawasan ini. Pembangunan jalur ring road Jayapura- Sentani melintas di kawasan ini, sehingga status

kawasan sebagian mengalami perubahan menjadi kawasan hutan lindung. Sumber: Balai Besar KSDA Papua, 2011 dalam Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kota Jayapura dan

Laporan Final Bantuan Teknis Pelaksanaan Penataan Ruang Kawasan Muara Tami

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK.782/Menhut-II/2012 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan menjadi Bukan Kawasan Hutan, diketahui terjadi perubahan fungsi peruntukan kawasan hutan di Kota Jayapura seperti yang terlihat pada Gambar 1.22.

I - 60

Gambar 1.22 Peta Kawasan Kehutanan

I - 61

C. Sumberdaya Galian Batuan

Berdasarkan data survei geologi dan hasil analisis terhadap kegiatan Identifikasi dan Pemetaan Sumberdaya Alam Mineral (Galian Batuan) di Kota Jayapura Tahun 2011, maka potensi sumberdaya alam mineral (galian batuan) yang terdapat di wilayah Kota Jayapura adalah Batugamping, Endapan Pasir Batu (Sirtu), Endapan Tanah Lateritik, Hematit Residual, dan Endapan Logam Emas Sekunder.

a. Batugamping

Batugamping (CaCO 3 ) merupakan jenis batuan sedimen. Berdasarkan koordinat atau yang terpetakan pada peta potensi bahan galian Kota Jayapura, maka keberadaannya tersebar di 3 (tiga) distrik, yaitu:

 Jayapura Utara : terdapat pada Kel. Gurabesi dan sekitarnya;  Jayapura Selatan : terdapat diantara Kel. Ardipura-Kel. Entrop;  Muara Tami

: terdapat diantara Kampung Koya Tengah dan Kampung Skow Yambe juga sekitar Sungai Tami.

b. Endapan Pasir Batu (Sirtu)

Bahan galian ini merupakan batuan yang berasal dari satuan batuan serpentinit dan bongkah malihan serta bongkah-bongkah batuan beku basa. Keberadaannya di daerah penyelidikan sebagai hasil dari pengangkatan secara tektonik. Kebanyakan dari material ini yang telah ditambang adalah batuan yang berkomposisi peridotit.

Berdasarkan koordinat atau yang terpetakan pada peta potensi bahan galian Kota Jayapura, maka keberadaannya tersebar di 2 (dua) distrik, yaitu:

 Abepura : terdapat pada Kelurahan Vim (S. Siborogonyi, belakang

Asrama Haji dan belakang Kantor Otonom); dan

 Heram : terdapat pada Kelurahan Waena (S. Kampwolker), diantara Kelurahan Hedam dan Kelurahan Yabansai (Padang Bulan Sosial).

c. Endapan Tanah Lateritik

Tanah laterit adalah bahan galian yang masuk dalam kelompok mineral industri logam, walaupun kenampakannya di alam tidak dalam bentuk atau menyerupai kenampakan layaknya mineral logam pada umumnya. Endapan ini dapat digolongkan sebagai mineral industri logam, karena hasil ekstraksi dari endapan yang umumnya berbentuk tanah hasil lapukan ini adalah nikel (Ni) yang sampai saat ini masih menjadi komoditas yang paling utama dalam pengembangan industri logam.

I - 62

Berdasarkan koordinat atau yang terpetakan pada peta potensi bahan galian Kota Jayapura, maka keberadaannya tersebar di 4 (empat) distrik, yaitu:

 Jayapura Utara : terdapat pada Kel. Angkasapura;  Jayapura Selatan : terdapat di sekitar Kelurahan Entrop (belakang Kantor

Walikota);

 Abepura : terdapat di Kelurahan Vim (perbukitan Kotaraja-Uncen);  Heram

: terdapat di Kelurahan Waena (perbukitan Buper-Uncen).

d. Hematit Residual (Fe 2 O 3 )

Hematit adalah mineral logam yang termasuk dalam kelompok mineral industri dikarenakan sifat fisik logam yang berasal dari hasil ekstraksi, mineral ini erat hubungannya dengan perkembangan dunia industri, sehingga dapat digolongkan ke dalam endapan mineral yang bernilai ekonomis.

Berdasarkan koordinat atau yang terpetakan pada peta potensi bahan galian Kota Jayapura, maka keberadaannya tersebar di 3 (tiga) distrik, yaitu:

 Jayapura Selatan : terdapat

Entrop (belakang

Kantor Walikota);

 Abepura : terdapat di sekitar Kel. Vim (S.Siborongonyie);  Heram

Waena (perbukitan

Buper-UNCEN).

Hematit adalah salah satu mineral yang menjadi sumber logam besi (Fe). Berdasarkan pengamatan di daerah prospek menunjukan sifat fisik berwarna hitam hingga agak kemerahan, bentuk kristal tidak teratur, kekerasan 5,5- 6 skala Moh’s dengan berat jenis 4,7-4,8. Hematit pada umumnya dikenal sebagai mineral oksida besi, karena merupakan logam persenyawaan yang terutama terdiri dari unsur Fe

dan O 2 dan unsur-unsur logam lain yang dapat bersenyawa dengan kedua unsur utama tersebut, sehingga mineral ini banyak dijumpai di alam dengan komposisi kimia yang bervariasi yang kadang-kadang unsur yang bersenyawa tersebut dapat mempengaruhi dan menggantikan unsur besi dalam mineral hematit.

e. Endapan Logam Emas Sekunder

Terdapat di beberapa daerah dengan kehadiran endapan emas, beberapa diantaranya telah ditambang secara sederhana oleh masyarakat. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, mineral ini dijumpai berwarna kuning dengan kilap logam, bila digores berwarna kuning, habit massif hingga granular dengan bentuk kristal yang sempurna, belahan hackly, kekerasan 7,8.

I - 63

Berdasarkan koordinat atau yang terpetakan pada peta potensi bahan galian Kota Jayapura, maka keberadaannya tersebar di 3 (tiga) distrik, yaitu:

 Jayapura Selatan : terdapat di sekitar Kelurahan Entrop (belakang

Kantor Walikota-Polimak);

 Abepura : terdapat di sekitar Kelurahan Vim (S.Siborongonyie);  Heram

: terdapat di sekitar Kelurahan Waena (perbukitan Buper- UNCEN) dan di sekitar Kampung Yoka.

Potensi sumberdaya galian batuan tersebut bila dikaitkan dengan pola ruang di Kota Jayapura adalah sebagai berikut:

a. Distrik Jayapura Utara Adanya kawasan hutan lindung dan lokasi pemukiman yang cukup padat. Potensi sumber daya alam (galian batuan) yang tersebar pada wilayah ini adalah endapan tanah lateritik dan batugamping. Namun endapan tanah lateritik berada pada kawasan hutan lindung, sedangkan batugamping berada pada kawasan padat pemukiman.

b. Distrik Jayapura Selatan Adanya kawasan hutan lindung dan lokasi pemukiman yang cukup padat. Potensi sumber daya alam (galian batuan) yang tersebar pada wilayah ini adalah batugamping, endapan logam emas sekunder, endapan tanah lateritik, dan hematit residual. Namun, batugamping berada pada kawasan padat penduduk dan kawasan lindung, endapan logam emas sekunder berada pada kawasan hutan lindung-

kawasan lindung; endapan tanah lateritik berada pada kawasan hutan lindung dan kawasan perkantoran; hematit residual berada pada kawasan lindung.

c. Distrik Abepura Adanya kawasan hutan lindung, lokasi pemukiman, kawasan lindung, perkebunan dan kawasan pertanian. Potensi sumber daya alam (galian batuan) yang tersebar pada wilyah ini adalah endapan logam emas sekunder, endapan tanah lateritik, hematit residual. Namun endapan logam emas sekunder berada pada kawasan lindung dan kawasan hutan lindung, endapan tanah lateritik berada pada kawasan hutan lindung dan kawasan pemukiman dan hematit residual berada pada sekitar kawasan perkantoran-kawasan lindung.

d. Distrik Heram Adanya kawasan hutan lindung, kawasan pemukiman, kawasan lindung, perkebunan, dan tambak. Potensi sumber daya alam (galian batuan) yang tersebar pada wilayah ini adalah endapan logam emas sekunder, endapan tanah lateritik, hematite residual.

I - 64

Namun endapan logam emas sekunder berada pada kawasan lindung-hutan lindung, endapan tanah lateritik berada pada sekitar kawasan pemukiman, kawasan lindung dan kawasan hutan lindung. Hematite residual berada pada kawasan lindung dan pasirbatu (sirtu) berada pada sekitar kawasan pemukiman bersebelahan dengan kawasan lindung.

e. Distrik Muara Tami Adanya kawasan hutan lindung, kawasan pemukiman, kawasan lindung, kawasan perkebunan, kawasan pertanian, kawasan cagar budaya, hutan produksi, hutan produksi terbatas, kawasan pariwisata, dan tambak. Potensi sumber daya alam (galian batuan) yang tersebar pada wilayah ini adalah pasirbatu (sirtu). Namun pasirbatu (sirtu) berada pada kawasan hutan lindung-hutan produksi terbatas.

TABEL I.21 LUAS SEBARAN POTENSI SUMBERDAYA MINERAL (GALIAN BATUAN), 2011 NO

LUAS /KM 2 1 Jayapura Utara

DISTRIK

JENIS POTENSISUMBERDAYA ALAM MINERAL

(GALIAN BATUAN)

Endapan Tanah Lateritik

0,00003486 2 Jayapura Selatan

Batugamping

Hematit Residual

Endapan Tanah Lateritik

Endapan Logam Emas Sekunder 1

Endapan Logam Emas Sekunder 2

Endapan Logam Emas Sekunder 3

Hematit Residual

Endapan Tanah Lateritik

Endapan Logam Emas Sekunder

Hematit Residual 1

Hematit Residual 2

Endapan Tanah Lateritik 1

Endapan Tanah Lateritik 2

Endapan Tanah Lateritik 3

Endapan Logam Emas Sekunder 1

Endapan Logam Emas Sekunder 2

0,00002444 5 Muara Tami

Endapan Logam Emas Sekunder 3

Batugamping 1

0,00007921 Sumber: Identifikasi dan Pemetaan Sumberdaya Mineral (Galian Batuan) di Kota Jayapura, 2011

Batugamping 2

I - 65

Gambar 1.23 Peta Kawasan Pertambangan

I - 66

D. KAWASAN PESISIR DAN KELAUTAN

Sebelah Utara Kota Jayapura berbatasan dengan Samudera Pasifik, panjang garis pantai Kota Jayapura adalah 116,77 km dan luas wilayah laut 2,81 km 2 , serta

terdapat delapan pulau kecil (RTRW Provinsi Papua Tahun 2010-2030). Keanekaragaman hayati laut dan pesisir sangat kaya dan terdapat Taman Wisata Alam Teluk Youtefa seluas 1.650 Ha. Potensi lainnya dari kawasan ini dimanfaatkan untuk perikanan laut dan pariwisata.

1. Perikanan Laut Potensi kelautan Kota Jayapura juga memberikan sumber penghasilan bagi

masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Terjadi penurunan produksi perikanan dari tahun 2006 ke 2007 dan dari tahun 2009 ke 2010.

Sumber: Kota Jayapura dalam Angka Tahun 2007 dan 2011 dan Hasil Olahan Tim Penyusun, 2012

Gambar 1.24 Produksi Perikanan Laut Kota Jayapura, 2006-2010

2. Pariwisata Bahari Pesisir dan pulau-pulau kecil ini sangat berpotensi dikembangkan wisata pantai,

diantaranya adalah:

a. Pantai Holtekamp di Distrik Muara Tami. Pantai ini berhadapan langsung dengan Kota Jayapura dan Teluk Youtefa yang terlihat di kejauhan, memiliki wisata pantai dan keindahan pemandangan alam. Transportasi menuju pantai ini masih melalui darat, dimana berputar dari Kota Jayapura menyusuri Teluk Youtefa selama kurang lebih 1 jam perjalanan darat.

I - 67 I - 67

c. Pantai Pasir II di Kelurahan Tanjung Ria, Distrik Jayapura Utara, merupakan salah satu pantai yang terkenal di kota Jayapura. Pantai ini terletak ±9 km di sebelah utara Kota Jayapura. Dari pantai ini, kita dapat melihat ke Samudera Pasifik dan juga sebagai pintu gerbang bagi masuknya kapal dari arah barat.

d. Pantai Hamadi, memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata unggulan. Tempat rekreasi ini memiliki pantai pasir putih sepanjang ±2 km. Di kawasan ini dulu juga menjadi tempat pendaratan tentara sekutu pada PD II. Pantai Hamadi kini mulai berkembang, sehingga setiap musim libur sekolah maupun libur panjang akhir pekan, kawasan pantai itu selalu ramai dikunjungi wisatawan nusantara. Sejumlah objek wisata pantai di Kota Jayapura masih layak ditawarkan kepada wisatawan asalkan dilakukan pembenahan dan penataan terutama menyangkut kebersihan serta ketertiban objek wisata.