METODE PENELITIAN

3.5.4 Materialitas (X 3 )

Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut karena adanya penghilangan atau salah saji material.

Berdasarkan jurnal dari (Qurrahman, 2012) materialitas diukur berdasarkan dimensi tingkat material kualitatif :

1. Pengurangan jumlah sample adalah tidak material.

2. Pemeriksaan fisik terhadap kas persediaan adalah tidak material.

3. Melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga adalah sesuatu yang tidak material.

3.5.5 Prosedur Review dan Kontrol (X 4 )

Prosedur review dan kontrol kualitas sangat berkaitan, sehingga tidak dapat berdiri sendiri. Prosedur review berfokus pada pemberian opini, sedangkan kontrol kualitas lebih berfokus pada pelaksanaan prosedur audit sesuai standar auditing. Sistem kontrol dan prosedur review akan membantu KAP untuk memastikan standart profesional telah dijalankan sesuai dengan praktiknya.

Berdasarkan jurnal dari (Qurrahman, 2012) prosedur review dan kontrol kualitas berdasarkan dimensi:

1. Independensi

2. Integritas dan obyektivitas

3. Personalia

4. Penerimaan berkelanjutan serta perjanjian dengan klien

5. Performa yang menjanjikan serta monitoring Indikator berdasarkan dari (Simposium Nasional Akuntansi IX, 2006):

1. Terdapat auditor yang melakukan penghentian prematur.

2. Auditormelakukan review dangkal pada dokumen klien, penerapan prosedur review dan kontrol kualitas di Kantor Akuntan Publik tidak menemukan.

3. Prosedur review dan kontrol kualitas yang terdapat dalam Kantor Akuntan Publik tidak akan mampu menemukan adanya kegagalan auditor dalam meneliti masalah tekhnis klien yang menurut auditor tidak menyakinkan.

4. Jika auditor menerima penjelasan yang lemah dari klien. Proses review akan menemukan hal ini dan Kantor Akuntan Publik akan mensyaratkan kerja tambahan.

5. Kantor Akuntan Publik memiliki sistem kualitas kontrol yang efektif.

3.6 Populasi dan Banyaknya Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah jumlah dari semua obyek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu dan lengkap yang akan di teliti (Indriantoro, 2000 : 115). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah para auditor atau pemeriksa yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang adalah sebesar 117 dari 18 Kantor Akuntan Publik ( www.iapi.or.id ).

3.6.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability teknik sensus artinya semua populasi dijadikan sampe tanpa terkecuali, hal ini dikarenakan jumlah auditor terbatas yaitu 117 auditor sehingga akan lebih baik jika semua populasi dijadikan sampel.

3.7 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah meneliti sebagian dari elemen-elemen populasi. Secara teknis umunya mengalami kesulitan untuk melakukan sensus (Census), jika jumlah elemen populasi relatif banyak atau bahkan sulit dihitung. Kendala yang dihadapi peneliti umumnya masalah keterbatasan waktu, biaya dan tenaga yang tersedia (Indriantoro, 1999 : 115). Dalam penelitian ini semua populasi menjadi sampel yaitu sebanyak 117 auditor dari 18 Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.

3.8 Jenis Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data subyek. Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden). Dalam hal ini data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari hasil jawaban responden Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data subyek. Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden). Dalam hal ini data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari hasil jawaban responden

3.9 Sumber Data

1. Data Primer Data primer merupakan data dan informasi yang diperoleh langsung dari sumbernya, yaitu auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) Kota Semarang.

2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain, misalnya dari perpustakaan serta literatur-literatur lainnya.

3.10 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan objektif dan dapat dijadikan landasan dalam proses analisis, maka diperlukan pengumpulan data dengan metode :

1. Metode Kuesioner Merupakan metode pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden (para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Kota Semarang) dengan beberapa alternative jawaban yang sudah disediakan. Kuesioner yang digunakan berdasarkan Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang yang berjudul Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit.

2. Studi Pustaka Merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari buku-buku literatur secara bacaan lain yang mendukung penelitian ini.

3.11 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan metode analisis statistik deskriptif dan analisis kuantitatif. Adapun alat analisisnya yaitu dengan pengujian asumsi klasik, pengujian koefisien determinasi dan analisa regresi berganda.

1. Uji Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variable yang konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2010 : 45).

2. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yag akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2010 :49).

3.11.1 Pengujian Asumsi Klasik

1. Uji multikolonieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2010 : 95).

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen.

c. Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor.

Ada 3 cara dalam mengobati multikolonieritas, yaitu salah satunya dengan cara dengan transformasi variabel. Transformasi variabel merupakan salah satu cara mengurangi hubungan

liniear diantara variabel independen. Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan bentuk first difference atau delta. Caranya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005 : 99) : Yt = b1 + b2 X2t + b3 X3t + ut ..........

(1) Yt-1 = b1 + b2 X2t-1 + b3 X3t-1 + ut – 1 ..........

(2) First difference didapat setelah persamaan (2) dikurangi persamaan (1) yaitu : Yt – Yt – 1 = b2 (X2t – X2t – 1) + b3 (X3t-X3t – 1) + vt (3)

2. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalaha pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi ke observasi lainnya. Hal in sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena gangguan pada sesorang individu/kelopmpok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya.

3. Uji heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi tidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika Variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskesdatisitas karena data ini mengimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar) (Ghozali, 2010 : 125).

dan

jika

4. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual terdistribusi secara normal atau tidaknya yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2010 : 147). Analisis grafik merupakan cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang emmbandingkan antara data observasi

dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal dengan melihat normal probability plot yang membandingkin distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan membandingkan dengan garis diagonal. Jika ditribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji asumsi klasik normalitas seringkali salah diartikan bahwa semua variabel harus memiliki distribusi normal. Uji asumsi klasik normalitas yang dimaksdud adalah nilai residual dari regresi itu harus berdistribusi normal, jadi yang diminta adalah hasil residual dari persamaan regresi berdistribusi normal. Cara mengujinya dapatkan nilai residual dari persamaan regresi dan uji apakah nilai residual ini berdistribusi normal dengan uji non parametik kolmogorov smirnov (one sampel K-S). Jika hasil K-S menunjukkan residual tidak berdistribusi normal, maka regresi kita menyalahi asumsi klasik. Cara

mengobatinya lakukan regresi dengan persamaan semilog yaitu variabel dependen dalam bentuk logaritma dan variabel independen biasa atau sebaliknya independen semua dalam bentuk logaritma sedangkan variabel dependennya biasa. Jika hasilnya masih belum normal, maka ubah persamaan regresi kita menjadi bentuk double log yaitu variabel dependen dan independennya semua dalam bentuk logaritma. Apabila double log masih memberikan hasil yang tidak normal, maka baru kita menormalkan masing-masing variabel baik dependen maupun independen dengan perintah transform dan compute. Variabel kita sekarang dapat dalam bentuk logaritma, akar pangkat dua dsb, baru kita buat regresi dengan variabel-variabel yang sudah dinormalkan distribusinya (Ghozali, 2006 : 170).

3.11.2 Pengujian Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R 2 ) yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

Koefisisen determinasi hanyalah salah satu dan bukan satu-satunya kriteria memilih model baik. Apabila suatu estimasi regresi linear menghasilkan koefisien determinasi yang tinggi, tetapi tidak konsisten dengan teori ekonomika yang dipilih oleh peneliti, atau tidak lolos dari uji asumsi klasik, maka model tersebut bukanlah model penaksir yang baik dan seharusnya tidak dipilih menjadi model empirik (Insukindro, 1998 dalam Ghozali, 2010 : 87).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkna ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel

independen, maka R 2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secarasignifikan terhadap variabel

dependen. Oleh karena itu digunakan nilai Adjusted R 2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R 2 , dependen. Oleh karena itu digunakan nilai Adjusted R 2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R 2 ,

Dalam uji empiris didapat nilai adjusted R 2 negatif, maka nilai adjusted R 2 dianggap bernilai nol. Secara matematis jika

2 2 2 nilai R 2 = 1, maka adjusted R =R = 1 sedangkan jika nilai R =

0, maka adjusted R 2 = (1 – k) / (n-k). Jika k > 1, maka adjusted R 2 akan bernilai negatif (Gurajati, 2003 dalam Ghozali, 2010 :

3.11.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Model empiris pengujian hipotesis adalah dependen variabel yang merupakan fungsi dari interaksi empat variabel independen.

Y = b0 + b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4

Keterangan : Y

: Penghentian prematur atas prosedur audit B0 : Konstanta

b 1 ,b 2 ,b 3, b 4 : Koefisien regresi

X 1 : Time pressure

X 2 : Risiko Audit

X 3 : Materialitas

X 4 : Prosedur review dan kontrol kualitas

Persamaan dalam regresi berganda ini merupakan cara yang dapat digunakan untuk menguji interaksi. Dalam penelitian ini, pendekatan interaksi bertujuan untuk menerangkan penghentian premature atas prosedur audit dari emapt interaksi variabel independen.

3.11.4 Pengujian Hipotesis

1. Uji F atau Uji Kelayakan Model Uji F adalah pengujian signifikan persamaan (Uji kelayakan model) yang digunakan untuk mengetahui apakah model yang digunakan layak untk memprediksi variabel Y.

a. Uji hipotesis koefisien regresi serentak (Uji F), terdapat 5

langkah dalam uji ini yaitu :

1. Merumuskan hipotesis - Ho ; ß1 ; ß2 ; ß 3 ;ß4 = 0

Tidak ada pengaruh antara time pressure, risiko audit, materialitas, dan prosedur review dan kontrol terhadap penghentian premature atas prosedur audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.

- Ha ; ß1 ; ß2 ;ß 3 ;ß4 ≠ 0

Ada pengaruh antara pengaruh antara time pressure, risiko audit, materialitas, dan prosedur review dan kontrol terhadap penghentian premature atas Ada pengaruh antara pengaruh antara time pressure, risiko audit, materialitas, dan prosedur review dan kontrol terhadap penghentian premature atas

2. Mencari nilai kritis (dari tabel)

Taraf kesalahan ( α ) = 5% didapat dari tabel

df pembilang = k distribusi F

df penyebut = n -1 - k

3. Mencari F hitung pada kurva distibusi F

F hitung berasal dari olah data SPSS’ 16 Keterangan :

df = Derajat kebebasan n = Jumlah sampel k = Banyaknya variabel X

4. Tentukan F hitung pada kurva distribusi F

5. Membuat kesimpulan dengan ketentuan : - Jika F hitung ≥ tabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima - Jika F hitung <tabel maka Ho diterima dan Ha di

tolak.

2. Uji Hipotesis Statistik t Uji t adalah penguji koefisien regresi parsial individu yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) secara individual yang mempengaruhi variabel dependen (Y).

Uji hipotesis t test yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan menggunakan 5 langkah :

a. Menentukan hipotesis - Ho : ß = 0

Tidak ada pengaruh antara time pressure, risiko audit, materialitas, dan prosedur review dan kontrol terhadap penghentian premature atas prosedur audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.

- Ho : ß ≠ 0

Ada pengaruh antara pengaruh antara time pressure, risiko audit, materialitas, dan prosedur review dan kontrol terhadap penghentian premature atas prosedur auditpada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang .

b. Mencari titik kritis / t tabel Taraf kesalahan (α ) = 5% = 0,05

didapar dari tabel

df = n – 1-k

distribusi

c. Mencari t hitung (t h )

t hitung berasal dari hasil olah data SPSS’ 16

d. Letakkan t h pada kurva distribusi student (t)

Ho ditolak

Ho ditolak

Daerah penerimaan Ho

-t tabel

0 t tabel

e. Membuat kesimpulan dengan ketentuan sebagai berikut : - Jika t hitung ≥ t tabel atau – t hitung ≤ -t tabel, maka

Ho ditolak dan Ha diterima. - Jika t hitung < t tabel dan – t hitung > -t tabel, maka

Ho diterima dan Ha ditolak.