Langkah Pokok Pelayanan Arah Peminatan

4. Langkah Pokok Pelayanan Arah Peminatan

a. Pengumpulan Data dan Informasi Pengumpulan data dan informasi yang dapat dilakukan guru Bimbingan dan Konseling dalam pelaksanaan pelayanan arah peminatan dapat berupa:

1) Data pribadi peserta didik: potensi dasar (intelegensi), bakat dan minat serta kecenderungan khusus.

2) Kondisi keluarga dan lingkungan

3) Mata pelajaran wajib dan pilihan jalur peminatan yang ada

4) Sistem pembelajaran, termasuk sistem Satuan Kredit Semester (SKS)

5) Informasi pekerjaan/karir

6) Informasi pendidikan lanjutan dan kesempatan kerja

7) Data kegiatan dan hasil belajar

8) 50 Data khusus tentang pribadi peserta didik.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa Guru Bimbingan dan Konseling perlu mengumpulkan data siswa. Data tersebut didapatkan melalui tes dan non tes. Selain data siswa, Guru Bimbingan dan Konseling juga perlu mengetahui dan mengumpulkan berbagai mata pelajaran wajib dan pilihan peminatan yang tersedia berikut sistem pembelajarannya.

Data tersebut merupakan gambaran peserta didik untuk menentukan pilihan peminatan yang tepat baginya. Pengumpulan data dan informasi peserta didik tersebut dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu:

a) Dokumentasi

b) Angket

c) Wawancara

d) Observasi

e) 51 Tes

50 ABKIN, Pa ndua n Khusus … h. 12 51 Ke menterian Pendidikan dan Kebudayaan, Modul Pelatihan..., h. 61

Dokumentasi dapat digunakan sebagai teknik untuk memperoleh data prestasi belajar peserta didik. Angket dapat digunakan sebagai teknik untuk memperoleh data mengenai minat belajar peserta didik, cita-cita, perhatian orangtua dan lain sebagainya, wawancara dapat digunakan sebagai cara untuk mengklarifikasi isian angket dan hal- hal lain yang diperlukan, sedangkan observasi dapat digunakan untuk memperoleh data kondisi fisik dan dan perilaku yang tampak sebagai pertimbangan dalam penetapan peminatan peserta didik. Teknik tes juga dapat digunakan untuk melihat kondisi psikologis atau

kecerdasan peserta didik. 52 Kelima teknik pengumpulan data tersebut dapat digunakan

secara bersamaan atau dipilih salah satu yang sesuai. Namun, dalam hubungannya dengan pengumpulan data peserta didik untuk melihat gambaran penuh tentang diri peserta didik, alangkah baiknya jika kelima teknik ini dapat digunakan. Karena masing- masing teknik memiliki kelebihan dan kekurangan.

b. Langkah kedua, layanan informasi/orientasi arah peminatan Langkah kedua yang perlu dilakukan Guru Bimbingan dan Konseling dalam pelaksanaan pelayanan arah peminatan adalah memberikan layanan informasi atau layanan orientasi arah peminatan. Jika informasi berkaitan dengan Pelayanan Arah Peminatan tidak diberikan, maka siswa tentu tidak akan mengerti tujuan dilaksanakannya Pelayanan Arah Peminatan ini.

Melalui layanan informasi/orientasi tentang peminatan ini peserta didik diberikan informasi selengkapnya, sesuai dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan peserta didik, yaitu informasi tentang:

a) Sekolah ataupun program yang sedang mereka ikuti serta setamat dari sekolah atau program tersebut, dan selepas dari kelas yang mereka duduki sekarang.

b) Struktur dan isi kurikulum dengan berbagai mata pelajaran yang ada, baik yang wajib maupun pilihan yang diikuti peserta didik, terutama berkenaan dengan jalur peminatan dan pilihan mata pelajaran pendalaman lintas peminatan.

c) Sistem jalur peminatan, sistem SKS serta penyelenggaraan pembelajarannya.

d) Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami dan/atau dapat dijangkau oleh tamatan pendidikan yang sedang ditempuh sekarang, terutama berkenaan dengan peminatan vokasional. Dalam informasi ini digunakan materi yang relevan dari peraturan presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

e) Informasi tentang studi lanjutan setamat pendidikan yang sedang ditempuh sekarang. 53

Uraian di atas dipahami bahwa informasi yang diberikan menyeluruh mulai dari sekolah sedang diduduki, struktur dan isi kurikulum, system jalur peminatan, informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami, dan informasi tentang studi lanjutan setamat pendidikan yang sedang ditempuh saat ini.

c. Langkah ketiga, identifikasi dan penetapan arah peminatan Langkah ketiga ini dilaksanakan melalui kontak langsung guru BK atau Konselor dengan peserta didik melalui penyajian angket dan / atau wawancara. Kontak langsung ini disertai dengan pembahasan individual, diskusi kelompok dan kegiatan lain melalui strategi transformasional-BMB3 atas berbagai aspek pilihan yang tersedia dan keputusan yang diambil.

Ada empat alternatif pola penetapan peminatan peserta didik sesuai dengan kondisi dan daya dukung masing- masing satuan pendidikan, sebagai berikut:

1) Alternatif pertama Alternatif pertama merupakan pola penetapan peminatan dengan menggunakan tiga jenis data yaitu sebagai berikut:

53 ABKIN, Pa ndua n Khusus …, h. 13

(a) Prestasi belajar peserta didik kelas VII, VIII, IX, yang diperoleh di SMPMTs. (b) Prestasi UN yang diperoleh di SMP/MTs (c) Prestasi non akademik yang diperoleh dari SD/MI s/d

SMP/MTS. 54

2) Alternatif kedua Alternatif kedua merupakan pola pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik didasarkan pada empat jenis data sebagai bahan pertimbangan, yaitu: (a) Prestasi belajar peserta didik kelas VII, VIII, IX, yang

diperoleh di SMPMTs. (b) Prestasi UN yang diperoleh di SMP/MTs. (c) Prestasi non akademik yang diperoleh dari SD/MI s/d

SMP/MTs. (d) Minat belajar peserta didik yang diperoleh dari angket saat pendaftaran/pendataan. 55

3) Alternatif ketiga Alternatif ketiga merupakan pola pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik didasarkan pada lima jenis data sebagai bahan pertimbangan, yaitu:

(a) Prestasi UN yang diperoleh di SMP/MTs (b) Prestasi non akademik yang diperoleh dari SD/MI s/d

SMP/MTs (c) Minat belajar peserta didik yang diperoleh dari angke saat pendaftaran/pendataan (d) Data diteksi potensi peserta didik menggunakan tes peminatan yang dilaksanakan di SMP/MTs atau di

SMA/SMK atau

guru BK/Konselor SMP/MTs. 56

rekomendasi

4) Alternatif keempat Alternatif keempat merupakan alternatif terakhir yang dapat digunakan untuk menentukan pola pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Pada alternatif keempat ini, ada enam

54 ABKIN, Panduan Khusus …, h. 17 55 ABKIN, Panduan Khusus …, h. 18 56 ABKIN, Panduan Khusus …, h. 18 54 ABKIN, Panduan Khusus …, h. 17 55 ABKIN, Panduan Khusus …, h. 18 56 ABKIN, Panduan Khusus …, h. 18

(a) Prestasi belajar peserta didik kelas VII, VIII, IX, yang diperoleh di SMPMTs. (b) Prestasi UN yang diperoleh di SMP/MTs (c) Prestasi non akademik yang diperoleh dari SD/MI s/d

SMP/MTs (d) Minat belajar peserta didik yang diperoleh dari angket saat pendaftaran/pendataan. (e) Data diteksi potensi peserta didik menggunakan tes peminatan yang dilaksanakan di SMP/MTs atau di SMA/SMK

(f) 57 Rekomendasi Guru BK/Konselor SMP/MTs.

Uraian di atas dijelaskan bahwa ada empat alternatif pola peminatan yang dapat digunakan dalam peminatan peserta didik, dimana pola tersebut dikembangkan dari pemilihan berbagai pertimbangan, yaitu prestasi belajar, prestasi UN, prestasi non akademik, minat belajar, data diteksi potensi peserta didik, dan rekomendasi guru BK.

Ada enam data yang penting diketahui oleh pendidik dan peserta didik. Keenam jenis data tersebut akan dijelaskan secara gamblang. Pertama, data prestasi belajar peserta didik. Hakekatnya, prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa melalui serangkaian pengalaman belajar yang telah dilaluinya. Tentu saja, dalam ranah pendidikan prestasi belajar dapat dilihat melalui rafor yang diterima siswa setiap semester. Dalam rangka menentukan pilihan minat peserta didik, Guru Bimbingan dan Konseling perlu menganalisis nilai rafor siswa mulai dari kelas VII,

VIII, IX yang diperolehnya di bangku SMP/MTs. Kedua, Prestasi UN. Prestasi UN merupakan hasil yang didapatkan siswa setelah melalui serangkaian ujian nasional. Prestasi UN siswa dapat dilihat pada nilai UN siswa yang tertera di

57 ABKIN, Panduan Khusus …, h. 18 57 ABKIN, Panduan Khusus …, h. 18

Prestasi non akademik dapat dilihat melalui piagam penghargaan atau piala. Prestasi non akademik merupakan keaktifan siswa dan ketertarikan siswa terhadap bidang ekstrakukurikuler yang mendukung proses belajarnya. Prestasi non akademik bisa meliputi bidang olahraga, karya tulis, keagamaa n, dan lain sebagainya yang dapat dilihat bahwa bidang tersebut bersinggungan dan menunjang proses belajar pada suatu bidang studi. Acuan dalam penentuan pilihan minat peserta didik ini adalah minat yang diperoleh dari siswa melalui penyebaran angket atau instrument.

Guru Bimbingan dan Konseling ketika berada di jenjang pendidikan SMP/MTS akan memberikan rekomendasi terhadap minat siswa/siswi yang berasal dari lulusan sekolahnya. Sehingga secara tidak langsung, ini menjadi bahan pertimbangan bagi Guru Bimbingan dan Konseling di SMA/MA/SMK. Setidaknya, Guru Bimbingan dan Konseling dapat berasumsi bahwa guru BK di sekolah sebelumnya tentu lebih mengetahui minat siswa/siswi yang bersangkutan saat masih duduk di bangku sekolah tersebut. Pelaksana layanan atau guru BK dapat memilih semua pertimbangan tersebut atau memilih beberapa pertimbangan sebagaimana yang dicantumkan pada pilihan di atas, sesuai dengan kondisi peserta didik di sekolah yang bersangkutan.

d. Langkah ke-empat, penyesuaian. Penyesuaian dilakukan setelah langkah ketiga berupa identifikasi dan penetapan arah peminatan, apabila terjadi ketidakcocokan pilihan antara pihak yang berkepentingan, maka dapat dilakukan peninjauan kembali atau langkah penyesuaian melalui layanan konseling perorangan dan layanan lain serta kegiatan d. Langkah ke-empat, penyesuaian. Penyesuaian dilakukan setelah langkah ketiga berupa identifikasi dan penetapan arah peminatan, apabila terjadi ketidakcocokan pilihan antara pihak yang berkepentingan, maka dapat dilakukan peninjauan kembali atau langkah penyesuaian melalui layanan konseling perorangan dan layanan lain serta kegiatan

e. Langkah ke-lima, monitoring dan tindak lanjut. Guru BK atau konselor memonitor penampilan dan kegiatan peserta didik asuhnya secara keseluruhan dala m menjalani program pendidikan yang diikutinya, khususnya berkenaan dengan peminatan yang dipilihnya. Kegiatan monitoring dapat dilakukan dengan mengadministrasikan format-format yang diberikat secara berkala, minimal setiap tengah dan akhir atau awal semester, isian format itu kemudian mendapatkan pembahasan dan tindak lanjut secara tepat dan berkesinambungan.