Tingkatan Arah Peminatan
3. Tingkatan Arah Peminatan
Adapun tingkat arah peminatan yang perlu dikembangkan terhadap peserta didik adalah:
6) Peminatan di SD/MI.
7) Peminatan di SMP/MTs.
8) Peminatan di SMA/MA.
9) Peminatan di SMK.
10) 46 Peminatan pasca SMA/MA dan SMK.
Kelima tingkatan dan arah peminatan di atas saling terkait satu sama lain, sehingga peserta didik benar-benar dapat memilih sekolah lanjutan yang sesuai dengan minatnya. Peminatan di SD/MI merupakan langkah awal Pelayanan Arah Peminatan yang dilakukan o leh guru kelas. Pelayanan Arah Peminatan ini ditujukan kepada siswa SD/MI yang akan melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Pada tingkatan ini, guru kelas memberikan informasi mengenai SMP/MTs yang ada sehingga siswa terbantu dalam menentukan pilihan sekolah la njutan nantinya.
Peminatan di SMP/MTs siswa dibantu untuk memperoleh informasi yang cukup lengkap mengenai sekolah lanjutan yang ada berupa SMA/MA/SMK. Pada tingkat ini, informasi yang diberikan sudah cukup luas, yang meliputi “jenis dan penyelenggaraan masing-masing SMA/MA/SMK, pilihan peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata pelajaran, peminatan pendalaman materi mata pelajaran dan
arah karir yang ada, serta kemungkinan studi lanjutannya”. 47 Pemberian informasi mengenai sekolah lanjutan pada jenjang
SMP/MTs ini akan membantu siswa dalam memilih sekolah yang tepat sesuai dengan bakat dan minat siswa. Terlebih dengan cakupan informasi yang lebih luas, berikut bantuan Guru Bimbingan dan Konseling, siswa bisa mandiri dalam menentukan sekolah lanjutan mana yang tepat baginya. Dalam hal ini, siswa tentu saja perlu dibantu oleh Guru Bimbingan dan
46 Ke menterian Pendidikan dan Kebudayaan, Modul Pelatihan Implementa si Kurikulum 2013 untuk Guru BK/Konselor, (Jakarta : ke mendikbud, 2013), h. 55-56
47 Ke menterian Pendidikan dan Kebudayaan, Modul Pela tiha n …, h. 55
Konseling untuk memetakan potensi dan faktor pendukung apa yang dimiliki siswa sehingga pilihan sekolah lanjutan tersebut benar-benar tepat.
Peminatan pada tingkat SMA/MA siswa juga dibantu dalam menentukan pilihan peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata pelajaran, peminatan pendalaman materi mata pelajaran, pendalaman materi mata pelajaran, dan pilihan lintas mata pelajaran tertentu, serta pilihan arah pengembangan karir. Sementara pada tingkat SMK, Pelayanan Arah Peminatan ditujukan pada siswa untuk memilih program keahlian dan mata pelajaran program keahlian, mendalami mata pelajaran program keahlian dan mengakses keterkaitan lintas mata pelajaran praktik/kejuruan yang ada di SMK.
Uraian di atas menjelaskan bahwa tugas Guru Bimbingan dan Konseling semakin kompleks. Namun, tugas Pelayanan Arah Peminatan tersebut belum berhenti sampai di sana. Guru Bimbingan dan Konseling perlu memberikan Pelayanan Arah Peminatan pasca SMA/MA/SMK. Pelayanan ini ditujukan kepada siswa yang akan melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi. Pada tahap ini, Guru Bimbingan dan Konseling perlu memberikan informasi mengenai perguruan tinggi yang ada, sehingga siswa memiliki gambaran tentang perguruan tinggi mana yang akan menjadi pilihan studi lanjutannya.
Setiap tingkat arah peminatan ada lima aspek pokok sebagai dasar pertimbangan bagi arah peminatan yang akan ditempuh. Lima aspek pokok tersebut adalah:
1. Potensi dasar umum (Kecerdasan ), yaitu kemampuan dasar yang biasanya diukur dengan tes intelegensi
2. Bakat, minat dan kecenderungan pribadi yang dapat diukur dengan tes bakat dan/ atau inventori tentang bakat/ minat.
3. Konstruk dan isi kurikulum yang memuat mata pelajaran dan / paktik/ latihan yang dapat diambil/ didalami peserta didik atas dasar pilihan, serta sistem Satuan Kredit Semester (SKS) yang dilaksanakan.
4. Prestasi hasil belajar, yaitu nilai hasil belajar yang diperoleh peserta didik di satuan pendidikan, baik rata-rata pada umumnya, 4. Prestasi hasil belajar, yaitu nilai hasil belajar yang diperoleh peserta didik di satuan pendidikan, baik rata-rata pada umumnya,
5. Ketersediaan fasilitas satuan pendidikan, yaitu apa yang ada di tempat peserta didik belajar yang dapat menunjang pilihan atau arah peminatan mereka.
6. Dorongan moral atau finansial, yaitu kemungkinan penguatan dari berbagai sumber yang dapat membantu peserta didik, seperti orangtua dan kemungkinan bantuan dari pihak lain, dan beapeserta
didik. 48
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa ada berbagai faktor yang dapat menentukan arah peminatan peserta didik. Faktor pertama tentu saja berupa potensi dasar umum atau biasa disebut kecerdasan (IQ). Intelegensi ini dapat diukur melalui tes intelegensi. Keberadaan intelegensi menjadi faktor utama, karena melalui intelegensilah pendidik dalam hal ini Guru Bimbingan dan Konseling dapat melihat sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menjalani mata pelajaran yang diminatinya. Atau dengan kata lain, untuk melihat apakah minat yang dipilih peserta didik sesuai dengan kemampuan intelegensinya.
Faktor berikutnya berupa bakat, minat, dan kecenderungan pribadi yang dapat diukur melalui tes bakat/minat. Pada hakekatnya “Bakat adalah kemampuan untuk belajar, kemampuan ini baru akan terealisasi
menjadi kecakapan yang nyata sudah belajar atau berlatih”. 49 Pemahaman tentang bakat yang merupakan kondisi alamiah yang dibawa individu
sejak lahir, dewasa ini tidak lagi relevan karena sesungguhnya bakat itu dapat terjadi karena proses latihan yang panjang. Oleh karena itu, melalui tes bakat/minat yang dilaksanakan Guru Bimbingan dan Konseling dapat memberikan pertimbangan pengambilan keputusan siswa terhadap mata pelajaran yang akan dipilihnya.
48 ABKIN, Pa ndua n Khusus …, h. 10 49 Sla meto, Bela ja r …, h.54
Faktor selanjutnya adalah konstruk dan isi kurikulum bersangkutan. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, pada kurikulum 2013 ini terdapat dua bentuk mata pelajaran yaitu mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Pada tingkat SMA/MA/SMK mata pelajaran wajib terdiri dari 9 mata pelajaran dengan alokasi waktu 23 jam perminggu. Adapun 9 mata pelajaran wajib tersebut yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Mata pelajaran peminatan terdiri dari mata pelajaran pendalaman dan mata pelajaran lintas minat. Mata pelajaran pendalaman minat terbagi lagi menjadi tiga bagian. Pertama, Peminatan Matematika dan sains yang terdiri atas mata pelajaran matematika, biologi, fisika, dan kimia. Kedua, Peminatan sosial yang terdiri dari mata pelajaran Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Antropologi, dan Ekonomi. Terakhir, Peminatan Bahasa yang terdiri dari Bahasa dan sastra Indonesia, Bahasa dan sastra inggris, serta Bahasa dan Sastra asing lainnya.
Peminatan pada mata pelajaran pilihan lintas minat, siswa diberi kebebasan untuk memilih diantara matapelajaran- matapelajaran yang telah dijelaskan di atas asalkan sesuai dengan ketentuan yang ditentukan. Ini berarti bahwa siswa pada pilihan pendalaman minat matematika dan sains bisa memilih mata pelajaran apapun diluar pelajaran wajib dan pelajaran yang telah dipilihnya, misalnya Bahasa dan Sastra Indonesia.
Pilihan peminatan peserta didik perlu juga memperhatikan aspek lain berupa prestasi hasil belajar, ketersediaan fasilitas satuan pendidikan, dan dorongan moral atau finansial. Prestasi hasil belajar siswa dapat dilihat melalui nilai rafor atau nilai Ujian Nasional pada jenjang satuan pendidikan sebelumnya. Sementara ketersediaan fasilitas satuan pendidikan merupakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung pilihan peminatan peserta didik. Misalnya, peminatan siswa akan mata Pilihan peminatan peserta didik perlu juga memperhatikan aspek lain berupa prestasi hasil belajar, ketersediaan fasilitas satuan pendidikan, dan dorongan moral atau finansial. Prestasi hasil belajar siswa dapat dilihat melalui nilai rafor atau nilai Ujian Nasional pada jenjang satuan pendidikan sebelumnya. Sementara ketersediaan fasilitas satuan pendidikan merupakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung pilihan peminatan peserta didik. Misalnya, peminatan siswa akan mata