Dinamika Politik Daerah Penelitian: Catatan Pengantar
3.1. Dinamika Politik Daerah Penelitian: Catatan Pengantar
Jawa Tengah boleh dibilang tergolong homogen dari segi etnis dan budayanya. Mayoritas penduduknya, 98 % bersuku Jawa dan dalam keseharian menggunakan bahasa Jawa. Saking seragamnya, orang Jepara yang terletak di pesisir utara dapat dengan mudah mengerti ucapan bahasa Jawa yang dikeluarkan orang Kebumen yang lokasinya di pesisir selatan meskipun dengan dialek yang berbeda.
Akan tetapi, kesamaan etnis ini tidak terjadi dalam preferensi politiknya. Jepara pada Pemilu 2004 dimenangi oleh Partai Persatuan Pembangunan yang berasas Islam, sedangkan Kebumen dikuasai oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang berideologi nasionalis. Dari sini tampak bahwa Jateng terbagi menjadi dua ‖mazhab‖ besar, nasionalis dan Islam. Pilihan politik nasionalis lebih banyak dianut penduduk wilayah pedalaman (bagian tengah), sedangkan partai-partai yang mengusung ideologi Islam banyak mendapat
tempat di pesisir utara. 79
79 Wilayah Tengah antara lain meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjanegara, Wonosobo, Temanggung, Semarang, Grobogan. Kudus dan Kota Salatiga. Sedangkan
Wilayah Utara antara lain Kabupaten Cilacap, Brebes, Tegal, Pemalang, Batang, Kendal Demak, Jepara, Pati dan Rembang Sedangkan Wilayah Selatan mencakup Kabupaten Blora, Sragen, Karanganyar, Wnonogiri, Klaten dan Magelang.
Segregasi pilihan politik ini ternyata bukan hanya bersifat struktural, tetapi juga bersifat kewilayahan. Pemilahan wilayah terjadi antara daerah pesisir utara dan pedalaman. Wilayah utara banyak dikuasai partai-partai Islam seperti PPP dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sedangkan pedalaman dikuasai oleh PDI-P. Pola kecenderungan politik ini relatif stabil, tidak berubah, dan sudah terjadi sejak pada masa orde lama hingga masa reformasi.
Luasnya basis abangan menjadikan kemenangan PDI-P di wilayah Jawa Tengah ini tidak luput dari dukungan yang diberikan oleh golongan Abangan tersebut. Namun demikian, keberhasilan PDI-P dengan indentifikasi tersebut tampaknya tidak bisa dinikmati telalu lama, segera setelah kemenangan yang cukup signifikan dalam pemilu 1999 muncul isu penting dari fenomena kemenangan tersebut. Pertama, citra partai paria ( wong cilik ) yang dibentuk tanpa kesengajaan oleh proses-proses politik otoritarian Orde Baru. Kedua, para politisi di PDI-P tidak pernah secara jelas memberikan attachment ideology terhadap warna politik PDI-P, kecuali melalui mitos-mitos politik lama yang sengaja dibiarkan berkembang mengenai diri Megawati sebagai putrid Bung Karno, sebagai Ratu adil.
Dengan mitos-mitos politik semacam ini jelas bahwa PDI-P tidak pernah mempunyai kerangka mengenai strategi rekrutmen politik rakyat melalui bentuk-bentuk pengorganisasaian politik moderen. Apa yang dilakukan, atau dibiarkan berlakunya di dalam politik partai, adalah proses-proses pengingklusian rakyat ke dalam politik patronase — sebuah inkorporasi elitis —meski sering dibumbui oleh sentiment-sentimen populis. Gejala ini pulalah yang terekam dalam proses pemilu 2004, 2009 dan 2014. Hal ini pulalah yang menyebabkan PDIP kembali terpuruk setelah kemenangan gemilangnya pada pemilu 1999.
Meskipun pada tahun 2004 dan 2009, determinasi PDIP sempat goyah di wilayah ini Meskipun pada tahun 2004 dan 2009, determinasi PDIP sempat goyah di wilayah ini
Keterpurukan PDIP ternyata tidak terlalu lama, pada Pemilu 2014, PDIP mampu bangkit kembali, ia tidak hanya mampu mengusai 60% wilayah Jateng, namun juga mampu mendudukkan banyak kadernya di sejumlah kursi eksekutif di Jawa Tengah baik di tingkat propinsi maupun kabupaten dan kota. Kembalinya PDIP mendominasi suara di Jawa Tengah menurut seorang pengamat dikarenakan dampak dari banyaknya korupsi yang menimpa kader Partai Demokrat, Golkar dan PKS.
―...Suara yang dicuri oleh Demokrat dan PKS khususnya, pada pemilu 2004 dan 2009, kembali ke PDIP dengan banyaknya kader dari Partai Demokrat, Golkar dan PKS yang
ter 80 sangkut kasus korupsi...‖
Tabel 3.1.
Perolehan Suara dan Kursi Partai Politik DPRD Provinsi Jawa Tengah Pemilu 2009 dan 2014
No. Urut
Partai Politik
Suara
Kursi %
4 4 2. Partai Kebangkitan Bangsa
1. Partai Nasional Demokrat
13 13 3. Partai Keadilan Sejahtera
27 27 5. Partai Golkar
10 10 6. Partai Gerindra
11 11 7. Partai Demokrat
9 9 8. Partai Amanat Nasional
8 8 9. Partai Persatuan Pembangunan
8 8 10. Partai Hati Nurani Rakyat
80 Wawancara dengan akademisi di Semarang Jawa Tengah, 4 November 2015.
14 Partai Bulan Bintang
0 0 15. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
Sumber: Data KPU 2014 yang sudah diolah