Deskripsi Temuan Penelitian

B. Deskripsi Temuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimana pemakaian seragam sekolah di SMKN 5 Surakarta yang dievaluasi sesuai dengan metode evaluasi CIPP, yaitu dari Context, Input, Process hingga Product, sejauh mana pemahaman penyeragaman siswa dalam pelaksanaan pemakaian seragam sekolah di SMKN 5 Surakarta ditinjau dari teori pendidikan kritis, dan bagaimana pemakaian seragam sekolah di SMKN 5 Surakarta pada siswa yang kurang mampu. Deskripsi hasil penelitian ini akan dijabarkan menjadi 4 macam jawaban dari

masing-masing komponen/indikator baik dalam Context, Input, Process, dan Product.

1. Context

Penelitian ini ada tiga macam indikator Context yang dipilih peneliti yaitu, tujuan yang akan dicapai dalam pemakaian seragam sekolah, kondisi lingkungan dan merencanakan keputusan.

a. Tujuan yang akan dicapai. Indikator pada Context yang pertama dalam penelitian ini adalah tujuan yang akan dicapai dalam pemakaian seragam sekolah siswa SMKN

5 Surakarta. Di SMKN 5 Surakarta dari hasil wawancara menurut Supartin selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan(WKS-2) mengatakan: Seragam sekolah dipakai siswa untuk ketertiban, kerapian,

kedisiplinan, keseragaman, sehingga antara yang kaya dan yang miskin itu tidak mencolok. Kenapa harus seragam, karena menurut saya untuk tataran SMA/SMK agar tidak terjadi oncor-oncoran, kemudian yang kaya semaunya sendiri dan sebagainya, sehingga harapanya ada kebersamaan.

Hasil wawancara dengan Sukidi, selaku Pembina OSIS SMKN 5 Surakarta tujuan pemakaian seragam sekolah di SMKN 5 menurutnya, “Tujuan ya untuk ketertiban, dimana-mana tujuan ini agar tidak terjadi kesenjangan”. Tidak berbeda dengan apa yang diungkapkan Suharyono

selaku guru kesiswaan bidang STP2K( Satuan Tugas Pelaksana Pembinaan Kesiswaan ) SMKN

5 Surakarta sebagai berikut, “Tujuan pemakaian

commit to user

seragam sekolah ini untuk menghilangkan kesenjangan ekonomi siswa yang berbeda- beda”.

Hasil wawancara dengan WKS-2, dua guru kesiswaan bahwa tujuan pemakaian seragam sekolah di SMKN 5 Surakarta adalah sebagai langkah menanggulangi keberagaman siswa, baik keberagaman sosial maupun keberagaman ekonomi keluarga siswa SMKN 5 Surakarta juga untuk ketertiban dan keteraturan siswa berpenampilan. Penulis juga mengambil pengukuran secara sistematis melalui angket penelitian yang diberikan kepada siswa untuk mengukur Context pada indikator tujuan yang akan dicapai yang disajikan pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1

Deskripsi statsitik frekuensi Context

indikator tujuan yang akan dicapai

C.1

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tinggi

Sangat Tinggi

Sumber : SPSS 16.0 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa perolehan hasil skor siswa untuk

indikator tujuan yang akan dicapai dalam kriteria rentang skor tinggi sebanyak 0,3% dan kriteria rentang skor sangat tinggi 99,7%, dapat dikatakan bahwa pengukuran dalam indikator tujuan yang akan dicapai didominasi kriteria sangat tinggi. Kriteria sangat tinggi disini diartikan bahwa siswa mengetahui berseragam itu adalah salah satu tindakan mentaati tatatertib sekolah.

commit to user

b. Kondisi lingkungan Pemakaian seragam sekolah yang bertujuan untuk ketertiban siswa berpenampilan di sekolah dalam penerapanya akan membentuk sebuah kondisi lingkungan sekolah yang kondusif untuk belajar. Seragam sekolah diterapkan pada siswa SMKN 5 Surakarta yang berasal dari daerah yang beragam, s eperti yang diungkapkan Supartin, “Siswa SMKN 5 itu 30% d alam kota dan 70 % luar kota”. 10% dari total 30%, berasal dari dalam kota harus diambilakan jalur khusus. Jalur khusus ini adalah jalur bantuan Pemerintah Kota Surakarta bagi warganya yang tidak mampu. 70% siswa dari luar kota tersebut berasal dari Sukoharjo, Boyolali, Klaten, Sragen dan Karanganyar.

Daerah asal siswa yang beragam, dan kondisi sosial ekonomi siswa yang beragam, n amun menurut Supartin, “yang namanya SMK itu ya rata- rata dari keluarga menengah”, hal ini dilihat dari animo calon siswa yang mendaftarkan diri ke SMKN 5 yang rata-rata berasal dari SMP luar kota dan tidak terkenal, juga dilihat dari tunggakan administrasi tiap bulan. Suharyono mengatakan, “Siswa disini rata-rata menengah kebawah mas, dilihat dari satu bayare kan tiap bulanan mesti karo bagian administrasi kan ada tunggakan, dari data pekerjaan orang tua rata- rata adalah buruh”.

Pengambilan pengukuran secara sistematis melalui angket penelitian yang diberikan kepada siswa untuk mengukur Context pada indikator kondisi lingkungan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut

commit to user

Tabel 4.2 Deskripsi statsitik frekuensi Context

indikator kondisi lingkungan

C.2

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang

Sangat Tinggi

Sumber : SPSS 16.0 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa perolehan hasil skor siswa untuk

indikator kondisi lingkungan dalam kriteria rentang skor sedang sebanyak 8%, rentang skor tinggi 30,4%, rentang skor sangat tinggi 61,6%, terbukti dari hasil pengukuran terhadap siswa melalui angket penelitian perolehan skor didominasi oleh kriteria sangat tinggi sebesar 61,6%.

c. Merencanakan keputusan Pemakaian seragam sekolah adalah sebuah program sekolah dalam menciptakan ketertiban siswa ketika belajar di sekolah, oleh karena itu ada beberapa keputusan yang direncanakan oleh sekolah, dalam hal ini adalah bidang kesiswaan melalui WKS-2 sebagai penentu keputusan yang dibantu oleh beberapa guru-guru kesiswaan dan juga bekerjasama dengan koprasi siswa. Proses pengadaan seragam sekolah seperti yang dikatakan Supartin, “Pada prinsipnya, seragam itu diserahkan ke siswa. Siswa itu kan punya koprasi, dan koprasi siswa menyediakan, lha orang tua kalau pesen ya silahkan”, namun siswa yang diwadahi dalam organisasi sekolah yaitu

Koprasi Siswa juga didampingi oleh guru pembimbing dan kordinator guru pembimbing yang telah ditunjuk. Guru-guru tersebut berperan lebih vital dari pada siswa dalam proses pengadaan seragam sekolah, oleh karena itu pengadaan seragam sekolah di SMKN 5 Surakarta diurus oleh guru yang

commit to user

bertugas di koprasi tersebut, beberapa siswa yang dilibatkan dan guru kesiswaan.

Pengambilan pengukuran secara sistematis melalui angket penelitian yang diberikan kepada siswa untuk mengukur Context pada indikator merencanakan keputusan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut

Tabel 4.3

Deskripsi statsitik frekuensi Context indikator merencanakan keputusan

C.3

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Rendah

Sangat Tinggi

Sumber : SPSS 16.0 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa perolehan hasil skor siswa untuk

indikator merencanakan keputusan dalam kriteria rentang skor rendah sebanyak 1,4%, sedang sebanyak 16,6%, tinggi sebanyak 56,4%, dan sangat tinggi sebanyak 25,6%, dari hasil pengukuran tersebut, evaluasi konteks untuk indikator merencanakan keputusan dominasi skor terbanyak terdapat pada kriteria tinggi dengan perolehan skor sebanyak 163/56,4%, disusul sangat tinggi sebanyak 74/25,6%.

S eragam yang direncanakan menurut Supartin, “19 rounbel(rombongan belajar), 19 kali 36 siswa untuk tahun pelajaran 2011/2012”. Jenis seragam sekolah yang ada di SMKN 5 Surakarta antara

lain, putih abu-abu untuk hari senin dan selasa, pakaian khusus untuk identitas SMKN 5 Surakarta lengkap dengan logo SMKN 5 Surakarta yang dikenakan setiap hari rabu dan kamis, Seragam batik dipakai pada hari

commit to user

jumat, seragam pramuka di hari sabtu, seragam olah raga, dan baju praktek (wear pack).

2. Input

Indikator Input dalam penelitian ini antara lain, sumber-sumber yang ada, kemampuan subyek dalam menunjang program, dan strategi untuk mencapai tujuan.

a. Sumber-sumber yang ada. Pemakaian seragam sekolah di SMKN 5 Surakarta didasari oleh dasar-dasar yang jelas, oleh karena itu seragam sekolah wajib dikenakan oleh siswa dengan ketentuan yang telah ditetapkan di dalam buku tata tertib siswa SMKN 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012, untuk ketertiban seragam sekolah dibahas secara spesifik dalam Bab IV yang dirinci dalam tiga pasal. Seragam sekolah sesuai peraturan di dalam buku tatatertib SMKN 5 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 pada Bab IV Pasal 15 dijelaskan sebagai berikut:

Setiap siswa wajib memakai seragam sekolah sesuai dengan ketentuan, kemeja/blus harus dimasukkan dalam celana/rok, badge dijahit pada saku kemeja/blus di bagian kiri, lokasi sekolah dijahit pada lengan kemeja/blus sebelah kanan dengan jarak 2cm dari jahitan bahu, dan tanda tingkat dijahit pada lengan kemeja/blus sebelah kiri dengan jarak 2 cm dari jahitan bahu (hlm.4)

Ketentuan-ketentuan khusus berseragam sekolah di SMKN 5 Surakarta diatur dalam buku tatatertib siswa SMK N 5 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 pada Bab IV Pasal 16 sebagai berikut:

Ketentuan seragam sekolah SMK N 5 Surakarta adalah sebagai berikut:

1. Seragam hari senin dan selasa, pakaian putih abu-abu lengkap dengan badge OSIS.

2. Seragam hari rabu dan kamis, pakaian khusus identitas SMK N

5 Surakarta, lengkap dengan logo SMK N 5 Surakarta.

3. Seragam hari jumat, batik sedang sabtu pakaian pramuka.

4. Sepatu warna hitam, kaos kaki putih dan sabuk hitam standar.

5. Pada waktu pelajaran praktek, siswa wajib memakai pakaian praktek dan perlengkapan lain yang telah ditentukan dari sekolah.

commit to user

6. Pada waktu pelajaran praktek olah raga, siswa wajib memakai seragam olah raga yang telah ditentukan dari sekolah.

7. Khusus bagi siswa putrid yang karena keyakinan pribadinya menghendaki mamakai pakaian seragam khas, dapat menggunakan pakaian tersebut dengan warna dan rancangan sesuai dengan lampiran IV edaran Dirjen Dikdasmen Depdikbud no. 100/C/Kep/1991.

8. Bagi siswa puteri yang memakai pakaian seragam khas sebagaimana dimaksud dalam ayat 6, harus mendapat persetujuan dari orang tua atau wali siswa (Kep.Dir.Dikdasmen No.100/C/Kep/1991 Bab V Pasal 10 ayat 2).

Pengambilan pengukuran secara sistematis melalui angket penelitian yang diberikan kepada siswa untuk mengukur Input pada indikator sumber-sumber yang ada dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut,

Tabel 4.4

Deskripsi statistik frekuensi Input indikator sumber-sumber yang ada

D.1

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Rendah

43.6 43.6 87.5 Sangat Tinggi

Sumber : SPSS 16.0 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa perolehan hasil skor siswa untuk

indikator sumber-sumber yang ada dalam kriteria rentang skor sangat rendah sebanyak 0,7%, rendah sebanyak 9%, sedang sebanyak 34,3%, tinggi sebanyak 43,6%, dan sangat tinggi sebanyak 12,5%.

commit to user

b. Kemampuan subyek dalam menunjang program Subyek dalam pemakaian seragam sekolah adalah siswa SMKN 5 Surakarta. Pengukuran lebih terfokus kepada hasil pengukuran angket penelitian pada indikator kemampuan subyek dalam menunjang program yang dapat dilihat pada tabel 4.5 yang diisi oleh siswa berikut,

Tabel 4.5 Deskripsi statistik frekuensi Input

indikator kemampuan subyek dalam menunjang program

D.2

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Rendah

37.4 37.4 81.0 Sangat Tinggi

Sumber : SPSS 16.0 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa perolehan hasil skor siswa untuk

kemampuan subyek dalam menunjang program dalam kriteria rentang skor sangat rendah sebanyak 4,2%, rendah sebanyak 21,8%, sedang sebanyak 17,6%, tinggi sebanyak 37,4%, dan sangat tinggi sebanyak 19,0%. Pengukuran untuk indikator kemampuan subyek dalam menunjang program didominasi oleh kriteria tinggi.

c. Strategi untuk mencapai tujuan Strategi untuk mencapai tujuan dalam Input ditujukan lebih kepada strategi pihak sekolah dalam pemakaian seragam sekolah untuk dapat mencapai tujuan yang akan dicapai dari program ini. Strategi untuk mencapai tujuan ini lebih kepada strategi pemecahan masalah yang dihadapi pada tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun ajaran 2010/2011 dan

commit to user

dicarikan solusi untuk tahun pelajaran 2011/2012. Untuk permasalah tersebut antara lain permasalahan pemakaian seragam sekolah kepada siswa yang kurang mampu. Peneliti mendapati beberapa solusi yang di tawarkan oleh sekolah seperti dengan adanya kartu gold dan biasiswa kurang mampu. Sistem mencicil juga diadakan untuk pembayaran awal pertama masuk sekolah, dimana di dalamnya sudah termasuk pembayaran seragam sekolah.

Pengambilan pengukuran secara sistematis melalui angket penelitian yang diberikan kepada siswa untuk mengukur evaluasi input pada indikator strategi untuk mencapai tujuan dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut,

Tabel 4.6

Deskripsi statistik frekuensi Input indikator strategi utuk mencapai tujuan

D.3

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Rendah

Sangat Tinggi

Sumber : SPSS 16.0 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa perolehan hasil skor siswa untuk

indikator strategi untuk mencapai tujuan dalam kriteria rentang skor rendah sebanyak 5,9%, sedang sebanyak 31,5%, tinggi sebanyak 40,1%, dan sangat tinggi sebanyak 22,5%. Pengukuran indikator strategi untuk mencapai tujuan didominasi oleh kriteria tinggi.

commit to user

3. Process

Indikator Process dalam penelitian ini antara lain, kegiatan program, kemampuan penanganan program, dan pemanfaatan sarana dan prasarana.

a. Kegiatan program Pemakaian seragam sekolah terkhusus pada saat seragam sekolah dikenakan oleh siswa ketika di lingkungan sekolah dan di lingkungan sekitar sekolah. Kegiatan program sarat akan penertiban pemakaian seragam sekolah oleh guru yang bertugas untuk mendisiplinkan siswa dengan pemakaian seragamnya, meskipun sebenarnya setiap guru dan karyawan seperti satpam memiliki kewajiban yang sama dalam pendisiplinan seragam sekolah ini namun Supartin mengatakan bahwa,

Yang terlibat dalam pendisiplinan seragam sekolah adalah semua aparat, kesiswaan, guru wali. Maksudnya dalam arti begini, kalau ada anak yang tidak seragam yang negur yang mana yang tahu lebih dulu, ya semua warga mengingatkan, menegur, anak tidak seragam nggak rapi.

Peneguran langsung dilakukan ketika siswa tidak tertib berseragam sekolah di SMKN 5 Surakarta, selain itu juga terdapat sidak di kelas yang rutin diadakan setiap minggu sekali dan setiap sebelum bel masuk sekolah terdapat penertiban di gerbang utama siswa masuk lingkungan sekolah. Menurut Suharyono,

Kita sidak ada, tapi setiap hari kita piket di depan, jadi STP2K itu punya jadwal piket. Ini fungsinya yaitu mengontrol kelengkapan seragam sekolah siswa, sudah rapi belum. Diharapkan masuk sini rapi. Jaket dibuka, pakai topi ya topi SMK sini, kalau topi yang diluar topi SMK sini, di simpan saja, jangan dipakai masuk.

Tahapan peneguran siswa ketika tidak berseragam sekolah tidak sesuai dengan ketentuan dikenakan nilai skorsing sebesar 10 point, hal ini sudah diatur dalam buku tata tertip siswa SMKN 5 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 pada Bab VI sanksi-sanksi. Pengambilan pengukuran melalui angket penelitian kepada siswa yang secara sistematis untuk

commit to user

mengukur evaluasi proses pada indikator kegiatan program dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut,

Tabel 4.7

Deskripsi statistik frekuensi Process indikator kegiatan program

E.1

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Rendah

Sumber : SPSS 16.0 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa perolehan hasil skor siswa untuk

indikator kegiatan program dalam kriteria rentang skor sangat rendah sebanyak 78,2%, rendah sebanyak 15,2%, sedang sebanyak 4,2%, dan tinggi sebanyak 2,4%. Kriteria dengan perolehan skor terbanyak adalah kriteria sangat rendah sejumlah 226/78,2%. Pengukuran pada indikator kegiatan program didominasi kriteria sangat rendah.

b. Kemampuan penanganan program Indikator kemampuan penanganan program ini mengukur tingkat efektifitas pelaksanaan kegiatan program yang dilakukan oleh pihak sekolah sebagai upaya menegakkan kedisiplinan kepada siswa di lingkungan sekolah. Pengukuran lebih terfokus kepada angket penelitian yang dibagikan kepada siswa, karena dari jawaban siswa inilah proyeksi secara obyektif kemampuan penanganan kegiatan program yang dilakukan oleh pihak sekolah kepada siswanya. Pengambilan pengukuran secara sistematis melalui angket penelitian yang diberikan kepada siswa untuk

commit to user

mengukur Process pada indikator kemampuan penanganan program dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut,

Tabel 4.8

Deskripsi statistik frekuensi Process indikator kemampuan penanganan program

E.2

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Rendah

39.8 39.8 58.1 Sangat Tinggi

Sumber : SPSS 16.0 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa perolehan hasil skor siswa untuk

indikator sumber-sumber yang ada dalam kriteria rentang skor sangat rendah sebanyak 0,3%, rendah sebanyak 2,8%, sedang sebanyak 15,2%, tinggi sebanyak 39,8%, dan sangat tinggi sebanyak 41,9%. Pengukuran pada indikator sumber-sumber yang ada didominasi oleh kriteria rentang skor sangat tinggi.

c. Pemanfaatan sarana dan prasarana Sarana dan prasarana dalam pemakaian seragam sekolah di SMKN 5 Surakarta lebih kepada momentum waktu untuk mengingatkan siswa agar berdisiplin mengenakan seragam sekolah, baik di saat akan masuk ke lingkungan sekolah oleh guru piket, saat upacara bendera, atau saat di dalam kelas ketika ada sidak atau bahkan saat ketika di lingkungan sekolah siswa ditegur oleh guru atau karyawan. Suharyono menjelaskan

terkait dengan sarana prasaran sebagai berikut, “Sarana, nggak ada saya rasa, paling ya buku tartib untuk back-up-in anak yang melanggar. Ini

commit to user

bukunya. Kalau yang khusus nggak ada, seperti pentungan, saya taruh di atas lemari, dan buat pajangan”. Pengambilan pengukuran secara sistematis melalui angket penelitian yang diberikan kepada siswa untuk mengukur Process pada indikator pemanfaatan sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut,

Tabel 4.9 Deskripsi statistik frekuensi Process

indikator pemanfaatan sarana dan prasarana

E.3

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Rendah

27 9.3 9.3 95.8 Sangat Tinggi

Sumber : SPSS 16.0 Tabel 4.9 menunjukkan bahwa perolehan hasil skor siswa untuk

indikator pemanfaatan sarana dan prasarana dalam kriteria rentang skor sangat rendah sebanyak 51,6%, rendah sebanyak 15,6%, sedang sebanyak 19,4%, tinggi sebanyak 9,3%, dan sangat tinggi sebanyak 4,2%. Pengukuran indikator pemanfaatan sarana dan prasarana didominasi oleh kriteria sangat rendah.

4. Product

Indikator Product dalam penelitian ini antara lain, ketercapaian hasil yang ditetapkan, hal yang dilakukan setelah program berjalan, pengaruh program.

a. Ketercapaian hasil yang ditetapkan

commit to user

Hasil yang diharapkan dari pemakaian seragam sekolah adalah terwujudnya lingkungan yang kondusif dan tertib. Pengambilan pengukuran secara sistematis melalui angket penelitian yang diberikan kepada siswa untuk mengukur Product pada indikator ketercapaian hasil yang ditetapkan dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut,

Tabel 4.10 Deskripsi statistik frekuensi Product

indikator ketercapaian hasil yang ditetapkan

F.1

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Rendah

65 22.5 22.5 96.5 Sangat Tinggi

Sumber : SPSS 16.0 Tabel 4.10 menunjukkan bahwa perolehan hasil skor siswa untuk

indikator ketercapaian hasil yang ditetapkan dalam kriteria rentang skor sangat rendah sebanyak 18,0%, rendah sebanyak 22,8%, sedang sebanyak 33,2%, tinggi sebanyak 22,5%, dan sangat tinggi sebanyak 3,5%. Pengukuran indikator ketercapaian hasil yang ditetapkan didominasi oleh kriteria sedang.

b. Hal yang dilakukan setelah program berjalan Pemakaian seragam sekolah akan terus dijalankan karena mempertimbangkan bahwa seragam sekolah ini adalah bentuk komitmen siswa ketika berada di sekolah. Sukidi mengatakan, “Kalau siswa pada awal masuknya sudah berkomitmen untuk masuk dalam sebuah sekolah, maka aturan sekolah tersebut harus ditaati, walaupun niatnya belajar, kalau

commit to user

dalam aturan di sini harus berseragam, menggunakan sepatu dan sebagainya, maka wajib menggunakan sepatu dan sebagainya ”. Menurut pendapat Suharyono tentang keberadan seragam sekolah adalah sebagai berikut,

Seragam sekolah harus tetap ada karena disamping kerapian, juga untuk menghindari kesenjangan antara yang miskin dengan yang kaya itu. Tetapi yang inti utamanya dari saya, jangan sampai nanti jor-joran . Pakaian bebas yang mampu beli pakaian yang mahal- mahal, yang tidak mampu beli kasihan.

Pengambilan pengukuran secara sistematis melalui angket penelitian yang diberikan kepada siswa untuk mengukur Product pada indikator ketercapaian hasil yang ditetapkan dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut,

Tebel 4.11 Deskripsi statistik frekuensi Product

indikator hal yang dilakukan setelah program berjalan

F.2

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Rendah

60 20.8 20.8 97.2 Sangat Tinggi

Sumber: SPSS 16.0 Tabel 4.11 menunjukkan bahwa perolehan hasil skor siswa untuk

indikator hal yang dilakukan setelah program berjalan dalam kriteria rentang skor sangat rendah sebanyak 9,7%, rendah sebanyak 16,3%, sedang sebanyak 50,5%, tinggi sebanyak 20.8%, dan sangat tinggi

commit to user

sebanyak 2,8%. Pengukuran indikator hal yang dilakukan setelah program berjalam didominasi oleh kriteria sedang.

c. Pengaruh program Pengaruh program dalam penelitian ini adalah gejala yang timbul ketika seragam sekolah dikenakan dalam lingkungan sekolah. Pendapat yang ditemui oleh peneliti di SMKN 5 Surakarta bawasanya seragam sekolah berperan sebagai identitas siswa, Supartin mengatakan bahwa,

Dengan seragam sekolah itu kita kan lebih mudah mengindentifikasi kui cah kene opo udu, lha coba kalau bebas itu kan, membedakan mana siswa sini opo bukan, ketertiban dan keamanan. Bahkan kalau masuk jaketnya itu harus di buka. Memastikan bahwa yang masuk itu siswa kita. Nanti jojo masuk ngambil motor.

Identitas pelajar melalui seragam sekolah ini melekat kepada seorang pelajar yang duduk dibangku sekolahan, oleh karenanya seorang yang berseragam sekolah dapat dikatakan seorang pelajar yang duduk dibangku sekolah. Pengambilan pengukuran secara sistematis melalui angket penelitian yang diberikan kepada siswa untuk mengukur Product pada indikator pengaruh program dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut,

Tabel 4.12 Deskripsi statistik frekuensi Product indikator pengaruh program

F.3

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Rendah

42.9 42.9 80.3 Sangat Tinggi

Sumber : SPSS 16.0

commit to user

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa perolehan hasil skor siswa untuk indikator pengaruh program dalam kriteria rentang skor sangat rendah sebanyak 5,2%, rendah sebanyak 1,4%, sedang sebanyak 30,8%, tinggi sebanyak 42,9%, dan sangat tinggi sebanyak 19,7%. Pengukuran indikator pengaruh program didominasi oleh kriteria tinggi.

Dokumen yang terkait

MODEL MULTI SITUS DI CABANG MUHAMMADIYAH KARTASURA UNTUK EFISIENSI PENGELOLAAN WEB BERBAGAI AMAL USAHA Husni Thamrin dan Albert Septiawan Program Studi Informatika Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: husni.thamrin

0 0 9

PAKOM PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY Rita Pramujiyanti Khotimah, Masduki, N. Setyaningsih Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas Muhammadiyah Surakarta Email: r

0 1 8

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENELITIAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU MATEMATIKA SMASMK MUHAMMADIYAH DI KLATEN DAN SUKOHARJO Masduki dan Muhammad Noor Kholid Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta E

0 0 8

PEMITRA BAGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MATEMATIKA GURU DAN SISWA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS DI BOYOLALI Sutama, Sabar Narimo, dan Suyatmini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Email : sutamaums.ac.id Abstra

0 0 7

PAKOM DAUR ULANG SAMPAH ANORGANIK DI DESA NGADIREJO, KARTASURA, SUKOHARJO Ambarwati dan Sri Darnoto Prodi Kesehatan Masyarakat FIK UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Surakarta E mail: ambarwatiums.ac.id ABSTRAK - PAKOM PELATIHAN PENDAURULANGAN SAMPAH

1 2 11

PERANCANGAN ANIMASI TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BLENDER DI CABANG MUHAMMADIYAH KARTASURA Sukirman Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: sukirmanums.ac.id ABSTRAK - PERANC

0 0 7

K8408059 Skripsi Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi - Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

0 0 60

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

0 0 48

SKRIPSI UJI KUANTITATIF DAN KUALITATIF DNA PULE PANDAK (Rauvolfia serpentina L.) Rizqi Hapsari H0708062

0 1 38

HUBUNGAN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN TEBAL PARENKIM GINJAL PADA PEMERIKSAAN USG ABDOMEN FOKUS GINJAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 62