Gaji dengan Motivasi Kerja Dalam Prespektif Islam

E. Gaji dengan Motivasi Kerja Dalam Prespektif Islam

Upah adalah harga yang dibayarkan kepada pekerja atas jasanya dalam produksi kekayaan seperti faktor produksi lainnya. 48

Islam menawarkan suatu penyelesaian yang sangat baik atas masalah upah dan menyelamatkan kepetingan kedua belah pihak. Upah atau

dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu upah yang telah disebutkan

, dan upah yang sepadan

a. Upah yang telah disebutkan ( ), syaratnya adalah ketika disebutkan harus disertai kerelaan kedua pihak yang bertransasksi.

b. Upah yang sepadan ( /, adalah upah yang sepadan dengan kerjanya serta sepadan dengan kondisi pekerjaannya jika akad

cnya menyebutkan jasa (manfaatnya) kerjanya. Upah yang sepadan ini bisa juga merupakan upah yang sepadan dengan pekerja (profesi)nya saja. Apabila akad

nya menyebutkan jasa pekerjaannya. Untuk menentukan upah ini dalam pandangan syariah mestinya adalah mereka yang mempunyai keahlian untuk menentukan upah, bukan standar yang ditetapkan negara, juga bukan kebiasaan penduduk suatu negara. Melainkan oleh orang ahli dalam menangani upah kerja. Dalam perjanjian (tentang upah) kedua belah pihak (majikan dan pekerja)

diperingatkan untuk bersikap jujur dan adil dalam urusan mereka, sehingga tidak terjadi

48 Afzalur Rahman &

2 3. (Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasha, 2002), hlm. 361 2 3. (Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasha, 2002), hlm. 361

ִ☺ ! +, - . ()* "# #$%&' ;<< 6 7☺ $89: 25 4 $/ 01 23

5 % (QS. AlcJaatsiyah ayat 22 )

Setiap manusia akan mendapatkan imbalan dari apa yang telah dikerjakannya dan masingcmasing tidak akan dirugikan. Jadi ayat ini menjamin tentang upah yang layak kepad setiap pekerja sesuai apa yang telah disumbangkan dalam proses produksi, jika ada pengurangan dalam upah mereka tanpa diikuti oleh berkurangnya sumbangsih mereka. Hal itu dianggap ketidak adilan dan penganiyaan. Ayat ini memperjelas bahwa upah setiap orang harus ditentukan berdasarkan kerjanya dan sumbangsihnya dalam kerjasama pruduksi dan untuk itu harus dibayar tidak kurang, juga tidak lebih dari apa yang dikerjakannya.

Dalam surat Aliimron

$/ 01 * DE C, - . (83 =?@A 4B , 4> =

;G G 6 7☺

% (QS. Ali imron ayat161)

Meskipun dalam ayat ini terdapat keterangan tentang balasan terhadap manusia di akherat kelak terhadap pekerjaan mereka didunia ini. Oleh karena itu, setiap orang harus diberi imbalan penuh sesuai hasil kerjanya dan tidak seorangapun harus diperlakukan secara tidak adil. Pekerja harus memperoleh upahnya sesuai sumbangsihnya dalam produksi, sementara majikan menerima keuntungannya sesuai dengan modal dan sumbangsihnya terhadap produksi. Dengan demikian setiap orang memperoleh bagiannya dari deviden Negara dan tidak seorang pun yang dirugikan.

Adapun soal upah ini harus sesuai dengan pekerjaan, maka dalilnya adalah perintah Allah ‘Azza wa jalla untuk berlaku adil. Sebab mengurangi upah dari yang mesti diterima oleh buruh atas pekerjaannya adalah menganiaya. Fiman Allah Taala:

ِنuَvْwِxْاَو ِلْzَ{ْ`uِ| ُHُ}ْ~َU َ•ا Rنِإ

Artinya: ” !

Dan firman Allah alam hadits qudsi: اْCُLَ`uَ•َ‚َƒَA uً}RHَ…ُ} ْ†ُ‡َˆْZَ| ُQُ‰ْMَ{َJَو ْ]ِvْŠَ‹ ]َMَN َ†ْMُ•ْ`ا ُŒْ}RHَw ]ِّ‹ِإ ْىِدuَXِNuَU

Artinya:6

Kemudian sabda Rasulullah Saw. Pula :

. ِ–َ}uَZِ^ْ`ا َمْCَU ٌتuَLْMُ“ َ†ْM”•`ا Rنِ•َA ،َ†ْM”•`ا اCُ^R‚ِإ

Artnya: 6 " 5

Dan dalam kisah Nabi Syu’aib a.s. Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman:

. َžْUِzِvْŠُ} ِضْرَ[ْا ]ِAاْCَ˜ْ{َ‚َ™َو ْ†ُه َءuَZْ›َأ َسuRˆ`ا ْCُvُ•ْXَ‚َ™َو

Artinya:6 &

Firman Allah Swt. . ِWِŸuَXْ`uِ| ْ†ُ‡َˆْZَ| ْ†ُ‡َ`اَCْ}َأ اْCُMُآْ~َ‚َ™َو

Dan kerusakan apakah lagi yang lebih besar dari menganganggap halal upah seorang buruh yang telah menghasilkan dan menambah kekayaan tuanya yang empunya pekerjaan. Maka itulah Allah yang maha menang dan Perkasa mengancam mereka yang memakan upah buruhcburuhnya dengan permusuhan dan terputus rahmatcNya kelak dihari mana tiada lagi bermanfaat harta benda dan anakc anak mereka.

Firman Allah Taala:

ٌWُJَرَو ُQَˆَLَ£ َWَآَ~َA ا¥Hُw َعuَ| ٌWُJَرَو . َرَzَ¤ R†ُ£ ]ِ| َ]ِ\ْNُأ ٌWُJَر : ِ–َ}uَZِ^ْ`ا َ†َْU ْ†ُ_ُLْ¡َ¢uَ‹َأ ٌ–َ£َƒَ£ . ُGَHْJَأ ِQِ\ْ{ُU ْ†َ`َو ُQْˆِ} ]َAْCَ‰ْ§uَA اًHْZِJ َHَJْ~َ‰ْ§ِإ

Artinya: 6

Dari itulah Rasulullah yang mulia menyuruh cepatccepat membayar upah buru

sabdanya

( ]^_ZX`ا Gاور ) ِQِMَLَN ?ِA َCُهَو ُGَHْJَأ ُGْCُLَMْNاَو ،ُQُAَHَN RSِTَU ْنَأ َWْXَY ُGَHْJَأ َHْZِJَ[ْا اCُ\ْNُا

Artinya: “$ % (HR. Baihaqi)

Berdasakan halchal tersebut di atas dan kaidahckaidah lainnya, para Fuqaha mensyaratkan agar harga pekerjaan itu diketahui, dan pekerjaannya juga diketahui dan terbatas. Mereka menetapkan harus dibayarkannya upah pada saat habisnya masa kontrak. Juga mereka membagi macamcmacam upah buruh pada saat habisnya masa kontrak. Juga mereka membagi macamcmacam upah buruh menurut ukuran kerja dalam soal memeberi sewa, memperdagangkan harta orang (mudlarabah) dan lainclain