pemanfaatan teknologi komputasi awan. Bagaimana gambaran penerapan aplikasi WMCloud Project untuk mendukung efektivitas kolaborasi penelitian secara online.
1.3. Batasan Masalah
Rumusan masalah diatas dibatasi beberapa hal sebagai berikut : 1.
Menggunakan salah satu model layanan komputasi awan yaitu Infrastructure as s Service IaaS berbasis web.
2. Mengetahui efektivitas kolaborasi penelitian secara online dengan langsung
melakukan ujicoba secara online antara penulis dengan peneliti lain. 3.
Penerapan aplikasi kolaborasi collaborative online yang digunakan adalah WMCloud Project dan Aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan dalam sistem
ini antara lain: login, browsing, search, editing, repository, forum, chat, task, dan scheduling.
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah penerapan teknologi
komputasi awan dalam penelitian lintas jarak yang efektif untuk mendukung aktivitas kolaborasi penelitian secara online dengan penerapan model layanan
aplikasi WMCloud Project sebagai bahan rekomendasi pemanfaatan teknologi komputasi awan.
2. Tujuan penelitian ini bagi penulis sendiri merupakan wujud penerapan ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan pada program pasca sarjana Teknik Informasi di Universitas Sumatera Utara.
1.5. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk digunakan sebagai berikut: 1.
Pemanfaatan aplikasi online WMCloud Project yang telah dikembangkan berbasis teknologi komputasi awan.
Universitas Sumatera Utara
2. Mengenalkan model layanan kolaborasi penelitian secara online yang ideal
kepada publik. 3.
Layanan WMCloud Project berbasis komputasi awan dapat memudahkan penggunanya memperoleh informasi dan data yang berguna untuk
pengembangan penelitian. 4.
Sumbangsih ide dan pemikiran bagi berbagai pihak yang berminat dan ingin melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai teknologi komputasi awan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komputasi Awan
Komputasi awan cloud computing merupakan definisi untuk teknologi komputasi grid grid computing yang digunakan pada pertengahan hingga akhir 1990-an. Tren
komputasi awan mulai muncul pada akhir tahun 2007, digunakan untuk memindahkan layanan yang digunakan sehari-hari ke Internet, bukan disimpan di komputer lokal
lagi. Komputasi awan menjadi tren baru di bidang komputasi terdistribusi dimana berbagai pihak dapat mengembangkan aplikasi dan layanan berbasis Service Oriented
Architecture di jaringan internet. Berbagai kalangan dapat menarik manfaat dari
layanan komputasi awan ini baik sebagai solusi teknologi maupun mendapatkan manfaat ekonomis darinya. Email yang tersedia dalam bentuk web mail merupakan
contoh yang sangat kecil dari teknologi komputasi awan. Dengan menggunakan layanan email seperti Gmail dan Yahoo Mail, orang tidak perlu lagi menggunakan
Outlook atau aplikasi desktop lainnya untuk email mereka. Membaca email dengan browser memungkinkan dilakukan di mana saja sepanjang ada koneksi internet
Mirashe, S Kalyankar, 2010.
2.1.1. Defenisi Komputasi Awan Komputasi awan cloud computing adalah sebuah model yang memungkinkan untuk
ubiquitous dimanapun dan kapanpun, nyaman, on-demand akses jaringan ke sumber daya contoh: jaringan, server, storage, aplikasi, dan layanan yang dapat dengan cepat
dirilis atau ditambahkan. Komputasi awan sebagai suatu layanan teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan berbasis jaringaninternet. Suatu
Universitas Sumatera Utara
sumber daya, perangkat lunak, informasi dan aplikasi disediakan untuk digunakan oleh komputer lain yang membutuhkan. Komputasi awan mempunyai dua kata
“cloud” dan “computing”, cloud yang berarti internet itu sendiri dan computing adalah proses komputasi Peter Grance, 2012.
Gambar 2.1. Skema teknologi komputasi awan
Pada tahun 2007, layanan lain termasuk pengolahan kata, spreadsheet, dan presentasi telah dipindahkan ke dalam komputasi awan. Google menyediakan
pengolah kata, spreadsheet dan aplikasi presentasi di lingkungan komputasi yang awan dan terintegrasi dengan Gmail dan Google Calendar, menyediakan lingkungan
kantor di web atau di awan. Microsoft dan perusahaan lain juga bereksperimen dengan mengalihkan program-program ke awan untuk membuatnya lebih terjangkau
dan lebih mudah diakses oleh pengguna komputer dan internet. Komputasi awan saat ini sangat populer, selain dari pemain besar software seperti Microsoft dan Google,
perusahaan lain bermunculan hanya untuk menyediakan layanan berbasis awan sebagai pengganti atau penyempurnaan aplikasi pada PC saat ini Ercan, 2010.
Teknologi komputasi dan teknik pemrograman baru atau teknik pengembangan berubah dengan cepat, tujuan dalam komputasi awan nampaknya akan membuat
Universitas Sumatera Utara
teknologi menjadi sangat mudah dimata user dan menjadikannya sesederhana mungkin. Pengembangan berbasis internet sangat pesat saat ini dengan boomingnya
blogging dan microblogging serta layanan jejaring sosial yang bertujuan untuk menemukan cara baru membantu individu dan bisnis untuk dapat berkomunikasi satu
sama lain di arena komputasi awan. Konsep komputasi awan biasanya dianggap sebagai internet. Karena internet
sendiri digambarkan sebagai awan cloud besar biasanya dalam skema jaringan, internet dilambangkan sebagai awan yang berisi sekumpulan komputer yang saling
terhubung. Komputasi awan datang sebagai sebuah evolusi yang mengacu pada perkembangan teknologi dan aplikasi lebih dinamis. Dimana terdapat perubahan besar
memiliki implikasi yang menyentuh hampir setiap aspek komputasi. Untuk end user, komputasi awan menyediakan sarana untuk meningkatkan layanan baru atau
mengalokasikan sumber daya komputasi lebih cepat, berdasarkan kebutuhan bisnis Ju Su, 2012.
2.1.2. Karakteristik Komputasi Awan Komputasi awan pada dasarnya adalah satu bentuk pendistribusian data yang
memungkinkan pengguna makin meningkatkan kemampuan untuk menyerap begitu banyak sumber daya jaringan komputer melalui internet untuk menyelesaikan
pekerjaan mereka. Misalnya, jika seseorang ingin menganalisa pola lalu lintas jalan raya di sebuah negara, mereka dapat meng-upload dan menyimpan data ke dalam
awan berupa jaringan komputer yang memiliki banyak server data dan kemudian mempresentasikan hasilnya yang merupakan olahan data dari satu jaringan raksasa.
Pada dekade sebelumnya kita sudah mengenal dan menggunakan apa yang disebut komputasi grid, cara lain yang digunakan dalam pendistribusian data oleh pengguna
untuk memperoleh olahan data melalui jaringan komputer guna memenuhi kebutuhan data pada pekerjaan mereka. Komputasi awan merupakan evolusi dari komputasi grid,
dengan beberapa perbedaan penting. Pada komputasi grid, data yang dikirim ke batch scheduler, yang menempatkan data dalam antrian yang spesifik untuk mengatur
sumber daya dari komputer, misalnya pada supercomputer,untuk proses selanjutnya. Di sisi lain, komputasi awan bisa dengan sangat efektif menekan ukuran data pada
saat pendistribusian.Banyak dari platform komputasi awan memungkinkan pengguna untuk mengetahui kapasitas komputasi yang tersedia dari awan, sehingga pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
dapat dilakukan lebih cepat. Pengguna juga dapat mengkonfigurasi sebuah mesin virtual yang ada di dalam awan untuk memenuhi kebutuhan dari pekerjaan mereka
untuk diselesaikan dengan sebaik mungkin. Saat pengguna telah mengkonfigurasi jenis mesin virtual yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka, mereka bisa segera
mengakses berbagai penyedia layanan dan membuat system komputasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang mereka lakukan Dahal, 2012.
Gambar 2.2. Komputasi awan
Komputasi awan merupakan gaya komputasi dimana sumber daya komputasi mudah untuk didapat dan diakses, mudah digunakan, murah dan
langsung dapat dijalankan Mark Lozano, 2010 dan menurut Sridhar 2006 komputasi awan memiliki 6 karakteristik sehingga bidang komputasi awan
sangat dinamis dan menawarkan ruang untuk teknologi inovatif dan model bisnis. Hal ini jelas bahwa komputasi awan akan mengalami kemajuan yang
signifikan dan inovasi dalam beberapa tahun ke depan. Adapun 6 karakteristik komputasi awan adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a Scalable, yaitu kemampuan dalam meningkatkan kapasitas sumber daya
sebesar apapun yang diinginkan dengan sangat cepat. b
Elastic, kemampuan dalam menyesuaikan jumlah sumberdaya yang sesuai dengan yang dibutuhkan secara cepat. Dengan kemampuan ini jumlah
sumberdaya dapat diturunkan atau dinaikkan sesuai dengan kebutuhan yang disesuaikan dengan perkembangan pasar.
c Self-Service, kemampuan komputasi awan dalam melayani dirinya sendiri.
Dengan ini kita tidak harus memikirkan waktu dan biaya yang digunakan untuk melakukan perawatan baik hardware ataupun software yang semuanya
sudah ditangani oleh vendor sebagai pelaku bisnis penyedia layanan komputasi awan.
d Ubiquitous Access, kemampuan untuk dapat diakses dimanapun. Karena
komputasi awan berbasiskan web, maka dia bisa diakses dimanapun asal tetap terkoneksi dengan internet dan untuk mengaksesnya tidak hanya terbatas pada
PC atau laptop, dengan mobile atau smart phone juga bisa. Sehingga menjadikannya dapat diakses dimanapun kita berada.
e Complete Virtualization, kemampuan untuk menggabungkan banyak sumber
daya menjadi seolah-olah hanya sebuah server tunggal. Sehingga tidak peduli seberapa besar skala komputasi awan cloud computing yang ada, tetap akan
mudah dioperasikan dan mudah untuk dikembangkan aplikasinya. f
Relative Consistency, yaitu kemampuan untuk selalu konsisten dalam menghasilkan layanan, karena komputasi awan dibangun dari bermacam-
macam komponen sehingga tidak tergantung hanya dengan satu komponen atau brand tertentu.
2.1.3. Model Layanan Komputasi Awan
Di dalam komputasi awan terdapat 3 model layanan utama Mark Lozano, 2010 yaitu :
1 Infrastructure as a Service IaaS
Model aplikasi yang paling luas cakupannya yaitu Infrastructure as a Service IaaS yang meliputi penyediaan layanan infrastruktur secara terintegrasi.
Pada prinsip tekniknya, vendor menyediakan virtual server dengan IP address yang unik bagi user. User dapat menggunakan Application Program Interface
Universitas Sumatera Utara
API milik vendor untuk memulai, menghentikan, mengakses dan melakukan konfirgurasi virtual server dan media storage-nya. Media storage disini dapat
bersifat fisik berupa hardware maupun virtual Sridhar, 2009. Sasaran model layanan ini adalah di tingkatan korporasi karena adanya efesiensi biaya dalam
penggunaan infrastruktur berbasis virtual server ini. Contoh IaaS diantaranya adalah Google, IBM, dan AmazonEC2.
2 Software as a Service SaaS
Software as a Service berarti aplikasi yang tersedia bagi user dalam bentuk layanan berbasis sesuai kebutuhan user on-demand. Jadi, dengan
pengaplikasian model ini, user tidak perlu lagi membeli lisensi dan melakukan instalasi untuk sebuah aplikasi, tetapi cukup membayar biaya sesuai dengan
pemakaiannya saja pay per used. Secara teknis, model aplikasi ini memanfaatkan web-based interface yang diakses melalui browser dan berbasis
teknologi Web 2.0 Robbins, 2009. Contoh SaaS ini adalah Google Docs. SaaS ini merupakan model aplikasi komputasi awan yang sasarannya
difokuskan pada user individual.
3 Platform as a Service PaaS
Jika SaaS merupakan model layanan yang fokusnya pada application using, maka fokus dari Platform as a Service PaaS mengacu pada application
development. Sasaran model layanan ini adalah para programmer dan application developer. Karena dalam model ini, vendor menyediakan layanan
yang berupa serangkaian perangkat lunak dan alat-alat pengembangan produk yang tersedia pada infrastrukrur vendor sehingga developer dapat menciptakan
aplikasi pada platform vendor melalui internet. Contoh PaaS diantaranya adalah Google App Engine, Windows Live dan Force.com Cleveland, 2009.
Model-model layanan komputasi awan mampu memberikan dukungan teknologi yang baik, nyaman dan berkualitas serta stabil bagi penggunanya
Buyya, et al. 2009.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Model Penyebaran Komputasi Awan Seperti yang telah direkomendasikan oleh
National Institute of Standards and Technology NIST
, dan sebagian besar organisasi berfokus pada memanfaatkan komputasi awan untuk memotong pengeluaran modal dan mengendalikan biaya
operasi, ada pertumbuhan yang agresif dalam bisnis untuk mengadopsi teknologi komputasi awan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami kebutuhan sebelum
memilih untuk berbagai model penyebaran yang tersedia di awan. Komputasi awan menawarkan 4 model penyebaran Deployment Models, diantaranya adalah :
1 Private Cloud. Infrastruktur awan yang semata-mata dioperasikan bagi suatu
perusahaan. Dan ini biasanya dikelola oleh pihak ketiga. 2
Community Cloud. Infrastruktur awan bersama oleh beberapa organisasi dan mendukung komunitas tertentu yang concern dalam berbagi online sharing.
3 Public Cloud. Infrastruktur awan dibuat untuk umum atau kelompok industri
besar dan dimiliki oleh penyedia layanan komputasi awan vendor. 4
Hybrid Cloud. Infrastruktur awan yang mengkomposisikan dua atau lebih cloud antara private, community dan public saling terintegrasi Al-Zoube,
2009.
2.2. Web 2.0
2.2.1. Defenisi Web 2.0 Inovasi dalam dunia web semakin mengalami perkembangan yang berarti, ini
dibuktikan dengan adanya teknologi Web 2.0 yang dikembangkan sekitar tahun 2004. Menurut Tim O’Reilly, 2005, Web 2.0 dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Web 2.0 adalah revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, dan merupakan suatu percobaan untuk
memahami berbagai aturan untuk mencapai keberhasilan pada platform baru tersebut. Salah satu aturan utama adalah membangun aplikasi yang mengeksploitasi efek
jaringan untuk mendapatkan lebih banyak lagi pengguna aplikasi tersebut”. Sifat dari web 2.0 adalah read write. Dalam aplikasi Web 2.0, terdapat hubungan
yang saling berjejaring antara pemilik maupun pembaca, bahkan pengguna sebagai pembaca adalah fokus. Adapun teknik yang digunakan adalah:
1. CSS Cascading Style Sheet untuk bahan isi dan presentasi serta
mempercantik desain.
Universitas Sumatera Utara
2. Falksonomi metoda penandaan content dimana dengan konsep ini
dimunculkan kata-kata yang berkaitan dengan content tersebut. 3.
XML eXtensible Markup Language yang digunakan untuk mendefinisikan format data.
4. Teknik Aplikasi Internet.
5. HTML dan XHTML eXtensible HyperText Markup Language.
6. Weblog-publishing tools.
7. Wiki atau forum software, dll.
8. JavaScript untuk membuat tampilan yang dinamis,
9. Teknologi penggabungan dari JavaScript dan XML saat ini yang marak
disebut dengan AJAX Asynchorous JavaScript And XML yang menekankan pada pengelolaan content dalam website adalah suatu teknik pemrograman
berbasis web untuk menciptakan aplikasi web yang interaktif. Tujuannya adalah untuk memindahkan sebagian besar interaksi pada komputer web surfer,
melakukan pertukaran data dengan server di belakang layar, sehingga halaman web tidak harus dibaca ulang secara keseluruhan setiap kali seorang pengguna
melakukan perubahan Nughutham, 2012.
2.2.2. Karakteristik Web 2.0 Kemudahan berinteraksi antara user dengan sistem merupakan tujuan dibangunnya
teknologi Web 2.0. Interaksi tersebut tentunya harus diimbangi dengan kecepatan untuk mengakses, oleh karena itu diperlukan suatu bandwith yang cukup untuk
loading data. Loading data tersebut dilakukan saat pertama kali membuka situs, data- data tersebut antara lain CSS, JavaScript, dan XML. Salah satu karakteristiknya
adalah adanya dukungan pada pemrograman yang sederhana dan ide akan web service atau RSS. Ketersediaan RSS akan menciptakan kemudahan untuk diremix oleh
website lain dengan menggunakan tampilannya masing-masing dan dukungan pemrograman yang sederhana. Adanya kemajuan inovasi pada antar-muka di sisi
pengguna merupakan karakter dari Web 2.0. Dukungan AJAX yang menggabungkan HTML, CSS, Javascript, dan XML pada YahooMail Beta dan Gmail membuat
pengguna merasakan nilai lebih dari sekedar situs penyedia e-mail. Kombinasi media komunikasi seperti Instant Messenger IM dan Voice over IP VoIP akan semakin
memperkuat karakter Web 2.0 di dalam situs tersebut Mansor, 2012.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Perkembangan Web 2.0 Perkembangan web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara berpikir dalam
menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah website. Dalam perkembangannya Web 2.0 diaplikasikan sebagai bentuk penyajian halaman web yang bersifat sebagai
program desktop pada umumnya seperti Windows. Fungsi-fungsi pada penerapannya sudah bersifat seperti desktop, seperti drag and drop, auto-complete, serta fungsi
lainnya. Aplikasi Web 2.0 disajikan secara penuh dalam suatu web browser tanpa membutuhkan teknologi perangkat yang canggih dari sisi user. Tidak mengherankan
bila suatu aplikasi software dapat diakses secara online tanpa harus menginstalnya terlebih dahulu. Software tersebut misalnya software pengolah kata seperti MS Word
atau software pengolah angka seperti MS Excel Ju Su, 2012. Teknologi ke depan suatu software berbasisi web tidak lagi dijual melainkan suatu
fasilitas gratis yang dapat digunakan setiap waktu. Permasalahan manajemen file juga tidak merepotkan, bahkan file dapat disimpan dan juga dapat di-sharing dengan user
lain. Implementasi dari teknologi Web 2.0 dapat dilihat pada aplikasi spreadrsheet pada Google yang merupakan aplikasi untuk operasi mengolah angka seperti MS
Excel. Aplikasi ini dapat dilihat pada http:spreadsheets. google.com , tentunya aplikasi tersebut membutuhkan suatu akun Google untuk memasukinya.
Menurut Ju Su, 2012, suatu web 2.0 biasanya digunakan sebagai akhir dari siklus peluncuran produk software, mengilustrasikan setiap produsen software tidak lagi
meluncurkan produknya dalam bentuk fisik. Karena web menjadi platform, pengguna cukup datang ke website untuk menjalankan aplikasi yang ingin mereka gunakan.
Hasil dari pengembangan fitur di dalam software dapat langsung dirasakan oleh pengguna. Software tidak lagi dijual sebagai produk namun berupa layanan service.
Aplikasi web 2.0 yaitu suatu raksasa seach engine yang sekarang banyak dipakai oleh para praktisi atau user yang mengalahkan kedigjayaan Yahoo, yaitu Google. Jadi
kesimpulannya web 2.0 pada umumnya suatu teknologi yang gratis atau yang lebih dikenal dengan sebutan Open Source, dan murni menggunakan web base, dan sangat
memudahkan untuk share atau upload dan download data Nugultham, 2012.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kolaborasi Penelitian