Tipe Demam Penatalaksanaan Demam

suhu yang lebih tinggi meningkatkan proses fagositosis dan meningkatkan kecepatan aktivitas peradangan yang bergantung pada enzim, juga meningkatkan kebutuhan bakteri akan b esi sekaligus menurunkan konsentrasi besi dalam plasma sehingga akan mengganggu multiplikasi bakteri Sherwood, 2001. Kecuali pada peningkatan suhu tubuh yang terlalu tinggi yang akan menyebabkan demam itu sendiri tidak bermanfaat. Produksi panas pada demam meningkatkan pemakaian oksigen, produksi karbondioksida dan curah jantung. Dengan demikian demam dapat memperburuk insufisiensi jantung pada penderita penyakit jantung atau anemia kronis misalnya penyakit sel sabit, insufisiensi paru pada mereka yang menderita penyakit paru kronis, dan ketidakstabilan metabolik pada anak yang menderita diabetes mellitus atau kelainan metabolism e bawaan. Lagipula anak-anak yang umurnya antara 6 bulan dan 5 tahun menghadapi peningkatan resiko untuk mengalami kejang demam sederhana, sedangkan mereka yang menderita epilepsi idiopatik dapat mengalami peningkatan frekuensi kejang Arvin, 1999.

2.1.7. Tipe Demam

Demam Septik : Pada tipe demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat diatas normal pada pagi hari. Biasanya sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Demam Hektik : Pada tipe demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat yang normal pada pagi hari. Demam Remiten : Pada tipe demam ini, setiap hari suhu badan dapat turun tetapi tidak pernah mencapai suhu badan yang normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak Universitas Sumatera Utara sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik. Demam Intermiten : Pada tipe demam ini, dalam satu hari suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam. Demam Kontinyu : Pada tipe demam ini, variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Demam Siklik : Pada tipe demam ini, terdapat kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Nelwan, 2009

2.1.8. Penatalaksanaan Demam

Demam sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi. Akan tetapi demam yang terlalu tinggi akan menimbulkan kerusakan pada otak. Penatalaksanaan demam bertujuan untuk merendahkan suhu yang terlalu tinggi bukan untuk menghilangkan demam Kaneshiro Zieve, 2010. Menurut Ferry 2010, secara garis besar penatalaksanaan demam dapat dibagi dua yaitu: terapi yang bisa dilakukan dirumah dan terapi yang bisa dilakukan oleh paramedis. Untuk mengetahui seseorang tersebut mend erita demam dapat dilakukan pengukuran suhu menggunakan t ermometer.  Perawatan dirumah Ada tiga tujuan perawatan dirumah pada anak yang mengalami demam, yaitu: a. Mengontrol suhu. b. Mencegah dehidrasi. c. Memantau penyakit serius atau penyakit yang mengancam jiwa Ferry, 2010. Universitas Sumatera Utara a. Mengontrol suhu Bertujuan untuk membuat anak nyaman dengan memantau dan mengurangi demam. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan thermometer, obat-obatan, dan menggunakan pakaian yang tepat. mandi air hangat juga dapat membantu tetap i tidak lebih dari 10 menit. - Penggunaan termometer Untuk mengetahui suhu anak diperlukan thermometer. Berbagai jenis thermometer yang tersedia, termasuk kaca, merkuri, digital, dan timpani. Kebanyakan dokter tidak menyarankan menggunakan thermometer timpani karena penggunaannya diluar klinik tidak dapat diandalkan dan dapat memberikan hasil yang tidak akurat. Thermometer digital hasilnya bisa dibaca dalam hitungan detik. Cara yang terbaik untuk memeriksa bayi maupun balita adalah de ngan menggunakan thermometer rektal, tetapi pemeriksaannya membuat anak merasa tidak nyaman. Suhu oral dapat diperoleh pada anak yang lebih tua dengan tidak bernafas dari mulut dan tidak baru saja meminum air dingin ataupun hangat Ferry, 2010. Pengukuran suhu mulut aman dan dapat dilakukan pada anak usia di atas 4 tahun karena sudah dapat bekerja sama untuk menahan termometer di mulut. Pengukuran ini juga lebih akurat dibandingkan dengan suhu aksila. Pengukuran suhu aksila mudah dilakukan, tetapi hanya menggambarkan suhu pe rifer tubuh yang sangat dipengaruhi oleh vasokonstriksi pembuluh darah dan keringat sehingga kurang akurat. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1: Tipe termometer, berdasarkan wawancara telepon dengan sampel acak pada komunitas ahli farmasi di Itali pada tahun 2008 Tipe Termometer TempatCara Pengukuran Keuntungan Kerugian Komentar Merkuri Aksila, oral, rektal Mudah dibaca, biaya murah Rapuh, tidak dapat dikalibrasi, waktu pengukuran yg lama 5-8 menit dengan tipe nonprismatik klasik, berpotensi terhadap keracunan merkuri Ditarik dari pasaran pada tahun 2010 karena risiko keracunan merkuri Universitas Sumatera Utara Digital Aksila, oral, rektal mempunyai alarm akustik yg menandakan akhir pengukuran Butuh penggantian baterai, kalibrasi sulit dilakukan, beberapa model bergantung pada perubahan temperatur waktu pengukuran dan dapat berhenti lebih cepat Model yang fleksibel lebih dipilih karena alasan keamanan, tipe “dummy” pacifier mempunyai akurasi yg kurang Cairan Kristal Strip plastik ditempel pada dahi Mudah digunakan, tidak rusak, non toksik Akurasi dan ketepatan yang kurang Tipe “mother’s touch” lebih tepat dibanding model lainnya Inframerah Aurikula Kontak kulit Non kontak Waktu pengukuran yg sangat singkat beberapa detik Tidak ada standarisasi antar model menyebabkan kalibrasi yg tidak tepat, Pengukuran aurikula dapat memberikan hasil akurat ketika dilakukan oleh tenaga Universitas Sumatera Utara beberapa model aurikula dapat sulit untuk dimasukkan, tipe kontak-kulit membutuhkan disinfeksi rutin atau hanya dikhususkan pada 1 pasien ahli Lubis I Lubis C, 2011 Rentang suhu tubuh normal bervariasi, tergantung metode apa yang digunakan. Tabel 2.2: Rentang suhu normal Baxter et al., 2000 Tabel 2.3: Teknik pengukuran suhu yang dianjurkan Metode Pengukuran Rentang Suhu Normal Rectum Anus Mulut oral Axila ketiak Telinga 36.6°C - 38°C 97.9°F - 100.4°F 35.5°C - 37.5°C 95.9°F - 99.5°F 34.7°C - 37.3°C 94.5°F - 99.1°F 35.8°C - 38°C 96.4°F - 100.4°F Age Anjuran teknik Universitas Sumatera Utara Baxter et al., 2000 - Obat-obatan Antipiretik hanya dapat diberikan apabila demam anak 39,0 o C, demam yang diikuti rasa tidak nyaman, atau demam pada anak yang memiliki riwayat kejang demam atau penyakit jantung Schmitt,1984. Demam 39 o C pada anak yang sebelumnya sehat pada umumnya tidak memerlukan p engobatan. Bila suhu naik 39 o C, anak cenderung tidak nyaman dan pemberian obat -obatan penurun panas sering membuat anak merasa lebih baik Kania,2010. Dosis pemberian antipiretik untuk anak juga perlu diperhatikan sesuai dengan berat badan dan umurnya Schmit, 1984. Acetaminofen dan ibuprofen digunakan untuk menurunkan demam, petunjuk dosis dan frekuensi pemberian obat biasanya dicantumkan pada label setiap obat. Terus memberi obat setidaknya selama 24 jam, karena biasanya demam akan kembali terjadi Ferry, 2010. Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan acetaminophen dalam pengurangan demam lebih cepat, sementara ibuprofen Bayi – 2 tahun 2 tahun – 5 tahun 5 tahun 1. Anus Rectal 2. Ketiak Axila 1. Anus Rectal 2. Telinga Tympanic 3. Ketiak Axila 1. Mulut Oral 2. Telinga Tympanic 3. Ketiak Axila Universitas Sumatera Utara memiliki efek yang lebih lama Graneto, 2013. Penggunaan aspirin sangat tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan terjadiny a sindrom Reye pada anak Davis, 2012. Acetaminophen Parasetamol Di Indonesia Asetaminofen lebih dikenal dengan nama parasetamol dan tersedia sebagai obat bebas Wilmana Gan, 2007. Parasetamol adalah obat yang paling banyak digunakan sebagai analgesik dan antipiret ik Farrell, 2012. - Farmakodinamik Efek analgesik parasetamol menghilangka n atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang, juga menurunkan suhu tubuh yang diduga berdasarkan efek sentral. - Farmakokinetik Parasetamol diberikan secara peroral, penyerapa nnya dihubungkan dengan tingkat pengosongan lambung dan konsentrasi darah. Konsentrasi tertinggi di dalam pl asma biasanya tercapai dalam 30 sampai 60 menit Katzung, 2002. Dalam plasma 25 parasetamol terika t protein plasma. Diabsorbsi dengan sempurna melalui saluran cerna. Dimetabolisme oleh enzim mikrosomal hati. Diekskresi melalui ginjal, sebagian kecil sebagai parasetamol 3 dan sebagian besar dalam bentuk terkonjungasi. Parasetamo l memiliki waktu paruh plasma 1 sampai 3 jam Wilmana Gan, 2000. - Efek samping Dalam dosis terapetik bisa terjadi peningkatan enzim hati dan terkadang bisa terjadi tanpa adanya ikterus. Dengan menelan dosis 15 gram 250mgkgBB parasetamol bisa Universitas Sumatera Utara fatal, kematian dapat terjadi karena hepatotoksisitas yang hebat dengan nekrosis lobules sentral Katzung, 2000. - Sediaan dan dosis Parasetamol tersedia sebagai obat tunggal, berbentuk tablet 500 mg atau sirup yang mengandung 120 mg5 mL. selain itu terdapat juga sebagai sediaan kombinasi tetap, dalam bentuk tablet maupun cairan. Dosis yang dianjurkan pada anak 1 tahun adalah 60 mgkali. Untuk anak 1 sampai 6 tahun adalah 60 sampai 120 mgkali. Pada keduanya diberikan maksimum 6 kali sehari. Untuk an ak 6 sampai 12 tahun dosis yang diberikan adalah 150 sampai 300 mgkali, dengan maksimum 1,2 ghari Wilmana Gan, 2000. Ibuprofen Ibuprofen merupakan obat pereda nyeri yang termasuk kedalam golongan obat analgesik anti -inflamasi non steroid AINS yang bisa ditemukan di banyak toko obat. Ibuprofen adalah derivate asam propionate. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat Wilmana Gan, 2000. - Farmakodinamik Ibuprofen digunakan untuk mengurangi nyeri ringan sampai sedang, demam, dan peradangan. Nyeri, demam, dan peradangan tersebut di hasilkan karena adanya senyawa kimia yang dikeluarkan oleh tubuh yang disebut prostaglandin. Ibuprofen menghambat siklooksigenase, yaitu enzim yang membentuk prostaglandin, sehingga jumlah prostaglandin di dalam tubuh akan menjadi rendah. Akibatnya, peradangan, nyeri dan demam berkurang Ogbru, 2007. Universitas Sumatera Utara - Farmakokinetik Ibuprofen diabsorbsi cepat melalui lambung dan kadar maksimal dalam plasma dicapai setelah 1 sampai 2 jam. Waktu paruh dalam plasma sekitar 2 jam. Sembilan puluh persen ibuprofen terikat dalam protein plasmaWilmana and Gan,2000. Metabolisme secara estensif via CYP2C8 dan CYP2C9 di dalam hati Katzung, 2002. Ekskresinya berlangsung cepat dan lengkap, kira -kira 90 dari dosis yang diabsorbsi akan diekskresi melalui urin sebagai metabolit atau konjugatnya Wilmana Gan, 2000. - Efek samping Obat-obatan anti-inflamasi termasuk ibuprofen jarang dapat meningkatkan risiko untuk serangan jantung atau stroke. Iritasi gastrointestinal dan perdarahan bias terjadi, walaupun tidak sesering aspirin Katzung, 2002. Efek lain yang jarang terjadi ialah, eritema kulit, sakit kepala, trombosipenia ,ambilopia toksik yang reversible Wilmana Gan, 2007. - Dosis Untuk nyeri ringan sampai sedang, kram menstruasi, dan demam, dosis lazim dewasa adalah 200 atau 400 mg setiap 4 sampai 6 jam. Anak-anak 6 bulan sampai 12 tahun biasanya diberikan 5 sampai 10 mgkgBB ibuprofen setiap 6 sampai 8 jam untuk pengobatan demam dan rasa sakit . Dosis maksimum adalah 40 mg kg sehari. Tidak harus menggunakan ibuprofen selama lebih dari 10 hari untuk pengobatan nyeri atau lebih dari 3 hari untuk pengobatan demam kecuali, diarahkan oleh dokter Ogbru, 2007. Universitas Sumatera Utara - Penggunaan pakaian dan kompres y ang tepat Di dalam ruangan, anak- anak tidak boleh memakai pakaian yang berlebihan tebalnya, bahkan ketika musim dingin. Berpakaian terlalu tebal akan sulit mengeluarkan panas melaui proses evaporasi penguapan, radiasi, konduksi dan konveksi. Solusi yang paling praktis adalah dengan memakaikan anak pakaian satu lapis, lalu selimuti anak dengan selembar selimut tipis Ferry, 2010. Kompres air hangat akan membantu mengurangi demam Dalal Zhukovsky, 2006. Gunakan kain basah atau spons yang hangat untuk m embasahi kulit tubuh, lengan, dan kaki, tapi jangan menutupi anak dengan handuk basah karena akan mencegah penguapan panas Ferry, 2010. Pemberian kompres hangat dilakukan apabila suhu diatas 38,5 o C dan telah mengkonsumsi antipiretik setengah jam sebelum nya Newman,1985. Menurut penelitian Setiawati, 2008 dalam Maling et al, 2012 rata-rata penurunan suhu tubuh pada anak hipertermia yang mendapatkan terapi antipiretik ditambah pengompresan air hangat sebesar 0,53 o C dalam waktu 30 menit. Sedangkan yang mendapat terapi pengompresan air hangat saja rata -rata penurunan suhu tubuhnya sebesar 0,97 o C dalam waktu 60 menit. Suhu air untuk mengompres antara 30-35 o C Maling et al., 2012. Sebelum tahun 1950, pengompresan dengan isopropil alkohol dan etil alkohol sering dilakukan akan tetapi, hal tersebut tidak dianjurkan lagi setelah jelas bahwa anak-anak bisa menghirup uap alkohol selama pengompresan, dan hal ini akan menimbulkan hipoglike mia, koma, bahkan kematian. Keracunan alkohol juga bisa terjadi pada orang dewasa yang di kompres dengan alkohol Axelrod, 2000. b. Mencegah dehidrasi Tubuh manusia akan kehilangan banyak air melalui kulit dan paru -paru saat demam. Dorong anak untuk minum cairan yang bening tanpa kafein dan tidak mengandung glukosa ataupun elektrolit. Cairan Universitas Sumatera Utara bening lainnya yang boleh diberikan adalah sup ayam dan minuman rehidrasi lain yang tersedia di toko maupun apotek. Teh sebaiknya tidak diberikan karena, teh merupakan produk yang mengandung kafein yang akan meningkatkan kehilangan cairan pada anak melalui buang air kecil dan memperberat dehidrasi. Jika terhidrasi dengan baik maka, anak akan buang air kecil empat jam sekali dengan urin bewarna terang Ferry, 2010. c. Memantau penyakit yang serius ataupun mengancam jiwa Memantau anak akan adanya tanda -tanda penyakit serius ataupun yang mengancam jiwa. Strategi yang baik adalah dengan mengurangi suhu anak dibawah 39,0 o C. Selain itu, pastikan cairan anak tercukupi dengan meminum banyak air. Jika kedua kondisi ini terpenuhi dan anak masih tampak sakit, mungkin ada masalah yang serius Ferry, 2010.  Perawatan Medis Diperlukan perawatan demam secara langsung oleh dokter apabila penderita dengan: - usia 3 bulan dengan suhu re ctal ≥ 38,0 o C. - usia 3 sampai 12 bulan dengan suhu ≥ 39,0 o C. - usia 2 bulan dengan demam yang berlangsung 24 sampai 48 jam. - demam dengan suhu 40,5 o C, kecuali mudah turun dengan pengobatan dan orang tersebut merasa nyaman. - mengalami demam yang naik turun selama seminggu atau lebih, bahkan dengan suhu yang tidak terlalu tinggi. - memiliki penyakit serius, seperti masalah jantung, sickle cell anemia , diabetes, atau cystic fibrosis. - demam dengan suhu yang tidak turun selama 48 sampai 72 jam Kaneshiro Zieve, 2010. Universitas Sumatera Utara  Seorang dokter mungkin saja tidak memberitahu penyebab pasti terjadinya demam. Ada beberapa tindakan yang dilakukan oleh dokter ketika anak dengan demam dibawa oleh keluarganya untuk berobat. a. Pada infeksi virus dokter tidak akan memberikan antibiotik karena, pemberian antibiotik tidak akan bermanfaat dan justru akan menyebabkan terjadinya reaksi obat yang akhirnya menimbulkan masalah yang baru. b. Antibiotik diberikan pada infeksi bakteri. c. Anak yang memiliki penyakit serius sepe rti meningitis bakteri biasanya akan dirawat di rumah sakit. d. Acetaminophen dan ibuprofen adalah obat yang biasanya digunakan dokter untuk menurunkan demam. e. Pemberian cairan oral ataupun intravena dapat dilakukan untuk mengatasi dehidrasi. f. Jika kondisi anak sudah mulai membaik setelah mengurangi demam, mengatasi dehidrasi, dan memastikan tidak ada infeksi bakteri yang serius, umumnya dokter akan menganjurkan perawatan dirumah dan pemantauan lebih lanjut Ferry, 2010.

2.1.9 Pencegahan Demam

Dokumen yang terkait

Perubahan Kadar Al dan Fe pada Tanah Sawah dengan Pola Pertanaman Padi - Semangka Di Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara

0 29 42

Survei Dan Pemetaan Status Hara P-Tersedia, K-Tukar Dan C-Organik Tanah Sawah Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara

2 29 55

Dominasi Dan Dinamika Etnis Melayu Dalam Pemilihan Kepala Desa Kwala Gunung Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara

0 2 88

HUBUNGAN BUDAYA KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN KERJA GURU SD DI KECAMATAN LIMA PULUH KABUPATEN BATUBARA.

0 1 23

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJANG DEMAM DENGAN FREKUENSI KEJANG ANAK Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kejang Demam Dengan Frekuensi Kejang Anak Toddler Di Rawat Inap Puskesmas Gatak Sukoharjo.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJANG DEMAM DENGAN FREKUENSI Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kejang Demam Dengan Frekuensi Kejang Anak Toddler Di Rawat Inap Puskesmas Gatak Sukoharjo.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU MENGHADAPI DEMAM PADA ANAK BALITA DI DESA NGEMBAT PADAS KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN.

0 1 10

Dominasi Dan Dinamika Etnis Melayu Dalam Pemilihan Kepala Desa Kwala Gunung Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara

0 0 4

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN DEMAM PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

0 3 6

Perubahan Kadar Al dan Fe pada Tanah Sawah dengan Pola Pertanaman Padi - Semangka Di Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara

0 0 8