Kehilangan Tinggi Tekan Minor Minor Losses

26 Tabel 2.6 Nilai   untuk koefisien colebrook No Lapisan Dalam Pipa Nilai dalam mm Nilai ancar ancar Nilai Perencanaan 1 Kuningan 0,0015 0,0015 2 Tembaga 0,0015 0,0015 3 Beton 0,3-3,0 1,2 4 Besi Tuang-tanpa pelapisan 0,12-0,61 0,24 5 Besi Tuang-pelapisan aspal 0,061-0,183 0,12 6 Besi Tuang-pelapisan semen 0,0024 0,0024 7 Galvanized Iron Pipe 0,061-0,24 0,150 8 Pipa Besi 0,030-0,024 0,061 9 Welded steel pipe 0,020-0,091 0,061 10 Riveted steel pipe 0,020-0,091 1,81 11 PVC 0,0015 0,0015 12 HDPE 0,007 0,007 Sumber: Martin Dharmasetiawan, Sistem Perpipaan Distribusi Air Minum, Ekamitra Engineering, Jakarta, 1993, Hal 9

2.5.2. Kehilangan Tinggi Tekan Minor Minor Losses

Kehilangan tinggi ini disebabkan oleh gangguan lokal terhadap aliran normal dalam pipa. Beberapa contoh gangguan lokal tersebut adalah : 1. Lubang masuk dan keluar ke dan dari dalam pipa; 2. Perubahan bentuk penampang tiba tiba penyempitan dan pembesaran; 27 3. Belokan Pipa; 4. Halangan tirai, pintu air; 5. Perlengkapan pipa sambungan, katup, percabangan, dan lain lain. Kerugian di atas mungkin tidak begitu kecil, misalnya katup yang tertutup sebagian dapat menyebabkan penurunan tekanan yang lebih besar daripada pipa yang panjang. Karena pola aliran dalam piting dan katup cukup rumit, teorinya sangat lemah. Kerugian ini biasanya diukur secara eksperimental dan dikorelasikan dengan parameter-parameter aliran pipa. Besarnya kerugian minor dirumuskan sebagai berikut: h = ∑ k ................................................................................. 2.16 di mana: h = kehilangan tinggi pada lubang masuk pipa m v = kecepatan aliran ms g = percepatan gravitasi 9,81 ms 2 k = koefisien kehilangan Besarnya kehilangan tinggi tekanan minor dapat di lihat pada Tabel 2.7 berikut : 28 Tabel 2.7 Kehilangan tinggi tekanan pada katup, alat penyesuaian dan pipa yang digunakan No Harga K dalam h= K 1 Katup pintu : - Terbuka penuh - ¾ terbuka - ½ terbuka - ¼ terbuka 0.19 1.15 5,6 24 2 Katup bola, terbuka 10 3 Katup sudut, terbuka 5 4 Bengkokan 90 , - Jari-jari pendek - Jari-jari pertengahan - Jari-jari panjang 0,9 0,75 0,6 5 Lengkungan pengembalian 180 2,2 6 Bengkokan 45 0.42 7 Bengkokan 22 12 45cm 0.13 8 Sambungan T 1,25 9 Sambungan pengecil katup pada ujung yang kecil 0,25 10 Sambungan Pembesar 0,25 v v 2g 11 Sambungan pengecil mulut lonceng 0,10 12 lubang terbuka 1,80 Sumber : J.M.K. Dake, Endang P.Tachyan, Y.P. Pangaribuan, Hidrolika Teknik Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.1985 . Hal. 78 29

2.6. Jenis Jaringan Pemipaan

2.6.1 Sistem Jaringan Pemipaan Seri

Sistem pemipaan dengan susunan seri merupakan jaringan pipa tanpa cabang atau pun loop. Jaringan ini memiliki satu sumber, satu ujung dan node yang menyambung 2 pipa yang berada dalam satu jalur.Jaringan pemipaan jenis ini sangat kecil dan dipakai untuk pendistribusian air kawasan yang kecil. Gambar 2.5 Pipa Jaringan Seri

2.6.2. Sistem Jaringan Pemipaan Bercabang Branch

Sistem pemipaan dengan susunan bercabang merupakan kombinasi dari jaringan pemipaan susunan seri. Dimana, jaringannya terdiri dari satu sumber dan memiliki banyak cabang. Sistem ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sebuah komunitas dan investasi yang dikeluarkan tidaklah besar. Gambar 2.6 Pipa Jaringan Bercabang