18 22
Bar 30
6 -
Setiap tamu 23
Perkumpulan Sosial
30 -
- Setiap tamu
24 Kelab Malam
120-350 -
- Setiap Tempat
duduk 25
Gedung Perkumpulan
150-200 -
- Setiap tamu
26 Laboratorium
100-200 8
- Setiap staff
Sumber : Soufyan Moh. Noerbambang Takeo Morimura, Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, PT Pradnya Paramita, Jakarta.2005, hal 48.
2.3.3 Fluktuasi Kebutuhan Air
Pada umumnya, masyarakat indonesia melakukan aktifitas penggunaan air pada pagi dan sore hari dengan konsumsi air yang lebih banyak daripada waktu-
waktu lainnya. Dari keseluruhan aktifitas dan konsumsi sehari tersebut dapat diketahui pemakaian rata-rata air. Dengan memasukkan besarnya faktor
kehilangan air ke dalam kebutuhan dasar, maka selanjutnya dapat disebut sebagai fluktuasi kebutuhan air. Dan di dalam distribusi air minum, tolak ukuryang
digunakan dalam perencanaan maupun evaluasinya adalah kebutuhan air harimaksimum dan kebutuhan air jam maksimum dengan mengacu pada
kebutuhan air rata-rata. Pada umumnya kebutuhan air dibagi dalam tiga kelompok :
1. Kebutuhan rata - rata Pemakaian air rata-rata menggunakan persamaan berikut:
Q ....................................................................................................2.1
di mana : Q : Pemakaiaan air rata-rata m³jam
Q : Pemakaian air rata-rata sehari m³ T : Jangka waktu pemakaian jam
19 2. Kebutuhan harian maksimum
Kebutuhan air harian dengan menggunakan rumus: Kebutuhan air per hari = Jlh penduduk x keb. rata-rata per hari............2.2
3. Kebutuhan pada jam puncak Kebutuhan harian maksimum dan jam puncak sangat diperlukan dalam
perhitungan besarnya kebutuhan air baku, karena hal ini menyangkut kebutuhan padahari-hari tertentu dan pada jam puncak pelayanan.
Sehingga penting mempertimbangkan suatu nilai koefisien untuk
keperluan tersebut. Kebutuhan air harian maksimum dan jam puncak dihitung berdasarkan kebutuhan dasar dan nilai kebocoran dengan
pendekatan sebagai berikut : Q max = C . Q ........................................................................2.3
di mana : C adalah konstanta 1,5–2,0.
2.3.4 Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan dengan air yang dikonsumsi. Pada kenyataannya kehilangan air dalam suatu perncanaan
sistem distribusi selalu ada. Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis dan non teknis. Contoh kehilangan air bersifat teknis adalah kebocoran pada pipa.
Sedangkan contoh kehilangan air bersifat non teknis adalah pencurian air yang dilakukan pihak yang tidak bertanggung jawab. Dalam merencanakan distribusi
air minum harus memperhitungkan kebocoran dengan maksud agar titik pelayanan tetap dapat terpenuhi kebutuhan akan air. Kehilangan air memiliki 3
macam pengertian yaitu :
20 1. Kehilangan Air Rencana
Kehilangan air ini dialokasikan untuk melancarkan operasi dan pemeliharaan fasilitas penyediaan air bersih. Kehilangan air ini akan
diperhitungkan dalam penetapan harga air dimana biaya akan dibebankan pada konsumen.
2. Kehilangan Air Percuma Kehilangan
air percuma menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih serta pengelolaannya. Hal ini sangat tidak diharapkan dan harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan
dan pengelolaan fasilitas air bersih secara baik dan benar. 3. Kehilangan Air Insidentil
Kehilangan Air Insidentil adalah kehilangan air diluar kekuasaan manusia, misalnya seperti bencana alam.
2.4. Konsep Dasar Aliran Fluida