Pemasukan Cairan ANATOMI DAN FISIOLOGI

128 13. Kondisi Patologi Pada injuri spinal cord atau kepala dan gangguan mobilisasi, dapat menurunkan stimulasi sensori untuk defekasi. Buruknya fungsi spinal anal menyebabkan inkontinensia.

14. Irritans

Makanan berbumbu atau pedas, toxin bakteri atau racun dapat mengiritasi usus dan menyebabkan diare dan banyak flatus. Faktor-faktor yang mempengaruhi defikasi seperti sebagaimana diuraikan di atas, apa bila tidak segera dicegah akan menggangu defikasi klien. Agar lebih jelasnya peserta didik harus mengetahui masalah yang menyebabkan gangguan gangguan eleminasi fekal sehingga bisa mencari penyebabnya sebagai berikut : C. MASALAH-MASALAH GANGGUAN ELIMINASI FEKAL . 1. Konstipasi Konstipasi adalah penurunan frekuensi defekasi, yang diikuti oleh pengeluaran feses yang lama atau keras, kering dan disertai upaya mengedan saat defekasi. Gambar 6.2. Tanda-tanda konstipasi Tanyakan pada diri anda sendiri apakah saudara pernah mengalami menurunnya frekuensi BAB hingga beberapa hari, disertai dengan pengeluaran faeces yang sulit, keras dan mengedan. Dan dapat menyebabkan nyeri rectum, keadaan ini di sebut konstipasi Konstipasi merupakan gejala, bukan merupakan penyakit. Kondisi ini terjadi karena faces berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak air diserap. Biasanya disebabkan oleh pola defikasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif yang lama, stress psikologis, obat-obatan, kurang aktivitas dan faktor usia. 129 Setiap individu mempunyai pola defekasi individual yang harus dikaji perawat, tidak setiap orang dewasa memiliki pola defekasi setiap hari Ebersole dan Hess,1994. Defikasi hanya setiap 4 hari sekali atau lebih dianggap tidak normal Lueckenotte,1994. Pola defekasi yang biasanya setiap 2-3 hari sekali, tanpa kesulitan, nyeri atau perdarahan dapat dianggap untuk lansia Ebersole dan Hess,1994; Lueckenotte,1994. Mengedan selama defekasi menimbulkan masalah pada klien baru pembedahan abdomen, genekologi, rektum hal ini dapat menyebabkan jahitan terpisah sehingga luka terbuka. Klien dengan riwayat kardiovaskuler, glaukoma, dan peningkatan tekanan intrakranial harus mencegah konstipasi dan hindari penggunaan manuver valsalva dengan menghembuskan nafas melalui mulut selama mengedan.

2. Fecal Imfaction

Gambar 6.3. Keadaan fecal impaction Fecal Impaction atau impaksi feses akibat dari kontipasi yang tidak diatasi. Impaksi adalah kumpulan feses yang mengeras, mengendap di dalam rektum, hal ini tidak dapat dikeluarkan. Feses yang keras di kolon dan lipatan sigmoid yang diakibatkan oleh retensi dan akumulasi material feses yang berkepanjangan. Klien menderita kelemahan, tidak sadar hal ini paling berisiko mengalami impaksi karena tidak sadar akan kebutuhan defekasi. Biasanya juga disebabkan oleh konstipasi, intake cairan kurang, kurang aktivitas, diet rendah serat dan kelemahan tonus otot. Tanda yang bisa saudara identifikasi adalah: tidak BAB beberapa hari,walaupun ada keinginan untuk defekasi, anoreksia, kembungkram nyeri rectum. Perawat yang mencurigai klien dengan impaksi, maka perlu melakukan pemeriksaan secara manual dengan memasukan ke dalam rektum dan mempalpasi masa yang terimpaksi.

3. Diare

Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar dan pengeluaran feses yang cair dan tidak terbentuk Lueckenotte,1994. Diare adalah gejala gangguan proses pencernaan, absorpsi dan sekresi dalam saluran GI, akibatnya cbyme melewati usus terlalu cepat, sehingga usus besar tidak mempunyai waktu untuk menyerap air.