2.2 Tujuan
Adapun tujuan pemeliharaan bahan pustaka menurut Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 1994 : 46 adalah :
1. Mencegah kerusakan pustaka
2. Melindungi pustaka dari faktor kerusakan
3. Memperbaiki pustaka yang masih layak disimpan dan masih
bermanfaat 4.
Melestarikan isi pustaka yang masih bermanfaat Di samping itu tujuan kebijaksanaan pelestarian bahan pustaka yang
dikemukakan Derue J.M1990:2 dinyatakan sebagai berikut : 1.
Melestarikan kandungan informasi ilmiah yang direkam dan dialihkan pada media lain
2. Melestarikan bentuk fisik asli bahan pustaka dan arsip sehingga
dapat digunakan dalam bentuk seutuh mungkin
Dalam hal pemeliharaan bahan pustaka, setiap perpustakaan mempunyai kebijaksanaan tersendiri.Ada pihak perpustakaan yang merasa lebih mudah
memelihara bahan pustaka dalam bentuk fisik asli dalam hal ini buku. Tetapi ada juga perpustakaan lebih merasa praktis jika informasi ilmiah dialihkan pada
bentuk media lain seperti : disket, mikrofish, CD ROM, dan sebagainya sebab cara memeliharanya mudah dan mampu menampung informasi lebih banyak.
2.3 Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka
Banyak sekali kerusakan yang terjadi pada bahan pustaka.Dan hal ini terjadi karena berbagai faktor. Faktor-faktor penyebab kerusakan bahan pustaka
tersebut adalah :
2.3.1 Kerusakan oleh Alam
Kerusakan bahan pustaka salah satunya disebabkan oleh alam. Faktor alam yang dapat merusak bahan pustaka adalah cahaya, udara, air, dan api. Cahaya
adalah suatu bentuk energi elektromagnetik yang berasal dari radiasi cahaya
Universitas Sumatera Utara
matahari dan lampu listrik.Cahaya sangat penting untuk menerangi ruang perpustakaan.Tapi di dalam cahaya terdapat sinar ultra violet yang mampu
merusak kertas dan merubah warna. Seperti yang dinyatakan oleh Rajak 1992 : 5, bahwa : “ Kerusakan yang terjadi karena pengaruh ultra violet adalah
memudarnya tulisan, sampul buku, dan warna bahan cetakan.” Sebenarnya kekuatan kertas tidak akan berkurang oleh perubahan suhu
yang tidak begitu ekstrim, asalkan kandungan air dalam kertas rendah. Masalah timbul karena kita negara beriklim tropis, pada musim hujan kelembapan udara
tinggi, kandungan air relatif tinggi maka kandungan air bertambah, ini menyebabkan bahan pustaka yang terbuat dari kertas akan ditumbuhi jamur.
Sedangkan pada musim kemarau kelembapan udara akan turun hal ini akan menyebabkan bahan pustaka akan menjadi rapuh.
Didalam udara terdapat juga berbagai faktor penyebab kerusakan bahan pustaka seperti debu. Debu yang telah bercampur asap industri dan kendaraan
yang bercampur asam dan senyawa kimia, dimana dapat menimbulkan noda lengket dan bahan pustaka menjadi lengket.
Selain itu bahan pustaka dapat rusak dari bencana alam, misalnya banjir dan kebakaran.Kedua bencana itu dapat mengakibatkan bahan pustaka menjadi
rusaak cukup berat, dalam waktu yang singkat dan bahan pustaka yang relative banyak.
2.3.2 Kerusakan oleh Manusia
Manusia sebagai pengguna perpustakaan adalah sahabat dari bahan pustaka yang setia, namun adakalanya manusia dapat menjadi musuh yang setia
bagi bahan pustaka.Kerusakan yang dilakukan oleh manusia terhadap bahan
Universitas Sumatera Utara
pustaka yaitu kerusakan yang disengaja maupun tidak disengaja. Kerusakan yang disengaja yang dilakukan yaitu pengguna dengan sengaja mencoret-coret bahan
pustaka, meirobek lembaran-lembaran yang mereka perlukan, bahkan manusia dapat menghilangkan bahan pustaka yang berada di perpustakaan. Sedangkan
kerusakan yang tidak disengaja yang dilakukan manusia yaitu makan dan minum pada saat membaca, hal ini dapat menimbulkan dan mengundang hama untuk
memakan sisa makanan dan minuman dalam bahan pustaka, akhirnya merusak bahan pustaka tersebut.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sulistiyo-Basuki 1991 : 272 manusia sebagai musuh dan kawan bahan pustaka apabila : Manusia dalam hal ini
pemakai dapat merupakan lawan atau juga kawan. Pemakai perpustakaan dapat menjadi kawan bilamana membantu pengamanan buku dengan cara menggunakan
bahan pustaka secara cermat dan hati-hati. Pengunjung akan menjamin musuh buku bilamana memperlakukan buku dengan kasar sehingga robek dan rusak.
2.3.3 Kerusakan oleh Binatang